Review Jurnal Teknik Sampling
Review Jurnal Teknik Sampling
Disusun Oleh:
Kelompok 2 Kelas A
Anggota Kelompok:
Aina (2211015220011) Nanda Hesti Rahmawati (2211015220013)
Alma Ramadhani (2211015220039) Nanda Putri (2211015120017)
Erika Indriani (2211015220023) Nur Adnina Kautsarany (2211015320007)
Irsa Chairamu’ti (2211015320001) Putri Fadyanisa Ananda (2211015120011)
Hanifah Rahmatinnisa (2211015220041) Sri Purnama Sari (2211015320013)
Maryamah Azahra (2211015120003) Zalfa Fairuz Nabilla (2211015120001)
Nadia Humaira (2211015320021)
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Apt. Arnida, M.Si
Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di wilayah tropis dan memiliki
beranekaragam flora dan fauna yang perlu dikembangkan dan dilestarikan. Salah satunya adalah
keanekaragaman tanaman yang memiliki banyak dampak yang menguntungkan, baik bagi
manusia, hewan, maupun lingkungan. Indonesia kaya akan tanaman obat berkhasiat dalam
mengobati penyakit tertentu dan telah digunakan secara turun-temurun oleh sebagian besar
masyarakat Indonesia. Penggunaan tanaman obat telah dilakukan sejak berabad-abad yang lalu.
Indonesia merupakan negara dengan biodiversitas terbesar kedua di dunia, ditunjukkan dengan
tingginya jumlah tanaman obat asli Indonesia. Area hutan hujan tropis di Indonesia meliputi 143
juta hektar dan menjadi tempat tinggal bagi sekitar 80% tanaman obat dunia. Diperkirakan
terdapat 28.000 spesies tanaman di hutan tropis Indonesia yang 1.845 di antaranya memiliki
potensi untuk digunakan sebagai obat. Jumlah ini dapat terus meningkat sejalan dengan
inventarisasi dan investigasi spesies-spesies tanaman lain yang belum pernah diteliti sebelumnya
(Fakhrudin et al., 2023).
Fitokimia (phytochemicals) berasal dari bahasa latin dari kata phyto dan chemicals, phyto
artinya tumbuan, sedangkan chemicals artinya bahan-bahan kimia. Fitokimia adala bahan-bahan
atau senyawa-senyawa kimia yang dihasilkan oleh tumbuhan, yaitu sebagai metaboliit sekunder.
Fitokimia merupakan kajian ilmu yang mempelajari sifat dan interaksi senyawa kimia metabolit
sekunder dalam tumbuan. Keberadaan metabolit sekunder sangat penting bagi tumbuhan untuk
mempertahankan dirinya dari makhluk hidup lainnya dan dapat membantu pada proses
penyerbukan. Fitokimia juga disebut sebagai fitonutrien yaitu segala jenis zat kimia atau nutrien
yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan (Mustariani, 2023).
Makroalga merupakan tumbuhan laut dengan morfologi tidak memiliki pembuluh (Thallopyta)
karena tidak memiliki susunan kerangka akar, batang dan daun yang berbeda. Makroalga
merupakan tumbuhan laut yang memiliki kandungan pigmen yang berbeda-beda, antara lain
klorofil, karotenoid dan fikobilin sebagai bentuk adaptasi makroalga terhadap lingkungan dan
optimalisasi absorpsi cahaya matahari dalam proses fotosintesis pada berbagai variasi kedalaman
perairan. Berdasarkan kandungan pigmen dominan tersebut, maka makroalga diklasifikasikan
menjadi tiga jenis, antara lain alga hijau (Chlorophyta), alga coklat (Phaeophyta) dan alga merah
(Rhodophyta). Kandungan senyawa bioaktif dalam makroalga menjadi dasar optimalisasi
pemanfaatan makroalga dalam bidang kesehatan seperti antioksidan, antibakteri maupun
antibakteri. Hal ini terkait fungsi senyawa flavonoid sebagai antioksidan. Salah satu upaya untuk
mengetahui kandungan senyawa bioaktif dalam makroalga adalah skrining fitokimia. skrining
fitokimia merupakan serangkaian proses yang diperlukan untuk mengidentifikasi keberadaan
senyawa bioaktif seperti alkaloid, flavonoid, triterpenoid, steroid, saponin, dan tannin secara
kualitatif dengan menggunakan pelarut methanol, etil asetat dan n-heksana. Keberadaan berbagai
senyawa bioaktif tersebut dalam makroalga selain dapat meningkatkan nilai guna makroalga
terutama pada bidang kesehatan maupun pangan seperti obat-obatan atau suplemen yang dapat
bermanfaat bagi kehidupan manusia, juga dapat meningkatkan nilai ekonomis makroalga
(Setyorini & Maria, 2020).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kandungan fitokimia pada berbagai jenis
makroalga di Pantai Jungwok, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah survei dengan pendekatan kualitatif.
Teknik pengambilan sampel makroalga menggunakan purposive sampling dengan metode
transek garis. Pengambilan sampel makroalga dilakukan pada kedalaman sekitar 2,50-27,50 cm
saat air laut surut, dimana pada masing-masing transek garis hanya diwakili oleh 1 sampel per
jenis makroalga. Sampel makroalga yang telah diambil kemudian ditimbang berat basahnya
hingga mencapai 100 gram. Selanjutnya sampel tersebut diangin-anginkan kemudian
dimasukkan dalam plastik yang telah diberi label dan disimpan dalam cool box untuk selanjutnya
dibawa ke laboratorium. Analisis skrining fitokimia yang dilakukan pada sampel makroalga yang
masih basah atau segar (tanpa ekstraksi) dengan menggunakan uji kualitatif.
Fakhrudin, N., S. Pramono, S. Wahyuono, S. Utami, A. P. Gani & P. Astuti. 2023. Herbal untuk
Terapi: Pendekatan Empiris dan Saintifik. UGM Press, Yogyakarta.
Setyorini, H. B & E. Maria. 2020. Analisis Kandungan Fitokimia pada Berbagai Jenis Makroalga
di Pantai Jungwok Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. Indonesian Journal of
Fisheries Sciences and Technology. 16: 15-21.