Anda di halaman 1dari 31

BUKU VIII

PEDOMAN STANDAR
PEMBIAYAAN PELATIHAN
MASYARAKAT
Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

BUKU VIII

PEDOMAN STANDAR
PEMBIAYAAN PELATIHAN
MASYARAKAT

Jakarta, Desember 2021

Standar Pelatihan Masyarakat | i


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

Kata Pengantar

Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan petunjuk-Nya
amanah penyusunan Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat sebagaimana
disebutkan pada Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pelatihan Masyarakat pasal 16 ayat (2)
dapat diselesikan. Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat sendiri adalah
bagian yg tidak terpisahkan dari delapan (8) standar yang harus disusun yaitu
Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Kelulusan, Standar Pelatih
dan Tenaga Pelatihan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan dan
Standar Pembiayaan sehingga fapat dijadikan pedoman bagi penyelenggaraan
pelatihan masyarakat

Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor


9 Tahun 2016 tentang Pelatihan Masyarakat pada pasal 15, disebutkan bahwa
penerbitan 8 (delapan) standar pelatihan masyarakat ini merupakan upaya untuk
memberikan penjaminan dan pengendalian mutu penyelenggaraan pelatihan
masyarakat, sehingga kegiatan tersebut benar-benar dapat secara efektif
memberikan konstribusi dan dukungan dalam pencapaian target dan tujuan
pembangunan yang ditetapkan.
Secara khusus, dokumen ini akan menguraikan tentang lingkup pembiayaan
kegiatan Pelatihan Masyarakat, komponen yang dibiayai, sumber pembiayaan dan
cara pengajuan pembiayaan pelatihan masyarakat yang secara khsusus dilakukan
oleh Balai Pelatihan Masyarakat
Besar harapan kami agar dokumen ini dapat bermanfaat dalam memberikan
panduan penyelenggaraan pelatihan masyarakat. Demikian dan terima kasih

Kepala Badan Pengembangan SDM


Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Prof. Dr. Luthfiyah Nurlela, M.Pd

Standar Pelatihan Masyarakat | ii


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Dasar Hukum
D. Pengertian
E. Ruang Lingkup dan Sistematika Penulisan
BAB II PEMBIAYAAN PELATIHAN
MASYARAKAT
A. Penyelenggaraan Kegiatan Pelatihan Masyarakat Sebagai Program
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
B. Pembiayaan Kegiatan Pelatihan Masyarakat dalam Standar Biaya Keluaran
Tahun 2022
C. Komponen Yang Dibiayai

BAB III KOMPONEN PEMBIAYAAN PELATIHAN

A. Sumber Pembiayaan Pelatihan Masyarakat


B. Komponen Pembiayaan

BAB IV PROSES PENGAJUAN, PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

A. Prosedur Pengajuan Pembiayaan


B. Laporan Keuangan Pembiayaan Pelatihan

BAB V PENGAWASAN PENGELOLAAN KEUANGAN PELATIHAN


BAB VI PENUTUP

Standar Pelatihan Masyarakat | iii


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelatihan masyarakat desa sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat desa
merupakan kegiatan yang berkelanjutan yang diselenggarakan oleh lembaga
pemerintah maupun non pemerintah di seluruh Indonesia. Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi nomor 9 tahun 2016
menyebutkan pada pasal 12 bahwa penyelenggara Pelatihan Masyarakat
sebagaimana dimaksud adalah: a. perguruan tinggi; b. lembaga swadaya
masyarakat; c. Organisasi Massa (Ormas)/ Yayasan; d. swasta/perusahaan; dan
pihak lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam rangka
melakukan penjaminan dan pengendalian mutu, salah satu yang dilakukan adalah
dilakukannya standardisasi.

Disebutkan lebih lanjut pada pasal 16 ayat (2), bahwa standarisasi pelatihan
masyarakat ini meliputi: 1) standar isi; 2) standar proses; 3) standar penilaian; 4)
standar kelulusan peserta pelatihan; 5) standar pelatih masyarakat dan tenaga
pelatihan masyarakat; 6) standar sarana dan prasarana; 7) standar pengelolaan;
dan 8) standar pembiayaan. Dengan adanya standar ini, maka setiap lembaga
penyelenggara pelatihan harus memiliki dan menerapkan ke-8 Standar tersebut.

Dokumen Standar Pembiayaan ini adalah dokumen yang akan menjelaskan


lingkup pembiayaan pelatihan masyarakat yang menjadi acuan bagi penyelenggara
pelatihan, yang meliputi biaya investasi dan biaya operasional lembaga
penyelenggara pelatihan masyarakat. sumber-sumber pembiayaan, mekanisme
pengajuan pembiayaan pelatihan masyarakat, pelaporan dan pertanggung jawaban
pembiayaan pelatihan, serta pengawasan pengelolaan keuangan.

B. Maksud dan Tujuan


Pedoman Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat merupakan bagian dari
instrumen pengendalian mutu dalam rangka mendukung penyelenggaraan
pelatihan masyarakat yang berkualitas. Pedoman Standar Pembiayaan Pelatihan
Masyarakat dimaksudkan untuk menjamin efisiensi, efektivitas, akuntablitas,
serta mutu atau kualitas penyelenggaraan pelatihan masyarakat.

Standar Pelatihan Masyarakat | 1


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

Adapun tujuan Pedoman Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat adalah:


1. Tersedianya acuan bagi Balai/Balai Besar Pelatihan dalam pengelolaan
pembiayaan penyelenggaraan pelatihan masyarakat yang terstandar;
2. Terwujudnya efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pelatihan masyarakat;
3. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pelatihan masyarakat

C. Dasar Hukum
Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan standar pembiayaan pelatihan
ini adalah sebagai berikut.
1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-
undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian;
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor
23 Tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Thun 2007 Tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Masyarakat;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 Tentang
Ketransmigrasian;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Perturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa;

Standar Pelatihan Masyarakat | 2


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

7. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014 Tentang Percepatan


Pembangunan Daerah Tertinggal;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;
9. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 71/PMK.02/2013
tentang Pedoman Standar Biaya, Standar Struktur Biaya, dan Indeksasi dalam
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
11. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Pelatihan Masyarakat;
12. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Pedoman Kerja Sama di Lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
13. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi;
14. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 140/PMK.02/2021
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 195/PMK.02/2014 Tentang Standar Struktur Biaya tentang Standar
Struktur Biaya;
15. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Nomor 8 Tahun 2022 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2023
Selanjutnya Mengikuti Tahun Berjalan;
16. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 049/PMK.02/2023
tentang Standar Biaya Keluaran Tahun Anggaran 2024 Selanjutnya Mengikuti
Tahun Berjalan.

Standar Pelatihan Masyarakat | 3


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

D. Pengertian
1. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengaturdan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul dan /atau hak tradisional yang diakui dan
dihormatidalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Masyarakat adalah penduduk yang bertempat tinggal di desa, kawasan
perdesaan, daerah tertinggal, daerah tertentu, permukiman transmigrasi, dan
kawasan transmigrasi.
3. Lembaga Penyelenggara Pelatihan Masyarakat adalah instansi pemerintah,
pemerintah daerah, swasta, badan usaha, dan kelompok masyarakat yang
memenuhi persyaratan untuk menyelenggarakan pelatihan masyarakat desa,
daerah tertinggal, dan transmigrasi. (transmigrasi, dan kawasan transmigrasi.
4. Lembaga pelatihan non-pemerintah adalah lembaga pelatihan yang dikelola
oleh badan usaha, organisasi masyarakat, atau kelompok-kelompok
masyarakat yang memenuhi persyaratan untuk menyelenggarakan pelatihan
masyarakat.
5. Standarisasi Pelatihan adalah upaya untuk menentukan standar/kriteria
pelatihan masyarakat.

6. Akreditasi adalah proses pemberian pengakuan formal yang menyatakan


bahwa suatu lembaga telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan
standarisasi dan sertifikasi pelatihan.
7. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pelatihan masyarakat atau
sertifikat kompetensi kerja yang dilakukan secara sistematis dan obyektif
melalui penilaian yang mengacu pada standar nilai minimum kelulusan
(passing grade) pada pelatihan masyarakat, atau melalui uji kompetensi yang
mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
8. Sertifikat Pelatihan Masyarakat adalah pengakuan atas penguasaan
keterampilan/kompetensi seseorang pada bidang dan jenjang
keterampilan/pekerjaan tertentu yang diberikan oleh lembaga/satuan kerja
pelatihan masyarakat yang telah diakreditasi.

Standar Pelatihan Masyarakat | 4


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

9. Pelatihan masyarakat adalah upaya meningkatkan pengetahuan,


keterampilan, dan sikap perilaku masyarakat sehingga mampu
memberdayakan dan membangun diri dan lingkungannya secara mandiri di
Desa, Kawasan Perdesaan, Daerah Tertinggal, Daerah Tertentu, Permukiman
Transmigrasi, dan Kawasan Transmigrasi.
10. Pelatihan Berbasis Masyarakat/Komunitas adalah pelatihan yang ditujukan
untuk meningkatkan kemampuan setiap kelompok masyarakat dan/atau
individu dalam rangka pemberdayaan Pelatih adalah orang yang memiliki
kompetensi teknis dan metodologis untuk melakukan pelatihan, dan bertugas
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, sikap, dan keterampilan melalui pelatihan kepada masyarakat.
11. Pelatihan Berbasis Kompetensi adalah pelatihan kerja yang ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan setiap individu yang menitikberatkan pada
penguasaan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sesuai dengan standar yang ditetapkan dan
persyaratan di tempat kerja
12. Standar Pembiayaan adalah kriteria biaya investasi dan biaya operasional
lembaga pelatihan.
13. Standar Biaya Keluaran adalah besaran biaya yang ditetapkan untuk
menghasilkan keluaran (output) atau sub keluaran (sub output)
14. Lembaga pelatihan adalah instansi pemerintah, pemerintah daerah, swasta,
badan usaha dan kelompok masyarakat yang memenuhi persyaratan untuk
menyelenggarakan pelatihan masyarakat desa, daerah tertinggal dan
transmigrasi
15. Lembaga Pelatihan Non Pemerintah adalah lembaga pelatihan yang dikelola
oleh badan usaha, organisasi masyarakat, atau kelompok-kelompok
masyarakat yang memenuhi persyaratan untuk menyelenggarakan pelatihan
masyarakat
16. Direktorat Jenderal Teknis adalah Direktorat Jenderal di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
17. Lembaga Sertifikasi Profesi adalah lembaga pelaksana kegiatan sertifikasi
profesi yang memperoleh lisensi atau ijin dari Badan Nasional Sertifikasi
Profesi (BNSP).

Standar Pelatihan Masyarakat | 5


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

18. Perjanjian Kerja Sama adalah perbuatan hukum para pihak yang merupakan
tindak lanjut kesepakatan bersama atau tanpa kesepakatan bersama, yang
memuat uraian isi kesepakatan dan di dalamnya mengatur hak dan kewajiban
serta akibat hukum apabila terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu
pihak dalam perjanjian.
19. Kerja Sama Dalam Negeri adalah kesepakatan antara Menteri atau unit
pemrakarsa di lingkugan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah,
dan/atau badan hukum.
20. Kerja Sama Luar Negeri adalah kesepakatan antara Menteri atau unit
pemrakarsa di lingkugan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi atas nama Pemerintah Republik Indonesia dengan
pemerintah dan/atau badan hukum negara lain.
21. Kerja sama Payung adalah kesepakatan yang berisikan ikatan moral untuk
melaksanakan kegiatan dengan ketentuan sebagaimana disebutkan di dalam
pasal-pasal dan tidak mengikat secara hukum.
22. Naskah Kerja Sama adalah naskah yang memuat pokok-pokok pikiran tentang
substansi yang akan diperjanjikan.
23. Unit Pemrakarsa adalah unit utama Pimpinan Tinggi Madya Eselon I
dan/atau unit kerja pengusul kegiatan Kerja sama di Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
24. Mitra Kerja Sama dalah Kementerian/Lembaga pemerintahan non kemenerian,
perguruan tinggi/lembaga pendidikan dan pelatihan, pemerintah daerah, dan
pihak terkait yang menjadi mitra dalam melakukan Kerja Sama dengan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi.Pelatihan Berbasis Komunitas adalah pelatihan yang ditujukan
untuk meningkatkan kemampuan setiap kelompok masyarakat dan/atau
individu dalam rangka pemberdayaan masyarakat desa, daerah tertinggal dan
transmigrasi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Standar Pelatihan Masyarakat | 6


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

E. Ruang Lingkup dan Sistematika Penulisan


Secara garis besar, ruang lingkup Pedoman Standar Pembiayaan Pelatihan
mengatur tentang kriteria pembiayaan pelatihan masyarakat, sumber-sumber
pembiayaan, mekanisme pengajuan dan penyusunan pembiayaan pelatihan
masyarakat, mekanisme pelaporan dan pertanggung jawaban pembiayaan
pelatihan masyarakat, serta pengawasan pengelolaan keuangan pelatihan.

Adapun sistematikan penulisan Pedoman Standar Pembiayaan Pelatihan


Masyarakat disusun sebagai berikut.

BAB I. Pendahuluan

BAB II. Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

BAB III. Komponen Pembiayaan Pelatihan

BAB IV. Proses Pengajuan, Pelaporan dan Pertanggungjawaban

BAB V. Pengawasan Pengelolaan Keuangan Pelatihan

BAB VI. Penutup.

Standar Pelatihan Masyarakat | 7


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

BAB II. PEMBIAYAAN PELATIHAN MASYARAKAT

A. Penyelenggaraan Kegiatan Pelatihan Masyarakat Sebagai Program


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Nomor 85 tahun 2020 tentang


Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi pasal 4 telah
ditegaskan bahwa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pembangunan desa dan perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan
pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi untuk membantu Presiden
dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Lebih lanjut disebutkan pada pasal 5 bahwa untuk melaksanakan tugas


sebagaimana disebutkan pada pasal 4 tersebut, Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menyelenggarakan fungsi (f) pelaksanaan
pengembangan sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat desa,
daerah tertinggal, dan transmigrasi.

Dengan tugas dan fungsi ini, maka di dalam tubuh Lembaga Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dibentuk Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Pasal 6 huruf (h)) dengan tugas sebagaimana
dicantumkan pada Pasal 30 yang diantaranya terdiri dari:

a. Penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran pengembangan sumber


daya manusia dan pemberdayaan masyarakat di bidang pembangunan desa
dan perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi;
b. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia dan pemberdayaan
masyarakat di bidang pembangunan desa dan perdesaan, daerah tertinggal,
dan transmigrasi;
c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pengembangan sumber
daya manusia dan pemberdayaan masyarakat di bidang pembangunan desa
dan perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi;

Standar Pelatihan Masyarakat | 8


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

Untuk melaksanakan tugas yang ditetapkan pada pasal 6 tersebut, Peraturan


Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun
2020 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, Dan Transmigrasi pasal 266 dibentuk susunan organisasi yang
menempatkan Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi sebagai bagian dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Disebutkan lebih lanjut pada Pasal 281 bahwa Pusat Pelatihan Sumber Daya
Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi mempunyai tugas
melaksanakan pelatihan sumber daya manusia desa dan perdesaan, daerah
tertinggal, dan transmigrasi.

B. Pembiayaan Kegiatan Pelatihan Masyarakat dalam Standar Biaya Keluaran

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 049/PMK.02/2023


tentang Standar Biaya Keluaran Tahun 2024 selanjutnya mengikuti tahun berjalan,
bahwa kegiatan pendidikan dan pelatihan diatur dengan ketentuan Standar Biaya
Keluaran. Kegiatan Pelatihan yang dikelola oleh UPT terdiri dari:

1. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi


yang dilatih oleh UPT Balai Besar Jakarta di Balai
2. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
yang dilatih oleh UPT Balai Besar Jakarta Di Lokasi Jangkauan Darat
3. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
yang dilatih oleh UPT Balai Besar Jakarta Di Lokasi Jangkauan Udara
4. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
yang dilatih oleh UPT Balai Besar Yogyakarta di Balai
5. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
yang dilatih oleh UPT Balai Besar Yogyakarta Di Lokasi Jangkauan Darat
6. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Yang Dilatih Di UPT. Balai Makassar di Balai
7. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, DTT yang Dilatih oleh UPT Balai
Makassar di Lokasi Jangkauan Darat
8. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, DTT yang Dilatih oleh UPT Balai
Makassar di Lokasi Jangkauan Udara
9. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
yang dilatih oleh UPT Balai Banjarmasin di Balai

Standar Pelatihan Masyarakat | 9


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

10. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi


yang dilatih oleh UPT Balai Banjarmasin Di Lokasi Jangkauan Darat
11. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
yang dilatih oleh UPT Balai Banjarmasin Di Lokasi Jangkauan Udara
12. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
yang dilatih oleh UPT Balai Pekanbaru di Balai
13. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
yang dilatih oleh UPT Balai Pekanbaru di Lokasi Jangkauan Darat
14. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
yang dilatih oleh UPT Balai Pekanbaru di Lokasi Jangkauan Udara
15. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
yang dilatih oleh UPT Balai Ambon di Balai
16. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
yang dilatih oleh UPT Balai Ambon Di Lokasi Jangkauan Darat
17. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
yang dilatih oleh UPT Balai Ambon Di Lokasi Jangkauan Udara
18. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
yang dilatih oleh UPT Balai Ambon Di Lokasi Jangkauan Laut
19. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
yang dilatih oleh UPT Balai Jayapura Di Lokasi Jangkauan Darat
20. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
yang dilatih oleh UPT Balai Jayapura Di Lokasi Jangkauan Udara
21. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, DTT yang Dilatih oleh UPT Balai
Denpasar di Balai
22. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, DTT yang Dilatih oleh UPT Balai
Denpasar di Lokasi Jangkauan Darat
23. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, DTT yang Dilatih oleh UPT Balai
Denpasar di Lokasi Jangkauan Udara
24. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, DTT yang Dilatih oleh UPT Balai
Bengkulu di Balai

Standar Pelatihan Masyarakat | 10


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

25. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, DTT yang Dilatih oleh UPT Balai
Bengkulu di Lokasi Jangkauan Darat
26. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, DTT yang Dilatih oleh UPT Balai
Bengkulu di Lokasi Jangkauan Udara

C. Komponen Standar Biaya Keluaran

Ketentuan tentang komponen apa saja yang dapat dibiayai dalam penyelenggaraan
pelatihan masyarakat telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 140/PMK.02/2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 195/PMK.02/2014 Tentang Standar Struktur
Biaya tentang Standar Struktur Biaya yang merupakan acuan bagi kementerian
negara/lembaga dalam menyusun komposisi biaya keluaran
(output)/kegiatan/program tertentu dalam penyusunan rencana kerja dan
anggaran kementerian negara/lembaga dan pelaksanaan anggaran.

Biaya atas suatu keluaran (output) terdiri dari biaya utama dan biaya pendukung.
Biaya utama merupakan komponen pembiayaan langsung dari pelaksanaan suatu
kebijakan dan berpengaruh terhadap pencapaian keluaran (output). Biaya
pendukung merupakan komponen pembiayaan yang digunakan dalam rangka
menjalankan dan mengelola kebijakan.

Adapun komponen pembiayan penyelenggaraan pelatihan masyarakatnya terdiri


dari:

1. Persiapan
a. Persiapan Pelatihan
- Belanja Bahan untuk konsumsi rapat harian
b. Pembukaan/Penutupan
- Belanja bahan untuk konsumsi snack dan makan
- Belanja perjalanan dinas dalam kota PP
2. Pelaksanaan
a. Dalam Rangka Koordinasi Pelaksanaan dan Penetapan Lokasi Pelatihan

- Belanja perjalanan dinas biasa PP

Standar Pelatihan Masyarakat | 11


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

b. Dalam Rangka Proses Pembelajaran

- Belanja bahan penggandaan materi, konsumsi snack dan makan


peserta, konsumsi snack dan makan panitia, sertifikat peserta
pelatihan, perlengkapan peserta pelatihan, bahan praktek
pelatihan, dan penggandaan bahan evaluasi.
- Belanja Honorarium Panitia Lokasi untuk pelatihan di Lokasi
- Belanja Barang Non Operasional lainnya berupa operasional
tempat pelatihan untuk di Lokasi, stimulan penerapan hasil
pelatihan, dan biaya angkut perlengkapan dan stimulan pasca
pelatihan
- Belanja barang persediaan barang konsumsi untuk ATK dan
computer supplies
- Belanja jasa lainnya untuk jasa laundry untuk pelatihan di Balai
- Belanja perjalanan dinas biasa untuk uang harian dan transport
peserta serta transport untuk pelatih pusat dan panitia lokasi
maupun pusat PP

3. Pelaporan
Belanja bahan penyusunan dan pencetakan laporan penyelenggaraan

Standar Pelatihan Masyarakat | 12


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

Format: Formulir Pengajuan Pembiayaan

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi R.I
Unit Eselon I : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Program : Program Daerah Tertinggal, Kawasan Perbatasan, Perdesaan, dan Transmigrasi
Hasil : Jumlah Masyarakat Desa Yang Dilatih dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi
Unit Eselon II : Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Unit Kerja : Balai Besar/Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi ……………….
Kegiatan : Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi
Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah Masyarakat Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi yang mendapat Pelatihan
Jenis Keluaran (Output) : Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang dilatih
oleh UPT Balai Besar/Balai ………........ Di Balai/Lokasi Jangkauan Darat/Udara/Laut
Volume : 30 Orang Peserta
Jenis Biaya
Tahapan Pelaksanaan dan Rincian Satuan Biaya Jumlah
No Biaya Biaya Volume Satuan
Komponen Biaya Ukur Ukur Biaya
Utama Pendukung
011 KOMPONEN (PELATIHAN DI
BALAI/DI LOKASI)
A PERSIAPAN

B PELAKSANAAN

C PELAPORAN

Standar Pelatihan Masyarakat | 13


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

BAB III. KOMPONEN PEMBIAYAAN PELATIHAN

A. Sumber Pembiayaan Pelatihan Masyarakat


Sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa sumber pembiayaan untuk
penyelenggaraan pelatihan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan baik
PMK 049/PMK.02/2023 tentang Standar Biaya Keluaran dan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 140/PMK.02/2021 tentang Standar Struktur Biaya adalah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dikelola oleh Kementerian
Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan dilaksanakan oleh
Unit Pelaksana Teknis Balai Latihan Masyarakat.

Buku standar ini mengatur pembiayaan pelatihan yang bersumber dari sumber
pembiayaan APBN dan Loan. Sementara itu di daerah atau di masyarakat,
pelatihan-pelatihan masyarakat juga dikembangkan dan dilaksanakan oleh
berbagai pihak seperti Dinas Pemberdayaan, Perguruan Tinggi, LSM, atau pihak-
pihak lain yang concern terhadap pemberdayaan masyarakat. Kelompok kegiatan
pelatihan ini disebut “pelatihan mandiri”, oleh karena dikembangkan oleh
para institusi/lembaga tersebut atas inisiatif mereka, yang sumber pembiayaannya
berasal dari APBD, APBDes, CSR, dll. Dalam hal pembiayaan pelatihan dan
kewajiban lain yang menyertainya, buku standar ini tidak dimaksudkan untuk
mengatur aspek-aspek pembiayaan “pelatihan mandiri” tersebut.

Namun dalam hal pengelolaan dan substansi pelatihan masyarakat yang akhirnya
terkait dengan misi pemberdayaan masyarakat, Kementerian Desa Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi merasa perlu untuk menghimbau agar pihak-
pihak yang melaksanakan “pelatihan mandiri” tersebut, tetap mengikuti
ketentuan-ketentuan yang ada pada buku-buku standarisasi yang sudah
dikeluarkan oleh Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi. Standarisasi itu seperti Standar Isi Pelatihan Masyarakat, Standar
Pelatih dan Tenaga Pelatihan, Standar Kelulusan, dll.

Standar Pelatihan Masyarakat | 14


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

B. Komponen Pembiayaan

Merujuk pada peraturan perundangan Peraturan Menteri Keuangan baik Peraturan


Menteri Keuangan baik PMK 049/PMK.02/2023 tentang Standar Biaya Keluaran
dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.02/2021 tentang Standar
Struktur Biaya, yang mengatur pembiayaan dari sumber APBN, maka komponen
pembiayaan yang akan dikelola oleh Kementerian Desa Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi termasuk Balai/Balai Besar Pelatihan Masyarakat
yang ada dibawahnya, adalah sebagai berikut:

1. Komponen Standar Biaya Keluaran Pelatihan

a) Komponen Persiapan
Komponen pembiayaan pada bagian ini antara lain:
i. Persiapan Pelatihan
- Belanja Bahan untuk konsumsi rapat harian
ii. Pembukaan/Penutupan
- Belanja bahan untuk konsumsi snack dan makan
- Belanja perjalanan dinas dalam kota berupa transport PP

b) Komponen Pelaksanaan
Komponen pembiayaan pada bagian ini antara lain:
i. Dalam Rangka Koordinasi Pelaksanaan dan Penetapan Lokasi
Pelatihan
- Belanja perjalanan dinas biasa PP
ii. Dalam Rangka Proses Pembelajaran
- Belanja bahan penggandaan materi, konsumsi snack dan makan
peserta, konsumsi snack dan makan panitia, sertifikat peserta
pelatihan, perlengkapan peserta pelatihan, bahan praktek
pelatihan, dan penggandaan bahan evaluasi.
- Belanja Honorarium Panitia Lokasi untuk pelatihan di Lokasi
- Belanja Barang Non Operasional lainnya berupa operasional
tempat pelatihan untuk di Lokasi, stimulan penerapan hasil
pelatihan, dan biaya angkut perlengkapan dan stimulan pasca
pelatihan

Standar Pelatihan Masyarakat | 15


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

- Belanja barang persediaan barang konsumsi untuk ATK dan


computer supplies
- Belanja jasa lainnya untuk jasa laundry untuk pelatihan di Balai
- Belanja perjalanan dinas biasa untuk uang harian dan transport
peserta serta transport untuk pelatih pusat dan panitia lokasi
maupun pusat PP

c) Komponen biaya evaluasi dan pelaporan


Komponen pembiayaan pada bagian ini adalah Biaya penggandaan dan
cetak laporan pelatihan.

d) Komponen pembinaan alumni pasca pelatihan


Pembinaan alumni merupakan rangkaian kegiatan dari program
pelatihan, yang dilaksanakan pasca pelatihan dalam rangka menjaga
integritas dan kapasitas alumni sebagai pelaku pemberdayaan di
masyarakat, sesuai Keputusan Kepala BPSDM dan Pemberdayaan
Masyarakat No. 260 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis Pembinaan
Alumni Pelatihan Masyarakat. Komponen biaya ini bisa diajukan
sebagai komponen tersendiri terlepas menjadi satu rangkaian pengajuan
pembiayaan pelatihan atau menjadi satu dengan pengajuan pembiayaan
pelatihan itu sendiri.
Komponen ini terdiri atas:
i. Biaya perjalanan dinas (transport lokal dan penginapan) staff
Balai/Balai Besar Pelatihan yang ditunjuk.

ii. Biaya konsumsi pertemuan, jika menggunakan media pertemuan

Standar Pelatihan Masyarakat | 16


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

2. Komponen Pembiayaan Kelembagaan Pelatihan


a) Komponen Biaya operasional
Komponen pembiayaan pada bagian ini antara lain:

i. Biaya listrik

ii. Biaya air

iii. Biaya telpon

iv. Biaya jaringan innternet

v. Biaya pajak tanah

vi. Biaya pajak kendaraan

b) Komponen biaya perawatan.


Komponen pembiayaan bagian ini antara lain:
i. Biaya pengecatan gedung

ii. Biaya perbaikan gedung atau renovasi

iii. Biaya perbaikan furniture

iv. Biaya service kendaraan operasional berkala

v. Biaya perbaikan gorden, taplak meja, kasur, dll.

vi. Biaya service AC dan atau kipas angin

c) Komponen biaya SDM dan akreditasi lembaga (gaji, peningkatan


kapasitas dll).

Komponen pembiayaan bagian ini antara lain:

i. Komponen biaya gaji karyawan/staf

ii. Komponen biaya peningkatan kapasitas karyawan/staf


iii. Komponen biaya peningkatan akreditasi lembaga pelatihan

Standar Pelatihan Masyarakat | 17


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

d) Komponen biaya pengadaan sarana-prasarana (pengadaan alat


transportasi, pengadaan furniture, pengadaan saran akelas dll)

Komponen biaya bagian ini antara lain:

i. Biaya pengadaan alat transportasi operasional

ii. Biaya pengadaan furniture

iii. Pengadaan sarana kelas, sarana aula, dll.

iv. Pengadaan stodio untuk ruang pembelajaran daring (online)

v. Pengadaan unit jaringan internet

vi. Pengadaan peralatan audio visual seperti loud-speaker, kamera


standar broadcast, tripot, dll.

vii. Pengadaan peralatan kantor seperti komputer, printer, ATK, mesin


fotocopy, dll.

Standar Pelatihan Masyarakat | 18


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

BAB IV. PROSES PENGAJUAN, PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

A. Prosedur Pengajuan Pembiayaan

Prosedur Pengajuan pembiayaan pelatihan masyarakat dilakukan dengan tahapan


sebagai berikut:

1. Penyusunan Format Standar Biaya Keluaran

Dengan mendasarkan ketentuan yang sudah ditetapkan melalui berbagai


peraturan, BPSDMPMDDTT akan menyiapkan format Standar Biaya Keluaran

2. Pengiriman format pengajuan biaya pelatihan ke Balai Pelatihan Masyarakat

Format dikirimkan ke seluruh Balai Pelatihan Masyarakat disertai dengan


penjelasan tentang cara pengisian-nya

3. Pengecekan kesesuaian isi dengan format

Format yang sudah diisi oleh pihak Balai Pelatihan Masyarakat dikirim ke
BPSDMPMDDTT. Selanjutnya BPSDMPMDDTT melakuikan pengecekan
kesesuaian pengisian dan format yang telah dibagikan

4. Rapat Pembahasan Standar Biaya Keluaran

Standar Pelatihan Masyarakat | 19


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

Hasil pengecekan format selanjutnya digunakan untuk bahan rapat koordinasi


dengan Balai Pelatihan Masyarakat untuk memberikan penjelasan tentang hal-
hal yang perlu diperbaiki.

5. Penyampaian Format beserta rekomendasi perbaikan ke Balai

Hasil rapat pembahasan hasil pengecekan format, selanjutnya dilengkapi


dengan kesepakatan tentang hal-hal yang perlu diperbaiki disampaikan
kembali dari BPSDM ke Balai Pelatihan Masyarakat

6. Penyampaian Hasil Perbaikan

Hasil perbaikan berdasarkan rekomendasi rapat dikirimkan dari Balai


Pelatihan Masyarakat ke BPSDM, untuk proses finalisasi.

7. Rapat Finalisasi Standar Biaya Keluaran

Setelah format Standar Biaya Keluaran yang sudah diperbaiki diterima oleh
BPSDMPMDDTT, selanjutnya BPSDMPMDDTT menyelenggarakan rapat
finalisasi.

8. Pemaparan dokumen Standar Biaya Keluaran ke Biro Perencanaan

Dokumen Standar Biaya Keluaran yang sudah dianggap final oleh


BPSDMPMDDTT dan Balai Pelatihan Masyarakat selanjutnya di paparkan ke
Biro Perencanaan

9. Penelitian oleh Biro Perencanaan

Dokumen yang sudah dipaparkan akan diteliti oleh Biro Perencanaan. Fokus
utamanya adalah kesesuaian antara usulan, output, dan anggaran

10. Reviuw oleh Inspektorat Jenderal

Dokumen yang sudah diteliti oleh Biro Perencanaan akan dikirim ke


Inspektorat Jenderal untuk direview akhir. Hasil review Inspektorat Jenderal
ini selanjutnya akan dikirimkan ke Kementerian Keuangan.

11. Pembahasan oleh Kementerian Keuangan

Dokumen yang telah selesai proses penelitian dan review di Kementerian Desa
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi akan dibahas dengan
Kementerian Keuangan
Standar Pelatihan Masyarakat | 20
Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

12. Input ke Sakti

Standar Biaya Keluaran yang telah disepakati bersama dengan Kementerian


Keuangan, selanjutnya data-data yang ada di SBK akan dimasukkan ke
aplikasi SAKTI

13. Pengiriman surat ke Kemenkeu

Dengan telah dimasukkannya data-data SBK ke Sakti, selanjutnya dari


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi akan
menyiapkan dan mengirimkan surat pengantar atas semua dokumen yang
telah disampaikan

14. Penerbitan Peraturan Menteri Keuangan

Setelah secara keseluruhan siap, dan sesuai dengan berbagai ketentuan dan
aturan, selanjutnya Kementerian Keuangan akan menerbitkan Peraturan
Menteri Keuangan yang berisi tentang SBK yang akan digunakan untuk
membiayai kegiatan pelatihan masyarakat.

B. Laporan Keuangan Pembiayaan Pelatihan

Secara umum pelaporan sangat penting karena Laporan merupakan suatu bentuk
pertanggung jawaban baik secara lisan maupun secara tertulis dari pihak yang
ditugaskan menyusun laporan kepada pihak yang menerima laporan sesuai
dengan hubungan wewenang dan tanggung jawab yang ada di antara mereka.
Sering pula dikatakan bahwa laporan merupakan salah satu alat untuk
menyampaikan informasi baik formal maupun non formal.

Laporan menciptakan hubungan antara pihak yang satu dengan pihak lainnya.
Bahkan dikatakan bahwa salah satu keberhasilan dalam suatu organisasi adalah
bila pelaporan berjalan dengan baik. Dengan adanya hubungan antara berbagai
pihak dalam suatu organisasi melalui ketersediaan laporan, maka hal ini dapat
mewujudkan system pendelegasian kewenangan yang baik, dan mekanisme
pertanggung jawaban akan dapat terlaksana secara efektif. Kerjasama di antara
berbagai pihak pun dapat terlaksana dengan baik.

Demikian pula halnya dalam konteks pembiayaan kegiatan, pelaporan sangat


penting. Dalam hal ini, pelaporan tentang pembiayaan/biaya kegiatan tidak dapat

Standar Pelatihan Masyarakat | 21


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

dipisahkan dengan realisasi belanja barang dan jasa yang telah dilakukan. Jadi,
laporan pembiayaan/biaya kegiatan pada hakekatnya identik dengan laporan
realisasi fisik kegiatan (yang melibatkan belanja barang dan jasa, atau pembiayaan
kegiatan) itu sendiri.

1. Tujuan dan Manfaat Pelaporan Keuangan


Tujuan
Tujuan laporan pembiayaan adalah:
a) Menyediakan informasi yang diperlukan oleh berbagai pihak tentang
realisasi pembiayaan/biaya kegiatan;
b) Sebagai dasar untuk pengambilan keputusan selanjutnya (jika
diperlukan);
c) Mempertanggung jawabkan kegiatan yang dilaksanakan;
d) Sebagai alat untuk melakukan pengawasan.

Manfaat
Manfaat laporan Pembiayaan antara lain adalah sebagai berikut:
a) Memperlancar kerjasama dan koordinasi maupun komunikasi yang
saling mempengaruhi antar berbagai pihak terkait pembiayaan/biaya
kegiatan;
b) Merupakan bentuk pertanggung jawaban terhadap kegiatan yang
diberikan;
c) Sebagai alat untuk menyusun anggaran (budgeting), menginformasikan
pelaksanaan, alat pengawasan dan pengendalian program, maupun
pengambilan keputusan;
d) Merupakan dokumentasi yang dapat digunakan sebagai bahan
pembelajaran.

2. Lingkup Pelaporan Keuangan

1) Entias pelaporan keuangan


Merujuk pada Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, maka dapat
disampaikan beberapa hal pokok, yaitu:

Standar Pelatihan Masyarakat | 22


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

a) Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah rangkaian sistematik dari


prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk
mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai
dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintah.
b) Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu
atau lebih entitas akuntansi yang berkewajiban menyampaikan
laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
c) Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan anggaran Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja
Perangkat Daerah.
d) Entitas Pelaporan Kementerian Negara/Lembaga ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.
e) Setiap kuasa Pengguna Anggaran di lingkungan suatu Kementerian
Negara/Lembaga merupakan Entitas Akuntansi.

2) Komponen laporan keuangan


Beberapa hal yang perlu diketahui di dalam komponen laporan
keuangan ini antara lain:

a) Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja


Perangkat Daerah setidak-tidaknya terdiri dari: (a) Laporan Realisasi
Anggaran; (b) Neraca; dan (c) Catatan atas Laporan Keuangan.
b) Laporan Keuangan disampaikan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan
setelah tahun anggaran berakhir.
c) Bendahara penerimaan/pengeluaran wajib menatausahakan dan
menyusun laporan pertanggungjawaban atas uang yang dikelolanya
dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD.
d) Laporan pertanggungjawaban bendahara menyajikan informasi
tentang saldo awal, penambahan, penggunaan, dan saldo akhir
uang persediaan yang dikelolanya pada suatu periode.

3. Penyampaian Laporan Kepada Pihak-Pihak Terkait

Laporan harus disampaikan kepada pihak-pihak terkait sesuai ketentuan.


Sebagai bentuk tanggung jawab dalam tugas penyusunan laporan, maka

Standar Pelatihan Masyarakat | 23


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

pada laporan yang disampaikan tersebut harus tercantum identitas


penyusun laporan (Bagian/Divisi, atau Tim, atau perorangan).

Dalam hal sumber pembiayaan adalah Pemerintah/Pemerintah Daerah


melalui APBN, APBD, APB Desa, umumnya format Laporan Pembiayaan
sudah ditentukan (bersifat baku). Instansi/Unit Kerja/Lembaga Pelatihan
yang sumber pembiayaan kegiatannya berasal dari Pemerintah/Pemerintah
Daerah wajib mengacu format tersebut.

Pelaporan penggunaan dana pada kegiatan pelatihan dengan sumber-sumber


pembiayaan lainnya, yaitu yang berasal dari Lembaga donor, CSR, dan pihak-
pihak lainnya, umumnya memiliki format tersendiri. Format, substansi dan
perioda penyampaian laporan perlu diketahui dan dipahami oleh pihak
penerima dana sejak awal sebelum dimulainya kegiatan pelatihan. Lazimnya,
pihak-pihak penyandang dana tersebut menuntut transparansi dan
akuntabilitas penggunaan dana, sehingga laporan yang dibuat pun harus
jelas dan mengikuti kaidah-kaidah yang telah ditentukan/disepakati.

Standar Pelatihan Masyarakat | 24


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

BAB V. PENGAWASAN PENGELOLAAN KEUANGAN PELATIHAN

Pengelolaan keuangan kegiatan pelatihan memerlukan pengawasan. Pengawasan


merupakan bagian dari pengendalian. Pengendalian bertujuan mengarahkan, dan
memperbaiki kegiatan yang salah dan mengembalikannya ke arah yang benar.
Pengawasan dilakukan tidak hanya bertujuan mencegah penyimpangan, namun
juga agar tujuan dan sasaran kegiatan dapat tercapai secara efektif, efisien, tepat
waktu, tepat sasaran.

Untuk kegiatan pelatihan dengan sumber pembiayaan dari


Pemerintah/Pemerintah Daerah melalui APBN, APBD, APB Desa, dikenal istilah
pengawasan internal dan pengawasan eksternal.

Pengawasan internal adalah seluruh proses kegiatan audit, review, evaluasi,


pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan
fungsi organisasi dalam rangka memberkan keyakinan yang memadai bahwa
kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata
kelola kepemerintahan yang baik.

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, yang termasuk sebagai


Badan Pengawasan Intern Pemerintah adalah:
1. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang bertanggung jawab
langsung kepada Presiden. BPKP melakukan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi kegiatan
yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara
berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara, serta kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
2. Inspektorat Jenderal yang bertanggung jawab langsung kepada
Menteri/Pimpinan Lembaga;
3. Inspektorat Provinsi yang bertanggung jawab langsung kepada Gubernur;
4. Inspektorat Kabupaten/Kota, yang bertanggung jawab langsung kepada
Bupati/Walikota.

Standar Pelatihan Masyarakat | 25


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

Pengawasan eksternal terdiri atas:


1. Badan Pengawas Keuangan, merupakan Badan pengawas tertinggi dalam hal
keuangan Negara. BPK merupakan suatu lembaga Negara yang bebas dan
mandiri dalam memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara
yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga Negara
lainnya, Bank Indonesia, BUMN, BLU, dan lembagaatau badan-badan lainnya
yang mengelola keuangan Negara;
2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)/DPRD, merupakan pengawasan politik, yaitu
pengawasan terhadap pemerintah pusat/pemerintah daerah sesuai dengan
tugas, wewenang, dan haknya. Pengawasan oleh DPR/DPRD dilakukan
melalui kegiatan Dengar Pendapat, Kunjugan Kerja, pembentukan Panitia
Khusus, dan pembentukan Panitia Kerja, pandangan umum fraksi-fraksi
dalam rapat paripurna, Sidang komisi, dan sebagainya, yang semuanya diatur
dalam tata tertib dan peraturan perundangan.
3. Pengawasan Masyarakat, merupakan kontrol sosial oleh masyarakat.
4. Pengawasan masyarakat diperlukan dalam mewujudkan peranserta
masyarakat guna menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif,
efisien, bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, serta nepotisme. Keikutsertaaan
masyarakat dalam pengawasan penyelenggaraan pemerintahan baik pusat
maupun daerah dilakukan melalui pengaduan atas dugaan terjadinya
penyimpangan dan/atau penyalahgunaan kewenangan pemerintahan.
5. Pengawasan yudikatif, dilakukan oleh lembaga peradilan.
6. Pengawasan yudikatif adalah pengawasan yang dilakukan terhadap peraturan
perundangan agar hukum dilaksanakan sesuai dengan tujuannya. Fungsi
pengawasan yudikatif dilaksanakan oleh badan peradilan, yant terdiri atas
Mahkamah Agung, pengadilan tingkat banding, pengadilan tingkat pertama.

Sedangkan pengawasan untuk kegiatan pelatihan dengan sumber-sumber dana


lainnya dilakukan dengan mengacu pada mekanisme pengawasan yang berlaku
dan/atau disepakati oleh pihak pemberi dana dengan pihak penerima dana.

Standar Pelatihan Masyarakat | 26


Buku VIII : Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat

BAB VI. PENUTUP

Standar Pembiayaan Pelatihan Masyarakat ini merupakan acuan di dalam


penyelenggaraan pelatihan masyarakat dalam rangka menjamin pengendalian
mutu penyelenggaraan pelatihan masyarakat. Penerapan standar pelatihan sudah
menjadi tuntutan kebutuhan, sehingga harus ada komitmen dari seluruh lembaga
pelatihan dan satuan kerja pelatihan baik pemerintah maupun non pemerintah
untuk menerapkan standar pelatihan. Standar ini akan ditindaklanjuti dengan
beberapa petunjuk teknis untuk dapat dioperasionalkan oleh masing-masing
lembaga pelatihan.

Standar Pelatihan Masyarakat | 27

Anda mungkin juga menyukai