Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PRAMUKA PRASIAGA SIAGA


Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pramuka yang Diampu
Oleh Bapak Ahmad Jamal Rohman, M. Pd.I

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Andhika Putri Lestari : 24066122034
Saniah Nurul Faujiah : 24066122028
Sasqia Rohmah : 24066122029

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan
Universitas Garut
2024
Kata Pengantar
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, serta shalawat dan salam
semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Puji
syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya yang
telah melimpahkan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dengan baik. Makalah ini kami susun sebagai salah satu bentuk pengabdian dan upaya kami untuk
memperdalam pemahaman tentang Pramuka Siaga dan Prasiaga serta peran pentingnya dalam
pembentukan karakter anak-anak Indonesia.
Pramuka Siaga dan Prasiaga adalah bagian integral dari Gerakan Pramuka Indonesia, yang
memiliki tujuan utama untuk membentuk karakter dan keterampilan anak-anak sejak usia dini.
Dalam makalah ini, kami berusaha untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang latar
belakang, konsep dasar, kurikulum, serta dampak dari program Pramuka Siaga dan Prasiaga.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan kontribusi, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dalam penyusunan makalah ini.Kami juga menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna,
namun kami berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam memperkaya pengetahuan dan
pemahaman tentang peran Pramuka Siaga dan Prasiaga dalam pembentukan generasi muda
Indonesia yang unggul dan berbudaya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi inspirasi
untuk terus mengembangkan potensi anak-anak Indonesia melalui program Pramuka Siaga dan
Prasiaga.

Garut, 28 Maret 2024

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………….1
BAB I Pendahuluan……………………………………………………………………..……2
A. Latar Belakang……………………………………………………………………........3
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………..4
C. Maksud dan Tujuan ………………………………………………………………....…4
BAB II Pembahasan ………………………………………………………………………….5
A. Pramuka Prasiaga ………………………………………………………………………5
B. Pramuka Siaga ………………………………………………………………………….9
C. Perbedaan Pramuka Prasiaga dan Siaga………………………………………………...11
BAB III Penutup ………………………………………………………………………………13
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………..13
B. Saran…………………………………………………………………………………….13

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal
3, menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pengembangan/pembentukan karakter bangsa
merupakan fondasi bagi keberlanjutan hidup berbangsa dan bernegara dan harus dilakukan
sedini mungkin. Secara empirik, Praja muda karana atau biasa disebut pramuka memiliki
pengalaman yang cukup panjang dalam melaksanakan pendidikan karakter melalui
pendekatan bermain. Pendekatan tersebut sesuai dengan pendekatan pada pendidikan anak
usia dini yang mengedepankan bermain sambil belajar dalam suasana yang menyenangkan.
Oleh karena itu, sesungguhnya pembentukan karakter pada usia dini dapat dilakukan
melalui pendekatan kepramukaan terhadap anak usia dini dalam bentuk Prasiaga.
Pengorganisasian Prasiaga dan siaga dalam rangka Penguatan Pendidikan Karakter
bagi anak usia dini sekaligus menguatkan cinta tanah air, bangsa dan bahasa Indonesia
sejak usia dini. Diharapkan melalui pendidikan kepramukaan khususnya prasiaga, anak-
anak Indonesia pada saatnya akan menjadi warga negara Indonesia yang tangguh dan
berbakti pada nusa dan bangsa serta mampu menjadi duta persaudaraan dunia yang saling
menguatkan dan saling menghormati satu sama lain dalam pergaulan internasional. Upaya
sinergi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Gerakan Pramuka, sudah dimulai
sejak tahun 2013, dengan dibentuknya Satuan Karya Widya Budaya Bakti pada 23
November 2013. Setelah pembentukan tersebut, kemudian dilanjutkan dengan
penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
bersama dengan Gerakan Kwartir Nasional pada 6 Maret 2014. Prasiaga merupakan solusi
praktiss bagi penyenggaraan Penguatan Pendidikan Karakter di satuan Pendidikan Anak
Usia Dini dan di satuan komunitas Pramuka melalui pendekatan bermain. Hal ini sesuai
dengan amanat PP No. 87 tahun 2017 pasal 1 butir 1 yang menyatakan bahwa Penguatan
Prasiaga dan siaga telah banyak dilakukan di berbagai tempat dengan cara yang
berbeda-beda sesuai dengan selera dan kondisi setempat. Hal tersebut akan berdampak
pada pembentukan karakter yang berbeda-beda. Apalagi, selama ini belum ada pedoman
yang dapat dijadikan acuan dalam penyelenggaraan Prasiaga dan siaga. Berkaitan dengan
hal tersebut, diperlukan pedoman Prasiaga dan siaga yang memberikan arah dan dapat
dijadikan acuan bagi penyelenggara Prasiaga dan siaga baik di satuan pendidikan maupun
di satuan komunitas. Pedoman ini disusun bersama antara Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dengan Gerakan Pramuka sebagai salah satu terobosan bagi percepatan
perwujudan pembentukan karakter pada anak usia dini, sehingga diharapkan cita-cita
penyiapan generasi emas tahun 2045 dapat terwujud.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pramuka prasiaga dan siaga?
2. Apa tujuan dari pramuka prasiaga dan siaga?
3. Apa Perbedaan pramuka prasiaga dan siaga?
4. Apa saja kode kehormatan pramuka prasiaga siaga?

C. Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui dan memahami pengertian dari pramuka prasiaga dan siaga
2. Memahami tujuan dari pramuka prasiaga dan siaga
3. Memahami perbedaan dari pramuka prasiaga dan siaga
4. Mengetahui kode kehormatan pramuka prasiaga siaga.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pramuka Prasiaga
1. Pengertian Pramuka Prasiaga
Prasiaga adalah anak yang belum berusia 7 tahun yang diberikan pengenalan tentang
nilai- nilai kepramukaan di satuan PAUD.

2. Tujuan pramuka prasiaga


Prasiaga adalah anak yang belum berusia 7 tahun yang diberikan pengenalan tentang
nilai- nilai kepramukaan di satuan PAUD.

3. Area pengembangan prasiaga


Area Pengembangan Prasiaga merujuk kepada Tujuan Gerakan Pramuka Bab II pasal 2
dan 3 tentang Asas dan Tujuan Gerakan Pramuka dan 5 Area Pengembangan sebagai
berikut:
1. Area Pengembangan Spiritual, dengan sasaran:
a. Meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa
b. Mengenal ajaran agama sesuai agama orangtuanya
c. Menghargai perbedaan agama dan pemeluk agama lain
d. Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sebagai rasa syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa
e. Setiap hari berbuat kebaikan
2. Area Pengembangan Emosional, dengan sasaran:
a. Mengenal identitas dirinya;
b. Menyampaikan perasaannya;
c. Mengenal sikap baik dan sikap buruk;
d. Mengenal nilai-nilai kepramukaan;
3. Area Pengembangan Sosial, dengan sasaran:
a. Berkomunikasi lebih baik dengan keluarga, teman maupun orang lain;
b. Menghargai orang lain;
c. Bekerjasama;
d. Berperan dalam kelompok;
e. Sebagai warga negara indonesia yang patuh.
4. Area Pengembangan Intelektual, dengan sasaran:
a. Mengaktualisasikan keingintahuannya;
b. Mengumpulkandan memproses informasi;
c. Memecahkan masalah dengan semangat dan kreatif;
d. Mendapatkan hal-hal baru yang berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi.

5
5. Area Pengembangan Fisik, dengan sasaran:
a. Mengenali tubuhnya;
b. Memahami fungsi organ tubuh;
c. Memelihara dan menjaga kesehatan;
d. Berperilaku hidup bersih dan sehat;
e. Makan makanan yang bergizi seimbang;
f. Melakukan olah raga secara rutin;
g. Menggunakan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat.
Berdasarkan rujukan tersebut di atas, Area Pengembangan Prasiaga disusun sesuai
dengan kebutuhan dan tahapan perkembangan anak usia dini dikelompokkan menjadi 3
area perkembangan sebagai berikut:
1. Area Pengembangan Karakter, meliputi.
a. Moral Spiritual
b. Moral Budaya Bangsa
c. Moral Individu
d. Mencintai Diri Sendiri;
e. Mencintai Orang Lain;
f. Mencintai Lingkungan.
2. Area Pengembangan Fisik, meliputi :
a. Kesehatan Fisik;
b. Kekuatan Fisik;
3. Area Pengembangan Kecakapan, meliputi :
a. Kecakapan Berpikir;
b. Kecakapan Praktis;
c. Kecakapan bersosialisasi;
Area pengembangan Prasiaga di atas memberikan kontribusi dalam membangun
kematangan individu sehingga siap untuk mengikuti kegiatan pada golongan siaga.
Golongan Siaga adalah jenjang pendidikan paling awal dalam Gerakan Pramuka.

4. Prinsip penyelenggaran prasiaga


Prinsip Penyelenggaraan Prasiaga adalah sebagai berikut:
1. Anak yang belum berusia 7 tahun;
2. Prasiaga diselenggarakan dalam kelompok anak yang disebut “Manggar” yang terdiri
dari 8 – 15 orang;
3. Tanda Kecakapan Umum (TKU) menggunakan gambar “sintung” yang merupakan
kelopak bunga kelapa.
4. Kode Kehormatan untuk Prasiaga adalah Ekasatya dan Ekadarma.
5. Menggunakan Sistem Among dengan semangat Silih Asah, Silih Asih, dan Silih
Asuh.

6
6. Area pengembangan dalam prasiaga meliputi karakter, fi sik, kecakapan hidup, dan
kemampuan berbuat kebaikan.
7. Berorientasi pada prinsip latihan kematangan individu melalui model kegiatan
bermain dalam kelompok.
8. Guru PAUD berperan sebagai pembina prasiaga
9. Pembina prasiaga harus memenuhi persyaratan minimal telah mengikuti Kursus
Orientasi Kepramukaan.
10. Penyelenggara Prasiaga adalah Satuan PAUD
11. Penyelenggaraan Prasiaga diintegrasikan ke dalam kurikulum penyelenggaraan
satuan PAUD.
12. Kegiatan diutamakan di alam terbuka.
5. Kode kehormatan prasiaga
Kode Kehormatan merupakan janji dan komitmen diri serta ketentuan moral Pramuka
dalam pendidikan kepramukaan. Kode Kehormatan Prasiaga terdiri dari Ekasatya dan
Ekadarma sebagai berikut:
• EKASATYA :
Aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjadi anak yang berakhlak mulia dengan taat
kepada Tuhan, negara, guru dan orang tuaku.
• EKADARMA :
Prasiaga itu sehat, cerdas, dan ceria.

6. Syarat kecakapan umum (SKU)


Syarat Kecakapan Umum (SKU) Prasiaga adalah syarat kecakapan minimum yang wajib
dipenuhi untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum (TKU), yang terdiri dari:
1. Karakter
a. Moral Spiritual
• Senang mengikuti kegiatan ibadah sesuai dengan agamanya
• Senang meneladani sifat baik tokoh yang menjadi tauladan.
b. Moral Budaya Bangsa
Sering melakukan kegiatan bermain sesuai dengan potensi lingkungan sekitarnya.
c. Moral Individu
Selalu ceria, disiplin, dan taat kepada orang tuanya.
d. Mencintai Diri Sendiri
Menunjukan rasa percaya diri dalam setiap tindakannya.
e. Mencintai Orang Lain.
Bersikap ramah dan suka membantu orang tua dan orang lain.
f. Mencintai Lingkungan
Selalu menjaga keutuhan dan kebersihan lingkungan tempat melakukan kegiatan.

7
2. Fisik
a. Kesehatan
Selalu menjaga kebersihan tubuh dan mengkonsumsi makanan dan minuman
yang bergizi seimbang secara teratur.
b. Kekuatan
Mampu melakukan kegiatan koordinasi anggota tubuh dalam durasi waktu,
kondisi, atau jarak tertentu.
3. Kecakapan
a. Kecakapan Berpikir
Dapat menemukan cara menyelesaikan masalah yang sederhana
b. Kecakapan Praktis
Pernah mengikuti kegiatan perkemahan keluarga
c. Kecakapan Bersosialisasi
Mampu menjalin persahabatan dengan teman sebaya
7. Syarat kecakapan khusus (SKK)
Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Prasiaga adalah serangkaian syarat untuk
mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) yang ditempuh prasiaga menurut
kemampuan secara khusus yang bersifat opsional (pilihan) yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan kebijakan satuan PAUD.
8. Upacara pramuka untuk tahapan prasiaga
Biasanya disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak-anak prasiaga. Meskipun
prasiaga belum terlibat dalam upacara formal seperti yang dilakukan oleh pramuka siaga
dan tingkat yang lebih tinggi, mereka masih dapat memiliki kegiatan upacara yang
disesuaikan dengan usia mereka. Berikut adalah susunan umum dari upacara pramuka
untuk tahapan prasiaga:
a. Pembukaan: Upacara dimulai dengan pembukaan yang sederhana dan ramah anak,
biasanya dipimpin oleh pembina prasiaga atau anggota senior pramuka. Pembukaan
ini dapat berupa sambutan hangat kepada semua peserta dan ucapan terima kasih atas
kehadiran mereka.
b. Penyampaian Pesan: Selama upacara, pesan-pesan penting atau nilai-nilai pramuka
seperti kejujuran, kerjasama, dan kebersihan dapat disampaikan kepada anak-anak
dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami. Pesan ini bisa disampaikan dalam
bentuk cerita pendek, lagu-lagu sederhana, atau permainan yang mendidik.
c. Aktivitas Simbolis: Meskipun tidak terlalu formal, anak-anak prasiaga dapat
melibatkan diri dalam beberapa aktivitas simbolis yang merepresentasikan nilai-nilai
pramuka. Ini bisa berupa permainan ringan, lagu-lagu pendek, atau aktivitas seni
yang sederhana yang mengajarkan konsep seperti salam pramuka, lambang pramuka,
atau janji pramuka.
d. Pemberian Penghargaan atau Pengakuan: Sebagai bentuk motivasi dan penghargaan,
beberapa anak mungkin diberi penghargaan atau pengakuan atas prestasi atau

8
e. partisipasi mereka dalam kegiatan pramuka. Ini bisa berupa stiker, pujian lisan, atau
sertifikat kecil yang diberikan oleh pembina prasiaga.
f. Penutup: Upacara diakhiri dengan penutup yang santai dan penuh semangat. Pembina
prasiaga atau anggota senior pramuka dapat mengucapkan kata-kata penutup,
mengajak semua peserta untuk bersalaman atau memberikan tepuk tangan, serta
mengingatkan mereka tentang aktivitas atau tugas selanjutnya.
g. Aktivitas Setelah Upacara: Setelah upacara, anak-anak prasiaga mungkin
melanjutkan kegiatan pramuka lainnya seperti permainan, eksplorasi alam, atau
kegiatan kreatif lainnya yang sesuai dengan usia dan minat mereka.
Penting untuk diingat bahwa upacara pramuka untuk tahapan prasiaga haruslah
menyenangkan, menarik, dan sesuai dengan tingkat perkembangan anak-anak mereka.
Tujuannya adalah untuk memperkenalkan mereka pada nilai-nilai pramuka dan
memberikan pengalaman positif yang membangun bagi perkembangan mereka.
B. Pramuka Siaga
1. Pengertian Pramuka Siaga
Siaga adalah sebutan bagi anggota Pramuka yang berumur antara 7–10 tahun. Disebut
pramuka siaga karena sesuai dengan kiasan (kiasan dasar) masa perjuangan bangsa
Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia menyiagakan dirinya untuk mencapai
kemerdekaan dengan berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908 sebagai tonggak awal
perjuangan bangsa Indonesia.
2. Tujuan Pramuka Siaga
Tujuan pramuka siaga yaitu Membentuk Karakter, Pembentukan Keterampilan,
Kesiapan Menghadapi Tantangan, Pengenalan Alam dan Lingkungan sejarah
Indonesia, Pengembangan Kepribadian.
3. Kode kehormatan Pramuka Siaga
Kode kehormatan Pramuka Siaga bagi pramuka siaga ada dua, yaitu Dwi Satya (janji
pramuka siaga) dan Dwi Darma (ketentuan moral pramuka siaga).
• Dwi Satya
Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia,
dan mengikuti tata krama keluarga. Setiap hari berbuat kebaikan.
• Dwi Darma
Siaga berbakti kepada ayah dan ibundanya
Siaga berani dan tidak putus asa
Dua Kode Kehormatan yang disebutkan di atas adalah standar moral bagi seorang
Pramuka Siaga dalam bertingkah laku di masyarakat. Jadi kalau ada seorang anggota
Pramuka Siaga yang tingkah lakunya tidak sesuai dengan standar moral ini, dia belum
bisa disebut Pramuka Siaga seutuhnya.

9
4. Syarat Kecakapan Umum (SKU)
Pramuka Siaga adalah syarat wajib yang harus dipenuhi oleh seorang Pramuka Siaga
untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum (TKU).
TKU dalam Pramuka Siaga ada tiga tingkatan, yaitu: Siaga Mula,Siaga Bantu,Siaga
Tata,
5. Syarat Kecakapan Khusus(SKK)
Syarat Kecakapan Khusus (SKK) adalah syarat wajib yang harus dipenuhi oleh seorang
Pramuka Siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK). TKK dalam
Pramuka Siaga hanya terdiri dari satu tingkatan.
6. Tanda Kecakapan Umum
Tanda Kecakapan Umum (TKU) Pramuka Siaga dapat dikenakan pada lengan baju
sebelah kiri di bawah tanda barung. TKU untuk Siaga berbentuk sebuah janur (ini juga
diambil dari kebiasaan para pahlawan dulu untuk menandakan pangkat seseorang).
7. Tanda Kecakapan Khusus
Tanda Kecakapan Khusus (TKK) Pramuka Siaga berbentuk segitiga sama sisi dengan
panjang masing-masing sisi 3 cm dan tingginya 2 cm. TKK dapat dipasang di lengan
baju sebelah kanan membentuk setengah lingkaran di sekeliling tanda Kwarda dengan
puncak menghadap ke bawah sebanyak 5 buah.
8. Upacara Pramuka Siaga
Untuk anak-anak yang telah mencapai tahap Siaga dalam pramuka, upacara biasanya
memiliki struktur yang lebih formal dan teratur. Berikut adalah susunan umum dari
upacara pramuka tahapan Siaga di sekolah dasar (SD):
a. Pembukaan:
• Bendera dinaikkan sambil menyanyikan lagu kebangsaan atau lagu kebangsaan
Pramuka.
• Pembina atau pemimpin upacara menyampaikan salam pembukaan dan
sambutan kepada seluruh peserta upacara.
• Peserta upacara diberikan arahan untuk berdiri tegak dan berbaris sesuai dengan
formasi yang ditentukan.
b. Pengibaran Bendera:
• Peserta upacara menyanyikan lagu Indonesia Raya atau lagu-lagu Pramuka
sambil mengibarkan bendera Merah Putih dan bendera Gerakan Pramuka.
• Pembina atau pemimpin upacara dapat menyampaikan penghormatan kepada
bendera dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
c. Laporan Kesiapan Regu-regu:
• Perwakilan regu Siaga memberikan laporan kesiapan regu mereka untuk
mengikuti kegiatan atau perlombaan yang akan dilakukan.
• Laporan kesiapan ini mencakup persiapan fisik, mental, dan perlengkapan yang
dibutuhkan oleh regu Siaga.

10
• Pelaksanaan Kegiatan atau Perlombaan: Setelah pembukaan dan laporan
kesiapan regu, upacara dapat dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan atau
perlombaan yang telah direncanakan.
• Kegiatan atau perlombaan ini dapat berupa berbagai macam aktivitas pramuka
seperti pionering, lomba keterampilan, orientasi, atau permainan tradisional.
d. Penyampaian Penghargaan atau Pengakuan:
• Setelah pelaksanaan kegiatan atau perlombaan, dilakukan penyampaian
penghargaan atau pengakuan kepada regu Siaga yang telah menunjukkan
prestasi atau partisipasi yang baik.
• Penghargaan ini dapat berupa penghargaan lisan, sertifikat, atau medali yang
diberikan oleh pembina atau pihak yang berwenang.
e. Penutup:
• Upacara ditutup dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya atau lagu-lagu
Pramuka sambil menurunkan bendera Merah Putih dan bendera Gerakan
Pramuka.
• Pembina atau pemimpin upacara menyampaikan kata-kata penutup dan
mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta upacara atas partisipasi
mereka.
f. Aktivitas Setelah Upacara:
Setelah upacara selesai, peserta upacara dapat melanjutkan kegiatan atau
pembelajaran lainnya sesuai dengan jadwal atau rencana kegiatan harian mereka.
Itulah susunan umum dari upacara pramuka tahapan Siaga di sekolah dasar (SD), yang
mengikuti prosedur dan tradisi Pramuka Indonesia. Penting untuk diingat bahwa
upacara dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah serta anak-anak
yang terlibat dalam kegiatan pramuka.

C. Perbedaan Pramuka Prasiaga dan Siaga


Perbedaan antara pramuka Siaga dan prasiaga terletak pada usia peserta, tingkat
keterampilan dan pengetahuan yang diajarkan, serta tingkat kompleksitas kegiatan yang
dilakukan. Berikut adalah perbedaan antara pramuka Siaga dan prasiaga:
a. Usia Peserta:
• Pramuka Prasiaga: Prasiaga merupakan tahap awal dari pendidikan pramuka dan
ditujukan untuk anak-anak usia dini, biasanya antara 5 hingga 7 tahun.
• Pramuka Siaga: Siaga adalah tahap lanjutan dari pramuka prasiaga dan ditujukan
untuk anak-anak yang lebih besar, biasanya antara 10 hingga 12 tahun.

11
b. Tingkat Keterampilan dan Pengetahuan:
• Pramuka Prasiaga: Materi pramuka prasiaga lebih sederhana dan dasar, fokus pada
pengenalan konsep-konsep pramuka seperti kebersihan, kerjasama, kemandirian,
dan penghormatan terhadap lingkungan.
• Pramuka Siaga: Pramuka siaga mengajarkan keterampilan dan pengetahuan yang
lebih kompleks, seperti keterampilan bertahan hidup, pertolongan pertama,
orientasi di alam terbuka, serta pengembangan kepemimpinan dan keterampilan
sosial.
c. Tingkat Kompleksitas Kegiatan:
• Pramuka Prasiaga: Kegiatan prasiaga cenderung lebih sederhana dan berorientasi
pada permainan, aktivitas kreatif, dan pengenalan konsep-konsep dasar pramuka
melalui pengalaman belajar yang menyenangkan.
• Pramuka Siaga: Siaga mengikuti kegiatan yang lebih kompleks dan menantang,
termasuk eksplorasi alam, permainan peran, pembangunan tenda, penyelamatan
diri, serta partisipasi dalam kegiatan pengabdian masyarakat.
d. Pemimpin atau Pembina:
• Pramuka Prasiaga: Pembina prasiaga biasanya adalah orang dewasa yang terlatih
dalam pendidikan anak usia dini dan memiliki pemahaman tentang kebutuhan dan
karakteristik anak-anak prasiaga.
• Pramuka Siaga: Pembina siaga biasanya adalah instruktur pramuka yang lebih
berpengalaman dan terlatih dalam mengajar keterampilan dan pengetahuan
pramuka yang lebih kompleks kepada anak-anak usia sekolah dasar.
Dengan memahami perbedaan antara pramuka Siaga dan prasiaga, dapat dikembangkan
pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan peserta
pramuka, sehingga mereka dapat mengalami pengalaman belajar yang bermakna dan
mendukung dalam perjalanan mereka sebagai anggota pramuka.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan pramuka pada tahap-tahap awal ini memiliki peran yang penting dalam
pembentukan karakter dan perkembangan anak-anak. Materi pramuka prasiaga dan siaga
dirancang untuk memperkenalkan anak-anak usia dini pada nilai-nilai dasar pramuka,
seperti kebersihan, kerjasama, dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Sementara itu,
materi pramuka prasiaga dan siaga melanjutkan pembelajaran tersebut dengan
menekankan pada pengembangan keterampilan praktis dan kemandirian yang lebih
kompleks.
Melalui pembelajaran pramuka prasiaga dan siaga, anak-anak belajar untuk bekerja
sama dalam tim, mengembangkan keterampilan sosial, dan memahami pentingnya
keberanian dan tanggung jawab dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Selain itu, mereka
juga diajak untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar serta
mengembangkan rasa percaya diri dan kepercayaan diri mereka.
Dengan demikian, implementasi materi pramuka prasiaga dan siaga di sekolah dan
kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembentukan
karakter anak-anak dan persiapan mereka untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan
di masa depan. Namun, penting bagi pembina pramuka dan pendidik untuk terus
mengembangkan metode pembelajaran yang kreatif dan relevan serta memberikan
dukungan yang memadai bagi perkembangan anak-anak dalam mengikuti pendidikan
pramuka.

B. Saran
Pengembangan/pembentukan karakter bangsa merupakan fondasi bagi keberlanjutan
hidup berbangsa dan bernegara dan harus dilakukan sedini mungkin. Secara empirik, Praja
muda karana atau biasa disebut pramuka memiliki pengalaman yang cukup panjang dalam
melaksanakan pendidikan karakter melalui pendekatan bermain. Oleh karena itu,
sesungguhnya pembentukan karakter pada usia dini dapat dilakukan melalui pendekatan
kepramukaan terhadap anak usia dini dalam bentuk Prasiaga Siaga.

13

Anda mungkin juga menyukai