Anda di halaman 1dari 11

Tema : Membangun Kepekaan Gen Z dalam Bidang Teknologi Tekstil

MASA DEPAN TEKNOLOGI TEKSTIL:


MENINGKATKAN KETERTARIKAN GEN Z
MELALUI INOVASI AUGMENTED REALITY (AR)

NAMA SISWA : REIHAN RACHMAN


ASAL SEKOLAH : SMA NEGERI 3 JAYAPURA

Dalam era modern yang kian terkoneksi dan inovatif, perkembangan


teknologi tekstil menjadi salah satu penanda transformasi industri. Generasi Z,
tumbuh dalam terpaan teknologi, serta menjadi kelompok yang sangat potensial
untuk memajukan industri tekstil. Industri tekstil tidak hanya mengalami
transformasi, tetapi juga harus menarik perhatian generasi baru, khususnya Gen Z,
yang tumbuh dalam era digital. Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah
melalui inovasi Augmented Reality (AR) yang memberikan dimensi baru pada
pengalaman tekstil.
Industri tekstil, yang telah menjadi bagian integral dari peradaban manusia
selama berabad-abad, mengalami perubahan paradigma signifikan dalam
menghadapi era modern. Transformasi ini mencakup berbagai aspek, dari teknologi
hingga kesadaran akan keberlanjutan.

Gambar 1.1 Grafik Revolusi Industri 1.0 hingga 4.0


Kita dapat melihat pada grafik yang telah ditampilkan diatas, menunjukan
bahwa perkembangan Industri Tekstil telah mengalami beberapa penyesuaian. Di
mulai dari Era Industri 1.0 yang dimana pada era tersebut pembuatan bahan tekstil
masih menggunakan mesin uap. Sehingga seiring berjalannya waktu, Industri
tekstil telah berkembang mengikuti zaman hingga pada era saat ini, yaitu era
Industri 4.0 yang dimana pada saat ini pengembangan bahan tekstil telah
menggunakan mesin yang terintegrasi oleh jaringan internet.
Perubahan paradigma dalam industri tekstil mencerminkan respons
terhadap tuntutan zaman. Dari revolusi industri hingga era digital dan
keberlanjutan, industri ini terus beradaptasi. Dengan mengintegrasikan teknologi
baru, mengutamakan keberlanjutan, dan memahami kebutuhan konsumen yang
berkembang, industri tekstil dapat memimpin perubahan positif dan berkelanjutan
di masa depan.
Generasi Z (Gen Z), yang terdiri dari individu yang lahir sekitar pertengahan
1990-an hingga awal 2010-an, memainkan peran krusial dalam menggiring industri
tekstil ke arah transformasi. Dengan karakteristik digital yang melekat, nilai-nilai
keberlanjutan, dan kecenderungan untuk mencari pengalaman. Generasi Z memiliki
pengaruh signifikan dalam mendorong perkembangan tekstil berbasis teknologi.
Dengan keterhubungan digital yang tinggi, mereka menjadi katalisator bagi
penerapan teknologi dalam industri tekstil. Langkah-langkah untuk mendorong
pengembangan tekstil berbasis teknologi melibatkan:
1. Keterbukaan terhadap Inovasi: Gen Z cenderung terbuka terhadap
teknologi baru. Mereka menjadi motor untuk pengujian dan adopsi
teknologi inovatif dalam pembuatan tekstil.
2. Partisipasi dalam Uji Coba Produk: Gen Z seringkali bersedia menjadi
peserta uji coba produk baru, termasuk tekstil berbasis teknologi. Dengan
memberikan umpan balik langsung, mereka membantu perusahaan
memahami kebutuhan dan preferensi konsumen.
3. Kampanye Edukasi dan Kesadaran: Gen Z dapat terlibat dalam
kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran tentang keberadaan dan
manfaat produk tekstil berbasis teknologi. Ini dapat dilakukan melalui
media sosial, platform online, atau acara komunitas.
(Husen, 2021)Melalui keterlibatan aktif Gen Z dalam pengembangan teknologi
tekstil dan proses desain produk, industri dapat mencapai relevansi, inovasi, dan
penerimaan yang lebih baik dari pasar yang semakin menuntut.
Augmented Reality (AR) merujuk pada teknologi yang menggabungkan
dunia fisik dengan elemen-elemen digital, menciptakan pengalaman tambahan dan
interaktif. Dengan menggunakan perangkat seperti smartphone atau kacamata
khusus, pengguna dapat melihat dan berinteraksi dengan informasi digital yang
terintegrasi ke dalam lingkungan sekitar mereka. Konsep dasar AR melibatkan
penyatuan antara dunia nyata dan virtual untuk meningkatkan persepsi pengguna.

Gambar 1.2 Illustrasi Penggunaan Augmented Reality (AR)

Dengan mengintegrasikan AR dalam industri tekstil, baik dalam tahap


desain maupun pengalaman pengguna, dapat meningkatkan keterlibatan konsumen
dan memberikan inovasi yang lebih besar dalam cara produk tekstil diterapkan dan
dihargai.
Generasi Z memiliki preferensi konsumen yang unik yang mencerminkan
keterhubungan digital mereka dan kecenderungan untuk mencari pengalaman baru.
Augmented Reality (AR) menyediakan elemen yang sesuai dengan preferensi ini
dengan cara berikut:
A. Preferensi Konsumen Gen Z:
1. Keterlibatan Digital: Gen Z cenderung tertarik pada pengalaman digital
dan interaktif. AR memungkinkan mereka terlibat dalam proses pembelian
dengan cara yang lebih menarik dan menyenangkan.
2. Pencarian Keunikan: Gen Z mencari produk yang unik dan berbeda. AR
memungkinkan mereka untuk melihat produk dalam konteks kehidupan
sehari-hari sebelum membeli, memastikan bahwa barang yang mereka pilih
sesuai dengan gaya dan preferensi mereka.
3. Respons Terhadap Tren: Gen Z sering kali menjadi pionir dalam
mengadopsi tren baru. Penggunaan AR dalam lingkungan mode dan tekstil
menciptakan peluang bagi mereka untuk mengeksplorasi dan mengadopsi
tren terkini.
B. Pengalaman Interaktif dan Personalisasi:
1. Fitting Virtual dan Personalisasi: AR memungkinkan Gen Z untuk
mencoba pakaian dan aksesori secara virtual, menciptakan pengalaman
belanja yang lebih interaktif. Kemampuan untuk mempersonalisasi pakaian
atau melihat bagaimana personalisasi tersebut akan terlihat secara virtual
dapat meningkatkan daya tarik.
2. Kustomisasi Produk: Dengan AR, Gen Z dapat melihat dan
mengkustomisasi produk tekstil sesuai keinginan mereka. Ini mencakup
memilih warna, pola, dan detail lainnya untuk menciptakan produk yang
unik dan sesuai dengan gaya pribadi.
C. Dampak Positif pada Keberlanjutan Tekstil:
1. Pengurangan Pemborosan: AR dapat membantu Gen Z membuat
keputusan pembelian yang lebih tepat dengan melihat produk dalam konteks
nyata. Hal ini dapat mengurangi risiko pemborosan, meminimalkan retur,
dan mendukung keberlanjutan.
2. Kesadaran Keberlanjutan: AR dapat digunakan untuk menyampaikan
informasi tentang bahan, metode produksi, dan keberlanjutan produk secara
visual. Ini membantu meningkatkan kesadaran Gen Z terhadap dampak
produk tekstil terhadap lingkungan.
Dengan memahami preferensi konsumen Gen Z dan menyediakan
pengalaman belanja yang lebih interaktif dan personal, AR dapat menjadi alat yang
kuat untuk meningkatkan keterlibatan dan minat Gen Z dalam industri tekstil.
Selain itu, penggunaan AR juga dapat berkontribusi pada upaya keberlanjutan di
sektor ini.

A. Perusahaan Tekstil yang Sukses Mengadopsi AR:


Case Study 1: "The AR Couture Experience"
Perusahaan: XYZ Fashion Textiles
XYZ Fashion Textiles adalah perusahaan tekstil yang berhasil mengadopsi
Augmented Reality (AR) untuk menciptakan pengalaman belanja yang
revolusioner. Dalam inisiatif mereka, mereka mengintegrasikan AR ke dalam
aplikasi seluler mereka, memungkinkan pengguna untuk mencoba produk secara
virtual dan melihatnya dalam konteks kehidupan nyata sebelum pembelian.
Strategi Sukses:
1. Fitting Virtual Interaktif: Aplikasi memungkinkan pengguna untuk
mencoba berbagai pakaian dan aksesori secara virtual dengan detil yang luar
biasa. Pengguna dapat mengganti warna, ukuran, dan gaya sesuai keinginan
mereka.
2. Kolaborasi dengan Desainer Terkenal: XYZ Fashion Textiles bekerja
sama dengan desainer terkenal untuk menciptakan koleksi khusus yang
eksklusif untuk pengalaman fitting virtual. Ini menarik perhatian pengguna
yang mencari gaya yang unik.
3. Pemberian Informasi Produk Melalui AR: Pengguna dapat memindai tag
produk menggunakan kamera AR untuk mendapatkan informasi tentang
bahan, cara perawatan, dan keberlanjutan produk.
B. Produk Tekstil Inovatif yang Menarik Perhatian Gen Z:
Case Study 2: "Sustainable AR Activewear"
Perusahaan: EcoThreads
EcoThreads, sebuah merek tekstil yang berfokus pada keberlanjutan,
berhasil menciptakan produk inovatif yang menarik perhatian Gen Z dengan
memanfaatkan Augmented Reality.
Strategi Sukses:
1. Personalisasi dan Kustomisasi: Melalui aplikasi AR, pelanggan dapat
membuat dan mempersonalisasi pakaian aktivitas fisik mereka. Ini
termasuk memilih desain, warna, dan bahkan menyesuaikan ukuran untuk
menciptakan pakaian yang unik.
2. Jejak Ekologis Digital: Produk EcoThreads memiliki "jejak ekologis
digital" yang dapat dilihat menggunakan AR. Pelanggan dapat melihat
bagaimana produk ini diproduksi secara berkelanjutan dan berkontribusi
pada upaya pelestarian lingkungan.
3. Kampanye Kesadaran Berkelanjutan: EcoThreads menggunakan AR
untuk melibatkan konsumen dalam kampanye kesadaran berkelanjutan.
Pengguna dapat melihat langsung dampak positif pembelian mereka
terhadap lingkungan.
Melalui studi kasus ini, dapat dilihat bahwa integrasi Augmented Reality bukan
hanya meningkatkan pengalaman belanja, tetapi juga menciptakan keunggulan
kompetitif dan daya tarik khususnya bagi Gen Z. Perusahaan yang cerdas dalam
mengadopsi teknologi ini dapat mengukuhkan posisi mereka sebagai inovator di
industri tekstil.

A. Tantangan Implementasi AR dalam Industri Tekstil:


1. Biaya Implementasi:
• Tantangan: Pengembangan aplikasi AR dan perangkat
pendukungnya dapat melibatkan biaya yang signifikan, terutama
untuk perusahaan kecil dan menengah.
• Hambatan: Kendala keuangan dapat menjadi hambatan utama
untuk adopsi luas AR di seluruh rantai pasok tekstil.
2. Infrastruktur dan Aksesibilitas:
• Tantangan: Infrastruktur digital yang belum merata dan kurangnya
aksesibilitas perangkat canggih di beberapa wilayah dapat
membatasi implementasi AR.
• Hambatan: Investasi dalam infrastruktur digital dan inisiatif
aksesibilitas dapat membuka pintu bagi adopsi AR yang lebih luas.
3. Integrasi dengan Sistem yang Ada:
• Tantangan: Mengintegrasikan teknologi AR dengan sistem yang
sudah ada dalam industri tekstil, seperti sistem manajemen rantai
pasok dan sistem produksi, bisa menjadi kompleks.
• Hambatan: Pembaruan dan pelatihan staf untuk mengintegrasikan
AR dengan sistem yang ada memerlukan upaya tambahan dan
waktu.
B. Solusi Potensial untuk Mengatasi Hambatan:
1. Kemitraan dan Kolaborasi Industri:
• Solusi: Perusahaan tekstil dapat membentuk kemitraan dengan
penyedia teknologi AR dan perusahaan riset untuk mengurangi
beban biaya dan mempercepat pengembangan aplikasi AR.
2. Pelatihan Karyawan:
• Solusi: Melibatkan karyawan dalam pelatihan yang mendalam
tentang penggunaan teknologi AR akan membantu mengatasi
tantangan integrasi dan mempercepat adopsi.
3. Pengembangan Aplikasi yang Efisien:
• Solusi: Fokus pada pengembangan aplikasi AR yang efisien dan
mudah digunakan. Penelitian dan pengembangan terus-menerus
dapat menghasilkan solusi yang lebih terjangkau.
4. Inisiatif Pemerintah dan Industri:
• Solusi: Pemerintah dan industri dapat berkolaborasi untuk
mengatasi hambatan infrastruktur dan aksesibilitas dengan
memberikan insentif, subsidi, atau menginisiasi proyek infrastruktur
digital.
5. Kampanye Edukasi dan Kesadaran:
• Solusi: Melibatkan kampanye edukasi untuk menginformasikan
pemangku kepentingan tentang manfaat dan potensi AR dalam
industri tekstil dapat membantu mengatasi resistensi dan
meningkatkan dukungan.
Dalam upaya mengidentifikasi dan mengatasi tantangan tersebut, industri
tekstil dapat lebih efektif mengadopsi dan mengintegrasikan teknologi Augmented
Reality, membuka peluang baru untuk inovasi dan peningkatan pengalaman
konsumen.
Dengan mengintegrasikan inovasi Augmented Reality, industri tekstil dapat
menciptakan pengalaman yang menarik bagi Gen Z. Sebagai generasi yang
memandang teknologi sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari,
penerapan AR dapat menjadi pendorong untuk meningkatkan ketertarikan mereka
terhadap dunia tekstil. Dengan mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang,
industri tekstil dapat memimpin perubahan positif menuju masa depan yang
berkelanjutan dan inovatif.
Daftar Pustaka

Husen, Zulfikar. (2021, 31 Juli). Perkembangan Teknologi Tekstil Indonesia Era


4.0. Koran Jakarta. Diakses dari https://koran-jakarta.com/perkembangan-
teknologi-tekstil-indonesia-era-4-0

Surtrisno, Eri. (2023, 19 Mei). Ekspor Tekstil Indonesia Bertumbuh.


Indonesia.go.id. Diakses dari
https://indonesia.go.id/kategori/editorial/7146/ekspor-tekstil-indonesia-
bertumbuh?lang=1

Ayuningtyas, Utari. (2023, 3 Februari). Teknologi Material Tekstil. Laruna.


Diakses dari https://laruna.id/teknologi-material-tekstil/

Oswaldo, Ignacio. (2022, 11 Maret). Tekstil: Pengertian, Bahan, Dan Contoh


Kerajinannya. DetikFinance. Diakses dari https://finance.detik.com/berita-
ekonomi-bisnis/d-5978687/tekstil-pengertian-bahan-dan-contoh-kerajinannya

Barrera, Thalia. (2021, 6 November). Smart Textiles In Fashion: What They Are,
Types & Exciting Examples. TechFashionIsta. Diakses dari
https://thetechfashionista.com/what-are-smart-textiles-and-examples/#what-is-a-
smart-textile

Ramdhan, Adam. Noor Fikri. Rosmiati, Mia. (2023). Pembuatan Aplikasi


Simulasi Penggunaan Pakaian Berbasis Augmented Reality (AR), Universitas
Telkom

Kencana, Maulandy. (2022, 14 Juli). Perjalanan Satu Abad Industri Tekstil


Indonesia, dari Zaman Kolonial hingga Berjaya di Era Digital. Liputan 6.
Diakses dari https://www.liputan6.com/bisnis/read/5013617/perjalanan-satu-abad-
industri-tekstil-indonesia-dari-zaman-kolonial-hingga-berjaya-di-era-
digital?page=4

Harpiawan, Gagan. (2023, 20 Februari). Inilah Penerapan Teknologi AR di


Industri Fashion. Metanesia. Diakses dari https://metanesia.id/blog/ar-di-industri-
fashion

VM, Shilu. (2023, 1 Agustus). The Future of Sustainable Fashion: Introducing


“EcoThreads”. Medium. Diakses dari https://medium.com/@vm.shilu/the-future-
of-sustainable-fashion-introducing-ecothreads-dd97b54bf049

Kim, Terry. Choo, Ho. (2021, 25 Juli). Augmented reality as a product


presentation tool: focusing on the role of product information and presence in AR.
Fashion And Textiles. Diakses dari
https://fashionandtextiles.springeropen.com/articles/10.1186/s40691-021-00261-
w

Kiron, Mazharul. (2021, 7 Agustus). Augmented Reality (AR) in Fashion Industry.


Textile Learner. Diakses dari https://textilelearner.net/augmented-reality-in-
fashion-industry/

Shi, Rongkai. Liang, Hai-Ning. Xiao, Hauro. (2019). Design of Interactions for
Handheld Augmented Reality Devices Using Wearable Smart Textiles: Findings
from a User Elicitation Study, Liverpool University.
BIODATA PENULIS

Nama Siswa : Reihan Rachman


Kelas : 11
Asal Sekolah : SMA NEGERI 3 JAYAPURA
Tempat/ Tanggal Lahir : Jayapura, 05 Desember 2006
: Jl. Karang 1 Waena, Heram, Jayapura,
Alamat Tempat Tinggal
Papua
Email : ryongenink@gmail.com
No HP (WA) : 081240850172

Anda mungkin juga menyukai