Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM

MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER

DITINJAU DARI GAYA BEAJAR

Ikhsan Abdullah
Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Sastra Ilmu dan Pendidikan,
Universitas Teknokrat Indonesia
ikhsanabdullah2002@gmail.com

Abstract
This Abstract This research aims to assess the mathematical understanding skills of PM21A
students at Teknokrat Indonesia University in the linear programming course, with a focus on
their learning styles. The study employs a qualitative method, involving two data collection stages:
students are asked to fill out a questionnaire to determine their learning styles and to complete a
test with problems related to linear programming to assess their understanding. The analysis of
problem-solving errors in this research refers to Polya's error analysis, which includes four
stages: understanding the problem, planning a strategy, executing the strategy, and checking back.
Based on the results of this research, it can be concluded that there are four students with a visual
learning style and two students with a kinesthetic learning style. Regarding students'
understanding in solving problems related to linear programming using the Polya method, both
students with visual and kinesthetic learning styles are capable of comprehending and determining
the formulas or methods to solve the given problems. However, there are some challenges,
particularly in the execution of strategies and checking back indicators. Despite this, students are
able to answer the questions correctly, even though some indicators are not fully met.

Keywords: maximum and minimum values, linear programming, learning styles

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meninjau kemampuan pemahaman matematis mahasiswa PM21A
Universitas Teknokrat Indonesia dalam mata kuliah program linier yang ditinjau dari gaya
belajarnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini terdapat dua tahapan, yakni mahasiswa diminta untuk mengsisi angket dan
mengerjakan soal tes. Angket ini bertujuan untuk menegetahui gaya belajar mahasiswa PM21A
Universitas Teknokrat Indonesia. Adapun soal yang diberikan guna untuk meninjau pemahaman
siswa dalam memecahkan masalah program linier. Analisis kesalahan pemecahan soal pada
penelitian ini mengacu pada analisis kesalahan Polya yang meliputi empat tahap, yaitu
pemahaman masalah, perencanaan strategi, pelaksanaan strategi, dan pengecekan kembali.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat empat mahasiswa dengan gaya
belajar visual dan dua mahasiswa dengan gaya belajar kinestetik. Untuk pemahaman mahasiswa
dalam menyelesaikan soal nilai maksimum dan nilai minimum mata kuliah program linier dengan
metode polya, baik itu mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual maupun kinestetik sudah
mampu memamhami dan menentukan rumus atau cara mengerjakan soal yang diberikan. Namun,
terdepat beberapa kendala yaitu terletak pada indikator pelaksanaan strategi dan pengecekan
kembali. Mahasiswa mampu menjawab soal dengan benar meskipun ada indikator yang masih
belum dipenuhi.

1
Kata Kunci: nilai maksimum dan minimum, program linier, gaya belajar
PENDAHULUAN

Matematika merupakan mata pelajaran yang fundamental dalam pendidikan, memainkan peran penting dalam
pengembangan keterampilan analitis, pemecahan masalah, dan pemikiran kritis. Salah satu topik matematika yang
penting adalah program linier, sebuah bidang yang diterapkan dalam berbagai konteks, mulai dari manajemen, ekonomi,
hingga teknik. Pemecahan masalah program linier membutuhkan pemahaman yang kuat terhadap konsep matematika
tertentu dan kemampuan untuk menerapkan konsep tersebut dalam situasi nyata.
Pemecahan masalah merupan inti dari belajar matematika. Kemampuan seseorang dalam menganalisis dan
mengatur data-data yang diperoleh dari kebiasaan memecahkan masalah (Hudojo, 2005). Proses memecahkan masalah
antar individu pasti berbeda, salah satu yang membedakan cara pemecahan masalah adalah gaya belajar. Gaya belajar
adalah penggabungan antara kemampuan menampung, mengatur, dan menganalis data-data informasi yang diperoleh
(Suparman, 2010). Definisi lain menyatakan bahwa gaya belajar adalah karakteristik individu dalam melakukan proses
belajar dan memahami informasi-informasi baru dengan cara pandang yang berbeda (Ghufron, 2013). Berdasarkan
definisi-definisi tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa Gaya belajar merupakan suatu pandangan cara seseorang
mengolah data dimulai dari proses menampung data hingga menganalis data.
Gaya belajar dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu gaya belajar visual, gaya belajar audiotori, dan gaya
belajar kinestetik (DePorter & Hernacki, 2013). Gaya belajar visual adalah jenis gaya belajar yang mengandalkan
pengamatan, yakni menggantungkan pada kemampuan indera penglihatan. Proses belajar individu dengan gaya belajar
visual akan lebih maksimal jika dalam pelaksanaan dibantu dengan media yang bisa diamati visualnya, seperti foto,
video, charta, diagram, dan grafik. Gaya belajar audiotori merupakan gaya belajar individu yang mengandalkan aspek
pendengaran. Pada proses belajar, mencari informasi dan mengolah informasi idividu auditorial akan sering
menggunakan indera pendengarannya. Kelompok ketiga pada gaya belajar adalah gaya belajar kinestetik, yaitu individu
cenderung lebih menyukai kegiatan belajar yang memanfaatkan angggota gerak. Mereka senang melakukan kegiatan
fisik seperti berlari, melompat, dan lain sebagainya.
Dengan mempertimbangkan berbagai gaya belajar, kita dapat lebih memahami bagaimana preferensi belajar
mahasiswa PM21A Universitas Teknokrat Indonesia dalam memahami dan menyelesaikan masalah matematika
khususnya program linier. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi dalam memperluas
pemahaman kita tentang interaksi antara gaya belajar dan kemampuan pemecahan masalah program linier mahasiswa
PM21A Universitas Teknokrat Indonesia, serta memberikan panduan bagi praktisi pendidikan untuk merancang
pendekatan pembelajaran yang lebih adaptif.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan mendeskripsikan cara mahasiswa dalam
memecahkan soal program linier ditinjau dari gaya belajar. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan
untuk mengamati fenomena yang terjadi pada subjek penelitian (Moleong, 2012). Pernyataan lain menyebutkan bahwa
penelitian kualitatif merupakan penelitian yang natural atau terjadi secara alamiah tanpa ada perlakuan (Sugiyono,
2008). Penelitian ini bertujuan untuk meninjau kemampuan pemahaman matematis mahasiswa PM21A Universitas
Teknokrat Indonesia dalam mata kuliah program linier. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program
Studi Pendidikan Matematika semester 5. Penelitian ini berlangsung selama satu bulan, yaitu di bulan Januari
tahun2024 yang bertempatkan di Universitas Teknokrat Indonesia.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini terdapat dua tahapan. Pada tahap pertama dilakukan pengisian
angket gaya belajar. Angket ini bertujuan untuk menegetahui gaya belajar mahasiswa PM21A Universitas Teknokrat
Indonesia. Tahap kedua mahasiswa diberikan soal tes materi nilai maksimum dan nilai minimum program linier. Soal
ini diberikan untuk meninjau sejauh mana pemahaman siswa dalam memecahkan masalah program linier.
Data-data yang telah diperoleh selanjutnya akan dianalisis. Analisis data pada penelitian kualitatif meliputi (1)
tahap pengumpulan data, (2) tahap penyajian data, (3) tahap reduksi data, dan (4) tahap penarikan kesimpulan
(Sugiyono, 2008). Analisis kesalahan pemecahan soal pada penelitian ini mengacu pada analisis kesalahan Polya yang
meliputi empat tahap (Alacaci, 2010). Lebih jelasnya indikator-indikator pemecahan masalah menurut Polya bisa dilihat
pada tabel berikut.

2
Indikator Keterangan
Pemahaman Masalah Subjek mampu memahami apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal yang
diberikan.
Perencanaan Strategi Subjek mampu menentukan rumus, cara, dan metode yang bisa digunakan untuk
menyelesaikan soal yang diberikan.

Pelaksanaan Strategi Subjek mampu menggunakan cara, rumus, dan metode yang telah ditentukan untuk
menyelesaikan soal yang diberikan.

Pengecekan Kembali Subjek mengoreksi kembali jawaban yang telah diberikan dalam menyelesaikan soal untuk
memastikan jawaban.

Tabel 1. Indikator Pemecahan Masalah Menurut Polya

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data gaya belajar mahasiswa PM21A diperoleh dari pengisisan angket yang dilakukan secara online
menggunakan google form. Berdasarkan hasil analisis dari pemberian angket mengenai gaya belajar, diperoleh hasil
data gaya belajar mahasiswa PM21A sebagai berikut:

No Gaya Belajar Jumlah


1 Visual 4 mahasiswa
2 Audiotori -
3 Kinestetik 2 mahasiswa
Tabel 2. Data Gaya Belajar

Data pemahaman mahasiswa dalam menyelesaikan soal nilai maksimum dan nilai minimum program linier
diperoleh dari hasil mengerjakan soal. Ada dua soal tes yang diberikan kepada mahasiswa PM21A yaitu sebagai
berikut:

1. Nilai maksimum f ( x , y )=5 x+ 4 y yang memenuhi daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan


x + y ≤ 8 ; x +2 y ≤ 12 ; x ≥ 0 ; dan y ≥ 0 adalah….
2. Nilai minimum f ( x , y )=3 x+ 2 y yang memenuhi daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan
4 x+5 y ≤ 20 ;3 x +5 y ≥15 ; x ≥ 0 ; dan y ≥ 0 adalah….
Jawaban subyek pertama:

3
Gambar 1. Jawaban subyek pertama

Subyek pertama dengan gaya belajar visual sudah mampu memahami apa yang diketahui dan ditanyakan
pada soal yang diberikan. Subyek juga sudah mampu menentukan rumus atau cara untuk menyelesaikan soal tersebut.
Namun, dalam pelaksanaan strategi menjawab soal, subyek masih kurang terstruktur sebagaimana bisa kita lihat pada
penyelesaian soal nomor 1. Subyek menggambarkan grafik serta menuliskan penyelesaiannya ke sebeah kanan bukan ke
bawah. Hal ini dapat membuat bingung untuk melanjutkan step pengerjaan berikutnya. Subyek juga tidak menuliskan
kesimpulan dari jawaban yang diberikan, serta tidak mengecek kembali hasil pengerjaannya sudah benar atau belum.

Jawaban subyek kedua:

Gambar 2. Jawaban subyek kedua

Subyek kedua dengan gaya belajar kinestetik sudah mampu memahami apa yang diketahui dan ditanyakan
pada soal yang diberikan. Subyek juga sudah mampu menentukan rumus atau cara untuk menyelesaikan soal tersebut.
Namun, dalam pelaksanaan strategi menjawab soal, subyek masih kurang terstruktur sebagaimana bisa kita lihat pada
penyelesaian soal nomor 2. Subyek belum menentukan nilai minimumnya dan tidak menuliskan kesimpulan dari jawaban
yang diberikan, serta tidak mengecek kembali apakah jawabannya sudah benar atau belum.

Jawaban subyek ketiga:

Gambar 3. Jawaban subyek ketiga

4
Subyek ketiga dengan gaya belajar visual sudah mampu memahami apa yang diketahui dan ditanyakan pada
soal yang diberikan. Subyek juga sudah mampu menentukan rumus atau cara untuk menyelesaikan soal tersebut. Namun,
dalam pelaksanaan strategi menjawab soal masih kurang terstruktur sebagaimana bisa kita lihat pada penyelesaian soal
nomor 1. Subyek membuat grafik di sebelah kanan penyelesaian nilai maksimum. Seharusnya grafik dibuat di atas agar
tidak membingungkan subyek. Pada penyelesaian soal nomor 2, subyek hanya menyelesaikan pada tahap menggambar
grafik belum sampai tahap menentukan nilai minimum. Subyek juga tidak mengecek kembali hasil pengerjaannya.

Jawaban subyek keempat:

Gambar 4. Jawaban subyek keempat

Subyek keempat dengan gaya belajar kinestetik sudah mampu memahami apa yang diketahui dan ditanyakan
pada soal yang diberikan. Subyek juga sudah mampu menentukan rumus atau cara untuk menyelesaikan soal tersebut.
Namun, dalam pelaksanaan strategi menjawab soal, subyek masih kurang terstruktur sebagaimana bisa kita lihat pada
penyelesaian soalnya. Subyek tidak menentukan nilai maksimum dan minimum pada kedua soal tersebut, serta membuat
grafik dibagian akhir, seharusnya grafik dibuat sebelum menentukan nilai maksimum dan minimum. Subyek juga tidak
mengecek kembali jawaban yang sudah dikerjkan.

Jawaban subyek kelima:

Gambar 5. Jawaban subyek kelima

Subyek kelima dengan gaya belajar visual sudah mampu memahami apa yang diketahui dan ditanyakan pada

5
soal yang diberikan. Subyek juga sudah mampu menentukan rumus atau cara untuk menyelesaikan soal tersebut. Dalam
pelaksanaan strategi pengerjaan soal juga sudah cukup, namun pada tahap menentukan nilai maksimum, subyek kurang
lengkap dalam penulisan langkahnya, yaitu f ( x , y )=3 x+ 2 y . Subyek sudah mengecek kembali hasil pengerjaannya,
namun masih kurang teliti.

Jawaban subyek keenam:

Gambar 6. Jawaban subyek keenam

Subyek keenam dengan gaya belajar visual sudah mampu memahami apa yang diketahui dan ditanyakan
pada soal yang diberikan. Subyek juga sudah mampu menentukan rumus atau cara untuk menyelesaikan soal tersebut.
Dalam pelaksanaan strategi pengerjaan soal juga sudah cukup baik. Subyek sudah mengecek kembali hasil pengerjaannya,
dengan teliti.

Jawaban subyek ketujuh

Gambar 7. Jawaban subyek ketujuh

Subyek ketujuh dengan gaya belajar kinestetik mampu memahami apa yang diketahui dan ditanyakan pada
soal yang diberikan. Subyek juga sudah mampu menentukan rumus atau cara untuk menyelesaikan soal tersebut. Namun,

6
dalam pelaksanaan strategi menjawab soal masih kurang terstruktur sebagaimana bisa kita lihat pada penyelesaian soalnya.
Subyek tidak menentukan nilai maksimum dan minimum pada kedua soal tersebut, Subyek juga tidak mengecek kembali
jawaban yang sudah dikerjkan.
Jawaban subyek kedelapan:

Gambar 8. Jawaban subyek kedelapan

Subyek kedelapan dengan gaya belajar visual sudah mampu memahami apa yang diketahui dan ditanyakan
pada soal yang diberikan. Subyek juga sudah mampu menentukan rumus atau cara untuk menyelesaikan soal tersebut.
Dalam pelaksanaan strategi pengerjaan soal juga sudah cukup baik. Namun, dis sini subyek tidak menggambarkan
grafiknya dan langsung menentukan nilai maksimum dan nilai minimumnya. Subyek sudah mengecek kembali hasil
pengerjaannya, dengan teliti.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat empat mahasiswa dengan gaya belajar visual
dan dua mahasiswa dengan gaya belajar kinestetik. Untuk pemahaman mahasiswa dalam menyelesaikan soal nilai
maksimum dan nilai minimum mata kuliah program linier dengan metode polya mahasiswa mampu mengerjakan soal
yang diberikan. Namun, terdepat beberapa kendala yaitu terletak pada tahap pelaksanaan strategi dan pengecekan
kembali. Dalam pelaksanaan strategi menjawab soal, mahasiwa masih kurang terstruktur, ada yang urut ke bawah ada
pula yang ke samping sehingga tidak konsisten. Mahasiswa juga msih kurang teliti dalam menjawab soal karena
terdapat bebebrapa mahasiswa tidak menentukan niai maksimum ataupun nilai minimum, sehingga bisa disimpulkan
bahwa mahasiswa tidak memenuhi indikator yang terakhir yaitu pengecekan kembali. Gaya belajar sangat
mempengaruhi mahasiswa dalam menyelesaikan masalah program linier. Mahasiswa dengan gaya visual jauh lebih
mudah menangkap dan menyelesaikan soal program linier dibandingkan degan mahasiswa dengan gaya belajar
kinestetik.
Berdasarkan jurnal terkait yang relevan, hal ini didukung oleh penelitian dari Dian Fitri Argarini pada 1 Juni
2018 dengan jurnal yang berjudul “ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BERBASIS POLYA PADA MATERI
PERKALIAN VEKTOR DITINJAU DARI GAYA BELAJAR”. Penelitian yang penulis sajikan diharapkan dapat
menjadi referensi kepada penulis lain untuk malakukan penelitian yang serupa dan lebih mendalam.

UCAPAN TERIMA KASIH

Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Program Linear yang
telah memberikan bimbingan dan dukungan selama proses penelitian ini. Tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih

7
kepada teman-teman mahasiswa PM21A yang telah berantusias melibatkan diri dlam penelitian ini. Sekali lagi saya
ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat
bermanfaat khuusnya untuk untuk kita semua.

REFERENSI

Alacaci, C. M. (2010). Solving A Stability Problem by Polya's Four Steps. International Journal of Electronics,
Mechanical, and Mechatronics Engineering, 1(1), 19-28.
Argarini, F.D. (2018). Analisis Pemecahan Masalah Berbasis Polya pada Materi Perkalian Vektor Ditinjau dari Gaya
Belajar. Jurnal Matematika dan Pembelajaran, 6(1), 91-99.

https://jurnal.iainambon.ac.id › INT › download diakses pada 2 Januari 2024.

DePorter, & Hernacki. (2013). Quantum Learning. Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: PT.
Mirzan Pustaka.

Emirina. (2013). Angket Gaya Belajar. https://www.academia.edu/3888140/angket_GAYA_BELAJAR diakses pada 2


Januari 2024.
Ghufron, M. N. (2013). Gaya Belajar Kajian Teoritik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hudojo, H. (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang.
Lestari, S., Djuhan, M.W. (2021). Analisis Gaya Belajar Visual, Audiotori, dan Kinestetik dalam Perkembangan
Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Imiah Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia, 1(1), 79-90.

https://ejournal.iainponorogo.ac.id › download diakses pada 2 Januari 2024.

Moleong, L. J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suparman. (2010). Gaya Belajar yang Menyenangkan Siswa. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

Anda mungkin juga menyukai