Anda di halaman 1dari 4

I.

PETUNJUK UMUM
1. Rencana Mutu Kontrak
Penyedia Jasa yang telah mengikat perjanjian dengan PPK harus membuat RMK (Rencana Mutu Kontrak) yang
memuat gambaran paket pekerjaan, bagan alir kegiatan pokok, metode pelaksanaan, rencana pelaksanaan pekerjaan
dan kurva S, rencana penyerapan keuangan dan spesifikasi teknis untuk menjamin mutu hasil pekerjaan. Penyedia
jasa harus melindungi pengguna jasa dari tuntutan atas paten, lisensi serta hak cipta yang melekat pada barang,
bahan, dan jasa yang digunakan atau disediakan penyedia jasa untuk pelaksanaan pekerjaan.
2. Jenis dan Mutu Bahan
a) Bahan – bahan bangunan /tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila bahan–bahan bangunan
dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dengan
mendapatkan ijin pengawas/Direksi (secara tertulis ).
b) Bila penyedia jasa telah menandatangani / melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan atau bagian
pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan, bahan – bahan tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari
lokasi paling lambat 24 (dua puluh empat) jam setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
c) Contoh – contoh yang dikehendaki oleh pengguna jasa harus segera disediakan tanpa keterlambatan atas biaya
penyedia jasa dan harus sesuai dengan standar. Contoh tersebut diambil dengan cara begitu rupa sehingga dapat
dianggap bahwa bahan tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh tersebut disimpan
sebagai dasar penolakan bila ternyata bahan atau cara mengajukan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik
kualitas maupun sifat – sifatnya.
d) Bila dalam uraian dan syarat – syarat disediakan nama pabrik pembuatan dari suatu barang (Surat Dukungan), maka
ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kualitas dan rupa dari barang – barang yang memuaskan pengguna jasa.
3. Peralatan
Penyedia jasa harus menyediakan segala peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara sempurna
dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat – alat pembantu yang dipergunakan seperti andang,
semua alat – alat tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi supaya dibersihkan dari
lokasi.
4. Gambar Pekerjaan
Gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail konstruksi, gambar situasi dan sebagainya
yang telah disampaikan kepada penyedia jasa beserta dokumen – dokumen lain tidak boleh diubah dan ditambah
tanpa mendapat persetujuan tertulis dari pengguna jasa
- Gambar Kerja ( Shop Drowing )
Sebelum melakukan pekerjaan penyedia jasa diwajibkan melakukan MCO secara keseluruhan bersama – sama
direksi lapangan dan dituangkan dalam gambar kerja yang disetujui oleh direksi sebagai pedoman awal untuk
melaksanakan pekerjaan di lapangan, MCI, MC2, MC3 dan seterusnya harus dibuat dan dilampirkan pada laporan
bulanan atau dalam rangka penarikan termyn. Gambar kerja yang telah disetujui oleh direksi harus dipasang pada
direksi keet.
- Gambar Pelaksanaan ( As Built Drawing )
Penyedia jasa diwajibkan membuat gambar pelaksanaan yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan di lapangan
(As Built Drawing) dengan memperhatikan perbedaan antara gambar kerja dan hasil pekerjaan yang telah
dilaksanakan. Gambar tersebut harus dibuat dalam rangkap 3 ( tiga ) atas biaya penyedia jasa.
- Gambar di tempat pekerjaan
Penyedia jasa harus menyimpan di tempat pekerjaan satu rangkap gambar kontrak lengkap termasuk Rencana Kerja
dan Syarat – Syarat, Berita Acara Anwijzing, Time Schedulle dalam keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas)
termasuk perubahan terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan, agar tersedia jika pemberi tugas atau wakilnya
sewaktu – waktu memerlukan atau ditempatkan pada direksi keet.

5. Peraturan Teknis Pembangunan Yang Dipergunakan


Berlaku dan mengikat di dalam Rencana Kerja dan syarat – syarat ini :
a) Peraturan Beton untuk Indonesia (PBI) tahun 1971.
b) PUBB (Peraturan Umum Pemeriksa Bahan Bangunan) NI 3 /56.
c) Peraturan Muatan Indonesia (PMI 1970) NI 18 tahun 1970.
d) PKKI (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia) NI 5 tahun 1961.
e) Peraturan Perburuan Indonesia (tentang pengarah tenaga kerja) antara lain tentang larangan memperkerjakan
anak di bawah umur.
1
f) Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
KEP. 174 / MEN /86
Tanggal 04 Maret 1986
104 / KPTS /1986

tentang : Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tempat kegiatan konstruksi


g) Peraturan Pemerintah Daerah setempat mengenai bangunan.
6. Penjelasan RKS dan Gambar
a) Bila terdapat perbedaan gambar antara, gambar rencana dan gambar detail maka gambar detail yang dipakai /
diikuti.
b) Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran dengan angka dalam gambar
yang diikuti.
c) Bila ukuran jumlah yang dipakai / diperlukan dan bahan / barang yang dipakai dalam RKS tidak sesuai dengan
gambar, maka RKS yang diikuti.
d) Bila Penyedia Jasa meragukan tentang perbedaan antara gambar – gambar yang ada baik mengenai mutu bahan
yang dipakai maupun konstruksi dengan RKS, maka penyedia jasa berkewajiban untuk menanyakan kepada
pengawas Lapangan / Pengguna Jasa secara tertulis.
e) Penyedia jasa berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal tersebut diatas setelah penyedia jasa
menerima dokumen dari Pengguna Jasa dan hal tersebut akan dibahas dalam rapat penjelasan.
f) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus meneliti kembali semua dokumen yang ada untuk
disesuaikan dengan Berita Acara Penjelasan.
7. Persiapan di lapangan
Bangunan Sementara ( Bouwkeet )
Penyedia jasa harus menyediakan dan mendirikan semua bangunan sementara ( Bouwkeet ) untuk digunakan sebagai
gudang penyimpanan dan perlindungan bahan – bahan bangunan. Penyedia jasa harus pula menyediakan ruangan
untuk keperluan Direksi dengan perlengkapannya : meja, kursi, papan tulis, buku harian dan buku Direksi seperlunya.
Semua Bouwkeet perlengkapan beserta perlengkapan penyedia jasa dan sebagainya, pada waktu selesainya
pekerjaan harus dibongkar, atau bila yang dipergunakan bangunan harus dibersihkan dari segala tapak, juga segala
kerusakan – kerusakan harus diperbaiki atas persetujuan Direksi. Jalan masuk ke tempat pekerjaan yang telah
ditetapkan harus diadakan oleh penyedia jasa, bila diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan.
8. Jadwal Pelaksanaan
Pada saat Penyedia Jasa akan memulai pelaksanaan di lapangan atau setelah menerima SPMK dari Pengguna jasa,
harus segera mengadakan persiapan antara lain berupa Bar Chart, pembuatan jadwal pelaksanaan secara tertulis
berisi tahap – tahap pelaksanaan pekerjaan. Waktu yang direncanakan dan disesuaikan dengan jangka waktu yang
ditetapkan dalam kontrak dan harus disahkan oleh pengguna jasa .
Bar Chart tersebut harus selalu berada di lokasi tempat pekerjaan untuk diikuti dengan perkembangan hasil
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan diberikan tanda garis tinta merah bila terdapat / terlihat hambatan. Semua
pihak harus segera mengadakan langkah – langkah untuk penanggulangan terhadap hambatan yang akan terjadi.
9. Kewajiban Penyedia Jasa
Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan
Penyedia jasa harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan menggunakan kecakapan dan perhatian penuh.
Harus bertanggung jawab penuh untuk semua alat – alat konstruksi, cara – cara teknik urutan dan prosedur untuk
mengkoordinasi semua bagian pekerjaan yang berada di dalam kontrak.
Pelaksana Pekerjaan :
a) Sebagai pemimpin pelaksana proyek sehari – hari pada pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa harus dapat
menyerahkan kepada seorang ahli dalam bidangnya, cakap sesuai dengan tanggung jawabnya dan selalu berada
di lokasi.
b) Sebagai penanggung jawab di lapangan, pelaksana harus mempelajari dan memahami semua isi gambar, bestek
dan Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak terjadi kesalahan baik konstruksi maupun kualitas bahan – bahan yang
akan digunakan.
c) Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan – bahan bangunan dapat dilaksanakan apabila ada ijin tertulis
dari Direksi. Penyimpangan dari hal tersebut menjadi tanggung jawab penyedia jasa dan agar melaksanakan
sesuai dengan gambar dan bestek.
d) Pengawas lapangan berhak menolak penunjukan seorang pelaksana dari penyedia jasa berdasarkan pendidikan,
pengalaman, tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini penyedia jasa harus segera menempatkan pengganti lain
dengan persetujuan Direksi.

2
10. Penjagaan, Keamanan Lapangan Pekerjaan
Keamanan dan Kesejahteraan
Selama pelaksanaan pekerjaan penyedia jasa diwajibkan mengadakan segala yang diperlukan untuk keamanan para
pekerja dan tamu, seperti pertolongan pertama, sanitasi, air minum, dan fasilitas kesejahteraan juga diwajibkan
memenuhi segala peraturan dan tata tertib Organisasi Pemerintah Daerah setempat.
Terhadap milik umum
Penyedia jasa harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakaian jalan, bersih dari bahan – bahan
bangunan bekas bongkaran dan memelihara kelancaran lalu lintas, baik kendaraan maupun pejalan kaki selama
kontrak berlangsung.
Terhadap bangunan yang ada
Selama masa – masa pelaksanaan pekerjaan kontrak, penyedia jasa bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan
bangunan yang ada, utilitas, jalan, saluran, penggunaan air dan sebagainya. Kerusakan – kerusakan sejenis yang
disebabkan karena kegiatan penyedia jasa (dalam arti kata yang luas) diperbaiki oleh Penyedia jasa hingga dapat
diterima pemberi tugas ataupun pihak lain yang terkait dalam proyek tersebut.
Keamanan terhadap pekerjaan
Penyedia jasa bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan kontrak termasuk bahan – bahan bekas
bongkaran dan perlengkapan lainnya hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh Direksi. Penyedia jasa harus
menjaga perlengkapan bahan – bahan material dari segala kerusakan, kehilangan dan lain sebagainya, untuk seluruh
pekerjaan termasuk bagian – bagian yang dilaksanakan oleh penyedia jasa dan menjaga agar pekerjaan bebas dari
segala resiko air hujan dengan melindungi dan memakai penutup yang layak, memompa, menimba seperti apa yang
dikehendaki atau telah diinstruksikan.
11. Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan
Penyedia jasa diwajibkan untuk membuat laporan harian / mingguan mengenai kemajuan pekerjaan. Laporan
kemajuan pekerjaan tersebut harus mengenai keterangan yang berhubungan dengan kejadian selama 1 (satu) bulan
dimana harus meliputi sebagai berikut :
I. Jumlah karyawan / tenaga yang dipekerjakan selama satu bulan penuh.
II. Uraian – kemajuan pekerjaan pada akhir bulan
III. Bahan – bahan dan perlengkapan yang telah masuk dan diterima di tempat pekerjaan.
IV. Keadaan cuaca.
V. Kunjungan tamu yang ada hubungannya dengan paket pekerjaan
VI. Kunjungan tamu dinas / instansi terkait
VII. Kejadian khusus
VIII. Foto ukuran kartu pos sesuai dengan petunjuk pengawas
IX. Pengesahan pengawas / Pengguna Jasa
12. Foto Pelaksanaan.
Penyedia Jasa wajib menyerahkan seluruh foto pelaksanaan selama masa pelaksanaan fisik dilapangan dalam bentuk
foto digital (dimasukkan dalam CD) dan dalam bentuk Print Out. Bentuk foto fisik pelaksanaan diatur sedemikian rupa
sehingga tampak pekerjaan yaitu:
a. Tampak foto 0%
b. Tampak foto 50%
c. Tampak foto 75%
d. Tampak foto 100%
13. Kurva Kemajuan pekerjaan (kurva S)
Penyedia jasa harus membuat dan menyerahkan kurva S selama masa pelaksanaan pekerjaan dalam setiap rapat
koordinasi / sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa untuk mempermudah pemantauan.
14. Jaminan dan Keselamatan Buruh
14.1. Air minum dan air untuk pekerjaan
a. Penyedia jasa harus senantiasa menyediakan air minum yang bersih dan sehat ditempat pekerjaan untuk
para pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan, dapat mempergunakan atau menyambung pipa air
yang telah ada dengan meteran air tersendiri atau langsung berhubungan ke pihak pemilik (guna
memperhitungkan pembayaran) atau air sumur yang bersih / jernih dan tawar, bila hal ini meragukan
pengawas harus memeriksakan ke laboratorium.

3
14.2. Kecelakaan
Apabila terjadi kecelakaan para pekerja yang melaksanakan pekerjaan, penyedia jasa harus segera mengambil
tindakan penyelamatan bagi si korban dengan biaya pengobatan dan lain – lain menjadi tanggung jawab
penyedia jasa dan harus segera melaporkan kepada jawatan terkait ( SPSI ) dan pengawas.
14.3. Di lokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat untuk pertolongan pertama ( P3K ) yang selalu tersedia di
dalam setiap saat dan berada di tempat pengawas / Direksi keet.
15. Syarat – Syarat Cara Pemeriksaan Bahan Bangunan
a. Penyedia jasa harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik antar pekerjanya dan tidak
akan mengerjakan tenaga kerja yang tidak sesuai atau tidak mempunyai keahlian dalam tugas yang diserahkan
kepadanya.
b. Penyedia jasa menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan menurut kontrak
dalam keadaan baru.
c. Dalam pengajuan penawaran penyedia jasa harus mempertimbangkan biaya pengujian / pemeriksaan berbagai
bahan pekerjaan. Di luar jumlah tersebut misal mengirim bahan bangunan, penyedia jasa tetap bertanggung jawab
atas biaya pengiriman yang tidak memenuhi syarat – syarat yang dikehendaki.

16. Pekerjaan Tidak Baik


a. Pengguna Jasa berhak mengeluarkan instruksi agar penyedia jasa membongkar pekerjaan apa saja yang telah
ditutup untuk diperiksa atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan baik yang sudah maupun yang belum
dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan. Biaya untuk mengerjakan dan sebagainya menjadi
beban penyedia jasa untuk disempurnakan sesuai kontrak.
b. Pengguna Jasa berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan bahan atau barang
apa saja yang tidak sesuai dengan kontrak.
c. Pengguna Jasa boleh ( tetapi tidak dengan secara tidak adil atau menyusahkan ) mengeluarkan perintah yang
menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.
17. Papan Nama Kegiatan
Penyedia jasa harus memasang papan nama kegiatan di lokasi pekerjaan dengan ukuran 0,8 x 1,2 m 2 (digital print)
dengan tulisan hitam selambat – lambatnya 1 ( satu ) bulan terhitung sejak tanggal dikeluarkannya SPMK.

Anda mungkin juga menyukai