Anda di halaman 1dari 14

Marine Fisheries ISSN 2087-4235

Vol. 8, No. 2, November 2017


Hal: 149-162

STRATEGI PERENCANAAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI


MANAJEMEN PENGOLAHAN DATA PENANGKAPAN IKAN
DI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Planning Strategy of Management Information System Data Processing Fishing


Surveillance Implementation in Ministry of
Marine Affairs and Fisheries Republic of Indonesia

Oleh:
Pandu Saptoriantoro 1*, Mustaruddin 2, John Haluan 2

1 Penyusun Rencana dan Evaluasi Pelaporan Dit PPSDP, Ditjen PSDKP, KKP
2 Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor

* Korespondensi: pandusaptoriantoro@gmail.com

Diterima: 07 November 2016; Disetujui: 20 September 2017

ABSTRACT
Ministry of Marine Affairs and Fisheries Republic of Indonesia has a management
information system on data processing of fishing surveillance. The information system can be
useful if the system is works successfully. This research aim to formulate a strategic plan for the
successful implementation of management information systems of data processing fisheries
resources surveillance. Elements of the system on strategy was condected by using interpretative
structural modeling (ISM), which is a strategic planning technique. The results show for the
implementation of the model, there are seven elements of the system that need to be considered.
Seven elements of the system with each sub element key, namely Directorat General PSDKP as
affected sectors, support policies / regulations, conflict of interest between units echelon 1, up date
data licensing continuity and fixed information technology (IT) expert. The implementation of
fisheries resources surveillance program by IT based, mostly regional operators started to use
information systems surveillance of fishery resources, increased access to data and information
across echelons in MMAF and involvement MMAF as agencies involved in the success of the
program.
Keywords: Directorate of fisheries resources surveillance and management, information system,
implementing strategy, ISM

ABSTRAK
Kementerian Kelautan dan Perikanan memiliki sistem informasi manajemen pengolahan
data pengawasan penangkapan ikan. Sistem informasi tersebut berguna jika dalam implementasi
sistem berhasil dengan baik. Penelitian ini bertujuan merumuskan rencana strategis untuk
keberhasilan implementasi sistem informasi manajemen pengolahan data pengawasan perikanan
tersebut. Strategi penerapan implementasi sistem informasi dilakukan dengan teknik interpretative
structural modelling (ISM). Elemen sistem pada strategi perencanaan implementasi sistem
informasi, yaitu Direktorat jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Prikanan (PSDKP)
sebagai sektor yang terpengaruh, dukungan kebijakan/peraturan, up date data perizinan yang
kontinuitas dan tenaga ahli Teknologi Informasi (IT), terlaksananya program pengawasan sumber
daya perikanan berbasis IT, sebagian besar operator daerah mulai menggunakan sistem informasi
150 Marine Fisheries 8(2): 149-162, November 2017

pengawasan sumber daya perikanan, peningkatan akses data dan informasi lintas eselon lingkup
Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) dan keterlibatan Kementerian Kelautan dan Perikanan
sebagai lembaga yang terlibat dalam keberhasilan program.
Kata kunci: Dit. PPSDP, Sistem Informasi, Strategi implementasi, ISM

PENDAHULUAN mentasikan dengan baik (Budiman dan Arza


2013).
Sistem informasi harus mampu mendu-
kung kebutuhan pengolahan data yang ada di Untuk memaksimalkan sistem informasi
dalam suatu instansi terutama instansi pemerin- dalam sebuah instansi pemerintahan kita perlu
tahan, guna menciptakan efisiensi dan efekti- terlebih dahulu mengetahui elemen sistem da-
vitas kerja (Asidhiqi dan Hartanto 2013). lam strategi implementasi sistem informasi. Sis-
tem informasi tersebut berguna jika dalam im-
Setiap instansi menerapkan teknologi in- plementasi sistem berhasil dengan baik. Ada-
formasi agar dapat meningkatkan efektivitas pun untuk mengetahui elemen sistem pada
dan efisiensi dalam proses aliran data dan in- strategi yang diterapkan untuk keberhasilan im-
formasi (Saragih dan Linardi 2013). Sistem in- plementasi sistem informasi yaitu dengan
formasi berbasis web dapat menyimpan data menggunakan teknik interpretative structural
lebih aman dan dapat memberikan informasi modelling (ISM). ISM adalah suatu permodelan
yang cepat (Tsani dan Nurhadianto 2015). Sis- deskriptif yang bernilai efektif bagi proses
tem informasi memiliki peranan penting dalam perencanaan jangka panjang yang bersifat stra-
pelayanan, terutama dalam mendukung peng- tegis. Perencanaan strategis mencakup suatu
ambilan keputusan (Hariana et al. 2013). totalitas sistem yang tidak dapat dianalisis bagi-
Kementerian Kelautan Perikanan (KKP), an demi bagian, melainkan harus dipahami se-
dalam urusan pengawasan di bidang kelautan cara keseluruhan. Berdasarkan paparan terse-
dan perikanan, mempunyai unit eselon I yaitu but, tujuan penelitian ini yaitu merumuskan ren-
Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya cana strategis untuk keberhasilan implementasi
Kelautan dan Perikanan (Ditjen PSDKP) dan sistem informasi manajemen pengolahan data
unit eselon II yaitu Direktorat Pengawasan Pe- pengawasan perikanan Dit.PPSDP.
ngelolaan Sumber Daya Perikanan(Dit.
PPSDP). Dit. PPSDP mempunyai tugas menye-
lenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebi- METODE
jakan di bidang pengawasan pengelolaan sum-
ber daya perikanan. Dalam melaksanakan tu- Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
gas dimaksud Dit. PPSDP, Ditjen PSDKP me- Juni 2016–Oktober 2016 di Dit. PPSDP sebagai
nyelenggarakan fungsi salah satunya pelaksa- pemilik dan penanggung jawab Sistem Informa-
naan monitoring dan evaluasi di bidang penye- si Manajemen Pengolahan data Pengawasan
lenggaraan pengawasan penangkapan ikan. Penangkapan Ikan dan UPT Lingkup Ditjen
Dit. PPSDP memiliki Sistem Informasi Manaje- PSDKP-KKP yaitu Pangkalan PSDKP Jakarta,
men Pengolahan Data Pengawasan Penang- Satker PSDKP Bungus dan Satker PSDKP Pa-
kapan Ikan yang berbasis website. Sistem in- labuharatu sebagai pengguna Sistem Informasi.
formasi ini dibangun dengan tujuan untuk dapat Kajian dilakukan dengan menggunakan metode
mendukung kegiatan pengawasan di bidang studi kasus. Pengambilan data dilakukan mela-
perikanan dengan mengintegrasikan suatu data lui wawancara dengan menggunakan diskusi
dengan sasaran untuk memperoleh suatu infor- kelompok terfokus, dengan berbagai pemangku
masi berdasarkan suatu analisis yang kompre- kepentingan (Nurani et al. 2011).
hensif. Sistem informasi tersebut berfungsi Jenis data yang digunakan dalam peneli-
sebagai monitoring pengawasan penangkapan tian ini adalah data sekunder yang diperoleh
ikan. melalui penelusuran pustaka dan laporan diDit
Implementasi sistem informasi merupa- PPSDP. Adapun data primer diperoleh dari pe-
kan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dit. ngisian kuesioner dengan melakukan wawan-
PPSDP setelah Sistem Informasi Manajemen cara langsung terhadap stakeholders antara
Pengolahan Data Pengawasan Penangkapan lain: Operator IT Daerah (UPT/Satker/Pos
Ikan selasai dibangun. Implementasi merupa- PSDKP), Operator IT Pusat, Tenaga Ahli IT
kan hal yang sangat penting dalam keseluruhan serta pakar di bidang pengembangan sistem
rangkaian kegiatan. Sistem informasi dibuat informasi pengawasan sumber daya perikanan.
dan dirancang dengan sangat baik tidak akan Salah satu teknik pemodelan yang di-
berarti jika tidak digunakan atau tidak diimple- kembangkan untuk perencanaan strategis ada-
Saptoriantoro et al. – Strategi Perencanaan Implementasi Sistem Informasi 151

lah Teknik Permodelan ISM. ISM adalah proses (3) Pembuatan matriks interaksi tunggal ter-
pengkajian kelompok (group learning process) struktur (structuralself interaction matrix
di mana model-model struktural dihasilkan guna SSIM). Matriks dibuat berdasarkan persep-
memotret perihal yang kompleks dari suatu sis- si responden yang dimintakan melalui wa-
tem, melalui pola yang dirancang secara sek- wancara kelompok terfokus pada peneliti-
sama dengan menggunakan grafis serta kali- an lapang tahap kedua.
mat. ISM menganalisis elemen-elemen sistem (4) Pembuatan matriks reachability (reachabi-
dan memecahkannya dalam bentuk grafik dari lity matrix/RM): Sebuah RM yang dipersi-
hubungan langsung antar elemen dan tingkat apkan kemudian mengubah simbol-simbol
hierarki. Aspek yang terkait dalam implementasi SSIM ke dalam sebuah matriks biner.
model dibagi menjadi elemen-elemen, dimana (5) Tingkat partisipasi dilakukan untuk meng-
setiap elemen diuraikan menjadi sejumlah sub klasifikasi elemen-elemen dalam level-le-
elemen (Eriyatno 2003; Marimin 2004; Nurani vel yang berbeda dari struktur ISM.
2010; Irnawati et al. 2013). (6) Pembuatan matriks canonical : Pengelom-
pokan elemen-lemen dalam level yang sa-
Langkah-langkah yang akan dilakukan ma mengembangkan matriks ini.
dalam penggunaan teknik ISM (Marimin 2004) (7) Pembuatan Diagraph : adalah konsep
adalah yang berasal dari directional graph sebuah
(1) Identifikasi elemen sistem. Elemen sistem grafik dari elemen-elemen yang saling ber-
diperoleh dari hasil analisis sistem, yang hubungan langsung, dan level hierarki.
dianalisis dari data dan informasi yang (8) Pembangkitan Interpretative structural mo-
diperoleh melalui penelitian lapang tahap delling: ISM dibangkitkan dengan memin-
pertama. dahkan seluruh jumlah elemen dengan
(2) Hubungan konstektual. Membangun sebu- deskripsi elemen.
ah hubungan konstektual antar elemen Diagram alir teknik ISM disajikan pada
yang disesuaikan dengan tujuan model. Gambar 1.

Program

Tindakan program menjadi perencanaan


program
Tentukan level Tetapkan Drive dan Drive
melalui pemilihan Power setiap sub elemen
Uraikan setiap elemen menjadi sub
elemen

Tentukan rank dan


Tentukan hubungan kontekstual antara sub elemen pada
hirarki dari
setiap elemen
subelemen
Ubah RM menjadi
format lower Triangular
Sususnlah SSIM untuk setiap RM
elemen Tetapkan Drive
Dependence Matriks
setiap elemen
Bentuk Reachabiliy Matrix untuk setiap
elemen
Sususn diagraph dari
Uji matriks dengan aturan lower triangular
Plot subelemen pada
transitivity empat faktor

Sususn ISM dari


Ya setiap elemen

Ok?
Klasifikasi sublemen pada
Tidak empat peubah kategori

Modifikasi SSIM

Gambar 1 Diagram alir teknik ISM (diacu dalam Marimin 2004)


152 Marine Fisheries 8(2): 149-162, November 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN tem informasi manajemen pengolahan data


pengawasan perikanan Direktorat Pengawasan
Terdapat tujuh elemen sistem yang perlu Pengelolaan Sumber Daya Perikanan terdiri da-
diperhatikan dalam menerapkan strategi ri sembilan sub elemen, disajikan dalam bentuk
implementasi sistem informasi dengan baik, hirarki pada Gambar 2. Elemen kunci dari sek-
yaitu: (1) Sektor masyarakat yang terpengaruh; tor masyarakat terpengaruh adalah Dirjen
(2) Kebutuhan untuk terlaksananya program; PSDKP terdapat pada level 6 (Gambar 2).
(3) Kendala utama pengembangan program; (4)
Perubahan yang dimungkinkan atau tujuan pro- Analisis mendalam pada matriks driver
gram; (5) Tolok ukur keberhasilan program; (6) power dependence (Gambar 3), sub elemen
Aktivitas yang diperlukan untuk terlaksananya terdistribusi dalam dua sektor, yaitu sektor III
program; dan (7) Lembaga yang terlibat dalam dan sektor IV. Dirjen PSDKP berada di sektor
keberhasilan program. IV (independent atau peubah bebas), yang ber-
arti Dirjen PSDKP memiliki daya dorong atau
Keberhasilan kegiatan implementasi sis- kekuatan penggerak (driver power) yang besar,
tem informasi manajemen pengolahan data namun memiliki sedikit ketergantungan terha-
pengawasan perikanan Direktorat Pengawasan dap sistem. Semua sub elemen yang lainnya
Pengelolaan Sumber Daya Perikanan perlu le- berada pada sektor III (linkage), yang berarti
bih memprioritaskan pada sub elemen kunci saling berpengaruh dengan sub elemen lain-
dari masing-masing elemen sistem. nya. Sub elemen yang berada di sektor III
merupakan sub elemen yang labil. Kurangnya
perhatian pada sub elemen tersebut akan
Sektor masyarakat yang terpengaruh
menjadi penghambat keberhasilan implementa-
Elemen sektor masyarakat yang terpe- si sistem informasi manajemen pengolahan
ngaruh dari kegiatan strategis implementasi sis- data pengawasan perikanan Dit. PPSDP.

Gambar 2 Diagram model struktural dari elemen sektor masyarakat terpengaruh


Saptoriantoro et al. – Strategi Perencanaan Implementasi Sistem Informasi 153

Keterangan :
(1) Operator IT Daerah (5) Dirjen PSDKP;
(2) Penyedia data Perizinan Ditjen Perikanan (6) Direktur PSDP;
Tangkap (Ditjen PT); (7) Dirjen Perikanan Tangkap;
(3) Operator VMS Ditjen PSDKP; (8) Kepala Pusat Data dan Informasi;
(4) Operator IT Pusat; (9) Tenaga Ahli IT.

Gambar 3 Matriks driver power-dependence untuk elemen sektor masyarakat yang terpengaruh

Kebutuhan untuk terlaksananya program miliki sedikit ketergantungan di dalam sistem


(Nuddin et al. 2007).
Elemen kebutuhan untuk terlaksananya
program dari kegiatan strategis implementasi
sistem informasi manajemen pengolahan data
pengawasan perikanan Dit. PPSDP terdiri dari Kendala utama implementasi program
dua belas sub elemen, disajikan dalam bentuk
hirarki pada Gambar 4. Elemen kunci dari sek- Elemen kendala utama implementasi
tor masyarakat terpengaruh adalah dukungan program dari kegiatan strategis implementasi
kebijakan, ketersediaan sumberdaya manusia sistem informasi manajemen pengolahan data
(SDM) untuk operator IT, dan dukungan kelem- pengawasan perikanan Direktorat Pengawasan
bagaan. Pengelolaan Sumber Daya Perikanan terdiri
dari enam sub elemen, disajikan dalam bentuk
Pada matriks driver power-dependence hirarki pada Gambar 6. Elemen kunci dari
(Gambar 5), sub elemen dukungan kebijakan, kendala utama implementasi program adalah
dukungan kelembagaan dan ketersediaan sum- konflik kepentingan antar unit eselon 1 berada
berdaya manusia (SDM) untuk operator IT yang di level 3 (Gambar 6), yang sekaligus menjadi
berada pada sektor IV, yang berarti sub elemen elemen kunci dalam kendala utama imple-
ini memiliki daya dorong yang kuat tetapi me- mentasi program.
154 Marine Fisheries 8(2): 149-162, November 2017

Gambar 4 Diagram model struktural dari elemen kebutuhan untuk terlaksananya program

Keterangan:
(1) Keberpihakan Ditjen PSDKP; (8) Dukungan kebijakan;
(2) Keberpihakan KKP; (10) Dukungan kelembagaan;
(3) Keberpihakan UPT/Satker/ Pos PSDKP; (11) Ketersediaan sumberdaya manusia (SDM) untuk
(4) Peran serta Operator IT daerah; operator IT;
(5) Peran serta operator IT Pusat; (12) Ketersediaan teknologi; dan (12)Ketersediaan data
(6) Koordinasi antar sektor; dan informasi
(7) Dukungan dana;

Gambar 5 Matriks driver power-dependence untuk elemen kebutuhan untuk terlaksananya


program
Saptoriantoro et al. – Strategi Perencanaan Implementasi Sistem Informasi 155

Gambar 6 Diagram model kendala utama implementasi program

Keterangan :
(1) Operator IT belum mengikuti pelatihan; (4) konflik kepentingan antar unit eselon I;
(2) keterbatasan SDM; (5) teknologi informasi belum merata;
(3) pemahaman tentang teknologi informasi masih (6) Tenaga Ahli IT.
kurang;

Gambar 7 Matriks driver power-dependence untuk elemen kendala utama implementasi progam

Pada matriks driver power dependence yang besar, namun memiliki sedikit keter-
(Gambar 7), sub elemen terdistribusi dalam dua gantungan terhadap sistem. Semua sub
sektor, yaitu sektor III dan sektor IV. Konflik elemen yang lainnya berada pada sektor III
kepentingan antar eselon I berada di sektor IV (linkage), yang berarti saling berpengaruh
(independent atau peubah bebas), yang berarti dengan sub elemen lainnya. Sub elemen yang
konflik kepentingan antar eselon I memiliki daya berada di sektor III merupakan sub elemen
dorong atau kekuatan penggerak (driver power) yang labil.
156 Marine Fisheries 8(2): 149-162, November 2017

Perubahan yang dimungkinkan atau Tolok ukur keberhasilan program


tujuan program
Elemen tolok ukur keberhasilan program
Elemen perubahan yang dimungkinkan kegiatan strategis implementasi sistem informa-
atau tujuan program dari kegiatan strategis si manajemen pengolahan data pengawasan
implementasi sistem informasi manajemen perikanan Dit. PPSDP terdiri dari tiga sub ele-
pengolahan data pengawasan perikanan Dit. men, disajikan dalam bentuk hirarki pada Gam-
PPSDP terdiri dari tujuh sub elemen, disajikan bar 10. Elemen kunci dari tolok ukur keberha-
dalam bentuk hirarki pada Gambar 8. Elemen silan program adalah sebagian besar operator
kunci dari kendala utama implementasi pro- daerah mulai menggunakan sistem informasi
gram adalah up date data perizinan yang konti- manajemen pengolahan data pengawasan
nuitas dan berada di level 5 (Gambar 8). perikanan dan terdapat pada level 2.
Pada matriks driver power-dependence Pada matriks driver power dependence
(Gambar 9), sub elemen peningkatan pelayan- (Gambar 10), sub elemen terdistribusi dalam
an data pengawasan perikanan berada di sek- dua sektor, yaitu sektor III dan sektor IV. Seba-
tor II, yang berarti sub elemen ini memiliki daya gian besar operator daerah mulai mengguna-
dorong yang cukup lemah dan dipengaruhi oleh kan sistem informasi manajemen pengolahan
sub elemen yang lainnya. Sub elemen up date data pengawasan perikanan berada di sektor IV
data perizinan berada pada sektor IV, yang (independent atau peubah bebas), yang memi-
berarti sub elemen ini memiliki daya dorong liki daya dorong atau kekuatan penggerak (dri-
yang kuat tetapi memiliki sedikit ketergan- ver power) yang besar, namun memiliki sedikit
tungan di dalam sistem. Sedangkan sub ele- ketergantungan terhadap sistem. Semua sub
men yang lain berada di sektor III (linkage) elemen yang lainnya berada pada sektor III
yang berarti memiliki daya dorong yang kuat (linkage), yang berarti saling berpengaruh
dan saling terikat satu sama lain. dengan sub elemen lainnya.

Gambar 8 Diagram model perubahan yang dimungkinkan atau tujuan program


Saptoriantoro et al. – Strategi Perencanaan Implementasi Sistem Informasi 157

Keterangan :

(1) Keakuratan data pengawasan


perikanan;
(2) Peningkatan kualitas operator;
(3) Tersedianya data pengawasan
perikanan secara tepat dan
cepat;
(4) Terintegrasinya data baik dari
Ditjen PT Ditjen PSDKP;
(5) Peningkatan pelayanan data
(6) Up date data;
(7) Tenaga Ahli Tetap.

Gambar 9 Matriks driver power-dependence untuk elemen perubahan yang dimungkinkan atau
tujuan program utama implementasi progam

Gambar 10 Diagram model tolok ukur keberhasilan program

Keterangan :

(1) Terlaksanannya program


pengawasan sumber daya
perikanan berbasis IT;
(2) Sebagian besar operator
daerah mulai menggunakan
sistem informasi;
(3) efisisensi pembiayaan
program.

Gambar 11 Matriks driver power-dependence untuk elemen tolok ukur keberhasilan program
utama implementasi progam
158 Marine Fisheries 8(2): 149-162, November 2017

Gambar 12 Diagram model aktivitas yang diperlukan untuk terlaksananya program

Keterangan:
(1) koordinasi antar sektor yang
terlibat dalam
pengembangan teknologi IT;
(2) Pembuatan Juknis tentang
pengawasan sumber daya
perikanan berbasis IT;
(3) pendidikan dan pelatihan
operator pusat dan daerah,
pengembangan teknologi;
(4) penyediaan sarana
prasarana;
(5) peningkatan akses data dan
informasi lintas eselon
lingkup KKP.

Gambar 13 Matriks driver power-dependence untuk elemen aktivitas yang diperlukan untuk
terlaksananya program implementasi progam

Gambar 14 Diagram model lembaga yang terlibat dalam keberhasilan program


Saptoriantoro et al. – Strategi Perencanaan Implementasi Sistem Informasi 159

Keterangan:
(1) KKP;
(2) Ditjen PSDKP;
(3) Ditjen Perikanan Tangkap;
(4) Pusdatin (Pusat data dan
Informasi) KKP;
(5) Perusahaan Pengembang
IT;
(6) Dit PSDP;
(7) Dit PIPP.

Gambar 15 Matriks driver power-dependence untuk elemen lembaga yang terlibat dalam
keberhasilan program

Tabel 1 Elemen dan elemen kunci strategis implementasi sistem informasi manajemen
pengolahan data pengawasan perikanan Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber
Daya Perikanan
No Elemen Sistem Elemen Pada Sektor III Elemen Pada Sektor IV/
Elemen Kunci
1 Sektor masyarakat yang Penyedia data Perizinan Ditjen Perikanan Dirjen PSDKP
terpengaruh Tangkap, Kepala Pusat Data dan Informasi,
Operator IT Pusat, Dirjen PSDKP, Direktur
PSDP, Tenaga Ahli IT .
2 Kebutuhan untuk Keberpihakan KKP, dukungan dana, Dukungan kebijakan, dukungan
terlaksananya program ketersediaan teknologi, ketersediaan data kelembagaan, ketersediaan
dan informasi . sumberdaya manusia (SDM)
untuk operator IT.
3 Kendala utama Operator IT belum mengikuti pelatihan, Konflik kepentingan antar unit
implementasi program keterbatasan SDM, pemahaman tentang eselon I.
teknologi informasi masih kurang, teknologi
informasi belum merata, Tenaga Ahli IT.
4 Perubahan yang tersedianya data pengawasan perikanan up date data perizinan yang
dimungkinkan atau tujuan secara tepat dan cepat, terintegrasinya data kontinuitas
program baik dari Ditjen Perikanan Tangkap dengan
Ditjen PSDKP, peningkatan kualitas
operator, Tenaga Ahli Tetap, keakuratan
data pengawasan perikanan.
5 Tolok ukur keberhasilan Terlaksananya program pengawasan Sebagian besar operator
program sumber daya perikanan berbasis IT, daerah mulai menggunakan
sebagian besar operator daerah mulai sistem informasi pengawasan
menggunakan sistem informasi pengawasan sumber daya perikanan.
sumber daya perikanan.
6 Aktivitas yang diperlukan Pembuatan Juknis tentang pengawasan Peningkatan akses data dan
untuk terlaksananya sumber daya perikanan berbasis IT, informasi lintas eselon lingkup
program penyediaan sarana prasarana. KKP.
7 Lembaga yang terlibat Ditjen PSDKP, Pusdatin, Perusahaan KKP
dalam keberhasilan program Pengembang IT, Dit PSDP, Dit PIPP.

Aktivitas yang diperlukan untuk Elemen aktivitas yang diperlukan untuk


terlaksananya program terlaksananya program dari kegiatan strategis
160 Marine Fisheries 8(2): 149-162, November 2017

implementasi sistem informasi manajemen sistem. Pada sektor VI terdapat sub elemen
pengolahan data pengawasan perikanan Dit. KKP yang berarti sub elemen tersebut mem-
PPSDP terdiri dari lima sub elemen, disajikan punyai daya dorong yang kuat untuk keber-
dalam bentuk hirarki pada Gambar 12. Elemen hasilan sistem, tetapi memiliki sedikit ketergan-
kunci dari aktivitas yang diperlukan untuk ter- tungan dengan sub elemen yang lain di dalam
laksananya program adalah peningkatan akses sistem.
data dan informasi lintas eselon lingkup KKP
Elemen sistem dan elemen kunci faktor
matriks driver power-dependencedan berada
utama dalam keberhasilan perencanaan stra-
pada level 3 (Gambar 13).
tegi implementasi sistem informasi dapat dilihat
Pada matriks driver power dependence pada Tabel 1. Pada elemen kunci sistem sektor
(Gambar 13), sub elemen terdistribusi dalam yang masyarakat terpengaruh yaitu Dirjen
dua sektor, yaitu sektor III dan sektor IV. PSDKP merupakan elemen kunci yang dapat
Peningkatan akses data dan informasi lintas menggerakan sub elemen-sub elemen dari sek-
eselon lingkup KKP berada di sektor IV (inde- tor masyarakat yang terpengaruh lainnya. Stra-
pendent atau peubah bebas), yang memiliki teginya adalah Dirjen PSDKP mengeluarkan
daya dorong atau kekuatan penggerak (driver keputusan Dirjen seperti KEP DIRJEN dan Pe-
power) yang besar, namun memiliki sedikit tunjuk Teknis (Juknis) yang mewajibkan opera-
ketergantungan terhadap sistem. Semua sub tor daerah untuk menggunakan Sistem Infor-
elemen yang lainnya berada pada sektor III masi. Kebijakan dan Instruksi dari Dirjen
(linkage), yang berarti saling berpengaruh de- PSDKP kemudian wajib dilaksanakan oleh unit-
ngan sub elemen lainnya. Sub elemen yang unit yang dibawahnya, sehingga mampu men-
berada di sektor III merupakan sub elemen dorong kegiatan yang menyangkut implemen-
yang labil. Kurangnya perhatian pada sub tasi sistem informasi. Suatu kebijakan penting
elemen tersebut akan menjadi penghambat yang dilakukan untuk menghadapi semakin lu-
keberhasilan implementasi sistem informasi asnya pekerjaan dan beban tugas administrasi
manajemen pengolahan data pengawasan Pemerintah adalah pengembangan organisasi
perikanan Direktorat Pengawasan Pengelolaan melalui komputerisasi teknologi informasi di
Sumber Daya Perikanan. dalam organisasi Pemerintah Daerah (Dengen
dan Hatta 2009).
Pada elemen kunci kebutuhan untuk
Lembaga yang terlibat dalam keberhasilan terlaksananya program yaitu dukungan kebi-
program jakan, dukungan kelembagaan dan ketersedian
Elemen lembaga yang terlibat dalam ke- SDM untuk operator IT. Dukungan kebijakan/
berhasilan program kegiatan strategis imple- peraturan yang dikeluarkan oleh Dirjen PSDKP,
mentasi sistem informasi manajemen pengo- akan mampu menggerakkan stakeholder yang
lahan data pengawasan perikanan Direktorat terlibat dalam implementasi sistem informasi
Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Peri- termasuk termasuk ketersediaan teknologi,
kanan terdiri dari tujuh sub elemen, disajikan ketersediaan data dan informasi. Dirjen PSDKP
dalam bentuk hirarki pada Gambar 14. Elemen selaku pembuat kebijakan, disalurkan ke struk-
kunci dari lembaga yang terlibat dalam keber- tur bawahnya sebagai penyelenggara dan pe-
hasilan program adalah KKP dan berada di laksana kebijakan. Dalam konteks kebijakan
level 4 (Gambar 14). pasti terdapat kekuasaan yang terlegitimasi
penuh sehingga mampu merubah keadaan
Analisis lebih lanjut pada matriks driver sebelum dan sesudah pemutusan hasil kebi-
power-dependence, seperti yangdisajikan pada jakan (Aulia 2012). Ketersediaan SDM meru-
Gambar 15,menunjukkan sub elemen lembaga pakan faktor yang sangat sentral dalam organ-
yang terlibat dalam strategi implementasi sis- isasi, apapun bentuk dan tujuannya. Strategi
tem informasi terbagi dalam tiga sektor. Pada yang diperlukan adalah SDM operator daerah
sektor II terdapat sub elemen Ditjen Perikanan harus disesuaikan dengan jumlah UPT/ Satker/
tangkap, yang berarti memiliki daya dorong Pos yang menggunakan sistem informasi dan
yang cukup lemah atau kecil untuk keberha- diikutkan pelatihan melalui program peningkat-
silan sistem, namun memiliki keterkaitan yang an kemampuan administrator dan operator
kuat dengan sub elemen yang lain di dalam daerah dalam menggunakan sistem informasi.
sistem. Pada sektor III terdapat sub elemen, Pentingnya sumber daya manusia dalam suatu
yang Ditjen PSDKP, Ditjen Perikanan Tangkap, organisasi, menuntut setiap organisasi menda-
Pusdatin, Perusahaan Pengembang IT, Dit patkan pegawai yang berkualitas dan produktif
PPSDP dan Dit PIPP berarti sub elemen-sub untuk menjalankan organisasi (Kalangi 2015).
elemen tersebut memiliki daya dorong yang Kurang paham terhadap sistem dan prosedur
tinggi dan memiliki keterkaitan yang kuat de- dan kelalaian pegawai itu sendiri, maka diperlu-
ngan sub elemen yang lain untuk keberhasilan
Saptoriantoro et al. – Strategi Perencanaan Implementasi Sistem Informasi 161

kan peningkatan kualitas operator sangat pen- liki kekuasaan yang terlegitimasi penuh, sehing-
ting seperti pelatihan kemampuan operator ga mampu merubah keadaan sebelum dan
(Nasrudin 2015). Dukungan kelembagaan se- sesudah pemutusan hasil kebijakan (Aulia
bagai pemeran utama dalam perumusan dan 2012). Strategi perencanaan implementasi
implementasi kebijakan. Strategi dalam pe- sistem informasi berhasil harus didukung KKP
ngembangan teknologi informasi adalah ada- dalam hal kebijakan, pembangunaan infrastruk-
nya sebuah lembaga yang berfungsi sebagai tur, pengembangan kualitas SDM dan dukung-
pengelola teknologi informasi, baik yang berupa an dana (Ulum et al. 2013). Strategi perenca-
infrastruktur informasi, teknologi informasi naan implementasi sistem informasi berhasil
maupun infrastruktur jaringan di Pusat dan dilihat dari elemen sistem tolak ukur keberha-
UPT/ Satker PSDKP (Dengen dan Hatta 2009) silan progran yaitu sebagian besar operator
dan Peningkatan kapasitas kelembagaan daerah mulai menggunakan sistem informasi
tersebut antara lain meliputi: status hukum, pengawasan sumber daya perikanan. Semakin
kewenangan, tugas pokok dan fungsi, struktur banyak operator daerah yang menggunakan
organisasi serta pemberdayaan lebih lanjut dari sistem informasi maka data dan informasi
lembaga dimaksud (Suherman 2011). pengawasan penangkapan ikan semakin men-
dekati akurat dan dapat memudahkan dalam
Elemen kunci Perubahan yang dimung- pengambilan keputusan.
kinkan atau tujuan program adalah up date data
perizinan yang kontinuitas. Data adalah repre-
sentasi dari suatu fakta, yang dimodifikasi da-
lam bentuk gambar, kata, dan/atau angka. KESIMPULAN
Manfaat data adalah sebagai satuan repre- Strategi untuk keberhasilan Implementasi
sentasi yang dapat diingat, direkam, dan dapat Sistem Informasi di Dit. PPSDP, Ditjen PSDKP
diolah menjadi informasi (Prihartanto 2011). adalah Dirjen PSDKP mengeluarkan keputusan
Data merupakan komponen pendukung utama Dirjen seperti KEP DIRJEN dan Petunjuk Tek-
dari sistem basis data. Sistem basis data meru- nis (Juknis) yang mewajibkan operator daerah
pakan gabungan dari basis data (data base) untuk menggunakan sistem informasi, pening-
personal (brainware) baik sebagai pengguna, katan akses data dan informasi antar unit
perancang ataupun pengelola basis data, fisik eselon I. SDM operator daerah harus disesuai-
komputer (hardware), serta program analisis kan dengan jumlah UPT/ Satker/ Pos yang
(software) untuk merancang dan mengelola menggunakan sistem informasi dan diikutkan
sistem basis data (Haluan et al. 2012). Up date pelatihan melalui program peningkatan kemam-
data perizinan merupakan salah satu strategi puan administrator dan operator daerah dalam
dalam implementasi sistem. Up date data per- menggunakan sistem informasi. Lembaga yang
izinan yang kontinuitas dapat memperlancar berfungsi sebagai pengelola teknologi infor-
sistem informasi karena data perizinan merupa- masi, baik yang berupa infrastruktur informasi,
kan sumber data utama dari sistem informasi teknologi informasi maupun infrastruktur ja-
manajemen pengolahan data pengawasan pe- ringan di Pusat, UPT atau Satker PSDKP dan
nangkapan ikan Dit. PPSDP, Ditjen PSDKP. Peningkatan kapasitas kelembagaan Up date
Aktivitas yang diperlukan untuk terlaksa- data perizinan yang kontinuitas.
nanya program adalah peningkatan akses data
dan informasi lintas eselon lingkup KKP. Pe-
ningkatan akses data dan informasi dapat SARAN
memperlancar aliran data yang dibutuhkan
sistem informasi manajemen pengolahan data Saran yang perlu dipertimbangkan untuk
pengawasan perikanan. Hal ini dikarenakan keberhasilan implementasi sistem informasi
apabila akses salah satu data terhenti maka pengawasan pengelolaan sumber daya peri-
akan mempengaruhi proses kinerja sistem. kanan yaitu Dit. PPSDP, Ditjen PSDKP perlu
Strateginya yaitu dibuatnya kesepakatan dalam memperhatikan elemen kunci perencanaan
unit eselon I yang menangani database perizin- strategis implementasi yaitu Dirjen PSDKP,
an. Unit eselon I antara lain Ditjen PSDKP, dukungan kebijakan/ peraturan, konflik kepen-
Ditjen Perikanan Tangkap dan Pusdatin. tingan antar unit eselon 1, up date data
perizinan yang kontinuitas, sebagian besar
Elemen kunci Lembaga yang terlibat operator daerah mulai menggunakan sistem
dalam keberhasilan program adalah KKP. informasi pengawasan sumber daya perikanan,
Dalam konteks kebijakan, KKP selaku pembuat akses data dan informasi lintas eselon lingkup
kebijakan seperti Peraturan Menteri dan Kepu- KKP dan KKP.
tusan Menteri yang di atas eselon I, pasti memi-
162 Marine Fisheries 8(2): 149-162, November 2017

DAFTAR PUSTAKA Negara (simak-bmn) terhadap Pengelo-


Asidhiqi U, Hartanto AD. 2013. Pembuatan dan laan Aset Negara. Jurnal Akuntansi Uni-
Perancangan Sistem E-letter Berba-sis versitas Jember. 13(2): 45-56.
Web dengan Codeigniter dan Boots-trap. Nuddin A, Sinukaban N, Murtilaksono K, dan
Jurnal Ilmiah DASI. 14(04): 54-60. Alikodra HS, 2007. Analisis Sistem Ke-
Aulia, S. 2012. Disentralisasi Kebijakan Pendi- lembagaan dalam Perencanaan dan
dikan. Jurnal Politik Muda. 2(1): 204-216. Strategi Pengelolaan Lahan Kritis. Jurnal
Penyuluhan. 3: 119-128.
Budiman F, Arza FI. 2013. Pendekatan
Technology Acceptance Model dalam Nurani TW. 2010. Model Pengelolaan Perikan-
Kesuksesan Implementasi Sistem Infor- an: Suatu Kajian Pendekatan Sistem.
masi Manajamen Daerah. Jurnal WRA. Bogor: Departemen PSP FPIK IPB.
1(1): 87-110. Nurani TW, Haluan J, Lubis E, Saad S, Irnawati
Dengen H, Hatta HR. 2009. Perancangan R. 2011. Development Of Tuna fisheries
Sistem Informasi Terpadu Pemerintahan Management Strategies For The South-
Daerah Kabupaten Paser. Jurnal Infor- ern Coast Of Java: An Application Of In-
matika Mulawarman. 4(1): 47-54. terpretative Structural Modeling. Indone-
sian Fisheries Research Journal.17(2):
Haluan J, Wiyono ES, Supriyadi R. 2012. Pe- 101-110.
ngembangan Sistem Informasi Manaje-
men Perikanan Tangkap dalam Rangka Saragih H, Linardi. 2013. Solusi Teknologi
Pengembangan Industrialisasi Perikanan Informasi untuk Proses Bisnis Perusa-
Laut. Marine Fisheries Journal. 3(2): 123- haan Ikan Dalam Perencanaan Strategis
128. Sistem Informasi pada PT. Nusantara
Alam Bahari. Jurnal Sisfotenika. 3(2):
Hariana E, Sanjaya GY, Rahmanti AR, Murti- 115-125
ningsih B, Nugroho E. 2013. Pengguna-
an Sistem Informasi Manajemen Rumah Suherman A. 2011. Formulasi Strategi
Sakit (SIMRS) di DIY. Seminar Nasional Pengembangan Pelabuhan Perikanan
Sistem Informasi Indonesia. Nusantara Pengambengan Jembrana.
Marine Fisheries Journal. 2(1): 87- 99.
Kalangi R. 2015. Pengembangan Sumber Daya
Manusia dan Kinerja Aparat Sipil Negara Tsani MR dan Nurhadianto. 2015. Sistem
di Kabupaten Kepulauan Sangie Provinsi Informasi Ujian Berbasis Web Server
Sulawesi Utara. Jurnal LPPM Bidang SMK Bina Islam Mandiri (Bisma) Kersana
EkoSosBudKum. 2(1): 1-18. Brebes Tegal. Cogito Smart Journal.
1(1): 45-54.
Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambi-
lan Keputusan Kriteria Majemuk. Bogor: Ulum S, Haryono BS, Rozikin M. 2013. Analisis
IPB Press dengan Program Pascasarja- Peran Multi Aktor dalam Implementasi
na IPB. Kebijakan Minapolitan Berbasis Sustain-
able Development. Jurnal Administrasi
Nasrudin E. 2015. Efektivitas Sistem Informasi Publik (JAP). 1: 154-162.
Manajemen dan Akuntansi Barang Milik

Anda mungkin juga menyukai