NAMA TIM
Dirancang Oleh:
1. Alfian Dwi Fajar Ramadhani (2231740028)
2. Daffa Fairuz Muslim (2231740027)
3. Ahmad Bintang Hayiz Ridho (2331740009)
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar kelima di dunia dengan panjang garis Pantai
seluas 81.000km. Luas lautan di Indonesia sekitar 3,1 juta kilometer persegi, sehingga
merupakan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat dan Pemerintah daerah utuk
mengelola dan menjaga ruang laut agar tetap bersih dan nyaman. Tetapi, saat ini kondisi laut
terancam dengan adanya 80% sampah plastic dari daratan masuk ke laut. Sampah-sampah ini
berasal dari Industri, Saluran Pembuangan, Limbah yang tidak diproses dan pariwisata. Dan
untuk 20% dihasilkan dari laut dan industri lepas laut. Hal ini berdampak pada biota laut dan
hewan-hewan yang ada di laut. Pembersihan laut lepas sepanjang garis Pantai wajib
dilakukan secara rutin. Pembersihan kebersihan Pantai ini rata-rata dilakukan oleh komunitas
peduli kebersihan Pantai yang bergerak secara lokal. Komunitas ini masih berdiri secara
individual dan belum terorganisir dengan baik. Sehingga menyebabkan beberapa komunitas
kesulitan mendapatkan anggota atau kesulitan dari sektor dana. Pembersihan Pantai
membutuhkan dana yang tidak sedikit serta membutuhkan kerjasama dengan industri
pengolahan limbah/sampah. Komunitas-komunitas ini belum memilik koneksi yang
terhubung satu sama lain serta sampah yang sudah terkumpul hanya dibiarkan di karung
tanpa ada pengolahan lebih lanjut selain dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir. Berdasarkan
permasalahan diatas maka diciptakanlah sebuah aplikasi Ocean Ranger, yang nantinya
menghubungkan para komunitas peduli kebersihan Pantai dengan pihak pengolah
sampah/limbah baik untuk media jejaring sosial, pusat sumber daya dan keilmuan serta
informasi event atau kampanye. Selain memberikan manfaat lebih bagi komunitas peduli
kebersihan Pantai, aplikasi ini menargetkan juga bagi industri dan masyarakat umum agar
teredukasi dan proses penyadaran agar menjaga Kesehatan laut untuk menjaga potensi
keseimbangan sumberdaya laut.
(Times new roman, ukuran 12, UPPERCASE)
Jarak 2 enter tulisan “ABSTRAK”. Isi Abstrak ditulis menggunakan font Times New Roman,
ukuran 12, Spasi 1.15, paragraf justify (Rata Kanan - Kiri)
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim dengan negara kepuluan yang memiliki luas laut
sebanyak dua pertiga dari luas wilayahnya. Luas wilayah perairan Indonesia mencapai
6.315.222 km2 dengan garis Pantai sepanjang kurang lebih 99.123km membentang dari
Sabang hingga Merauke. Kondisi ini yang menjadikan Indonesia menjadi negara dengan
sumber daya laut melimpah[1]. Sampah merupakan hasil sisa dari produk atau sesuatu sisa
penggunaan yang manfaatnya memiliki nilai lebih kecil daripada produk yang digunakan.
Hasil dari sisa ini kemudian dibuang pada berbagai tempat di lingkungan sekitar termasuk ke
laut [2]. Sampah laut merupakan polusi dan ancaman di wilayah pesisir yang berupa plastic,
kain, kaca, logam, kayu maupun karet. Dampak negatif dari adanya polusi sampah laut yaitu
dapat merusak ekologi perairan yang kemudian dapat mengganggu pergerakan biota ataupun
merusak saluran cerna pada hewan laut. Dampak negatif berikutnya ialah menurunkan unsur
estetika di wilayah pesisir karena mengakibatkan kotor sehingga menimbulkan dampak
dalam factor ekonomi pariwisata[3]. Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan
sampah dn pengelolaan sampah menjadikan sampah menumpuk di laut dan pesisir Pantai.
Upaya penanggulangan pencemaran Pantai akibat sampah dapat dilakukan dengan Gerakan
bersih Pantai dan laut[4]. Permasalahan ini menjadi fokus Indonesia maupun Gerakan
internasional lainnya dalam agenda Sustainable development Goals (SDGs) karena terjadi
tidak hanya di Indonesia tetapi juga di banyak negara [5].
keterbatasan dalam membuat jejaring komunitas yang lebih luas serta kurangnya Kerjasama
dari berbagai industri pengolahan limbah yang dapat membantu melakukan cycling of waste
dari limbah yang telah dikumpulkan di Indonesia. Hal ini ditambah dengan kondisi minimnya
perhatian Pemerintah Daerah pada komunitas bersih Pantai. Dalam proses setiap kegiatan
aktifitas bersih Pantai juga membutuhkan banyak dukungan dana yang tidak sedikit.
Berdasarkan masalah tersebut maka diciptakan sebuah produk website
THEOCEANRANGER, yang nantinya menjadi wadah bagi komunitas bersih Pantai, industri
dan Pemerintah daerah untuk saling berkomunikasi dan terhubung. Website ini memberikan
fasilitas sebagai media sosial, pengumuman acara/event serta kampanye dalam agenda
menjaga kehidupan biota laut. Industri juga dapat memberikan edukasi pengolahan sampah
dari sampah yang telah terkumpul maupun dapat digunakan sebagai wadah penyaluran dana
Corporate Social Responsibility dari Industri ataupun memungkinkan masyarakat yang
memiliki kepedulian bagi kebersihan lingkungan untuk dapat berdonasi secara tepat.
5
Tujuan
Hasil
Metode :
Menggunakan desain thinking
gambar diganti ya buatan sendiri , informasi tolong ditambahkan berdasarkan website inI :
https://medium.com/@murnitelaumbanua98/5-tahap-design-thinking-menurut-stanford-d-
school-e06f871c45c9
1. Target pengguna
a. Penggalang(penggalang adalah pribadi/kelompok yang membuat kampanye
alam untuk menggalang dana membantu penggerak di wilayah bersih pantai.)
b. penggerak(penggerak adalah pribadi/kelompok pengelola kawasan bersih
pantai atau yang melakukan kegiatan dengan isu lingkungan).
c. Pendukung(pendukung dapat berdonasi dan gabung aksi di kampanye alam.
Pendukung juga dapat melihat update pohon bakau/mangrove melalui pantau
alam atau bergabung menjadi relawan)
2 golongan penggalang dan penggerak, dana berasal dari perusahaan dan komunitas
sedangkan pihak individu hanya bisa melakukan dukungan atau donasi sebagi
pendukung
2. Pemangku kepentingan dan environment
7
1. Latar Belakang
Latar belakang berisi uraian yang mendasari dibuatnya desain UI/UX.
2. Tujuan dan Hasil (Hasil Yang dicapai)
3. Metode Pencapaian Tujuan (design methodology)
Isi dari Metode Pencapaian Tujuan adalah metode yang dilakukan untuk mencapai
tujuan. Bagian ini berisi Studi Literatur, Analisis Kebutuhan, Perancangan Desain.
4. Analisis Desain Karya
a. Target pengguna, termasuk kebutuhan psikologis, motivasi, behavior,
dan aksi yang ingin disasar.
b. Pemangku kepentingan (stakeholder) dan environment serta sistem
terkait (misal., sosial, masyarakat, dan teknologi)
c. Batasan produk dan layanan
d. Teknologi yang digunakan
(Judul bab dari latar belakang hingga skenario penggunaan rancangan produk menggunakan
Font Times New Roman, Ukuran 12, Spasi 1.15). Isi pada setiap bab ditulis menggunakan
font Times New Roman, ukuran 12, Spasi 1.15, paragraf justify (Rata Kanan - Kiri)
9
DAFTAR PUSTAKA
[1] M. Maulana, A. Moehammad, and F. Janu, “Analisis Pengaruh Perubahan Garis Pantai
Terhadap Batas Pengelolaan Wilayah Laut Provinsi Jawa Timur Dan Provinsi Bali Di
Selat Bali,” J. Geod. Undip, vol. 55, no. 4, pp. 233–242, 2017.
[2] Y. Johan et al., “Analisis Sampah Laut (Marine Debris) Di Pantai Kualo Kota
Bengkulu,” J. Enggano, vol. 5, no. 2, pp. 273–289, 2020, doi:
10.31186/jenggano.5.2.273-289.
[3] D. Nurdiana, G. Ghitarina, A. Rafii, R. Eryati, and M. M. Yasser, “Identifikasi Jenis
Dan Kelimpahan Sampah Laut (Marine Debris) Di Wilayah Pesisir Pantai Sambera
Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur,” Trop.
Aquat. Sci., vol. 1, no. 1, pp. 24–30, 2022, doi: 10.30872/tas.v1i1.469.
[4] J. Jumadi, N. Y. Timang, T. Rachman, and C. Paotonan, “Analisa Kesadaran
Masyarakat Tentang Dampak Sampah Terhadap Pencemaran Pantai Losari,” Ris.
Sains dan Teknol. Kelaut., vol. 2, no. 1, pp. 148–151, 2019, doi:
10.62012/sensistek.v2i1.13282.
[5] J. N. Fielda and A. Fithriana, “Upaya Indonesia dalam Penerapan Sustainable
Development Goals: Life Below Water untuk Mengatasi Polusi Marine Plastic Debris
di Kepulauan Seribu Periode 2018 –2020,” Budi Luhur J. Contemp. Dipl., vol. 5, no. 2,
pp. 130–138, 2021.
[6] H. C. Chotimah, M. R. Iswardhana, and L. Rizky, “Model Collaborative Governance
dalam Pengelolaan Sampah Plastik Laut Guna Mewujudkan Ketahanan Maritim di
Indonesia,” J. Ketahanan Nas., vol. 27, no. 3, p. 348, 2022, doi: 10.22146/jkn.69661.