Anda di halaman 1dari 13

Mahasiswa memiliki gaya dan trend yang berbeda-beda di setiap

tahunnya. Mahasiswa saat ini, sebagian besar berasal dari Generasi Z /


Gen Z, yaitu generasi yang lahir antara tahun 1997 sampai dengan 2012.
Generasi Z memiliki karakteristik yang berbeda dengan generasi-
generasi sebelumnya. Artikel dari Bruce Tulgan dan RainmakerThinking,
Inc. yang berjudul “Meet Generation Z : The Second Generation within
The Giant Millenial Cohort”, membahas penelitian yang mereka lakukan
sepanjang 2003 hingga 2013, dan menemukan lima karakteristik utama
Gen Z yang membedakan dengan generasi sebelumnya, antara lain:

Media sosial adalah gambaran tentang masa depan generasi ini, di


mana Gen Z tidak pernah mengenal dunia yang benar-benar terasing
dari keberadaan orang lain
Hal yang terpenting bagi gen Z adalah keterhubungan dengan orang
lain
Terdapat kesenjangan keterampilan antara Gen Z dengan generasi
sebelumnya, seperti perbedaan keterampilan dalam komunikasi
interpersonal, budaya kerja, keterampilan teknis, dan berpikir kritis.
Gen Z mudah untuk menjelajah dan terkoneksi dengan banyak orang
di berbagai tempat secara virtual melalui koneksi internet.
Gen Z terbuka dalam menerima berbagai pandangan dan pola piker,
sehingga lebih mudah untuk menerima keragaman dan perbedaan
pandangan akan suatu hal. Walaupun dampak negatifnya, mereka
menjadi sulit mendefinisikan dirinya sendiri. Mereka mudah
terpengaruhi oleh beragam informasi yang diterima.

Berdasarkan karakteristik tersebut, terlihat bahwa mahasiswa saat ini


sebagai Generasi Z, sangatlah dekat dengan teknologi, terutama yang
berkaitan dengan digitalisasi internet. Mereka terbiasa menggunakan
teknologi dan mampu memanfaatkan perubahan teknologi dalam
berbagai sendi kehidupan mereka. Mereka menggunakan internet untuk
mencari informasi apa pun, dengan berpindah-pindah situs, aplikasi, dan
media sosial. Generasi ini dapat menguasai teknologi dengan lebih
cepat dan mudah, sehingga dapat lebih diandalkan dalam hal
perkembangan IPTEK.

1
CHARACTER DEVELOPMENT TRAINING 2023
Di sisi lain, pesatnya perkembangan teknologi di tengah kondisi dunia
yang serba tidak menentu, membuat mereka kurang terampil dalam
mengatasi beragam ketidakpastian secara adaptif dan inovatif. Adanya
terpaan informasi dan kondisi yang cepat berubah dan serba acak,
membuat mereka mudah terpengaruh dengan pendapat orang lain, atau
dengan kata lain mereka labil dengan pendapat pribadi yang dimiliki.
Terkadang pula, banyaknya paparan informasi yang diperoleh dapat
berdampak pada keyakinan yang terlalu tinggi pada kemampuan dirinya,
di mana mereka merasa memiliki pengetahuan yang lebih luas
dibandingkan orang lain.

Terlepas dari generasinya, seorang mahasiswa dari dulu hingga


sekarang memiliki peran yang sama yaitu peserta didik yang sedang
menuntut ilmu di tingkat perguruan tinggi, di mana tugas utamanya
adalah menuntut ilmu atau belajar. Perguruan tinggi dapat menjadi masa
penemuan intelektual dan pertumbuhan kepribadian. Mahasiswa
berubah saat merespon terhadap materi perkuliahan yang menawarkan
wawasan dan cara berpikir baru, menghadapi dosen atau mahasiswa
lain yang memiliki cara pandang, nilai-nilai (values), dan budaya yang
berbeda dengan yang ia hadapi atau miliki.

Tingkat kecerdasan seseorang, seringkali dilihat sebagai faktor yang


mendukung pencapaian akademik mahasiswa. Akan tetapi, teori lain
yang berkembang saat ini menyatakan bahwa pengaruh utama
seseorang dapat memperoleh pencapaian akademik yang optimal
adalah keyakinannya mengenai kecerdasan (Dweck, 2006). Mindset
Theory menegaskan bahwa pengaruh utama dari hasil pembelajaran
seseorang adalah kepercayaan pelajar terkait kecerdasan, apakah hal
tersebut dapat dibentuk (growth mindset) atau melainkan sesuatu yang
menetap (fixed mindset), di mana growth mindset berdampak pada
pencapaian akademik yang tinggi, sementara fixed mindset
berpengaruh pada kegagalan seseorang di bidang akademik.

Fixed mindset menyebabkan seseorang menghindari untuk melakukan


tugas-tugas sulit karena mereka memandang bahwa adanya tantangan
atau hambatan merupakan tanda bahwa mereka kurang cerdas, atau
akan dianggap sebagai orang yang bodoh. Sementara seseorang
dengan Growth mindset percaya jika mereka berusaha untuk belajar
atau berlatih, maka kemampuan mereka akan berkembang. Ia akan
memanfaatkan situasi tantangan sebagai peluang untuk
mengembangkan diri, meskipun ia tidak selalu berhasil dalam
menghadapinya. Bisa jadi, seseorang dengan growth mindset
mengalami kegagalan yang sama seringnya dengan pribadi fixed
mindset, akan tetapi ia ingin menguji kemampuannya dan berusaha
menjadi lebih baik.

2
CHARACTER DEVELOPMENT TRAINING 2023
Berikut adalah perbedaan individu dengan Growth Mindset dan
Fixed Mindset:

Aspek Fixed Mindset Growth Mindset

Menghadapi Menghindari tantangan Mengambil tantangan


tantangan karena takut akan walaupun tidak selalu
kegagalan berhasil. Ia menguji
kemampuannya dan
menunjukkan upaya
untuk menjadi lebih
baik

Kepercayaan (belief) Percaya bahwa setiap Berupaya untuk


mengenai orang lahir dengan mengembangkan diri
keterampilan dan tingkat keterampilan dalam berbagai area
kemampuannya dan kemampuan yang yang ia inginkan,
menetap sejak lahir dengan cara belajar
dan berlatih

Reaksi terhadap Mudah menyerah Menghadapi hambatan


hambatan ketika terjebak dalam dengan mencoba
situasi yang sulit beragam cara dalam
mencari solusi

Dalam memilih orang Merasa terintimidasi Mendapatkan inspirasi


untuk berinteraksi / dengan kesuksesan melalui kesuksesan
berteman orang lain orang lain

Metode dalam Berfokus pada hasil Menikmati proses


melakukan sesuatu yang dapat diperoleh dalam mencapai tujuan

Reaksi terhadap Tidak menyukai Terbuka terhadap


feedback feedback dan mencari feedback, berupaya
alasan untuk merenungkan kritikan
menentang atau atau masukan yang
menolaknya diterima, dan
mengambil pelajaran
dari proses yang ia
lalui.

4
CHARACTER DEVELOPMENT TRAINING 2023
Terdapat beragam cara untuk mengembangkan Growth Mindset. Salah
satu hal yang berperan penting dalam mengembangkan diri adalah
Rendah Hati (humility). Rendah hati dan pertumbuhan (growth)
seseorang berjalan secara beriringan.

Rendah hati pada hakekatnya bermakna kesadaran akan keterbatasan


kemampuan diri, jauh dari kesempurnaan dan terhindar dari setiap
bentuk keangkuhan. Rendah hati akan mendorong terbentuknya sikap
realistis, mau membuka diri untuk terus belajar, menghargai pendapat
orang lain, menumbuh kembangkan sikap tenggang rasa, serta
mewujudkan kesederhanaan, penuh rasa syukur dan ikhlas di dalam
mengemban hidup ini.

Rendah hati dalam ilmu Psikologi didefinisikan sebagai perilaku


berinteraksi dengan orang lain secara positif yang melibatkan unsur
penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain, baik itu kekurangan
atau kelebihan seseorang (Davis dkk., 2011). D’Errico (2020),
menjelaskan rendah hati sebagai suatu bentuk hubungan horizontal
antara satu orang dengan orang lain, yang di dalamnya terdapat sikap
mengakui kekurangan pada diri seseorang, baik berupa pengetahuan
maupun kompetensi.

Ketika seorang mahasiswa memiliki kerendahan hati, ia dapat menerima


bahwa dirinya bukanlah yang terbaik, sehingga terus mencari cara untuk
meningkatkan diri. Namun demikian, jika ego seseorang berteriak lebih
keras, ia akan kehilangan kesempatan untuk menjadi lebih baik.
Kesombongan adalah salah satu hambatan terbesar dalam
pengembangan diri dan kesuksesan seseorang.

Kerendahan hati intelektual (Intellectual Humility) berkaitan dengan


pengetahuan atau pengaruh intelektual seseorang. Intellectual Humility
melibatkan seseorang untuk memiliki (a) wawasan tentang batas-batas
pengetahuan seseorang, ditandai dengan keterbukaan terhadap ide-ide
baru; dan (b) mengatur arogansi intelektual, yang ditandai dengan
kemampuan untuk menyampaikan ide-ide seseorang dengan cara yang
tidak menyinggung dan menerima ide-ide yang bertentangan tanpa
tersinggung, bahkan ketika dihadapkan pada sudut pandang yang
berbeda. Ian Church dan rekan-rekannya (2015) mendefinisikan
Intellectual Humility sebagai kecenderungan untuk melacak secara
akurat, apakah seseorang harus memegang keyakinan tertentu sebagai
pengetahuan atau tidak. Ia tidak terlalu percaya diri dengan
keyakinannya sehingga dapat terbuka dengan ide baru, namun juga
tidak memegangnya terlalu longgar ketika ia harusnya memegang
kepercayaan tersebut dengan kuat. Dengan kata lain, seseorang dapat
tahu kapan ia perlu untuk melonggarkan dan memegang erat
kepercayaannya.

5
CHARACTER DEVELOPMENT TRAINING 2023
Individu yang rendah hati secara intelektual mampu bersikap fleksibel
dalam pemikiran mereka, mengatasi penalaran yang bias, menemukan
hubungan kreatif antara ide-ide masa lalu dan informasi baru, dan
secara fleksibel menyesuaikan sikap mereka berdasarkan bukti baru.
Kerendahan hati intelektual telah diidentifikasi sebagai kebajikan
karakter yang memungkinkan individu untuk mengenali potensi
kesalahan mereka sendiri dan dapat memperbaiki sikap dan
keyakinannya.

Karakter rendah hati (intellectual humility) merupakan sebuah karakter


bijak yang berada diantara dua karakter yang kurang tepat lainnya, yaitu
karakter rendah diri (intellectual servility) dan karakter arogansi
(intellectual arrogance).

Karakter rendah diri (intellectual servility) merupakan sebuah karakter


dimana seseorang tidak percaya terhadap kemampuan diri, mengecilkan
diri, membandingkan dengan orang lain, akan cenderung
mempertanyakan diri dan mudah sekali untuk dipengaruhi orang lain.
Sikap rendah diri juga memperlihatkan ketakutan atau keraguan
seseorang untuk mengekspresikan pendapat, ide atau gagasannya. Hal
ini berasal dari rasa takut untuk dikritik atau berbuat salah. Sikap ini akan
mengarahkan seseorang kepada sikap pasif dalam berbagai situasi.

6
CHARACTER DEVELOPMENT TRAINING 2023
Seseorang yang mengadposi sikap rendah diri, membutuhkan validasi
dari orang lain untuk membuat diri merasa aman. Oleh karenanya
perilaku konkrit yang seringkali muncul yaitu selalu mendahulukan
pandangan maupun kepentingan orang lain, meskipun bertolak belakang
dengan kepentingan dirinya. Mereka bukan dapat menerima masukan
orang lain namun mudah di pengaruhi orang lain, tanpa memahami/
mempunyai tujuan yang jelas. Mereka dengan mudah mengganti
pendapat atau mengikuti orang lain bukan karena memahami dengan
jelas, namun untuk mencari rasa aman dan menghindari kritik. Tentunya,
sikap ini akan menghambat perkembangan intelektual maupun
perkembangan personal seseorang.

Lawan dari sikap rendah diri adalah sikap arogan (intellectual


arrogance). Pada orang yang memiliki sikap arogan akan terjebak pada
pola self-centered. Melihat diri sebagai seseorang yang lebih superior
dibandingkan orang lain. Sikap arogan menunjukkan perilaku atau sikap
yang menunjukkan kelebihan diri, keangkuhan dan kurangnya rasa
hormat kepada orang lain. Dalam berhubungan dengan orang lain sikap
arogan terkesan merendahkan, muncul ketidakpedulian terhadap
perspektif orang lain, merasa pendapat orang lain tidak lebih baik
bahkan ketika ada pendapat/ perilaku orang lain yang dirasakan baik
akan dipersepsi sebagai ancaman terhadap dirinya.

Sikap arogansi membuat seseorang menutup diri dari gagasan atau


pendapat orang lain, terutama yang berbeda dengannya. Merasa bahwa
pengetahuan maupun keterampilan yang dimiliki sudah lebih baik dari
orang lain. Dalam penyampaian pendapatpun, cenderung merendahkan
dan memaksakan kepentingannya. Sikap arogansi akan menghambat
individu baik untuk mengembangkan dirinya maupun untuk bekerjasama
dalam tim.

Rendah hati adalah karakter dengan "dosis yang tepat" untuk


menyesuaikan dua sikap diatas. Ketika berada dalam kontinum, rendah
hati berada ditengah kedua karakter sebelumnya.

7
CHARACTER DEVELOPMENT TRAINING 2023
Rendah hati mencerminkan sikap atau perilaku di mana seseorang
memiliki penilaian yang realistis terhadap diri sendiri. Dengan menyadari
sepenuhnya bahwa segala pengetahuan maupun keterampilan yang
dimiliki saat ini pasti mempunyai celah untuk dapat di maksimalkan.
Seseorang yang rendah hati dapat objektif melihat kelebihannya tanpa
merasa superior dibandingkan orang lain, dan mampu melihat
kekurangan dalam diri dengan lebih bijaksana untuk dapat di
kembangkan. Oleh karenanya, mereka menyadari sepenuhnya bahwa ia
perlu pandangan maupun belajar dari orang lain untuk dapat
membantunya mendapatkan hasil yang lebih optimal dalam berbagai
situasi. Pribadi yang rendah hati justru dapat mengembangkan “ruang”
yang lebih besar kepada kemampuan intelektualnya untuk mendapatkan
hal baru dan membuka lebih banyak kesempatan dalam interaksi
dengan orang lain.

Sikap rendah hati didasari dengan rasa menghormati dan pengakuan


terhadap kelebihan orang lain. Tidak merasa bahwa kelebihan orang lain
sebagai suatu ancaman, namun justru melihat hal tersebut sebagai
suatu kesempatan belajar dan menambah nilai dari “celah” pengetahuan
yang kita miliki. Oleh karenanya ketika seseorang berhasil mengadposi
karakter kerendahan hati maka perilaku yang muncul antara lain tidak
judgement terhadap kekurangan orang lain, mampu mengendalikan ego
untuk tidak memperlihatkan superioritas kepada orang lain, terbuka
terhadap pandangan orang lain, mampu menyampaikan pendapat/
gagasan dengan tetap membuat orang lain merasa dihormati, Tidak
merasa terancam ketika menghadapi kritik dan kekurangan diri.

Sederhananya seseorang yang rendah hati berarti tidak memandang


rendah dirinya, namun juga terbebas dari sikap arogan yang
merendahkan orang lain.

Karakter rendah hati dan spiritualitas merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Akar dari karakter kerendahan hati ialah menyadari
sepenuhnya bahwa sebagai makhluk mempunyai limitasi dan
keterbatasan. Semakin kita menyadari bahwa banyak hal yang belum
kita ketahui dari Maha Sang Pencipta, maka akan semakin kita mampu
untuk meredam rasa superioritas. Sebaliknya, tidak juga merasa rendah
diri karena meyakini bahwa Maha Sang Pencipta pasti memberikan
kelebihan dan kekurangan secara adil kepada semua makhluknya.

8
CHARACTER DEVELOPMENT TRAINING 2023
Bagaimana cara membentuk karakter rendah hati?
Terbentuknya karakter rendah hati dapat diupayakan dengan
beberapa cara berikut:
1. Memahami diri
Memahami diri merupakan suatu proses dimana seseorang
dapat secara objektif dan jujur apa adanya melihat
kapasitas diri. Memahami diri adalah sebuah proses yang
meliputi:
Kemampuan untuk objektif
Dalam upaya memahami diri kita perlu menanamkan
kemampuan untuk dapat objektif. Dengan bersikap
objektif kita mampu jujur apa adanya melihat diri.
Seringkali dalam mengevaluasi kelebihan ataupun
kekurangan dalam situasi tertentu kita terbawa oleh
subyektivitas berupa pengalaman atau perasaan pribadi.
Hal ini tentunya akan berdampak terhadap bagaimana
kita bisa memahami diri.
Pengakuan terhadap kelebihan diri
Secara objektif menghargai hal positif dalam diri.
Menyadari dan mengapresiasi kekuatan, kemampuan dan
juga pemikiran yang dimiliki.
Menyadari kelemahan diri
Secara objektif dapat menyadari dan mengakui adanya
keterbatasan atau hal-hal yang belum optimal dalam diri.

2. Membebaskan diri dari ego


Setelah mengenali diri secara objektif, maka seseorang
yang memiliki kerendahan hati mampu memisahkan diri dari
ego yang dimilikinya. Pemisahan diri dari ego adalah
sebuah kemampuan dimana seseorang mampu
menjauhkan diri dari keinginan untuk menjadi pusat (self-
centered). Kemampuan ini melibatkan pemahaman bahwa
ego adalah konstruksi dari pikiran dan keinginan (impuls)
manusia, namun manusia mempunyai kemampuan untuk
mengelolanya dengan lebih bijak.

9
CHARACTER DEVELOPMENT TRAINING 2023
Mengakui bahwa manusia adalah makhluk ciptaan,
sehingga pasti membutuhkan bantuan Tuhan YME dan
makhluk ciptaan lainnya.
Kerendahan hati berlandaskan pengakuan bahwa
sebagai makhluk ciptaan kita adalah makhluk yang
mempunyai limitasi. Mengakui bahwa pencapaian yang
terjadi dalam hidup kita bukan hanya karena kemampuan
kita semata, namun merupakan kolaborasi dari berbagai
pihak yang terlibat didalamnya. Mampu meredakan ego
dengan tunduk sepenuhnya pada ketetapan Tuhan YME,
oleh karenanya kerendahan hati dapat dibentuk dengan
semakin kuatnya kepasrahan maupun ketaatan secara
spiritual.
Menerima ketidaksempurnaan
Mengadopsi pikiran bahwa ketidaksempurnaan adalah
bagian dari pengalaman manusia.
Tidak melihat kelebihan orang lain sebagai ancaman
Berlatih untuk mengakui bahwa setiap manusia
mempunyai perjalanannya (journey) masing-masing, dan
tidak ada seorangpun yang memiliki segala hal atau
semua jawaban, sehingga setiap orang mempunyai
kapasitas dan kontribusinya sendiri dalam lingkungan/
kegiatan.

10
CHARACTER DEVELOPMENT TRAINING 2023
3. Keterbukaan untuk meninjau pendapat orang lain
Dalam kerendahan hati, seseorang memiliki keinginan dan
keterbukaan untuk meninjau pendapat/gagasan orang lain.
Implementasinya dapat terlihat dari beberapa hal berikut:
Mendengarkan aktif: latih diri untuk mendengarkan
penuh terhadap pendapat orang lain, mendengarkan
untuk mengerti apa yang disampaikan orang lain, bukan
untuk "membalas" apa yang kita ketahui sebagai hal
yang lebih benar.
Membuka ruang untuk kolaborasi dan diskusi sehat:
Menunjukkan antusiasme terhadap diskusi dan
kolaborasi
Menghargai feedback: Antusias terhadap feedback yang
di dapat, justru mencari feedback sebagai bentuk
keinginan belajar.
Mampu memilih dan memilah informasi yang sesuai
dengan landskap pengetahuan yang dibutuhkan, tanpa
memberikan penilaian baik atau buruk terhadap gagasan
orang lain.

4. Menghormati orang lain


Orang yang rendah hati, tidak pernah melihat orang lain
lebih rendah dari dirinya. Mampu mengakui keunggulan
orang lain, serta mampu merespon dengan welas asih
kekurangan orang lain karena menyadari sepenuhnya
bahwa keterbatasan seseorang adalah hal manusiawi yang
dimiliki setiap orang. Mereka akan menunjukkan perilaku
menghormati orang lain berlandaskan beberapa hal:
Perasaan empati: Berlatih empati dapat dilakukan
dengan memposisikan diri melihat dari perspektif orang
lain, seperti apa yang dirasakan orang lain, pengalaman
apa yang telah dilewati orang lain. Dengan
meningkatkan empati, maka menghormati orang lain
akan timbul dari perasaan memahami kebutuhan orang
lain.
Menunjukkan welas asih: Menunjukkan welas asih artinya
menunjukkan rasa hormat dilandasi dengan perasaan
kasih sayang dan kebaikan hati kepada orang lain.
Dengan memiliki kedua hal tersebut, seseorang yang
rendah hati akan memberikan respon yang membuat orang
lain merasa nyaman dan merasa dihargai ketika berelasi
dengan orang lain, sekalipun berbeda pendapat atau tidak
sejalan.

11
CHARACTER DEVELOPMENT TRAINING 2023
Perilaku Kunci Karakter - Kontinum Rendah Hati

Bentuknya
Kontinum Kata Kunci
Pikiran/Perasaan Perilaku

Intellectual Merendahkan “Aku kesal kenapa Menolak ide orang


Arrogance orang lain yang dapat dia” lain
(Arogansi) dan/atau “Tuh kan .. aku lebih Terlalu
meninggikan tahu / aku lebih membanggakan diri
kelebihan diri pinter” Menampilkan
“Dia ga banget deh” perilaku tidak
“bagus sih yang nyaman ketika
kamu, tapi aku bisa bersama orang lain
bikin yang lebih yang dianggap tidak
bagus” setara
“Oh, gini doang” kemampuannya
dengan dirinya

Egosentris “Ide aku yang harus Mementingkan diri


digunain” sendiri
“Kok bukan aku ya..” Tidak acuh terhadap
“Kalau aku ga suka, perasaan/
yaudah, bodo amat kepentingan orang
ngerugiin orang lain
lain”

Agresif “Kamu salah !” Berbicara dengan


“Sini biar aku aja volume keras.
yang selesaiin Nada bicara
semua !” menantang orang
lain.
Menunjukkan mimik
muka cemberut
ketika tidak setuju.
Menggunakan kata
yang kurang sopan.

Intellectual Tidak percaya “Kok orang lain Suara pelan


Servility diri lebih hebat semua Sering menunduk
(Rendah Diri) ya” atau tidak melihat
“Aku pasti lawan bicara, ketika
diketawain kalo berbicara dengan
ngasih ide ini” orang lain
“Apa aku salah ya..”

12
CHARACTER DEVELOPMENT TRAINING 2023
Bentuknya
Kontinum Kata Kunci
Pikiran/Perasaan Perilaku

Intellectual Pasif “daripada salah, Menunggu untuk


Servility mending diem aja diberikan arahan
(Rendah Diri) ah” sama orang lain.
“Aku nunggu arahan Menunjukkan sikap
aja, ah” tidak berani
“Mendingan jadi
followers aja deh,
kalau salah aman..”

Mudah “Aku ngikut kata Tidak berusaha


dipengaruhi kalian aja” memilih dan
orang lain “Kayaknya pendapat memilah informasi
mereka bener Tidak tegas/ plin
semua, yaudah aku plan
setuju semua deh” Terus menerus
membutuhkan
pendapat/
jawaban/ validasi
dari orang lain.

Intellectual Mengetahui “Aku bisa melakukan Tidak semua


humility kapasitas diri …, hal yang perlu masukan dari orang
(Rendah Hati) aku optimalkan …” lain diikuti, terutama
“Hal ini aku tidak setelah ia renungkan
tau, jadi aku perlu ternyata tidak sesuai
mencari tahu lebih dengan idenya.
banyak” Bersyukur atas takdir
“Meskipun hasilnya yang dimiliki
tidak sesuai Mampu memaknai
ekspektasi ku, tapi secara positif
aku bersyukur (mengambil hikmah)
karena ini cara dari setiap kejadian
Tuhan untuk…” yang dialami
“Aku yakin ada
hikmah di balik
kejadian ini”

13
CHARACTER DEVELOPMENT TRAINING 2023
Bentuknya
Kontinum Kata Kunci
Pikiran/Perasaan Perilaku

Intellectual Tidak Sombong “Aku berhasil tidak Menunjukkan sikap


humility semata-mata karena menghargai orang
(Rendah usahaku” lain.
Hati) “Kalau dosen gak Mengakui kelebihan
ngasih ide, mungkin orang lain.
aku gak bisa Tidak
kepikiran tentang membanggakan
ini” pencapaian diri
secara berlebihan.

Terbuka untuk “Aku ingin belajar Tidak malu untuk


belajar dari dari dia” bertanya pada
orang lain “Aku ingin diskusi orang lain.
dengan dia nih, sapa Mau mendengarkan
duluan ah” pendapat dari orang
“Meskipun dia lebih lain, tanpa
muda dariku, tapi membedakan siapa
aku tetap bisa yang memberikan
belajar banyak hal pendapat tersebut.
dari dia”

14
CHARACTER DEVELOPMENT TRAINING 2023

Anda mungkin juga menyukai