Anda di halaman 1dari 4

PROFESI AKUNTANSI

A. Pengantar
Istilah “Profesi Akuntansi” dalam bab ini dibatasi dalam arti sempit, yakni profesi
akuntan public, kecuali jika disebutkan secara tegas.
Ada banyak pendekatan untuk mengenal suatu profesi, termasuk profesi
akuntansi. Pendekatan-pendekatan ini akan di singgung dalam judul berikut, dengan
menunjuk bacaan yang lebih terinci.
Gambaran mengenai profesi dapat dilihat secara global, regional (dalam hal
Indonesia, kawasan asean), dan nasional. Pembahasan disini menekankan data kuantitatif.

B. Pendekatan
Pendekatan pertama yang digunakan dalam buku ini ialah melihat apa yang
dikerjakan dan dihasilkan anggota profesi. Ini pendekatan yang digunakan dalam Bab 1.
Pendekatan kedua adalah membandingkannya dengan okupasi yang lain. Hal ini
adalah pendekatan sosiologis. Profesi ditandai dengan komunitas yang mengembangkan
aturan-aturan internal (lihat Bab 3). Adanya komunitas ini, memungkinkan peninjauan
sosiologis.
Dalam pendekatan ketiga, pengamat dan praktisi memahami pernyataan-
pernyataan (pronouncements) yang dikeluarkan oleh lembaga yang menetapkan standar
profesi (standards-setting body). Pernyataan atau pronouncements adalah alat
komunikasi sangat penting bagi suatu profesi. Melalui pronouncements anggota profesi
mengetahui apa yang diharapkan dari padanya, apa yang diwajibkan, apa yang
diharapkan, apa yang dianjurkan, dan seterusnya. Pihak-pihak di luar profesi dapat
menilai perilaku anggota profesi dan kinerja mereka, dengan pronouncements tersebut.
Pendekatan keempat adalah pendekatan historis. Pendekatan ini melihat “jatuh
bangunnya” profesi dalam kurun waktu yang panjang. Dengan berbagai pendekatan kita
semakin menganl peluang dan tantangan yang dihadapi suatu profesi. Pembahasan dari
sudut pandang peta kekuatan (global, regional, dan nasional) adalah pendekatan terakhir
dalam bab ini.
C. Peringkat Satu dan Dua
Istilah peringkat Satu dan Dua dalam profesi akuntansi dikenal sebagai the Big N
(N di sini bias diganti dengan angka 8,7,6,5, dan 4) pada peringkat pertama (first-tier
accounting firms) dan kelompok peringkat berikutnya (second-tier accounting firms).
Dalam kurun waktu hamper satu abad, profesi di Britania Raya dan Amerika
Serikat didominasi oleh the Big 8.
1. Perubahan pertama terjadi melalui mega merger antara salah satu the Big 8 dengan
kelompok praktisi Belanda dan Jerman yang bukan anggota the Big 8; mega merger
ini menghasilkan KPMG (1987).
2. Kurang dari dua tahun the Big 8 menjadi the big 7, melalui mega merger dari dua
jaringan the big 8; mega merger ini menghasilkan Ernst & Young (1989).
3. Dalam tahun yang sama, terjadi mega merger dari dua jaringan the Big 7, yang
melahirkan Deloitte Touche Tohmatsu (1989). Dan the Big 7 menjadi the Big 6.
4. Hamper satu dasawarsa sesudahnya, dan melalui gagal merger antaraArthur Andersen
dan Price Waterhouse di antaranya, terjadi mega merger dari dua jaringan the Big 6
yang melahirkan Price Waterhouse Coopers(1998). Dengan demikian the Big 6
menjadi the Big 5.
5. Dengan kematian Arthur Andersen pada tahun 2002, the Big 5 menjadi the Big 4,
sampai sekarang.

Dengan perubahan kurang dari satu dasawarsa, melalui Four Weddings and a
Funeral, profesi akuntansi mengalami perubahan besar dalam satu abad.
Kelompok second-tier firms berada jauh di bawah the Big N dalam arti luas jaringan
(member firms di tatanan global), jumlah pendapatan, jenis jasa yang diberikan, jumlah
partner dan staf. Jika the Big N menandai ciri oligapoli selama lebih dari satu abad,
kelompok second-tier firms lebih dinamis.

D. Stuktur Pernyataan IAASB


The International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) adalah
lembaga independen yang menetapkan standar (independent standard-setting body) untuk
kepentingan umum, dengan menetapkan standar internasional bermutu tinggi, dalam
bidang auditing, assurance, dan standar lain yang terkait, dan memfasilitasi konvergensi
standar internasional dan standar nasioal di bidang auditing dan assurance standards.
Dengan demikian, IAASB meningkatkan mutu dan konsistensi praktik di seluruh dunia
dan memperkuat kepercayaan public terhadap profesi auditing dan assurance secara
global.
Perhatikan istilah International yang dipakai dalam standar-standar IAASB,
menunjukkan bahwa ini adalah standar internasional. Negara-negara di dunia mungkin
sebelumnya sudah mempunyai standar-standar sendiri. Kemudian mereka mengamati
standar internasional ini dalam tahap konvergensi, dan akhirnya memutuskan untuk
mengadopsi standar internasional ini.
IAASB menerbitkan dan memutakhirkan pernyataan-pernyataan
(pronouncements), yang juga diadopsi oleh profesi akuntan public (profesi auditing dan
assurance) di Indonesia.
1. IESBA Code of Ethics for Professional Accountants
Kode etik ditempatkan paling atas dalam struktur pernyataan IAASB. Ini memang
disengaja untuk menonjolkan kode etik sebagai paying semua standar auditing dan
assurance. Hal ini serupa kita temukan dalam setiap ISA.
2. Engagements Governed by the Standards of the IAASB
Lapis kedua dalam struktur pernyataan IAASB berisi penugasan atau perikatan
yang diatur dengan pernyataan-pernyataan IAASB.
Kelompok pertama yang diatur pernyataan IAASB adalah pengendalian mutu.
Pengendalian mutu adalah aspek penting dalam pekerjaan professional. Ini diatur
dengan pernyataan-pernyataan IAASB mengenai standar yang dikenal sebagai
International Standards on Quality Control disingkat ISQC.
Baris International Standards on Quality Control mempunyai dua cabang.
Cabang pertama (International Framework for Assurance Enggagements) dan
cabang berikutnya (Related Services).
Baris berikutnya adalah International Framework for Assurance
Enggangements. Ini adalah kerangka untuk penugasan asuransi, termasuk audit dan
penugasan tertentu lainnya. Kerangka ini sendiri tidak berisi kewajiban atau
persyaratan yang wajib dilaksanakan praktisi; ketentuan mengenai hal ini diatur
dalam masing-masing standar penugasan atau perikatan asurans.
Berikut adalah dua kota yang menunjukkan standar penugasan atau perikatan
asurans :
a) Audits and Reviews of Historical Financial Information  adalah Standar-
standar Audit dan Standar-standar Review berkenaan dengan informasi keuangan
Historis. Standar-standar Auditnya adalah ISAs 100-999 International Standards
on Auditing; sedangkan Standar-standar Reviewnya adalah ISREs 1000-2699
International Standards on Review Engagements.
b) Penugasan asurans lainnya, di luar audit dan riview, atau ISAWs 3000-3699
International Standards on Assurance Engagements.

Baris terakhir merupakan cabang dari kedua dari International Standards on


Quality Control, yang berkenaan dengan Related Services. Ini diatur dalam
pernyataan-pernyataan ISESs 4000-4699 International Standards on Quality
Control.

Di samping pernyataan (pronouncements), IAASB juga menerbitkan IAPNs (


International Auditing Practice Notes). IAPNs tidak mengeluarkan aturan tambahan
(di luar ISAs) yang wajib ditaati auditor. IAPSs juga tidak mengubah kewajiban
auditor untuk menaati semua ISAs. IAPNs memberikan petunjuk praktis bagi auditor,
dan dimaksudkan untuk disebarkan oleh atau digunakan untuk mengembangkan
materi pelatihan di Negara-negara yang mengadopsi ISA. Contoh IAPN yang sudah
diterbitkan ialah IAPN 1000 berjudul Special Considerations in Auditing Financial
Instruments.

Anda mungkin juga menyukai