Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENEMUKAN IDE POKOK

PADA PARAGRAF TEKS BACAAN SISWA KELAS IV DI MIN 6 NAGAN


RAYA

PROPOSAL

Oleh:

MELI DIANA
NIM. 190209173

PROGAM STUDI PENDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2022 M / 1443 H
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4

1. Manfaat Teoritis ...................................................................................... 4

2. Manfaat Praktis ....................................................................................... 4

E. Defenisi Operasional................................................................................... 6

1. Kesulitan Belajar Siswa ........................................................................... 6

2. Ide Pokok Paragraf .................................................................................. 6

3. Teks Bacaan ............................................................................................ 7

F. Kajian Terdahulu ............................................................................................ 7

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 10

A. Ide Pokok Paragraf ................................................................................... 10

1. Pengertian Ide Pokok Paragraf............................................................... 10

2. Fungsi Ide Pokok Paragraf .................................................................... 10

3. Ciri-Ciri Ide Pokok Paragraf .................................................................. 11

i
4. Cara Menentukan Ide Pokok.................................................................. 11

B. Teks Bacaan ............................................................................................. 11

1. Pengertian Teks Bacaan ........................................................................ 11

2. Tujuan Teks Bacaan .............................................................................. 12

3. Jenis-jenis Teks ..................................................................................... 12

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 21

A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 21

B. Lokasi dan Subjek Penelitian .................................................................... 21

C. Instrument Pengumpulan Data .................................................................. 22

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 22

1. Observasi .............................................................................................. 22

2. Wawancara ........................................................................................... 23

3. Dokumentasi ......................................................................................... 23

E. Tehnik Analisi Data .................................................................................. 24

1. Reduksi data.......................................................................................... 24

2. Tahap Penyajian Data ............................................................................ 24

3. Tahap penyimpulan ............................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah


Kesulitan menemukan ide pokok paragraf pada teks bacaan sering kali dialami
oleh siswa. Dalam menemukan ide paragraf, siswa harus membaca teks bacaan terlebih
dahulu. Tanpa membaca siswa tidak akan menemukan ide pokok paragraf pada
beberapa paragraf tersebut. Meski demikian, setelah membacapun masih ada siswa
yang merasa kesulitan atau tidak paham dan tak menemukan ide pokok paragraf yang
dibaca. Hal ini masuk kategori kesulitan belajar dalam menemukan ide pokok pada
paragraf teks bacaan. Kesulitan belajar adalah suatu keadaan dimana siswa terhambat
dalam menerima pelajaran yang diajarkan oleh guru selaku pendidik.

Tidak mudah menemukan letak kesulitan siswa menentukan ide pokok paragraf
pada teks bacaan, karena zaman sekarang semakin banyak hal-hal penyebabnya, seperti
kurangnya minat membaca dalam diri siswa sehingga menghambat siswa dalam
memahami suatu paragraf, kemudian pada akhirnya tidak menemukan ide pokok
paragraf teks bacaan. Kemudian metode pembelajaran yang cenderung sama
menyebabkan sumber belajar dan media pembelajaran menjadi tidak efektif dalam
menjelaskan materi pembelajaran. 1 Diterapkan pelajaran yang baik, maka siswa
dituntut dapat menemukan ide-ide pokok melalui kegiatan membaca agar siswa dapat
memahami isi teks bacaan. Menemukan ide pokok dalam bacaan merupakan suatu
kewajiban bagi pembaca ketika mencoba menambah wawasan pengetahuannya.

1
Ushwah Nurhaliza, Habudin, dan Mansur, “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menentukan Ide
Pokok Suatu Paragraf Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SDN Pondok Jagung 01 Serpong
Utara” Jurnal Ibtida’I, Vol. 6 No. 1, (2019), h. 97.
1
Siswa yang mampu menentukan ide pokok dengan baik, maka pemahamannya
mengenai bacaan tersebut akan baik juga. Demikian siswa lebih mudah untuk menulis
kembali apa yang telah ia baca. Ide pokok adalah inti permasalaha yang dinyatakan
dengan sebuah pernyataan simpulan umum tentang isi keseluruhan paragraf. Paragraf
juga berupa gagasan yang berisi pemikiran yang masih bersifat umum dijabarkan
menjadi sejumlah gagasan pikiran yang didukung argumen yang jelas. Ide pokok ini
diawal paragraf deduktif, sedangkan ide poko diakhir disebut dengan ide pikok
induktif, kemudian ide pokok diawal dan diakhir disebut ide pokok campuran.

Paragraf merupakan tulisan atau karangan yang memuat pemikiran, gagasan,


tujuan, dan satu ide pokok yang dibantu juga dengan kalimat pendukung, penjelas
2
tentang paragraf tersebut. Sasaran paling utama dalam kegiatan belajar ini adalah
siswanya sendiri, karena siswa terlibat secara maksimal dalam proses kegiatan,
keterarahan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran. Kemudian
mengembangkan sikap percaya diri siswa dalam proses menemukan ide pokok pada
paragraf teks bacaan. Mengingat masih banyak siswa yang belum mampu menentukan
ide pokok dalam suatu paragraf, membedakan kalimat utama dan kalimat penjelas,
sehingga berpengaruh terhadap nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran di sekolah.

Ide pokok dapat membantu pembaca untuk memahami pokok pikiran yang
ingin disampaikan penulis. Selain itu ide pokok juga mampu mengembangkan alur
tulisan melalui adanya kalimat penjelas dalam sebuah paragraf. Maka dari itu ide pokok
menjadi unsur terpenting dalam sebuah paragraf. Dalam setiap paragraf terdapat suatu
teks bacaan, karena melalui kegiatan menyimak teks bacaan siswa dapat

2
Atik, “Menemukan Ide Pokok Paragraf Menggunakan Metode Inkuiri Pembelajaran Bahasa
Dan Sastra Indonesia diI SD Swasta ERNA Sangau,” dalam Artikel Penelitian (Pontianak: Universitas
Tanjung Pura, 2013), h.5.
2
mengitentifikasi gagasan pokok setiap paragraf dari teks, baik dalam bentuk tulisan
cerita atau tulisan lainnya. Kemudian siswa juga bisa menyampaikan gagasan utama
setiap paragraf dari teks dalam bentuk pemikiran dan ungkapan.

Sebuah teks paragraf yang dibaca terdiri dari berbagai unsur yang
membentuknya. Mulai dari kata, kalimat, hingga ide pokok setiap paragraf. Dalam
paragraf bisa saja memuat sebuah kata kunci yang menjadikannya sebagai ide pokok
paragraf. Demikian dari sini muncul kalimat-kalimat penjelas yang menambah
kelengkapan makna sebuah teks bacaan.

Harapan pada proses pembelajaran ide pokok paragraf ini supaya siswa
mempunyai kemampuan memahami teks bacaan, menentukan ide pokok bacaan, serta
mampu membuat kesimpulan bacaan. Siswa dapat mengembangkan kreativitas, daya
nalar, dan imajinasi yang aktif, kreatif, dan inovatif pada suatu bacaan paragraf yang
lebih baik. Oleh karenanya kita harus mengetahui dasar apa yang membuat siswa
kesulitan dalam menemukan ide pokok pada paragraf teks bacaan. Sebagaimana uraian
diatas maka peneliti tertarik menulis penelitian dengan judul “Analisis kesulitan siswa
dalam Menemukan Ide Pokok Pada Paragraf Teks Bacaan Siswa Kelas IV Di
MIN 6 gan Raya”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kesulitan siswa dalam menemukan ide pokok pada paragraf teks bacaan
siswa kelas IV di Min 6 Nagan Raya?
2. Bagaimana cara mengurangi kesulitan siswa dalam menemukan ide pokok pada
paragraf teks bacaan siswa kelas IV di Min 6 Nagan Raya?
3
C. Tujuan Penelitian
Sebagaimana rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menemukan ide pokok pada paragraf teks
bacaan siswa kelas IV di Min 6 Nagan Raya.
2. Untuk mengetahui cara mengurangi kesulitan siswa dalam menemukan ide pokok
pada paragraf teks bacaan siswa kelas IV di Min 6 Nagan Raya.

D. Manfaat Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat kepada
semua pihak. Baik kepada masyarakat maupun penulis sendiri. Salah satu manfaatnya
berupa:

1. Manfaat Teoritis
a. Secara umum hasil penelitian ini menambah khasanah ilmu pengetahuan,
terutama ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan.
b. Manfaat khusus bagi ilmu pengetahuan yakni dapat menambah khasanah
penelitian sejenis yang telah an bagi penelitian serupa selanjutnya.

2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Guru
1) Sebagai bahan masukan tambahan dalam melaksanakan proses belajar
mengajar mengetahui kesulitan siswa am menemukan ide pokok pada paragraf
teks bacaan pada siswa.
2) Sebagai pengembangan bagi kreativitas dan berpikir kritis siswa dalam tahap
proses pembelajaran dengan cara menemukan kesulitan siswa terhadap
kemampuan menemukan ide pokok paragraph pada teks bacaan.

4
b. Manfaat Bagi Siswa
1) Dapat mengembangkan pola pikir siswa dalam proses belajar terutama dalam
menemukan ide pokok paragraf.
2) Dapat menambah wawasan siswa dan meningkatkan penguasaan materi dalam
pembelajaran pokok, serta proses belajar mengajar yang mudah sehngga dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa.

c. Manfaat Bagi Sekolah :


1) Menjadi sarana pendukung dalam meningkatkan proses pembelajaran inkuiri
terhadap kemampuan menemukan ide pokok paragraf.
2) Hasil penerapan ini dapat diterapkan pada perbaikan proses belajar mengajar
siswa dalam meningkatkan kefokusan siswa belajar.
3) Menjadi bahan pertimbangan dalam memutuskan kebijakan dalam penerapan
model pembelajaran terhadap kemampuan menemukan ide pokok paragraf
serta masukan bermanfaat dalam perbaikan proses pembelajaran.

d. Manfaat Bagi Peneliti :


1) Penelitian ini menjadi wawasan, pengalaman dan masukkan pengetahuan
yang dapat melaksanakan, cara terhadap kemampuan menemukan ide pokok
paragraf serta masukan bermanfaat dalam perbaikan proses pembelajaran.
2) Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama di perkuliahan dalam
mendukung kemajuan pendidikan yang akan datang.

5
E. Defenisi Operasional
Defenisi operasional merupakan penjelasan suatu konsep atau variable
penelitian di dalam judul penelitian.3 Defenisi operasional dalam penelitian ini sebagai
berikut:

1. Kesulitan Belajar Siswa


Kesulitan merupakan kondisi tertentu ditandai dengan hambatan-hambata
dalam kegiatan mencapai sebuah tujuan sehingga memerlukan usaha lebih giat lagi
dalam mengatasinya. Kesulitan belajar siswa merupakan kekurangan yang tidak
nampak secara lahiriah. Kesulitan belajar siswa tidak dapat dikenali dalam wujud fisik
yang berbeda dengan siswa yang tidak memiliki masalah kesulitan dalam belajar.4
Kesulitan belajar disini adalah kesulitan siswa dalam menemukan ide pokok paragraf
dalam teks bacaan.

2. Ide Pokok Paragraf


Paragraf adalah dimana dalam sebuah tulisan atau karangan biasanya terdapat
bagian yang agak menjorok ke dalam. Bagian yang secara fisik sudah tampak dengan
nyata karena adanya tanda menjorok itu disebut paragraf. Dengan kata lain, batas-batas
paragraf ditandai indensi (dimulai pada huruf ke sekian dari margin kiri). 5

Dalam sebuah paragraf, inti permasalahan terdapat pada topik utama atau
pikiran utama. Semua pembicaraan dalam paragraf terpusat pada pikiran utama.

3
Wahid Murni, Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan (Malang:
UM Press, 2008), h. 26.
4
Nur Ghufron dan Rini Risnawati, “Kesulitan Belajar Pada Anak: Identifikasi Faktor yang
Berperan”, Jurnal Elementary, Vol. 3, No. 2 (2015), h. 298.
5
Suladi, Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia, Paragraf, (Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015), h. 1.
6
Pikiran utama inilah yang menjadi pokok persoalan atau pokok perbincangan sehingga
juga sering disebut gagasan pokok, gagasan utama, atau ide pokok.6

3. Teks Bacaan
Teks bacaan tentunya harus memenuhi kaidah-kaidah yang baik. Teks bacaan
merupakan sebuah tulisan pengarang kemudian dibaca oleh pembaca untuk
memperoleh informasi. Teks bacaan dalam buku teks siswa haruslah memiliki pola
pengembangan paragraf yang baik sehingga siswa dapat memahami materi dengan
baik. 7

F. Kajian Terdahulu
Kajian terdahulu merupakan untuk melihat dan membandingkan penelitian
sekarang dengan penelitian terdahulu. Adapun kajian terdahulu terkait dengan
penelitian ini adala sebagai berikut:

1. Penelitian Desi Prihatin (2018) yang berjudul, ANALISIS KESULITAN SISWA


DALAM MENEMUKAN IDE POKOK PADA PARAGRAF TEKS BACAAN
KELAS V SD NEGERI 4 GONDANG SRAGEN. Universitas Muhammadiyah
Surakarta, penelitian yang digunakan berupa penelitian kualitatif dengan desain
penelitian fenomenologi. Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan
metode tes, dokumentasi, wawancara, observasi, keabsahan data yang digunakan
melalui triangulasi sumber dan teknik. Adapun analisis ini menggunakan reduksi

6
Suladi, Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia, Paragraf.., h. 2.
Citra Winda Ulvia dan Mulyanto Widodo, “Pola Pengembangan paragraf Pada Teks Bacaan
7

dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia”, Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran, 2015, h. 3.
7
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang sedang dilakukan adalah terletak pada tujuan penelitian. Penelitian
terdahulu tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan
pembelajaran muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas V dengan materi
menemukan ide pokok, mendeskripsikan kemampuan siswa kelas V menemukan
ide pokok pada paragraph dalam sebuah teks, menganalisis kesulitan yang dialami
oleh siswa kelas V, dan mendeskripsikan solusi mengatasi kesulitan menemukan
ide pokok. Sedangkan penelitian sekarang pada kesulitan siswa dalam menemukan
ide pokok pada paragraf teks bacaan dan cara mengurangi kesulitan siswa dalam
menemukan ide pokok pada paragraf teks bacaan siswa kelas IV di Min 6 Nagan
Raya.
2. Penelitian oleh Eka Nur Oktaviana dan Dedy Irawan yang berjudul, ANALISIS
KESULITAN SISWA KELAS V DALAM MENENTUKAN IDE POKOK
PARAGRAF. Jurnal Ilmiah Kontekstual Vol. 3, No. 1, Tahun 2021, penelitian
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan studi kasus.
Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan metode wawancara,
observasi dan dokuentasi. Adapun analisis ini menggunakan reduksi data,
penyajian data, dan verifikasi. Penelitian ini dengan penelitian terdahulu terdapat
persamaan adalah pada tujuan penelitiannya yaitu, mengetahui kesulitan siswa
dalam menemukan ide pokok paragraf. Adapun perbedaannya terdapat pada subjek
penelitian.
3. Penelitian oleh Ade Kalpika Budiningtyas yang berjudul, ANALISIS
KESULITAN SISWA DALAM MENEMUKAN GAGASAN POKOK PADA
TEMA CUACA SUBTEMA PENGARUH CUACA BAGI KEHIDUPAN
MANUSIA PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR. Jurnal Ilmiah
Pendidikan, Vol. 5, No. 2, Tahun 2022, penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif dengan menggunakan penelitian obyek alamiah. Pada penelitian ini,
8
peneliti merupakan sebagai instrument penelitian kunci. Teknik pengumpulan data
dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasinya.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Perbedaan penelitian
terdahulu dengan sekarang adalah fokus penelitiannya. Fokus penelitian terdahulu
terdapat pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III terdapat Kompetensi
Dasar yang harus yang dicapai oleh siswa salah satunya adalah menemukan ide
pokok paragraf. Sedangkan penelitian sekarang sekarang pada kesulitan siswa
dalam menemukan ide pokok pada paragraf teks bacaan dan cara mengurangi
kesulitan siswa dalam menemukan ide pokok pada paragraf teks bacaan siswa kelas
IV.

9
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Ide Pokok Paragraf


1. Pengertian Ide Pokok Paragraf
Ide pokok paragraf merupakan inti permasalahan terdapat pada topik utama
atau pikiran utama.8 Ide pokok paragraf adalah kalimat utama yang merumuskan
gagasan utama dalam paragraf atau sering disebut sebagai topik utama dalam paragraf. 9
Ide pokok inilah yang menjadi pikiran utama. Kemudian menjadi pokok persoalan atau
pokok perbincangan atau sering disebut gagasan utama, gagasan pokok, dan ide pokok.
Gagasan utama tersebut dikemas dalam sebuah topik. 10

2. Fungsi Ide Pokok Paragraf


Fungsi ide pokok paragraf yag terpenting adalah sebagai pemberitahu kepada
pembaca mengenai suatu hal yang diperbincangkan dalam suatu paragraf. Bagi penulis,
ide pokok berfungsi sebagai pengendali atau pengontrol terhadap permasalahan yang
akan diperbincangkan dalam suatu paragraf.

Artinya ide pokok berfungsi sebagai pemeri arah terhadap arah semua suatu
permasalahan yang dituliskan dalam sebuah paragraf. Kemudian bagi paragraf itu
sendiri ide pokok berfungsi sebagai sandaran kalimat-kalimat lain dalam paragraf
tersebut. Demikian kalimat-kalimat yang lain akan terlalu bertolak dari gagasan yang

8
Suladi, Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia, Paragraf..., h. 1.
9
Inawati dan Darningwati, “Kemampuan Mahasiswa Menentukan Ide Pokok Paragraf Melalui
Tehnik Skimming”, Jurnal Bindo sastra, Vol. 4, No. 1, (2020), h. 71.
10
Suladi, Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia, Paragraf..., h. 1.
10
terdapat dalam kalimat ide pokok tersebut. Semua kalimat yang membina paragraf itu
secara bersama-sama menyatakan satu hal atau satu tema tertentu.11

3. Ciri-Ciri Ide Pokok Paragraf


a. Memiliki kalimat pendukung (kalimat pengembang) atau penjelasan.
b. Ada yang mendukung, baik itu berupa penjelasan atau alasan yang menguatkan
c. Inti dari sebuah paragraf atau pusat pembahasan.

4. Cara Menentukan Ide Pokok


a. Bacalah paragraf dengan seksama
b. Perhatikan kalimat pertama dan kalimat terakhir
c. Tentukan kalimat yang merupakan kalimat utama paragraf tersebut
d. Pokok pikiran dirumuskan dari kalimat utama paragraf tersebut.12

B. Teks Bacaan
1. Pengertian Teks Bacaan
Teks bacaan merupakan sebuah tulisan pengarang kemudian dibaca oleh
pembaca untuk memperoleh informasi. Teks bacaan dalam buku teks siswa haruslah
memiliki pola pengembangan paragraf yang baik sehingga siswa dapat memahami
materi dengan baik. 13 Teks merupakan bagian integral dalam pembelajaran membaca
di kelas pemilihan teks yang tepat membuat pengajaran dan pembelajaran menjadi
kegiatan yang bermanfaat. Kemudian hal ini mencipatakan lingkungan kelas efektif.

11
Suladi, Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia, Paragraf..., h. 2.
12
“Pengertian Ide Pokok, Ciri-Ciri, Cara Menentukan dan Contohnya : Okezone Edukasi,”
diakses 14 Juli 2022, https://edukasi.okezone.com/read/2021/09/27/624/2477619/pengertian-ide-
pokok-ciri-ciri-cara-menentukan-dan-contohnya.
13
Citra Winda Ulvia dan Mulyanto Widodo, “Pola Pengembangan paragraf Pada Teks Bacaan
dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia”, Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran, 2015, h. 3.
11
Kemampuan menemukan ide pokok paragraf ditentukan oleh pengetahuan,
pengalaman membaca, dan kemampuan mengeuasai pengetahuan yang berkaitan
dengan isi teks dan aspek-aspek kebahasaan. Teks dapat dipahami dengan mudah
tergantung pada dua hal yaitu, Bahasa yang digunakan dan hal yang dibicarakan atau
isi teks. Maka makna dalam suatu teks tidak semuanya dapat dipahami oleh pembaca. 14
Teks terbentuk dari susunan kalimat ataupun kata yang harus bersifat kontinuitas,
kohesi dan koheren sesuai dengan konteks situasi.

2. Tujuan Teks Bacaan


Tujuan sebuah teks yaitu harus mampu menyampaikan informasi, menggugah
perasaan atau bahkan gabungan dari keduanya. Pendekatan teks yang digunakan harus
sesuai dengan tujuan dan fungsi jenis-jenis teks yang akan disampaikan.

3. Jenis-jenis Teks
a. Anekdot
Anekdot adalah teks yang berbentuk cerita (narasi). Sama halnya fungsi teks
umumnya, seperti cerpen atau novel anekdot juga berfungsi sebagai penyampai sebuah
cerita baik fiksi ataupun non fiksi. Hanya saja anekdot mempunyai ciri-ciri khusus
yaitu mengandung unsur humor atau lucu, kemudian dalam cerita tersebut mengandung
ajakan atau merenungkan suatu kebenaran.15
b. Eksposisi
Ekposisi adalah teks yang berkarakteristik. Istilah eksposisi berasal dari kata
ekspos yang berarti memberitakan disertai dengan analisis dan penjelasan. Adapun teks
eskposisi dapat diartikan sebagai karangan yang menyampaikan argumentasi dengan

Nurul Shofiah, “Pertimbangan Pemilihan teks bacaan dalam Pengajaran dan Pembelajaran
14

Membaca”, Jurnal Bahasa dan Sastra, E-ISSN 2599-0519, (2017), h. 285-287.


15
Kosasih, Jenis-Jenis Teks, (Bandung: Yrama Widya, 2014), h. 2-3.
12
tujuan untuk meyakinkan orang lain. Dalam pengembangannya, teks eksposisi dapat
menggunakan fakta, contoh-contoh gagasan-gagasan penulisannya, ataupun pendapat-
pendapat para ahli. Kemudian teks itu dapat dilengkapi dengan media-media visual,
seperti tabel, grafik, peta, dan lain sebagainya.

Teks eksposisi mengemukakan suatu persoalan tertentu berdasarkan sudut


pandang penulisnya. Hal tersebut menyebabkan bahasan teks eksposisi cenderung
subjektif. Hal itu sebagaimana yang tampak dalam contoh tulisan di atas. Penulis
mengemukakan gagasan atau pendapat-pendapat pribadinya tentang sikap dan peran
generasi muda sekarang yang menurutnya sudah jauh berbeda dengan generasi muda
pada masa silam. Pengertian eksposisi sebagai teks yang bersifat argumentatif tersebut
berbeda dengan konsep teks eksposisi yang dikenal dalam beberapa literatur lainnya.
Dalam literatur tersebut eksposisi didefinisikan sebagai teks yang berupa paparan sama
seperti halnya dengan teks laporan, teks prosedur, teks eksplanasi, teks berita, dan teks-
teks jenis lainnya. Teks eksposisi sebagai paparan merupakan definisi teks (karangan)
berdasarkan tujuannya.

Pendefinisian tersebut ditinjau berdasarkan karakteristik isinya. Di samping


eksposisi, dikenal pula jenis karangan narasi, deskripsi, argumentasi, dan persuasi.
Kelima jenis karangan tersebut dikelompokkan berdasarkan tujuannya, yakni (1)
karangan yang bertujuan untuk menceritakan--narasi, (2) bertujuan untuk
menggambarkan--deskripsi, (3) bertujuan untuk memaparkan--eksposisi, (4) bertujuan
untuk meyakinkan--argumentasi, dan (4) bertujuan untuk menyampaikan bujukan--
persuasi. 16

c. Laporan Hasil Observasi

16
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 23-24.
13
Teks laporan hasil obsevasi adalah teks yang bertujuan untuk memberikan
pengetahuan atau informasi yang sejelas-jelasnya kepada pembaca. Karakterstik
lainnya dari suatu laporan adalah dipenuhinya teks itu dengan fakta. Ciri-ciri teks ini
sebagai berikut:
1) Menyajikan fakta-fakta tentang keadaan peristiwa, tempat, benda, atau orang.
2) Menambah pengetahuan dan wawasan kepada pembacanya. 17

d. Prosedur Kompleks
Istilah populernya adalah trik atau kiat. Prosedur kompleks merupakan teks
yang menjelaskan langkah-langkah secara lengkap, jelas, dan terperinci tentang cara
melakukan sesuatu, yang dalam hal ini tentang cara atau trik belajar efektif.
Berdasarkan fungsinya, prosedur kompleks tergolong ke dalam teks paparan. Teks
tersebut bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang tata cara melakukan sesuatu
dengan sejelas-jelasnya. Keberadaan teks semacam itu sangat diperlukan oleh
seseorang yang akan mempergunakan suatu benda atau melakukan kegiatan yang
belum jelas cara penggunaannya.18

e. Negosiasi
Teks negosiasi yakni bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai
kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan berbeda. Teks
negosiasi tergolong ke dalam bentuk teks diskusi. Kegiatan teks berisi adu tawar yang
kemudian berujung pada kesepakatan atau ketidaksepakatan.

17
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 43-43.
18
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 66-67.
14
Istilah lain dari adu tawar keinginan itu, kita istilahkan dengan negosiasi. Adu
tawar atau negosiasi ternyata sering terjadi dalam berbagai kesempatan. Bahkan, dapat
dikatakan bahwa ketika berhubungan dengan orang lain, kita tidak bisa lepas dengan
proses negosiasi, tetapi dalam bentuk dan tingkat kepentingan yang berbeda-beda.
Karakteristik dan arti penting lainnya dari negosiasi adalah sebagai berikut:
1) Negosiasi bertujuan untuk menghasilkan kesepakatan.
2) Negosiasi bertujuan untuk menghasilkan keputusan yang saling
menguntungkan.
3) Negosiasi merupakan sarana untuk mencari penyelesaian.
4) Negosiasi mengarah kepada tujuan praktis.
5) Negosiasi memprioritaskan kepentingan bersama. 19

f. Cerita pendek
Cerita pendek yakni cerita yang menurut wujudnya berbentuk pendek. Ukuran
panjang pendeknya suatu cerita memang relatif. Namun, pada umumnya cerita pendek
merupakan cerita yang habis dibaca sekitar sepuluh menit atau setengah jam. Jumlah
katanya sekitar 500–5.000 kata. Karena itu, cerita pendek sering diungkapkan dengan
cerita yang dapat dibaca dalam sekali duduk. Cerita pendek pada umumnya bertema
sederhana. Teks cerita pendek termasuk ke dalam genre cerita atau naratif fiksional,
seperti halnya anekdot. Keberadaannya lebih pada kepentingan memberi kesenangan
untuk para pembacanya.
Sebuah cerpen sering kali mengandung hikmah atau nilai yang bisa kita petik
di balik perilaku tokoh ataupun di antara kejadian-kejadiannya. Hal ini karena cerpen
tidak lepas dari nilai-nilai agama, budaya, sosial, ataupun moral.

19
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 86-87.
15
1) Nilai-nilai agama berkaitan dengan perilaku benar atau salah dalam
menjalankan aturanaturan Tuhan.
2) Nilai-nilai budaya berkaitan dengan pemikiran, kebiasaan, dan hasil karya cipta
manusia.
3) Nilai-nilai sosial berkaitan dengan tata laku hubungan antara sesama manusia
(kemasyarakatan).
4) Nilai-nilai moral berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk yang menjadi
dasar kehidupan manusia dan masyarakatnya. 20
g. Pantun
Pantun merupakan salah satu bentuk puisi lama. Seperti yang tampak pada
contoh di atas bahwa secara struktur pantun hampir sama dengan puisi yang ada
sekarang. Pantun dibentuk oleh bait-bait dan setiap bait terdiri atas baris-baris. Hanya
saja pantun lebih terikat oleh kaidah-kaidah baku. Jumlah baris pada setiap baitnya,
ditentukan. Jumlah suku kata dalam setiap barisnya serta bunyi-bunyi hurufnya, juga
telah diatur.21

h. Cerita Ulang
Teks itulah yang dimaksud dengan cerita ulang (recount), yakni teks yang
menceritakan kembali kejadian atau pengalaman masa lampau. Cerita ulang dapat
disampaikan berdasarkan pengalaman langsung penutur atau penulisnya. Akan tetapi,
cerita ulang dapat pula berdasarkan imajinasi atau di luar penyampainya itu. Oleh
karena itulah, cerita ulang dapat diklasifikasikan menjadi empat macam, yakni sebagai
berikut.

20
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 110-111.
21
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 137.
16
1) Pengalaman pribadi (personal recount), yakni teks yang mengisahkan kembali
kejadian yang dialami penulisnya secara langsung. Misalnya, berupa kisah
perjalanan, kejadian-kejadian waktu berlibur, peristiwa-peristiwa unik semasa
sekolah.
2) Cerita ulang faktual (factual recount), yakni teks yang mengisahkan kembali
kejadian masa lalu yang disaksikan sendiri ataupun dialami orang lain.
Misalnya, peristiwa kecelakaan lalu lintas, peristiwa-peristiwa alam, kisah
hidup seorang tokoh. Oleh karena itu, berita koran, kilas balik peristiwa
tahunan, dan biografi dapat pula digolongkan ke dalam teks cerita ulang.
3) Cerita ulang imajinatif (imaginative recount), yakni teks yang mengisahkan
peristiwaperistiwa yang bersifat khayalan, namun sering kali peristiwa itu
dianggap ada atau benarbenar terjadi. Karena bersifat melegenda, kisah itu terus
diceritakan kembali secara turuntemurun dari generasi ke generasi. Teks yang
termasuk jenis ini adalah dongeng, legenda, dan cerita-cerita rakyat lainnya.
4) Cerita ulang prosedur (procedural recount), yakni teks yang menceritakan latar
belakang atau asal usul terjadinya suatu kejadian di masa lalu. Teks semacam
ini biasanya dipakai di dalam pengadilan dalam rangka memperjelas kasus
ataupun alat bukti perkara.22

i. Eksplanasi Kompleks
Eksplanasi kompleks, yakni teks yang menjelaskan hubungan peristiwa atau
proses terjadinya sesuatu (secara lengkap). Teks eksplanasi kompleks termasuk ke
dalam genre faktual. Di dalamnya dijumpai sejumlah fakta yang dapat memperluas
wawasan, pengetahuan, dan keyakinan para pembaca ataupun pendengarnya. Karena

22
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 154-155.
17
objek pembahasannya mencakup bidang tertentu, di dalam teks eksplanasi akan
dijumpai kata-kata teknis ataupun peristilahan yang terkait dengan bidang yang
dibahasnya itu.23

j. Ulasan Film/Drama
Ulasan merupakan ‘kupasan’, ‘tafsiran’, atau ‘komentar’. Ulasan tentang suatu
karya bentuknya dapat berupa resensi atau apresiasi, lebih mendalamnya lagi adalah
kritik. Ulasan bisa berbentuk lisan dan bisa pula berupa tulisan. Dalam pengategorian
teks, ulasan termasuk ke dalam jenis discussion, yakni teks yang berfungsi untuk
membahas berbagai pandangan mengenai suatu objek, isu, ataupun masalah
tertentu.Ulasan termasuk ke dalam jenis teks argumentatif. Di dalam teks tersebut
disajikan banyak pendapat berdasarkan interpretasi ataupun penafsiran dari perspektif
tertentu dengan disertai fakta-fakta pendukungnya. Dengan demikian, di dalam suatu
penjelasan akan ada argumen dan fakta-fakta.24

k. Teks Sejarah
Teks sejarah dapat pula dikelompokkan ke dalam jenis cerita ulang (recount
text), yakni teks yang menceritakan kembali tentang kejadian-kejadian atau
pengalaman-pengalaman di masa lampau. Lebih sepesifik lagi, sejarah termasuk ke
dalam cerita ulang faktual (factual recount) karena yang menjadi dasar penceritaannya
berupa peristiwa yang benar-benar terjadi.
Dalam ini juga akan membahas sejarah tentang kehidupan seseorang (biografi,
autobiografi). Jenis teks semacam ini digolongkan ke dalam pengalaman pribadi

23
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 178.
24
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 203.
18
(personal recount). Selain itu, cerita ulang mungkin pula bersifat imajinatif, bentuknya
mungkin berupa legenda ataupun hikayat. Dengan adanya pelajaran sejarah di sekolah,
pasti ada manfaatnya. Teks sejarah memberikan pengalaman, pelajaran, dan
pemantapan kepribadian bagi individu, masyarakat dan bangsa. 25

l. Berita
Berita menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah kabar, informasi (terutama
yang resmi), atau laporan pers. Teks tersebut menyampaikan kabar atau informasi,
yakni tentang meningkatnya arus mudik menjelang Natal dan tahun baru. Karena
disusun oleh awak pers (wartawan), teks tersebut layak apabila dikategorikan ke dalam
laporan pers.26

m. Editorial
Editorial merupakan teks dalam suatu media massa yang menyatakan
pandangan media yang bersangkutan terhadap suatu permasalahan yang ada di
masyarakat. Oleh karena itu, di dalam editorial selalu ada fakta dan opini. Editorial
mengemukakan masalah aktual di masyarakat. Oleh redaksi, media yang bersangkutan,
masalah itu diulas dengan disertai tanggapan-tanggapan. Isi tanggapan itu mungkin
berupa pujian, kritikan, sindiran, ataupun saran. 27

n. Cerita Fiksi dalam Novel


Novel merupakan teks naratif yang fiksional. Isinya mengisahkan sisi utuh atas
problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Karena kisah kehidupan

25
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 222.
26
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 242.
27
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 283.
19
yang diceritakan itu bersifat utuh, bentuk novel terdiri atas puluhan bahkan ratusan
halaman. Karakteristik novel lainnya adalah sebagai berikut.
1) Alur rumit dan lebih panjang. Ditandai oleh perubahan nasib pada diri sang
tokoh. Misalnya, dari menjomblo menjadi menikah, dari miskin menjadi kaya
raya.
2) Tokohnya banyak dalam berbagai karakter. Ada tokoh protagonis, antagonis,
statis, dan macam-macam tokoh lainnya dalam beragam peran.
3) Latar meliputi wilayah geografi yang luas dan dalam waktu yang relatif lama,
bisa mencapai puluhan bahkan ratusan tahun.
4) Tema relatif kompleks, ditandai oleh adanya tema-tema bawahan. 28

28
Kosasih, Jenis-Jenis Teks.., h. 299.
20
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian skripsi ini adalah kualitatif dan bersifat deskriptif. Penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang bersifat menggambarkan, dimana peneliti
melibatkan pengalaman saat berada dilapangan.29. Pendekatan penelitian kualitatif
adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metode yang
menyelidiki suatu fenomena social dan masalah manusia. Penelitian ini dilakukan
dalam bentuk penelitian lapangan (field research) dengan tujuan untuk menggali
informasi tentang kesulitan siswa dalam menemukan ide pokok pada paragraf teks
bacaan siswa kelas IV di Min 6 Nagan Raya.

Jadi peneliti akan menggunakan jenis penelitian kualitatif untuk


mendeskripsikan hasil dari analisis kesulitan siswa dalam menemukan ide pokok pada
paragraf teks bacaan siswa kelas IV di Min 6 Nagan Raya, baik keadaan dan gejala
yang terjadi kemudian memperoleh hasil dan kesimpulannya.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian


Lokasi peneitian merupakan tempat terjadinya sebuah penelitian. Lokasi dalam
Penelitian ini dilakukan di MIN 6 Nagan Raya, alamatnya pada Jl. Nasional Simpang
Peut Jeuram, Kecamatan Sueka Makmu Kota Nagan Raya. Menurut Arikunto subjek

29
Lexy Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2017), h. 4.
21
penelitian adalah tempat dimana data untuk variabel penelitian diperoleh. 30 Maka
subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV pada MIN 6 Nagan Raya.

C. Instrument Pengumpulan Data


Instrumen penelitian merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk
mengukur kejadian (variable penelitian) atau sosial yang diamati. Menurut Sanjaya
instrument penelitian merupakan alat untuk mengumpulkan data atau informasi. 31 Alat
yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi dalam sebuah penelitian.
Instrument penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri 32 Adapun
dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang penulis gunakan adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Kemudian penulis menyertakan ponsel guna merekam
atau memotret foto sebagai penambah dan bukti hasil penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik dalam pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh suatu informasi
sesuai yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Teknik
pengumpulan data ialah sekumpulan berbagai cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk bertujuan memperoleh dan mengumpulkan data. Adapun langkah-langkah yang
digunakan peneliti untuk memperoleh infomasi yang akurat dalam pengumpulan data
yaitu:
1. Observasi
Observasi merupakan penelitian langsung ke lapangan, dimana observasi dalam
penelitian ini melihat langsung fenomena yang ada dilapangan yang dapat

30
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta,
2011), h. 172.
31
Ade Sanjaya, Model-Model Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 84.
32
Ade Sanjaya, Model-model Pembelajaran..., h. 84.
22
menggambarkan fenomena yang sedang terjadi dan menyusunnya secara terstruktur
untuk melengkapi data untuk hasil penelitian. 33 Maka dengan ini peneliti akan melihat
secara langsung berkaitan kesulitan siswa dalam menemukan ide pokok pada paragraf
teks bacaan siswa kelas IV di Min 6 Nagan Raya, baik keadaan dan gejala yang terjadi
kemudian memperoleh hasil dan kesimpulannya.

2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dimana penelitian melakukan
kontak langsung dengan informan penelitian. Penulis akan melakukan wawancara
untuk melengkapi data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian. 34 Adapun pada
penelitian ini, penulis akan melakukan teknik wawancara tidak terstruktur. Wawancara
ini bertujuan untuk mendapat informasi dalam melengkapi data dalam penelitian.
Wawancara tidak trestruktur dipakai sebagai instrument penelitian karena merupakan
cara yang fleksibel dengan mengikuti kenyamanan narasumber.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan merupakan teknik pengumpulan data yang di lakukan
dengan cara memperoleh data berupa bukti, baik berupa bukti tertulis atau foto. Adapun
dokumentasi dalam penelitian ini untuk memperoleh data langsung dari tempat yang
berkaitan dengan penelitian, dimana mengandung keterangan dan penjelasan serta
pemikiran tentang fenomena yang aktual dan sesuai dengan masalah penelitian.35

33
Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial: Sebagai Alternatif Pendekatan (Jakarta: Kencana
2007), h. 186.
34
Jusuf Soewadji, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2012), h.
155.
35
Suryana, Metodelogi Penelitian Model Prakatis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif,
(Universitas pendidikan Indonesia 2010) h. 58.
23
Pengumpulan data berupa dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh
informasi tentang penelitian secara langsung pada lapangan, yaitu berkaitan kesulitan
siswa dalam menemukan ide pokok pada paragraf teks bacaan siswa kelas IV di Min 6
Nagan Raya

E. Tehnik Analisi Data


Analisi data merupakan cara atau teknik yang digunakan untuk mengolah data
hasil dari penelitian yaitu dengan cara menyederhanakannya. 36

1. Reduksi data
Reduksi data merupakan tahap untuk pemilihan, memilah, mengarahkan, atau
mengelompokkan data yang telah didapatkan. Penyederhanaan data tersebut sangat
primer agar lebih terarah pada data yang disederhanakan lebih mengacu pada
kesimpulan-kesimpulan sehingga dapa menarik hasil akhir penelitian. 37

2. Tahap Penyajian Data


Tahap penyajian data merupakan mendeskripsikan sejumlah data atau
responden secara tersusun, terstruktur agar mudah mendapatkan mendapatkan sebuah
kesimpulan. Penyajian data disusun secara singkat, jelas, terperinci dan menyeluruh
akan lebih memudahkan dalam memahami gambaran terhadap penelitian untuk mudah
dipahami sebagaimana data yang telah didapatkan.38

3. Tahap penyimpulan
Tahap menyimpulan merupakan tahap terakhir yang oleh peneliti untuk
membentuk sebuah kesimpulan dari hasil penelitian. Peneliti melakukan pengamatan

36
Suci Sundisiah, Analisis Data Kualitatif,(Jurusan Pendidikan Sastra Indonesia, Universitas
Pendidikan Indonesia), h. 6.
37
Hamid Patilimia, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 100-101.
38
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 247.
24
terhadap data yang telah ada untuk dilihat lagi, informasi, catatan yang berhubungan
dengan hasil penelitian. Kesimpulan disusun dalam bentuk penyajian singkat dan
mudah dipahami dan mengacu pada hasil penelitian. 39

39
Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif...., h. 101.
25
DAFTAR PUSTAKA

Abubaka, Rifa’i, 2021. Pengantar Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Suka Press.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta, 2011.
Budiningtyas, Ade Kalpika, "Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menemukan Gagasan
Pokok Pada Tema Cuaca Subtema Pengaruh Cuaca Bagi Kehidupan Manusia
Pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar", Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 5, No. 2,
(2022).

Ghufron, Nur dan Risnawati, Rini, “Kesulitan Belajar Pada Anak: Identifikasi Faktor
yang Berperan”, Jurnal Elementary, Vo. 3, No. 2 (2015).

Hikmat, Mahi M. 2011. Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan
Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Husein Umar. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua. PT Raja
Grafindo Persada, 2011.
Inawati dan Darningwati, “Kemampuan Mahasiswa Menentukan Ide Pokok Paragraf
Melalui Tehnik Skimming”, Jurnal Bindo sastra, Vol. 4, No. 1, (2020).
Kosasih, 2014. Jenis-Jenis Teks, Bandung: Yrama Widya.

Ni, Made Ratminingsih, “Penelitian Eksperimental Dalam Pembelajaran Bahasa


Kedua”, Vol. 6, No. 11, (2010).
Nurhaliza, Ushwah, Habudin, dan Mansur, “Analisis Kesulitan Siswa Dalam
Menentukan Ide Pokok Suatu Paragraf Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas V SDN Pondok Jagung 01 Serpong Utara” Jurnal Ibtida’I, Vol. 6 No. 1,
(2019).

26
Mahi M. Hikmat. Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
Oktafiani, Eka Nur dan Irawan, dedy, “Analisis Kesultan Siswa Kelas V Menetukan
Ide Pokok Paragraf” Jurnal Ilmiah Kontekstual, Vol. 3, No. 1 (2021).

“Pengertian Ide Pokok, Ciri-Ciri, Cara Menentukan dan Contohnya : Okezone


Edukasi.” Diakses 14 Juli 2022.
https://edukasi.okezone.com/read/2021/09/27/624/2477619/pengertian-ide-
pokok-ciri-ciri-cara-menentukan-dan-contohnya.
Prihatin, Desi, "Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menemukan Ide Pokok Pada Paragraf
Teks Bacaan Kelas V SD Negeri 4 Gondang Sragen", (Surakata: Universitas
Muhammadiyah, 2018).

Sanjaya, Ade. 2013 Model-Model Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.

Shofiah, Nurul, “Pertimbangan Pemilihan teks bacaan dalam Pengajaran dan


Pembelajaran Membaca”, Jurnal Bahasa dan Sastra, E-ISSN 2599-0519,
(2017).

Soewadji, Jusuf 2012. Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: Mitra Wacana


Media.Umar,
Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Bandung: Alfabeta.

Ulvia, Citra Winda dan Widodo, Mulyanto, “Pola Pengembangan paragraf Pada Teks
Bacaan dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia”, Jurnal Bahasa, Sastra dan
Pembelajaran, 2015.

Wahid Murni. Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan.
Malang: UM Press, 2008.

27
Yuberti, 2014. Teori Pembelajaran Dan Pengembangan Bahan Ajar Dalam
Pendidikan, Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja (AURA).

28

Anda mungkin juga menyukai