NIM : 049530193
PRODI : ILMU HUKUM
UPBJJ : SEMARANG
Jakarta - Memperoleh informasi merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia.
Untuk itu, sudah selayaknya Badan Publik memiliki kewajiban memberikan pelayanan
yang baik, cepat, tepat waktu dan efisien. Di samping itu, penyajian informasi juga
hendaknya mengikuti perkembangan teknologi informasi terkini.
"Memperoleh informasi merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia. Hak ini
dijamin oleh konstitusi, yakni pasal 28 F UUD 1945, bahwa setiap orang berhak untuk
berkomunikasi dan memperoleh informasi mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah,
dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) Ego Syahrial, dalam keterangannya, Selasa (6/7/2021).
Diketahui, Kementerian ESDM telah menyediakan kanal informasi yang dapat diakses
masyarakat untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Masyarakat dan pelaku
usaha di sektor ESDM juga dapat meminta informasi dan mengajukan perizinan di
berbagai kanal yang sudah disiapkan secara online.
"Seluruh proses dan kinerja sektor ESDM ini kami sajikan di berbagai kanal informasi,
seperti website, media sosial, kanal pengajuan permohonan informasi melalui website
PPID Online, Contact Center ESDM 136 dan ruang pelayanan informasi di setiap unit
kerja Kementerian ESDM. Hal ini menjadi komitmen kami agar kebutuhan informasi dan
pelayanan publik dapat terlaksana dengan baik," jelas Ego.
Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat (KIP) Hendra J Kede juga menjelaskan bahwa
setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengelola, dan menyampaikan informasi.
"Konstitusi mengakui hak atas informasi sebagai hak asasi manusia sekaligus
memberikan hak konstitusional baru kepada warga negara. Konstitusi juga memberikan
kewajiban kepada penyelenggara negara untuk menjamin terlaksananya hak tersebut,"
ujar Hendra.
Menurutnya, tidak boleh ada satu pun peraturan dibawah UUD 1945 yang mengurangi
hak masyarakat untuk mengakses, meminta, memiliki, menyimpan, mengelola, dan
menggunakan informasi.
Sementara itu, Kepala Pusat Data Dan Teknologi Informasi ESDM Agus Cahyono Adi
menambahkan, berbagai kanal layanan informasi di Kementerian ESDM telah tersedia
dan terintegrasi secara online.
"Pelaksana layanan informasi yang tersebar di seluruh unit kerja juga bekerja dalam
satu platform yang sama, sehingga penyelesaian permohonan informasi dapat
dilaksanakan dengan baik dengan Service Level Agreement yang ketat," ujar Agus.
Agus menyebutkan, sepanjang tahun 2020, melalui kanal layanan PPID Online dan
Contact Center ESDM 136, telah terselesaikan lebih dari 30 ribu permohonan informasi
terkait sektor ESDM. Selain itu, pada semester I tahun 2021, Kementerian ESDM telah
menyelesaikan 13.800 permohonan informasi dari masyarakat dan investor.
Webinar Series ini akan berlangsung selama dua hari. Pada hari pertama, lebih dari
400 peserta mengikuti kegiatan yang berlangsung secara interaktif.
Sumber : https://news.detik.com/berita/d-5633853/penuhi-hak-masyarakat-kementerian-
esdm-kembangkan-sistem-informasi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai Badan Publik memiliki
kewajiban untuk memberikan pelayanan informasi yang baik, cepat, tepat waktu, dan
efisien. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP).
Dalam UU KIP, informasi publik dikategorikan menjadi dua, yaitu informasi publik yang
terbuka dan informasi publik yang dikecualikan. Informasi publik yang terbuka dapat
diakses oleh publik secara bebas, sedangkan informasi publik yang dikecualikan hanya
dapat diakses oleh publik dengan izin dari Badan Publik yang menguasai informasi
tersebut.
Kementerian ESDM telah mengatur mengenai informasi publik yang dikecualikan dalam
Peraturan Menteri ESDM Nomor 18 Tahun 2019 tentang Informasi Publik yang
Dikecualikan. Peraturan ini telah diubah dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 38
Tahun 2021.
Peraturan ini mengatur mengenai jenis-jenis informasi publik yang dikecualikan, yaitu:
Penerapan peraturan
Kementerian ESDM telah melakukan upaya yang baik dalam menangani informasi
publik yang dikecualikan. Hal ini terlihat dari penetapan Daftar Informasi Publik yang
Dikecualikan yang telah dipublikasikan di website Kementerian ESDM. Selain itu,
Kementerian ESDM juga memiliki mekanisme yang jelas untuk menangani
permohonan informasi publik yang dikecualikan. Namun, masih terdapat tantangan
yang perlu dihadapi, yaitu masih ada masyarakat yang belum memahami mengenai
jenis-jenis informasi publik yang dikecualikan dan masih ada Badan Publik yang
belum memiliki mekanisme yang jelas untuk menangani permohonan informasi publik
yang dikecualikan. Untuk mengatasi tantangan tersebut, Kementerian ESDM dapat
melakukan sosialisasi mengenai jenis-jenis informasi publik yang dikecualikan kepada
masyarakat dan meningkatkan kapasitas Badan Publik dalam menangani
permohonan informasi publik yang dikecualikan.
Kesimpulan
Jawaban :
- Menggunakan informasi publik untuk kepentingan yang sah dan bermanfaat bagi
masyarakat. Informasi publik tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi atau
kelompok tertentu yang merugikan kepentingan umum.
- Menjaga kerahasiaan informasi publik yang bersifat rahasia. Informasi publik yang
bersifat rahasia hanya boleh digunakan untuk kepentingan yang telah ditentukan oleh
peraturan perundang-undangan.
- Mencantumkan sumber informasi publik yang diperoleh. Hal ini penting untuk menjaga
kredibilitas informasi publik dan menghindari penyebaran informasi yang salah.
-Menghormati hak cipta atas informasi publik yang diperoleh. Informasi publik yang
merupakan karya intelektual orang lain harus digunakan dengan menghormati hak
ciptanya.
- Pelanggaran terhadap kewajiban pemohon informasi publik dapat dikenakan sanksi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
-Seorang pemohon informasi publik menyebarkan informasi publik yang bersifat rahasia,
misalnya informasi tentang rencana pembangunan suatu proyek yang masih bersifat
rahasia.
-Seorang pemohon informasi publik menggunakan informasi publik yang merupakan
karya intelektual orang lain tanpa izin, misalnya dengan mengunggah informasi
tersebut ke media sosial tanpa mencantumkan nama penulisnya.
-Seorang pemohon informasi publik menggunakan informasi publik untuk kepentingan
pribadi, misalnya untuk mencari keuntungan ekonomi atau menjatuhkan reputasi
orang lain.
-Seorang pemohon informasi publik tidak mencantumkan sumber informasi publik yang
diperoleh, misalnya dengan menyamarkan sumber informasi sebagai hasil
penelitiannya sendiri.