Anda di halaman 1dari 23

PETUNJUK PELAKSANAAN “KREDIT SAHABAT”

BAGI PETANI MISKIN MELALUI BADAN USAHA MILIK DESA


DALAM RANGKA IMPLEMENTASI PROGRAM
DESA BEBAS RENTENIR

A. DASAR PEMIKIRIAN
Salah satu permasalahan yang cukup berpengaruh dalam
rangka percepatan perekonomian daerah di Kabupaten Sumbawa
khususnya ekonomi mikro adalah ketersediaan modal usaha untuk
sektor pertanian. Hal ini menyebabkan pembangunan ekonomi
perdesaan yang ditopang oleh sektor pertanian menjadi terhambat
sehingga berdampak negatif terhadap perekonomian daerah. Padahal
pengembangan basis ekonomi di perdesaan sudah sejak lama
dijalankan oleh Pemerintah melalui berbagai program. Namun upaya
itu belum membuahkan hasil signifikan terhadap pengembangan
ekonomi masyarakat terutama masyarakat miskin. Misalnya
program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diharapkan menjadi salah
satu sumber modal bagi masyarakat perdesaan dalam menjalankan
usahanya, pada kenyataannya belum bisa diakses oleh masyarakat
kelas bawah atau masyarakat miskin sehingga mereka lebih memilih
untuk meminjam modal di rentenir. Hal ini terlihat dari kondisi di
lapangan dimana sepak terjang rentenir masih cukup luas di tengah
masyarakat.
Salah satu faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya
program-program tersebut adalah fokus perhatian terhadap
penyelesaian permasalahan desa belum secara sungguh-sungguh
dilakukan melalui program antar sektor yang saling terintregrasi
satu sama lain. Selain itu program pengembangan ekonomi di
perdesaan menunjukan kecenderungan hanya bersifat temporer,
belum berkelanjutan, kurang efektif dan disisi lain berimplikasi pada
ketergantungan terhadap bantuan pihak-pihak lain termasuk

Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman 1


Pengelolaan “Kredit Sahabat”
Pemerintah. Oleh sebab itu dibutuhkan peran aktif pemerintah
untuk meluncurkan program yang memberikan akses permodalan
seluas-luasnya kepada masyarakat terutama masyarakat miskin.
Berdasarkan pandangan di atas pemerintah Kabupaten
Sumbawa memprogramkan skema kredit modal tanpa bunga yang
bernama “Kredit Sahabat” Bagi Petani Miskin Melalui Badan Usaha
Milik Desa Dalam Rangka Program Desa Bebas Rentenir Di
Kabupaten Sumbawa. Keberadaan BUM Desa sebagai lembaga mitra
program Kredit Sahabat disebabkan peran BUM Desa yang sangat
strategis dalam pengembangan ekonomi perdesaan. BUM Desa
menjadi salah satu pilar kegiatan di desa yang berfungsi sebagai
lembaga sosial dan komersial. Sebagai lembaga sosial BUM Desa
menunjukan keberpihakan kepada kepentingan masyarakat melalui
kontribusinya dalam penyediaan pelayanan sosial, sedangkan
sebagai lembaga komersial bertujuan mencari keuntungan melalui
penawaran sumberdaya lokal (barang dan jasa) ke pasar.
Kredit Sahabat atau KRABAT diluncurkan dalam rangka
mengimplementasikan Misi Kabupaten Sumbawa periode 2016-2021
yaitu program “Desa Bebas Rentenir”. Maksud pemberian KRABAT
adalah untuk memberikan modal dalam mengelola kegiatan usaha
tani khususnya bagi petani miskin. Adapun tujuan pemberian
KRABAT adalah untuk mewujudkan desa bebas rentenir dalam
rangka penanggulangan kemiskinan. Program KRABAT ini telah
diperkuat dengan dikeluarkannya Peraturan Bupati Nomor 1 Tahun
2017 tentang Pedoman Pengelolaan “Kredit Sahabat” Bagi Petani
Miskin Melalui Badan Usaha Milik Desa Dalam Rangka Program
Desa Bebas Rentenir Di Kabupaten Sumbawa.
Agar program KRABAT ini dapat diimplementasikan dengan
baik, maka pemerintah perlu menyiapkan Petunjuk Pelaksanaan
tentang Pedoman Pengelolaan “Kredit Sahabat” Bagi Petani Miskin
Melalui Badan Usaha Milik Desa Dalam Rangka Program Desa Bebas
Rentenir Di Kabupaten Sumbawa. Petunjuk pelaksanaan ini disusun
Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman 2
Pengelolaan “Kredit Sahabat”
sedemikian rupa sehingga akan tampak perbedaan yang jelas
program KRABAT dengan praktek kredit yang diberikan oleh rentenir
(misalnya bunga tinggi) maupun perbankan (misalnya persyaratan
yang rumit) pada umumnya. Adapun petunjuk pelaksanaan program
KRABAT ini meliputi beberapa komponen diantaranya:
1) Dasar pemikiran
2) Dasar pelaksanaan
3) Ketentuan Umum
4) Maksud dan Tujuan
5) Pengelolaan KRABAT
6) Pembinaan, pengawasan, monitoring dan evaluasi
7) Pelaporan
8) Force majeure

B. DASAR PELAKSANAAN
1) Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-Daerah
Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor
122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
1665);
2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) Sebagaimana Telah
Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman 3
Pengelolaan “Kredit Sahabat”
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
4) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang Undang No 6 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 5539) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
5) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5558) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2015 tentang Dana
Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5694);
6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tetang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tetang Perubahan Kedua
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tetang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pedoman

Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman 4


Pengelolaan “Kredit Sahabat”
Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
7) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tetang
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 2093);
8) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tetang
Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094);
9) Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata
Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah
Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
159);
10) Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan
Desa;
11) Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian,
Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha
Milik Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 296);
12) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 18 Tahun 2007
tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Kuangan Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2007 Nomor 18,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor
4578);
13) Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 24 Tahun 2010
tentang Pedoman Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha
Milik Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun
2010 Nomor 24, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Sumbawa Nomor 564);

Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman 5


Pengelolaan “Kredit Sahabat”
14) Peraturan Bupati Sumbawa Nomor 1 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pengelolaan “Kredit Sahabat” Bagi Petani Miskin
Melalui Badan Usaha Milik Desa Dalam Rangka Implementasi
Program Desa Bebas Rentenir Di Kabupaten Sumbawa.

C. KETENTUAN UMUM
1) Daerah adalah Kabupaten Sumbawa.
2) Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sumbawa.
3) Bupati adalah Bupati Sumbawa.
4) Dinas adalah Dinas Pemberdayaan Masayarakat dan Desa
Kabupaten Sumbawa (DPMD).
5) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya
disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah
Daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
6) Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
7) Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu oleh perangkat
Deas sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
8) Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya
disingkat APB Desa adalah rencana keuangan tahunan
Pemerintah Desa yang disetujui oleh Badan Permusyawaratan
Desa.
9) Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD
adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang
anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman 6


Pengelolaan “Kredit Sahabat”
10) Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa,
adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan
guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
11) Kredit Sahabat yang selanjutnya disebut KRABAT adalah kredit
untuk modal kerja dan/atau investasi, bukan kredit konsumtif,
bagai petani miskin yang ada di Desa.
12) Tim Teknis Manajemen adalah kelompok kerja yang terdiri atas
unsur Aparatur Sipil Negara dan/atau bukan Aparatur Sipil
Negara untuk memberikan pertimbangan teknis manajerial
pengelolaan KRABAT yang tugas, hak, kewajiban dan
keanggotaannya ditetapkan dengan keputusan Bupati.
13) Petani Miskin adalah petani berpenghasilan rendah yang
memiliki sawah sendiri dan/atau petani yang menggarap sawah
bukan miliknya dengan sistem bagi hasil kepada pemilik, yang
dinyatakan dengan persetujuan pemilik sawah bagi petani
penggarap.

D. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud pemberian KRABAT adalah untuk memberikan modal
dalam mengelola kegiatan usaha tani khususnya bagi petani miskin.
Adapun tujuan pemberian KRABAT adalah untuk mewujudkan desa
bebas rentenir dalam rangka penanggulangan kemiskinan.

E. SUMBER, BESARAN DAN SIFAT KRABAT


1) Sumber KRABAT berasal dari APBD.
2) Besaran alokasi KRABAT disesuaikan dengan kemampuan
keuangan Pemerintah Daerah yang tertuang dalam Dokumen
Pelaksanaan Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan Daerah.

Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman 7


Pengelolaan “Kredit Sahabat”
3) KRABAT ini bersifat abadi di BUM Desa yang menjadi sumber
pembiayaan KRABAT secara berkelanjutan.

F. PENGELOLAAN KRABAT
1) Tata Cara Penyaluran KRABAT
(a) Alokasi KRABAT disalurkan dari APBD dalam bentuk
bantuan keuangan yang bersifat khusus kepada
Pemerintah Desa dan besarannya ditetapkan dengan
keputusan Bupati.
(b) Desa yang berhak mengajukan diri untuk menerima dana
KRABAT merupakan desa yang telah memiliki BUM Desa.
Bagi Desa yang belum membentuk BUM Desa dapat
melakukan pembentukan dan berhak mengajukan diri
sebagai penerima dana KRABAT pada 2 bulan kemudian
(tergolong BUM Desa baru).
(c) Alokasi KRABAT sebagaimana dimaksud pada poin (a),
berdasarkan kelayakan proposal yang diajukan oleh BUM
Desa melalui Kepala Desa dengan mempertimbangkan
rekomendasi dari Camat.
(d) Sebelum proposal diajukan, Pemerintah Desa bersama
dengan Pengelola BUM Desa dan BPD melakukan
musyawarah untuk mengidentifikasi petani miskin yang
akan dijadikan sebagai sasaran KRABAT dan pembahasan
anggaran yang akan diajukan.
(e) BUM Desa menyusun proposal yang menggambarkan
tentang seluruh aspek yang dapat menggambarkan
kelayakan BUM Desa (dokumen pendukung dilampirkan)
dalam 5 tahun terakhir bagi BUM Desa yang telah
berkembang dan 2 tahun terakhir bagi BUM Desa yang
sedang berkembang dan 2 bulan terkahir bagi BUM Desa
yang baru terbentuk.

Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman 8


Pengelolaan “Kredit Sahabat”
(f) Proposal disusun dengan sistimatika sebagai berikut :
Bab. I. Pendahuluan.
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Manfaat Kegiatan.
D. Pembiayaan (Jumlah dan Sumber dana).
E. Rencana Anggaran/Kebutuhan Biaya.
F. Waktu dan tempat kegiatan.
Bab. II. Profil BUM Desa.
A. Pembentukan.
B. Sarana dan Prasarana (aset yang dimiliki)
C. Struktur Kepengurusan.
D. Hari buka/pelayanan.
E. Pembiayaan (sumber dana).
F. Unit usaha yang dimiliki.
Bab. III. Penutup.
Lampiran
Proposal dilampiri dengan dokumen:
1. Peraturan Desa tentang BUM Desa;
2. SK Pengelola Kegiatan;
3. AD/ART;
4. Laporan Keuangan;
5. Undangan Musyawarah pembahasan penggunaan
bantuan keuangan;
6. Berita Acara Musyawarah pembahasan penggunaan
bantuan keuangan;
7. Daftar hadir musyawarah;
8. Dokumentasi kegiatan BUM Desa;
9. Denah lokasi dan Peta Desa.
(g) Proposal diajukan oleh BUM Desa melalui Kepala Desa
sebelum tahun anggaran berjalan (selambat-lambatnya
bulan November).
Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman 9
Pengelolaan “Kredit Sahabat”
(h) Proposal dibuat dalam rangkap 5 (Lima) yang
didistribusikan oleh DPMD kepada:
1. Sekretaris Daerah sebanyak 1 rangkap,
2. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Desa
(DPMD )sebanyak 1 rangkap,
3. Tim Teknis Manajemen sebanyak 2 rangkap,
4. Disimpan sebagai arsip oleh BUM Desa sebanyak 1
rangkap.
(i) Proposal tersebut akan diseleksi oleh DPMD dengan
pertimbangan Tim Teknis Manajemen.
(j) Tim Teknis Manajemen memiliki tugas sebagai berikut :
1. Menyusun rencana kerja pendampingan kepada BUM
Desa dalam pengelolaan KRABAT.
2. Melakukan sosialisasi, pemantauan, pembinaan (teknis
dan non teknis), evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan KRABAT.
3. Memfasilitasi desa dalam mengidentifikasi petani
miskin calon penerima KRABAT.
4. Melakukan penilaian kelayakan proposal yang diajukan
oleh BUM Desa.
5. Memberikan pertimbangan teknis kepada DPMD
tentang proposal yang layak didanai.
6. Memfasilitasi bantuan teknis kepada pengurus BUM
Desa dalam melakukan pengelolaan keuangan yang
mencakup administrasi (pembukuan, pengelolaan
dokumen), pelaporan keuangan dan penguatan
kelembagaan.
7. Melakukan fasilitasi penyelesaian masalah pelaksanaan
kegiatan KRABAT baik pada Tahap Penumbuhan,
Tahap Pengembangan, dan/atau Tahap Kemandirian
dalam hal : (1) pemanfaatan Dana KRABAT, (2)
pengembangan jejaring mitra usaha, (3) peningkatan
Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman 10
Pengelolaan “Kredit Sahabat”
akumulasi modal usaha BUM Desa, (4) pelaksanaan
teknis dan non teknis yang dihadapi oleh BUM Desa.
8. Melakukan pembinaan dan bimbingan teknis terhadap
BUM Desa yang proposalnya tidak terseleksi agar dapat
lulus seleksi penerima dana KRABAT.
9. Berkewajiban memberikan laporan perkembangan
pinjaman dan pengembalian kepada DPMD.
10. Memberikan pelatihan peningkatan kapasitas bagi
pengurus BUM Desa pengelola KRABAT.
11. Membantu pemerintah desa dan pemerintah kabupaten
dalam pengembangan regulasi yang mendukung
kemajuan BUM Desa pengelola KRABAT.
12. Bertanggung jawab atas keberhasilan KRABAT dalam
rangka mendukung Program Desa Bebas Rentenir.
13. Membuat laporan pelaksanaan tugas Tim Teknis
Manajemen.
(k) Proposal yang diterima untuk mendapatkan KRABAT akan
dituangkan dalam Keputusan Bupati.
(l) Proposal diajukan oleh BUM Desa melalui Kepala Desa
dengan persetujuan Badan Permusyawaratan Desa,
mengetahui Camat untuk disampaikan kepada Bupati Cq.
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD)
Kabupaten Sumbawa, dengan dilengkapi dokumen
pencairan sebagai berikut :
1. Surat permohonan pencairan bantuan keuangan yang
bersifat khusus.
2. Rencana anggaran biaya.
3. Kwitansi bantuan yang bersifat khusus dari pemerintah
kabupaten Sumbawa kepada desa.
4. Pakta integritas.
5. Surat pernyataan tanggung jawab bantuan keuangan.
6. Foto copy buku rekening bendahara desa.
Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman 11
Pengelolaan “Kredit Sahabat”
7. Foto copy KTP kepala desa dan bendahara desa.

2) Penerimaan Krabat dari Pemerintah Daerah kepada


Pemerintah Desa dan Penyaluran oleh Pemerintah Desa
Kepada BUM Desa
(a) Penerimaan KRABAT dialokasikan oleh Pemerintah Desa
dalam APB Desa melalui Rekening pendapatan kelompok
transfer jenis bantuan keuangan dari APBD,
(b) Penyaluran KRABAT dialokasikan oleh Pemerintah Desa
dalam APB Desa pada rekening pembiayaan desa
kelompok pengeluaran pembiayaan desa jenis
penyertaan modal desa,
(c) Penyaluran dana KRABAT dari rekening desa kepada
BUM Desa dilakukan melalui rekening kolektif BUM
Desa dilengkapi surat penyertaan modal dari kepala desa
kepada BUM Desa.
(d) Rekening kolektif BUM Desa dibuka dengan specimen
tanda tangan :
1. Menjer.
2. Bendahara.
3. Dewan pengawas.
(e) BUM Desa menyalurkan kepada Petani Miskin yang
berhak menerima sesuai dengan syarat sebagai berikut :
1. Foto copy KTP dan kartu keluarga.
2. Surat keterangan dari kepala desa.
3. Surat keterangan barang jaminan.
(f) Pemerintah Desa memperoleh deviden atas penyertaan
modal secara proporsional didasarkan pada anggaran
dasar atau anggaran rumah tangga BUM Desa.
(g) Deviden tersebut disetor kembali ke BUM Desa dalam
bentuk penyertaan modal pada anggaran tahun
berikutnya paling sedikit 50% (lima puluh perseratus).
Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman 12
Pengelolaan “Kredit Sahabat”
(h) Sisa deviden sebesar maksimal 50% dialokasikan untuk
keperluan pendapatan asli desa, dana sosial, insentif
pemerintah desa dan dana pembinaan. Alokasi dana
dapat berubah sesuai dengan keputusan Musyawarah
Desa dan dituangkan dalam Surat Alokasi Hasil Usaha
BUM Desa.

3) Penentuan BUM Desa Penerima KRABAT


(a) BUM Desa yang dapat menerima KRABAT dari
Pemerintah Daerah adalah BUM Desa yang
mendapatkan rekomendasi kelayakan dari DPMD.
(b) Persyaratan umum BUM Desa yang dapat menerima
KRABAT adalah:
1. BUM Desa merupakan BUM Desa yang sudah
terbentuk dan aktif minimal selama 2 bulan.
2. BUM Desa adalah BUM Desa yang masuk kategori
baru dan bermotivasi, dan atau BUM Desa yang
berkembang.
(c) Rekomendasi Kelayakan dari DPMD didasarkan pada
pertimbangan teknis dari Tim Teknis Manajemen.

4) Sasaran, Pencairan dan Jangka Waktu KRABAT


(a) Sasaran
1. Sasaran penerima krabat dari BUM Desa adalah petani
miskin setempat.
2. Petani miskin adalah petani berpenghasilan rendah yang
memiliki sawah sendiri/petani yang menggarap sawah
orang lain yang bukan miliknya dengan sistim bagi hasil
kepada pemilik, yang dinyatakan dengan persetujuan
pemilik sawah bagi petani penggarap.
3. Sasaran sebagaimana dimaksud pada point (1),
diperioritaskan bagi petani miskin yang masuk dalam
Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman 13
Pengelolaan “Kredit Sahabat”
basis data terpadu dari Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
4. Petani miskin sebagaimana dimaksud pada point (1), yang
tidak termasuk dalam basis data terpadu diputuskan
melalui musyawarah desa, dengan indikator sebagai
berikut :
a. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari
8m2 per orang
b. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari
tanah/bambu/kayu murahan
c. Jenis dinding tempat tinggal dari bamboo / rumbia
/ kayu berkualitas rendah /tembok tanpa diplester.
d. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama-
sama dengan rumah tangga lain.
e. Sumber penerangan rumah tangga tidak
menggunakan listrik.
f. Sumber air minum berasal dari sumur/ mata air
tidak terlindung/ sungai/ air hujan.
g. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah
kayu bakar/ arang / minyak tanah
h. Hanya mengkonsumsi daging / susu / ayam dalam
satu kali seminggu.
i. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam
setahun
j. Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali
dalam sehari
k. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di
puskesmas / poliklinik
l. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah:
petani dengan luas lahan 500m2, buruh tani,
nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan

Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman 14


Pengelolaan “Kredit Sahabat”
atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah
Rp. 600.000,- per bulan
m. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak
sekolah/ tidak tamat SD/ tamat SD.
n. Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah
dijual dengan minimal Rp. 500.000,- seperti sepeda
motor kredit/ non kredit, emas, ternak, kapal motor,
atau barang modal lainnya.
Jika minimal 9 variabel terpenuhi maka dapat diangkat
sebagai penerima program KRABAT.

5. Petani miskin calon penerima KRABAT harus memiliki


surat keterangan dari kepala desa setempat, atau dimana
petani berdomisili.
6. Contoh format Surat Keterangan sebagaimana dimaksud
pada poin (5) tercantum pada lampiran Petunjuk Teknis ini.
7. Kriteria petani miskin yang dapat menerima KRABAT diatur
dalam standar operasional prosedur BUM Desa.
8. Persyaratan administrasi untuk pengajuan KRABAT
ditetapkan oleh pengelola BUM Desa.
9. Persyaratan administrasi untuk pengajuan KRABAT adalah
sebagai berikut:
a) Pemohon pinjaman adalah petani miskin warga
masyarakat Desa setempat dengan dibuktikan Kartu
Tanda Penduduk (KTP) dan/atau Kartu Keluarga (KK).
b) Pemohon pinjaman mengisi Formulir Permohonan
dengan lengkap.
c) Melampirkan foto copy KTP dan KK.
d) Melampirkan surat keterangan dari kepala desa
e) Melampirkan surat pernyataan jaminan kepemilikan
barang, yang senilai pinjaman petani.

Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman 15


Pengelolaan “Kredit Sahabat”
f) Mengisi dan menandatangani Surat Perjanjian Kredit
sesuai dengan kesepakatan.

(b) Pencairan
1. Pencairan KRABAT kepada petani miskin diberikan
secara tunai.
2. Pencairan KRABAT kepada petani miskin disesuaikan
dengan dana KRABAT yang tersedia di kas BUM Desa.
3. Plafound KRABAT disesuaikan dengan kebutuhan
petani miskin yang terlebih dahulu dilakukan verifikasi
terhadap kelayakan permohonan pinjaman oleh
pengurus BUM Desa.
4. Pengurus BUM Desa melakukan analisa kredit dan
rekam jejak peminjam.
5. Plafon KRABAT diberikan paling banyak Rp. 5.000.000,-
(Lima Juta Rupiah).
6. Nilai realisasi pinjaman mutlak wewenang Pengurus
BUM Desa dan tidak bisa diganggu gugat.
7. Bagi peminjam lanjutan ketentuannya ditambah
sebagai berikut :
(a) Jika mempunyai catatan tanpa tunggakan
pinjaman, dapat mengajukan jumlah yang lebih
besar dari pinjaman sebelumnya;
(b) Jika mempunyai catatan tunggakan 1 (satu) sampai
dengan 2 (dua) kali pinjaman, maka dapat
mengajukan jumlah yang sama dengan pinjaman
sebelumnya;
(c) Jika mempunyai catatan tunggakan 3 (Tiga) sampai
dengan 4 (empat) kali pinjaman, maka dapat
mengajukan maksimal 75% dari pinjaman
sebelumnya;

Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman 16


Pengelolaan “Kredit Sahabat”
(d) Jika mempunyai catatan tunggakan diatas 4
(Empat) kali pinjaman, maka tidak diperkenankan
mengajukan pinjaman sampai tunggakan
diselesaikan.
(e) Jika peminjam tidak mengembalikan pinjaman
KRABAT tanpa alasan yang jelas, maka pengurus
BUM Desa akan merekomendasikan peminjam
kepada Pemerintah Desa untuk diberikan sanksi
berupa penghapusan nama sebagai penerima
KRABAT dan bantuan dari program pemerintah
lainnya.
8. KRABAT yang diterima oleh petani miskin dikenakan
bunga sebesar 0% (Nol Per Seratus) atau tanpa bunga.
9. Petani miskin penerima KRABAT memberikan jaminan
atas kredit yang diterima sebagaimana diatur dalam
standar operasional prosedur BUM Desa.
10. Jaminan atas kredit minimal senilai dengan pinjaman
petani.
11. Petani miskin penerima KRABAT menyertakan surat
pernyataan jaminan kepemilikan barang.

(c) Jangka Waktu


1. Jangka waktu pinjaman KRABAT adalah sesuai dengan
jadwal musim panen atau paling lama 6 (Enam) bulan
setelah pencairan.
2. Pengembalian pinjaman oleh petani miskin dapat
dilakukan secara periodik yaitu setiap bulan dalam
musim tanam berjalan dan atau dilunasi pada pasca
panen musim tanam berjalan.
3. BUM Desa dapat menarik biaya provisi, administrasi dan
kolekting paling banyak 8% (Delapan Per Seratus) dari
kredit yang diberikan kepada petani miskin.
Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman 17
Pengelolaan “Kredit Sahabat”
4. Petani miskin membayar dimuka biaya administrasi,
biaya provisi, dan biaya kolekting pada saat pencairan
KRABAT.

G. PEMBINAAN, PENGAWASAN, MONITORING DAN EVALUASI


1) Pembinaan
(a) Dinas melakukan pembinaan teknis kepada Pemerintah
Desa dan BUM Desa.
(b) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada poin (1), meliputi :
a) Sosialisasi kebijakan Pemerintah Daerah terkait
KRABAT;
b) Memfasilitasi penyusunan norma, standard an prosedur
pengelolaan KRABAT oleh BUM Desa.
c) Memfasilitasi penyelesaian sengketa dalam pengelolaan
KRABAT antara Pemerintah Desa dengan BUM Desa; dan
d) Memfasilitasi hubungan kerjasama pengelola KRABAT
antar BUM Desa.

2) Pengawasan
(a) Pengawasan pengelolan KRABAT dilakukan oleh :
1. Pengawas internal BUM Desa; dan
2. Pengawas eksternal BUM Desa.
(b) Pengawas internal sebagaimana dimaksud pada huruf (a)
poin 1, mengacu pada Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga BUM Desa.
(c) Pengawas eksternal sebagaimana dimaksud pada (b) huruf
poin 2, merupakan tim pengawas eksternal yang ditetapkan
dengan keputusan bupati.
(d) Pengawas eksternal bertugas membantu DPMD dalam hal :
1. Menyusun rencana kerja pengawasan pengelolaan dana
KRABAT.

Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman 18


Pengelolaan “Kredit Sahabat”
2. Melakukan audit terhadap pengelolaan dana KRABAT
yang meliputi :
a. Audit Keuangan
b. Audit Kinerja pengawas serta,
c. Audit Kinerja Tim Teknis Manajemen.
3. Melakukan audit ketaatan terhadap petunjuk
pelaksanaan, SOP dan semua ketentuan yang berlaku
dalam pengelolaan KRABAT.
4. Melakukan peningkatan kapasitas pengelola BUM Desa,
pengelola KRABAT, serta peningkatan kapasitas Tim
Teknis Manajemen.
5. Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil audit dalam
raangka kemajuan dan keberhasilan pengelolaan
kRABAT.
6. Bertanggung jawab atas keberhasilan pengelolaan kredit
sahabat dalam rangka mendukung program desa bebas
rentenir.

3) Monitoring dan Evaluasi


(a) Monitoring
1. DPMD melakukan monitoring kepada Pemerintah Desa
dan BUM Desa penerima KRABAT.
2. Berdasarkan hasil monitoring sebagaimana dimaksud
pada poin (1), Dinas dapat memberikan teguran tertulis
kepada BUM Desa melalui Pemerintah Desa dalam hal :
a) Tingkat pengembalian KRABAT dibawah 95%
(Sembilan Puluh Lima Per Seratus)
b) Melakukan tindakan tidak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
3. Apabila teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada
poin (2) tidak ditindaklanjuti dan tidak dilakukan

Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman 19


Pengelolaan “Kredit Sahabat”
perbaikan, maka Dinas memberikan teguran tertulis
kepada Pemerintah Desa.
4. Apabila teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada
poin (3) tidak ditindaklanjuti dalam waktu 2 (Dua) bulan,
DPMD mengusulkan kepada Bupati untuk
menghentikan sementara penyaluran KRABAT oleh BUM
Desa kepada Petani.
5. Penghentian sementara penyaluran KRABAT
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), disampaikan
secara tertulis kepada BUM Desa melalui Pemerintah
Desa.
6. Pemerintah Daerah dapat melakukan audit terhadap
BUM Desa apabila diperlukan.
7. Dinas dapat memberikan persetujuan kembali kepada
BUM Desa untuk penyaluran KRABAT, dalam hal tingkat
pengembalian KRABAT diatas 95% (Sembilan Puluh
Lima Per Seratus) dan tidak mengulangi tindakan –
tindakan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

(b) Evaluasi
1. DPMD melakukan evaluasi pengelolaan KRABAT kepada
Pemerintah Desa dan BUM Desa penerima KRABAT
paling sedikit 1 (Satu) kali dalam satu tahun.
2. Evaluasi sebagaimana dalam pada poin (1), dimaksudkan
untuk menentukan tingkat keberhasilan pelaksanaan
penyaluran KRABAT oleh BUM Desa yang dinilai dari
indikator jumlah kredit yang disalurkan, tingkat
pengembalian, jumlah petani miskin yang menerima
kredit, dan jumlah petani miskin yang berhasil
mengalami graduasi.

Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman 20


Pengelolaan “Kredit Sahabat”
3. Dalam melakukan evaluasi yang perlu dilakukan adalah
membandingkan antara rencana usulan kegiatan yang
telah ditetapkan dengan hasil pelaksanaan kegiatan
dilapangan.
4. Tingkat keberhasilan pelaksanaan penyaluran KRABAT
sebagaimana dimaksud pada poin (2), menjadi indikator
keberhasilan Pemerintah Desa dalam Program desa
bebas rentenir.
5. Pemerintah Desa yang berhasil dalam program desa
bebas rentenir sebagaimana dimaksud pada poin (4),
diberikan penghargaan oleh Pemerintah Daerah.

F. PELAPORAN
1) Setiap BUM Desa penerima KRABAT wajib melaporkan secara
tertulis penggunaan KRABAT kepada Bupati melalui Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Kabupaten Sumbawa
setiap 3 (tiga) bulan sekali, paling lambat tanggal 10 (sepuluh)
bulan berikutnya dan satu tahun sekali pada akhir tahun
anggaran yang diketahui oleh Kepala Desa dengan tembusan
Camat setempat. Uraian laporan pelaksanaan kegiatan
sekurang-kurangnya memuat informasi mengenai :
(a) Pendahuluan.
(b) Nama/Judul Kegiatan.
(c) Maksud dan Tujuan.
(d) Nama-Nama Penerima KRABAT.
(e) Realisasi pelaksanaan kegiatan/Realisasi Anggaran Biaya
(RAB).
(f) Waktu dan Tempat Kegiatan (Jadwal).
(g) Dokumentasi Kegiatan
(h) Penutup
2) Laporan tersebut dilampiri dengan :
(a) Foto copy bukti-bukti pengeluaran yang lengkap.
Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman 21
Pengelolaan “Kredit Sahabat”
(b) Realisasi Biaya beserta lampiran bukti pembayaran.
(c) Dokumentasi.
(d) Berita Acara Pengambilan Uang (Kepala Desa dan
Bendahara).
(e) Berita Acara serah terima dari Kepala Desa kepada Direktur
BUM Desa.
(f) Berita Acara Serah Terima dari Direktur BUM Desa kepada
Kepala Unit Usaha.
(g) Surat pernyataan Kesanggupan Kepala Desa mengerjakan
sesuai proposal, bermeteri dan berstempel basah.
(h) Surat pernyataan Kesanggupan Direktur BUM Desa dan
disetujui Kepala Desa bermeterai dan berstempel basah.
(i) Surat Pernyataan Penyelesaian kegiatan oleh Kepala Desa.
3) Bukti transaksi (nota pembayaran, kwitansi dll), sedangkan
bukti transaksi asli tidak diserahkan dalam laporan melainkan
disimpan oleh penerima bantuan sebagai obyek pemeriksaan.

G. FORCE MAJEURE
1) Dalam hal petani miskin tidak dapat memenuhi kewajiban
melunasi KRABAT yang disebabkan oleh force majeure antara
lain terjadinya bencana alam dan bencana sosial, yang
mengakibatkan kegagalan usahanya, maka kewajiban
pengembalian pinjaman dapat ditunda.
2) Petani miskin yang mengalami force majeure harus
menyampaikan laporan kepada pengelola BUM Desa dengan
tembusan disampaikan kepada kepala desa dan dinas paling
lambat 7 (tujuh) hari kalender, dengan melampirkan bukti-
bukti yang layak atas terjadinya force majeure tersebut.
3) Dalam hal penundaan pengembalian pinjaman akibat force
majeure maka kewajiban Petani Miskin adalah membayar
tunggakan dengan cara mengangsur paling lama 12 (dua belas)
bulan setelah musim panen berikutnya.
Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman 22
Pengelolaan “Kredit Sahabat”
4) Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pembayaran
tunggakan sebagaimana dimaksud pada butir (3), diatur oleh
pengelola BUM Desa.
5) Petani Miskin yang mengalami force majeure dapat diberikan
KRABAT kembali dengan catatan memiliki komitmen untuk
menyelesaikan kewajiban.
6) Dalam hal petani miskin penerima KRABAT meninggal dunia,
maka dinyatakan bebas dari kewajiban pengembalian KRABAT.

H. PENUTUP
Demikian Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman
Pengelolaan “Kredit Sahabat” Bagi Petani Miskin Melalui Badan
Usaha Milik Desa Dalam Rangka Implementasi Program Desa Bebas
Rentenir untuk dapat dipedomani sehingga dapat tepat waktu, tepat
mutu, tepat sasaran, tepat manfaat dan tepat administrasi.

Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman 23


Pengelolaan “Kredit Sahabat”

Anda mungkin juga menyukai