Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menemukan Ide Pokok Pada Paragraf Teks Bacaan Siswa Kelas Iv Di Min 6 Nagan Raya
Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menemukan Ide Pokok Pada Paragraf Teks Bacaan Siswa Kelas Iv Di Min 6 Nagan Raya
PROPOSAL
Oleh:
MELI DIANA
NIM. 190209173
2022 M / 1443 H
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
E. Defenisi Operasional................................................................................... 6
i
4. Cara Menentukan Ide Pokok.................................................................. 11
1. Observasi .............................................................................................. 22
2. Wawancara ........................................................................................... 23
3. Dokumentasi ......................................................................................... 23
1. Reduksi data.......................................................................................... 24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Tidak mudah menemukan letak kesulitan siswa menentukan ide pokok paragraf
pada teks bacaan, karena zaman sekarang semakin banyak hal-hal penyebabnya, seperti
kurangnya minat membaca dalam diri siswa sehingga menghambat siswa dalam
memahami suatu paragraf, kemudian pada akhirnya tidak menemukan ide pokok
paragraf teks bacaan. Kemudian metode pembelajaran yang cenderung sama
menyebabkan sumber belajar dan media pembelajaran menjadi tidak efektif dalam
menjelaskan materi pembelajaran. 1 Diterapkan pelajaran yang baik, maka siswa
dituntut dapat menemukan ide-ide pokok melalui kegiatan membaca agar siswa dapat
memahami isi teks bacaan. Menemukan ide pokok dalam bacaan merupakan suatu
kewajiban bagi pembaca ketika mencoba menambah wawasan pengetahuannya.
1
Ushwah Nurhaliza, Habudin, dan Mansur, “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menentukan Ide
Pokok Suatu Paragraf Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SDN Pondok Jagung 01 Serpong
Utara” Jurnal Ibtida’I, Vol. 6 No. 1, (2019), h. 97.
1
Siswa yang mampu menentukan ide pokok dengan baik, maka pemahamannya
mengenai bacaan tersebut akan baik juga. Demikian siswa lebih mudah untuk menulis
kembali apa yang telah ia baca. Ide pokok adalah inti permasalaha yang dinyatakan
dengan sebuah pernyataan simpulan umum tentang isi keseluruhan paragraf. Paragraf
juga berupa gagasan yang berisi pemikiran yang masih bersifat umum dijabarkan
menjadi sejumlah gagasan pikiran yang didukung argumen yang jelas. Ide pokok ini
diawal paragraf deduktif, sedangkan ide poko diakhir disebut dengan ide pikok
induktif, kemudian ide pokok diawal dan diakhir disebut ide pokok campuran.
Ide pokok dapat membantu pembaca untuk memahami pokok pikiran yang
ingin disampaikan penulis. Selain itu ide pokok juga mampu mengembangkan alur
tulisan melalui adanya kalimat penjelas dalam sebuah paragraf. Maka dari itu ide pokok
menjadi unsur terpenting dalam sebuah paragraf. Dalam setiap paragraf terdapat suatu
teks bacaan, karena melalui kegiatan menyimak teks bacaan siswa dapat
2
Atik, “Menemukan Ide Pokok Paragraf Menggunakan Metode Inkuiri Pembelajaran Bahasa
Dan Sastra Indonesia diI SD Swasta ERNA Sangau,” dalam Artikel Penelitian (Pontianak: Universitas
Tanjung Pura, 2013), h.5.
2
mengitentifikasi gagasan pokok setiap paragraf dari teks, baik dalam bentuk tulisan
cerita atau tulisan lainnya. Kemudian siswa juga bisa menyampaikan gagasan utama
setiap paragraf dari teks dalam bentuk pemikiran dan ungkapan.
Sebuah teks paragraf yang dibaca terdiri dari berbagai unsur yang
membentuknya. Mulai dari kata, kalimat, hingga ide pokok setiap paragraf. Dalam
paragraf bisa saja memuat sebuah kata kunci yang menjadikannya sebagai ide pokok
paragraf. Demikian dari sini muncul kalimat-kalimat penjelas yang menambah
kelengkapan makna sebuah teks bacaan.
Harapan pada proses pembelajaran ide pokok paragraf ini supaya siswa
mempunyai kemampuan memahami teks bacaan, menentukan ide pokok bacaan, serta
mampu membuat kesimpulan bacaan. Siswa dapat mengembangkan kreativitas, daya
nalar, dan imajinasi yang aktif, kreatif, dan inovatif pada suatu bacaan paragraf yang
lebih baik. Oleh karenanya kita harus mengetahui dasar apa yang membuat siswa
kesulitan dalam menemukan ide pokok pada paragraf teks bacaan. Sebagaimana uraian
diatas maka peneliti tertarik menulis penelitian dengan judul “Analisis kesulitan siswa
dalam Menemukan Ide Pokok Pada Paragraf Teks Bacaan Siswa Kelas IV Di
MIN 6 gan Raya”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kesulitan siswa dalam menemukan ide pokok pada paragraf teks bacaan
siswa kelas IV di Min 6 Nagan Raya?
2. Bagaimana cara mengurangi kesulitan siswa dalam menemukan ide pokok pada
paragraf teks bacaan siswa kelas IV di Min 6 Nagan Raya?
3
C. Tujuan Penelitian
Sebagaimana rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menemukan ide pokok pada paragraf teks
bacaan siswa kelas IV di Min 6 Nagan Raya.
2. Untuk mengetahui cara mengurangi kesulitan siswa dalam menemukan ide pokok
pada paragraf teks bacaan siswa kelas IV di Min 6 Nagan Raya.
D. Manfaat Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat kepada
semua pihak. Baik kepada masyarakat maupun penulis sendiri. Salah satu manfaatnya
berupa:
1. Manfaat Teoritis
a. Secara umum hasil penelitian ini menambah khasanah ilmu pengetahuan,
terutama ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan.
b. Manfaat khusus bagi ilmu pengetahuan yakni dapat menambah khasanah
penelitian sejenis yang telah an bagi penelitian serupa selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Guru
1) Sebagai bahan masukan tambahan dalam melaksanakan proses belajar
mengajar mengetahui kesulitan siswa am menemukan ide pokok pada paragraf
teks bacaan pada siswa.
2) Sebagai pengembangan bagi kreativitas dan berpikir kritis siswa dalam tahap
proses pembelajaran dengan cara menemukan kesulitan siswa terhadap
kemampuan menemukan ide pokok paragraph pada teks bacaan.
4
b. Manfaat Bagi Siswa
1) Dapat mengembangkan pola pikir siswa dalam proses belajar terutama dalam
menemukan ide pokok paragraf.
2) Dapat menambah wawasan siswa dan meningkatkan penguasaan materi dalam
pembelajaran pokok, serta proses belajar mengajar yang mudah sehngga dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa.
5
E. Defenisi Operasional
Defenisi operasional merupakan penjelasan suatu konsep atau variable
penelitian di dalam judul penelitian.3 Defenisi operasional dalam penelitian ini sebagai
berikut:
Dalam sebuah paragraf, inti permasalahan terdapat pada topik utama atau
pikiran utama. Semua pembicaraan dalam paragraf terpusat pada pikiran utama.
3
Wahid Murni, Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan (Malang:
UM Press, 2008), h. 26.
4
Nur Ghufron dan Rini Risnawati, “Kesulitan Belajar Pada Anak: Identifikasi Faktor yang
Berperan”, Jurnal Elementary, Vol. 3, No. 2 (2015), h. 298.
5
Suladi, Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia, Paragraf, (Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015), h. 1.
6
Pikiran utama inilah yang menjadi pokok persoalan atau pokok perbincangan sehingga
juga sering disebut gagasan pokok, gagasan utama, atau ide pokok.6
3. Teks Bacaan
Teks bacaan tentunya harus memenuhi kaidah-kaidah yang baik. Teks bacaan
merupakan sebuah tulisan pengarang kemudian dibaca oleh pembaca untuk
memperoleh informasi. Teks bacaan dalam buku teks siswa haruslah memiliki pola
pengembangan paragraf yang baik sehingga siswa dapat memahami materi dengan
baik. 7
F. Kajian Terdahulu
Kajian terdahulu merupakan untuk melihat dan membandingkan penelitian
sekarang dengan penelitian terdahulu. Adapun kajian terdahulu terkait dengan
penelitian ini adala sebagai berikut:
6
Suladi, Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia, Paragraf.., h. 2.
Citra Winda Ulvia dan Mulyanto Widodo, “Pola Pengembangan paragraf Pada Teks Bacaan
7
dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia”, Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran, 2015, h. 3.
7
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang sedang dilakukan adalah terletak pada tujuan penelitian. Penelitian
terdahulu tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan
pembelajaran muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas V dengan materi
menemukan ide pokok, mendeskripsikan kemampuan siswa kelas V menemukan
ide pokok pada paragraph dalam sebuah teks, menganalisis kesulitan yang dialami
oleh siswa kelas V, dan mendeskripsikan solusi mengatasi kesulitan menemukan
ide pokok. Sedangkan penelitian sekarang pada kesulitan siswa dalam menemukan
ide pokok pada paragraf teks bacaan dan cara mengurangi kesulitan siswa dalam
menemukan ide pokok pada paragraf teks bacaan siswa kelas IV di Min 6 Nagan
Raya.
2. Penelitian oleh Eka Nur Oktaviana dan Dedy Irawan yang berjudul, ANALISIS
KESULITAN SISWA KELAS V DALAM MENENTUKAN IDE POKOK
PARAGRAF. Jurnal Ilmiah Kontekstual Vol. 3, No. 1, Tahun 2021, penelitian
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan studi kasus.
Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan metode wawancara,
observasi dan dokuentasi. Adapun analisis ini menggunakan reduksi data,
penyajian data, dan verifikasi. Penelitian ini dengan penelitian terdahulu terdapat
persamaan adalah pada tujuan penelitiannya yaitu, mengetahui kesulitan siswa
dalam menemukan ide pokok paragraf. Adapun perbedaannya terdapat pada subjek
penelitian.
3. Penelitian oleh Ade Kalpika Budiningtyas yang berjudul, ANALISIS
KESULITAN SISWA DALAM MENEMUKAN GAGASAN POKOK PADA
TEMA CUACA SUBTEMA PENGARUH CUACA BAGI KEHIDUPAN
MANUSIA PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR. Jurnal Ilmiah
Pendidikan, Vol. 5, No. 2, Tahun 2022, penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif dengan menggunakan penelitian obyek alamiah. Pada penelitian ini,
8
peneliti merupakan sebagai instrument penelitian kunci. Teknik pengumpulan data
dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasinya.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Perbedaan penelitian
terdahulu dengan sekarang adalah fokus penelitiannya. Fokus penelitian terdahulu
terdapat pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III terdapat Kompetensi
Dasar yang harus yang dicapai oleh siswa salah satunya adalah menemukan ide
pokok paragraf. Sedangkan penelitian sekarang sekarang pada kesulitan siswa
dalam menemukan ide pokok pada paragraf teks bacaan dan cara mengurangi
kesulitan siswa dalam menemukan ide pokok pada paragraf teks bacaan siswa kelas
IV.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Artinya ide pokok berfungsi sebagai pemeri arah terhadap arah semua suatu
permasalahan yang dituliskan dalam sebuah paragraf. Kemudian bagi paragraf itu
sendiri ide pokok berfungsi sebagai sandaran kalimat-kalimat lain dalam paragraf
tersebut. Demikian kalimat-kalimat yang lain akan terlalu bertolak dari gagasan yang
8
Suladi, Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia, Paragraf..., h. 1.
9
Inawati dan Darningwati, “Kemampuan Mahasiswa Menentukan Ide Pokok Paragraf Melalui
Tehnik Skimming”, Jurnal Bindo sastra, Vol. 4, No. 1, (2020), h. 71.
10
Suladi, Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia, Paragraf..., h. 1.
10
terdapat dalam kalimat ide pokok tersebut. Semua kalimat yang membina paragraf itu
secara bersama-sama menyatakan satu hal atau satu tema tertentu.11
B. Teks Bacaan
1. Pengertian Teks Bacaan
Teks bacaan merupakan sebuah tulisan pengarang kemudian dibaca oleh
pembaca untuk memperoleh informasi. Teks bacaan dalam buku teks siswa haruslah
memiliki pola pengembangan paragraf yang baik sehingga siswa dapat memahami
materi dengan baik. 13 Teks merupakan bagian integral dalam pembelajaran membaca
di kelas pemilihan teks yang tepat membuat pengajaran dan pembelajaran menjadi
kegiatan yang bermanfaat. Kemudian hal ini mencipatakan lingkungan kelas efektif.
11
Suladi, Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia, Paragraf..., h. 2.
12
“Pengertian Ide Pokok, Ciri-Ciri, Cara Menentukan dan Contohnya : Okezone Edukasi,”
diakses 14 Juli 2022, https://edukasi.okezone.com/read/2021/09/27/624/2477619/pengertian-ide-
pokok-ciri-ciri-cara-menentukan-dan-contohnya.
13
Citra Winda Ulvia dan Mulyanto Widodo, “Pola Pengembangan paragraf Pada Teks Bacaan
dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia”, Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran, 2015, h. 3.
11
Kemampuan menemukan ide pokok paragraf ditentukan oleh pengetahuan,
pengalaman membaca, dan kemampuan mengeuasai pengetahuan yang berkaitan
dengan isi teks dan aspek-aspek kebahasaan. Teks dapat dipahami dengan mudah
tergantung pada dua hal yaitu, Bahasa yang digunakan dan hal yang dibicarakan atau
isi teks. Maka makna dalam suatu teks tidak semuanya dapat dipahami oleh pembaca. 14
Teks terbentuk dari susunan kalimat ataupun kata yang harus bersifat kontinuitas,
kohesi dan koheren sesuai dengan konteks situasi.
3. Jenis-jenis Teks
a. Anekdot
Anekdot adalah teks yang berbentuk cerita (narasi). Sama halnya fungsi teks
umumnya, seperti cerpen atau novel anekdot juga berfungsi sebagai penyampai sebuah
cerita baik fiksi ataupun non fiksi. Hanya saja anekdot mempunyai ciri-ciri khusus
yaitu mengandung unsur humor atau lucu, kemudian dalam cerita tersebut mengandung
ajakan atau merenungkan suatu kebenaran.15
b. Eksposisi
Ekposisi adalah teks yang berkarakteristik. Istilah eksposisi berasal dari kata
ekspos yang berarti memberitakan disertai dengan analisis dan penjelasan. Adapun teks
eskposisi dapat diartikan sebagai karangan yang menyampaikan argumentasi dengan
Nurul Shofiah, “Pertimbangan Pemilihan teks bacaan dalam Pengajaran dan Pembelajaran
14
16
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 23-24.
13
Teks laporan hasil obsevasi adalah teks yang bertujuan untuk memberikan
pengetahuan atau informasi yang sejelas-jelasnya kepada pembaca. Karakterstik
lainnya dari suatu laporan adalah dipenuhinya teks itu dengan fakta. Ciri-ciri teks ini
sebagai berikut:
1) Menyajikan fakta-fakta tentang keadaan peristiwa, tempat, benda, atau orang.
2) Menambah pengetahuan dan wawasan kepada pembacanya. 17
d. Prosedur Kompleks
Istilah populernya adalah trik atau kiat. Prosedur kompleks merupakan teks
yang menjelaskan langkah-langkah secara lengkap, jelas, dan terperinci tentang cara
melakukan sesuatu, yang dalam hal ini tentang cara atau trik belajar efektif.
Berdasarkan fungsinya, prosedur kompleks tergolong ke dalam teks paparan. Teks
tersebut bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang tata cara melakukan sesuatu
dengan sejelas-jelasnya. Keberadaan teks semacam itu sangat diperlukan oleh
seseorang yang akan mempergunakan suatu benda atau melakukan kegiatan yang
belum jelas cara penggunaannya.18
e. Negosiasi
Teks negosiasi yakni bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai
kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan berbeda. Teks
negosiasi tergolong ke dalam bentuk teks diskusi. Kegiatan teks berisi adu tawar yang
kemudian berujung pada kesepakatan atau ketidaksepakatan.
17
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 43-43.
18
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 66-67.
14
Istilah lain dari adu tawar keinginan itu, kita istilahkan dengan negosiasi. Adu
tawar atau negosiasi ternyata sering terjadi dalam berbagai kesempatan. Bahkan, dapat
dikatakan bahwa ketika berhubungan dengan orang lain, kita tidak bisa lepas dengan
proses negosiasi, tetapi dalam bentuk dan tingkat kepentingan yang berbeda-beda.
Karakteristik dan arti penting lainnya dari negosiasi adalah sebagai berikut:
1) Negosiasi bertujuan untuk menghasilkan kesepakatan.
2) Negosiasi bertujuan untuk menghasilkan keputusan yang saling
menguntungkan.
3) Negosiasi merupakan sarana untuk mencari penyelesaian.
4) Negosiasi mengarah kepada tujuan praktis.
5) Negosiasi memprioritaskan kepentingan bersama. 19
f. Cerita pendek
Cerita pendek yakni cerita yang menurut wujudnya berbentuk pendek. Ukuran
panjang pendeknya suatu cerita memang relatif. Namun, pada umumnya cerita pendek
merupakan cerita yang habis dibaca sekitar sepuluh menit atau setengah jam. Jumlah
katanya sekitar 500–5.000 kata. Karena itu, cerita pendek sering diungkapkan dengan
cerita yang dapat dibaca dalam sekali duduk. Cerita pendek pada umumnya bertema
sederhana. Teks cerita pendek termasuk ke dalam genre cerita atau naratif fiksional,
seperti halnya anekdot. Keberadaannya lebih pada kepentingan memberi kesenangan
untuk para pembacanya.
Sebuah cerpen sering kali mengandung hikmah atau nilai yang bisa kita petik
di balik perilaku tokoh ataupun di antara kejadian-kejadiannya. Hal ini karena cerpen
tidak lepas dari nilai-nilai agama, budaya, sosial, ataupun moral.
19
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 86-87.
15
1) Nilai-nilai agama berkaitan dengan perilaku benar atau salah dalam
menjalankan aturanaturan Tuhan.
2) Nilai-nilai budaya berkaitan dengan pemikiran, kebiasaan, dan hasil karya cipta
manusia.
3) Nilai-nilai sosial berkaitan dengan tata laku hubungan antara sesama manusia
(kemasyarakatan).
4) Nilai-nilai moral berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk yang menjadi
dasar kehidupan manusia dan masyarakatnya. 20
g. Pantun
Pantun merupakan salah satu bentuk puisi lama. Seperti yang tampak pada
contoh di atas bahwa secara struktur pantun hampir sama dengan puisi yang ada
sekarang. Pantun dibentuk oleh bait-bait dan setiap bait terdiri atas baris-baris. Hanya
saja pantun lebih terikat oleh kaidah-kaidah baku. Jumlah baris pada setiap baitnya,
ditentukan. Jumlah suku kata dalam setiap barisnya serta bunyi-bunyi hurufnya, juga
telah diatur.21
h. Cerita Ulang
Teks itulah yang dimaksud dengan cerita ulang (recount), yakni teks yang
menceritakan kembali kejadian atau pengalaman masa lampau. Cerita ulang dapat
disampaikan berdasarkan pengalaman langsung penutur atau penulisnya. Akan tetapi,
cerita ulang dapat pula berdasarkan imajinasi atau di luar penyampainya itu. Oleh
karena itulah, cerita ulang dapat diklasifikasikan menjadi empat macam, yakni sebagai
berikut.
20
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 110-111.
21
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 137.
16
1) Pengalaman pribadi (personal recount), yakni teks yang mengisahkan kembali
kejadian yang dialami penulisnya secara langsung. Misalnya, berupa kisah
perjalanan, kejadian-kejadian waktu berlibur, peristiwa-peristiwa unik semasa
sekolah.
2) Cerita ulang faktual (factual recount), yakni teks yang mengisahkan kembali
kejadian masa lalu yang disaksikan sendiri ataupun dialami orang lain.
Misalnya, peristiwa kecelakaan lalu lintas, peristiwa-peristiwa alam, kisah
hidup seorang tokoh. Oleh karena itu, berita koran, kilas balik peristiwa
tahunan, dan biografi dapat pula digolongkan ke dalam teks cerita ulang.
3) Cerita ulang imajinatif (imaginative recount), yakni teks yang mengisahkan
peristiwaperistiwa yang bersifat khayalan, namun sering kali peristiwa itu
dianggap ada atau benarbenar terjadi. Karena bersifat melegenda, kisah itu terus
diceritakan kembali secara turuntemurun dari generasi ke generasi. Teks yang
termasuk jenis ini adalah dongeng, legenda, dan cerita-cerita rakyat lainnya.
4) Cerita ulang prosedur (procedural recount), yakni teks yang menceritakan latar
belakang atau asal usul terjadinya suatu kejadian di masa lalu. Teks semacam
ini biasanya dipakai di dalam pengadilan dalam rangka memperjelas kasus
ataupun alat bukti perkara.22
i. Eksplanasi Kompleks
Eksplanasi kompleks, yakni teks yang menjelaskan hubungan peristiwa atau
proses terjadinya sesuatu (secara lengkap). Teks eksplanasi kompleks termasuk ke
dalam genre faktual. Di dalamnya dijumpai sejumlah fakta yang dapat memperluas
wawasan, pengetahuan, dan keyakinan para pembaca ataupun pendengarnya. Karena
22
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 154-155.
17
objek pembahasannya mencakup bidang tertentu, di dalam teks eksplanasi akan
dijumpai kata-kata teknis ataupun peristilahan yang terkait dengan bidang yang
dibahasnya itu.23
j. Ulasan Film/Drama
Ulasan merupakan ‘kupasan’, ‘tafsiran’, atau ‘komentar’. Ulasan tentang suatu
karya bentuknya dapat berupa resensi atau apresiasi, lebih mendalamnya lagi adalah
kritik. Ulasan bisa berbentuk lisan dan bisa pula berupa tulisan. Dalam pengategorian
teks, ulasan termasuk ke dalam jenis discussion, yakni teks yang berfungsi untuk
membahas berbagai pandangan mengenai suatu objek, isu, ataupun masalah
tertentu.Ulasan termasuk ke dalam jenis teks argumentatif. Di dalam teks tersebut
disajikan banyak pendapat berdasarkan interpretasi ataupun penafsiran dari perspektif
tertentu dengan disertai fakta-fakta pendukungnya. Dengan demikian, di dalam suatu
penjelasan akan ada argumen dan fakta-fakta.24
k. Teks Sejarah
Teks sejarah dapat pula dikelompokkan ke dalam jenis cerita ulang (recount
text), yakni teks yang menceritakan kembali tentang kejadian-kejadian atau
pengalaman-pengalaman di masa lampau. Lebih sepesifik lagi, sejarah termasuk ke
dalam cerita ulang faktual (factual recount) karena yang menjadi dasar penceritaannya
berupa peristiwa yang benar-benar terjadi.
Dalam ini juga akan membahas sejarah tentang kehidupan seseorang (biografi,
autobiografi). Jenis teks semacam ini digolongkan ke dalam pengalaman pribadi
23
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 178.
24
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 203.
18
(personal recount). Selain itu, cerita ulang mungkin pula bersifat imajinatif, bentuknya
mungkin berupa legenda ataupun hikayat. Dengan adanya pelajaran sejarah di sekolah,
pasti ada manfaatnya. Teks sejarah memberikan pengalaman, pelajaran, dan
pemantapan kepribadian bagi individu, masyarakat dan bangsa. 25
l. Berita
Berita menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah kabar, informasi (terutama
yang resmi), atau laporan pers. Teks tersebut menyampaikan kabar atau informasi,
yakni tentang meningkatnya arus mudik menjelang Natal dan tahun baru. Karena
disusun oleh awak pers (wartawan), teks tersebut layak apabila dikategorikan ke dalam
laporan pers.26
m. Editorial
Editorial merupakan teks dalam suatu media massa yang menyatakan
pandangan media yang bersangkutan terhadap suatu permasalahan yang ada di
masyarakat. Oleh karena itu, di dalam editorial selalu ada fakta dan opini. Editorial
mengemukakan masalah aktual di masyarakat. Oleh redaksi, media yang bersangkutan,
masalah itu diulas dengan disertai tanggapan-tanggapan. Isi tanggapan itu mungkin
berupa pujian, kritikan, sindiran, ataupun saran. 27
25
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 222.
26
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 242.
27
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 283.
19
yang diceritakan itu bersifat utuh, bentuk novel terdiri atas puluhan bahkan ratusan
halaman. Karakteristik novel lainnya adalah sebagai berikut.
1) Alur rumit dan lebih panjang. Ditandai oleh perubahan nasib pada diri sang
tokoh. Misalnya, dari menjomblo menjadi menikah, dari miskin menjadi kaya
raya.
2) Tokohnya banyak dalam berbagai karakter. Ada tokoh protagonis, antagonis,
statis, dan macam-macam tokoh lainnya dalam beragam peran.
3) Latar meliputi wilayah geografi yang luas dan dalam waktu yang relatif lama,
bisa mencapai puluhan bahkan ratusan tahun.
4) Tema relatif kompleks, ditandai oleh adanya tema-tema bawahan. 28
28
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 299.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian skripsi ini adalah kualitatif dan bersifat deskriptif. Penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang bersifat menggambarkan, dimana peneliti
melibatkan pengalaman saat berada dilapangan.29. Pendekatan penelitian kualitatif
adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metode yang
menyelidiki suatu fenomena social dan masalah manusia. Penelitian ini dilakukan
dalam bentuk penelitian lapangan (field research) dengan tujuan untuk menggali
informasi tentang kesulitan siswa dalam menemukan ide pokok pada paragraf teks
bacaan siswa kelas IV di Min 6 Nagan Raya.
29
Lexy Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2017), h. 4.
21
penelitian adalah tempat dimana data untuk variabel penelitian diperoleh. 30 Maka
subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV pada MIN 6 Nagan Raya.
30
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta,
2011), h. 172.
31
Ade Sanjaya, Model-Model Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 84.
32
Ade Sanjaya, Model-model Pembelajaran..., h. 84.
22
menggambarkan fenomena yang sedang terjadi dan menyusunnya secara terstruktur
untuk melengkapi data untuk hasil penelitian. 33 Maka dengan ini peneliti akan melihat
secara langsung berkaitan kesulitan siswa dalam menemukan ide pokok pada paragraf
teks bacaan siswa kelas IV di Min 6 Nagan Raya, baik keadaan dan gejala yang terjadi
kemudian memperoleh hasil dan kesimpulannya.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dimana penelitian melakukan
kontak langsung dengan informan penelitian. Penulis akan melakukan wawancara
untuk melengkapi data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian. 34 Adapun pada
penelitian ini, penulis akan melakukan teknik wawancara tidak terstruktur. Wawancara
ini bertujuan untuk mendapat informasi dalam melengkapi data dalam penelitian.
Wawancara tidak trestruktur dipakai sebagai instrument penelitian karena merupakan
cara yang fleksibel dengan mengikuti kenyamanan narasumber.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan merupakan teknik pengumpulan data yang di lakukan
dengan cara memperoleh data berupa bukti, baik berupa bukti tertulis atau foto. Adapun
dokumentasi dalam penelitian ini untuk memperoleh data langsung dari tempat yang
berkaitan dengan penelitian, dimana mengandung keterangan dan penjelasan serta
pemikiran tentang fenomena yang aktual dan sesuai dengan masalah penelitian.35
33
Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial: Sebagai Alternatif Pendekatan (Jakarta: Kencana
2007), h. 186.
34
Jusuf Soewadji, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2012), h.
155.
35
Suryana, Metodelogi Penelitian Model Prakatis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif,
(Universitas pendidikan Indonesia 2010) h. 58.
23
Pengumpulan data berupa dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh
informasi tentang penelitian secara langsung pada lapangan, yaitu berkaitan kesulitan
siswa dalam menemukan ide pokok pada paragraf teks bacaan siswa kelas IV di Min 6
Nagan Raya
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan tahap untuk pemilihan, memilah, mengarahkan, atau
mengelompokkan data yang telah didapatkan. Penyederhanaan data tersebut sangat
primer agar lebih terarah pada data yang disederhanakan lebih mengacu pada
kesimpulan-kesimpulan sehingga dapa menarik hasil akhir penelitian. 37
3. Tahap penyimpulan
Tahap menyimpulan merupakan tahap terakhir yang oleh peneliti untuk
membentuk sebuah kesimpulan dari hasil penelitian. Peneliti melakukan pengamatan
36
Suci Sundisiah, Analisis Data Kualitatif,(Jurusan Pendidikan Sastra Indonesia, Universitas
Pendidikan Indonesia), h. 6.
37
Hamid Patilimia, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 100-101.
38
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 247.
24
terhadap data yang telah ada untuk dilihat lagi, informasi, catatan yang berhubungan
dengan hasil penelitian. Kesimpulan disusun dalam bentuk penyajian singkat dan
mudah dipahami dan mengacu pada hasil penelitian. 39
39
Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif...., h. 101.
25
DAFTAR PUSTAKA
Ghufron, Nur dan Risnawati, Rini, “Kesulitan Belajar Pada Anak: Identifikasi Faktor
yang Berperan”, Jurnal Elementary, Vo. 3, No. 2 (2015).
Hikmat, Mahi M. 2011. Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan
Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Husein Umar. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua. PT Raja
Grafindo Persada, 2011.
Inawati dan Darningwati, “Kemampuan Mahasiswa Menentukan Ide Pokok Paragraf
Melalui Tehnik Skimming”, Jurnal Bindo sastra, Vol. 4, No. 1, (2020).
Kosasih, 2014. Jenis-Jenis Teks, Bandung: Yrama Widya.
26
Mahi M. Hikmat. Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
Oktafiani, Eka Nur dan Irawan, dedy, “Analisis Kesultan Siswa Kelas V Menetukan
Ide Pokok Paragraf” Jurnal Ilmiah Kontekstual, Vol. 3, No. 1 (2021).
Ulvia, Citra Winda dan Widodo, Mulyanto, “Pola Pengembangan paragraf Pada Teks
Bacaan dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia”, Jurnal Bahasa, Sastra dan
Pembelajaran, 2015.
Wahid Murni. Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan.
Malang: UM Press, 2008.
27
Yuberti, 2014. Teori Pembelajaran Dan Pengembangan Bahan Ajar Dalam
Pendidikan, Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja (AURA).
28