Anda di halaman 1dari 8

PERBEDAAN PENGETAHUAN ANTARA MASYARAKAT DESA DAN KOTA

TERHADAP MINAT MEMERIKSAKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI


WILAYAH KERJA PELAYANAN KESEHATAN KABUPATEN CILACAP

Amalia Silfi Az Zahro1 , Bedjo Santoso2 , Sadimin3 KTI

ABSTRAK

Tinggi dan rendahnya minat masyarakat dalam memeriksakan kesehatan gigi dipengaruhi oleh
beberapa kondisi, salah satunya adalah pendidikan yang sangat erat kaitannya dengan pengetahuan.
Pengetahuan merupakan salah satu faktor pembentuk perilaku seseorang. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui perbedaan pengetahuan antara masyarakat desa dan kota terhadap minat memeriksakan kesehatan
gigi dan mulut.
Jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel masyarakat desa
sebanyak 17 responden dan masyarakat kota sebanyak 17 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive sampling.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa masyarakat desa dan kota memiliki pengetahuan tentang
kesehatan gigi dalam kategori yang sama yaitu sedang (59%), minat masyarakat desa dalam memeriksakan
kesehatan gigi dalam kategori sedang (70%) dan minat masyarakat kota dalam memeriksakan kesehatan gigi
dalam kategori sedang (59%). Dapat disimpulkan bahwa ada kecenderungan perbedaan pengetahuan tentang
kesehatan gigi antara masyarakat desa dan kota terhadap minat memeriksakan kesehatan gigi. Pengetahuan
masyarakat desa tentang kesehatan gigi terhadap minat memeriksakan gigi dalam kategori sedang (41%), tetapi
untuk pengetahuan kategori baik terhadap minat memeriksakan gigi dengan kategori baik sebesar 0%.
Pengetahuan masyarakat kota tentang kesehatan gigi terhadap minat memeriksakan gigi dalam kategori sedang
(47%) dan masyarakat kota mempunyai pengetahuan baik tentang kesehatan gigi terhadap minat memeriksakan
gigi dengan kategori baik sebesar 29%. Saran penelitian diharapkan masyarakat dapat meningkatkan
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut agar menumbuhkan minat memeriksakan kesehatan gigi sehingga
dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal.

Kata kunci : Pengetahuan, Minat dan Kesehatan Gigi

ABSTRACT

High and low of people’s interest in checking dental health affected by some conditions, one of them is
education which very closely related with knowledge. Knowledge is one of people’s behavior forming factor.
This research goal for knowing differences in knowledge between villagers and citizens on interests checking
dental and oral health.
Types of research is descriptive quantitative with cross sectional approach. The villagers’ samples are
17 respondents and the citizens are 17 respondents. Taking sample used purposie sampling technic.
Based on the research result noted that villagers and citizens have knowledge about dental health at the
same category is medium (59%), villagers’ interest in checking dental health at medium category (70%) and
citizens’ interest in checking dental health at medium category (59%). It can be concluded that there is a
tendency on differences in knowledge between villagers and citizens on interests checking dental and oral
health. The villagers’ knowledge about dental health on interests checking dental at medium category (41%), but
for knowledge at good category on interests checking dental with good category is 0%. The citizens’ knowledge
about dental health on interests checking dental at medium category (47%) and citizens have a good knowledge
about dental health on interests checking dental at good category is 29%. The research advices is expected
people can increase knowledge about dental and oral health to grow interests checking dental health until can
increase the people health degree optimally.

Key words : Knowledge, Interests and Dental Health


1)
Mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Semarang
2,3)
Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Semarang
Korespondensi : amaliasilfiazzahro@gmail.com
PENDAHULUAN
Salah satu program pokok Indonesia sehat adalah upaya kesehatan yaitu pada
program pemberantasan penyakit menular dan pencegahan penyakit tidak menular. Penyakit
gigi dan mulut merupakan penyakit yang tersebar luas di masyarakat Indonesia (Alhamda,
2011). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, penyakit gigi dan mulut masih
menjadi masalah kesehatan di daerah tersebut karena pada umumnya masyarakat enggan
untuk berobat ke pelayanan kesehatan yang ada apabila mereka memiliki masalah gigi dan
mulut.
Hal ini terlihat dari data yang diperoleh peneliti dari salah satu pelayanan kesehatan
daerah pedesaan yaitu Puskemas Kampung Laut, Kabupaten Cilacap menunjukkan bahwa
pengunjung poli gigi di puskesmas tersebut dalam satu bulan hanya mencapai kurang dari 5
pasien. Disamping itu, rata – rata pengunjung gigi yang datang untuk memeriksakan gigi
diberikan tindak lanjut berupa rujukan. Data tersebut sangat berbanding terbalik dengan data
yang diperoleh dari Puskemas Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap yang merupakan daerah
perkotaan, jumlah pasien di poli gigi dalam sebulan mencapai kurang lebih 100 pasien.
Menurut Herwantiyoko (1997) perbedaan karakteristik wilayah pedesaan dan perkotaan dapat
dilihat dari hal – hal berikut diantaranya : (1) Kepadatan Penduduk, (2) Keadaan Sosial
Ekonomi, (3) Fasilitas Pemerintah, seperti Fasilitas Kesehatan dan (4) Tingkat Pendidikan.
Tinggi dan rendahnya minat masyarakat dalam memeriksakan kesehatan gigi dan
mulut dapat dihubungkan dengan kondisi masyarakat itu sendiri. Kondisi yang
mempengaruhi minat masyarakat, antara lain : status ekonomi, pendidikan, dan tempat
tinggal (Agustiana, 2010). Berdasarkan kondisi tersebut pengetahuan yang dimiliki oleh
masyarakat sangat erat kaitannya dengan minat masyarakat dalam memeriksakan kesehatan
gigi dan mulut. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya)
(Notoatmodjo, 2011).
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengetahuan antara masyarakat
desa dan kota terhadap minat memeriksakan kesehatan gigi dan mulut pada wilayah kerja
pelayanan kesehatan di Kabupaten Cilacap.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, penelitian yang menjelaskan atau
menggambarkan variabel yang sedang terjadi dalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan
metode survei, suatu penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subjek
penelitian atau masyarakat. Pendekatan penelitian ini menggunakan rancangan cross
sectional, yaitu variabel yang diteliti dapat dilakukan pengukuran secara bersamaan.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling
yaitu pada masyarakat desa dengan jumlah 17 sampel dan untuk masyarakat kota berjumlah
20 sampel. Kriteria pengambilan inklusi sampel adalah sebagai berikut :
a. Warga desa Ujung Alang, RT 01 RW 05, Kecamatan Kampung Laut,
Kabupaten Cilacap yang berusia 20 – 40 tahun.
b. Warga desa Tegalreja, RT 07, RW 05, Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten
Cilacap dengan usia 20 – 40 tahun.
Metode analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa deskriptif kuantitatif
yaitu mendeskripsikan atau menggambarkan hasil dari data penelitian, lalu data tersebut
diolah dan dibuat melalui presentase tabulasi, kemudian dibuat dalam bentuk tabulasi silang.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini dilakukan pada masyarakat desa warga RT 01 RW 05, Desa Ujung
Alang, Kecamatan Kampung Laut dan masyarakat kota warga RT 07 RW 05, Kelurahan
Tegalreja, Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap. Sampel penelitian sebanyak 34
responden dengan masyarakat desa sebanyak 17 responden dan 17 responden masyarakat
kota. Penelitian ini dilakukan tanggal 8 – 14 Februari 2017 dengan hasil sebagai berikut :
1. Karakteristik Responden
a. Kepadatan Penduduk
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kepadatan Penduduk
Masyarakat Desa dan Kota
Wilayah Penelitian Jumlah Penduduk
Kecamatan Kampung Laut 117,44 jiwa/km2
Kecamatan Cilacap Selatan 8.581,23 jiwa/km2
b. Umur
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Umur Responden Masyarakat
Desa dan Kota
Masyarakat Desa Masyarakat Kota
Umur
f % f %
20 – 30 Tahun 5 29 1 6
30 – 40 Tahun 12 71 16 94
Jumlah 17 100 17 100

c. Tingkat Pendidikan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan
Responden Masyarakat Desa dan Kota
Tingkat Masyarakat Desa Masyarakat Kota
Pendidikan f % f %
SD 8 47 0 0
SMP 1 6 0 0
SMA 5 29 5 29
Sarjana 3 18 12 71
Jumlah 17 100 17 100

2. Pengetahuan
a. Masyarakat Desa
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Masyarakat Desa
Kategori Frekuensi Prensentasi (%)
Baik 1 6
Sedang 10 59
Kurang 6 35
Jumlah 17 100

b. Masyarakat Kota
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Masyarakat Kota
Kategori Frekuensi Presentasi (%)
Baik 7 41
Sedang 10 59
Kurang 0 0
Jumlah 17 100
3. Minat Memeriksakan Kesehatan Gigi dan Mulut
a. Minat Masyarakat Desa
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Minat Memeriksakan Gigi
Masyarakat Desa
Kategori Frekuensi Presentasi (%)
Baik 3 18
Sedang 12 70
Kurang 2 12
Jumlah 17 100

b. Minat Masyarakat Kota


Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Minat Memeriksakan Gigi
Masyarakat Kota
Kategori Frekuensi Presentasi (%)
Baik 6 35
Sedang 10 59
Kurang 1 6
Jumlah 17 100

4. Perbedaan Pengetahuan Masyarakat Desa dan Kota Dengan Minat Memeriksakan


Kesehatan Gigi dan Mulut
Tabel 4.8 Tabulasi Silang Pengetahuan Masyarakat Desa Terhadap
Minat Memeriksakan Kesehatan Gigi dan Mulut
Minat Baik Sedang Kurang Total
Pengetahuan f % f % f % f %
Baik 0 0 1 6 0 0 1 6
Sedang 2 12 7 41 1 6 10 59
Kurang 0 0 5 29 1 6 6 35
Jumlah 17 100

Tabel 4.9 Tabulasi Silang Pengetahuan Masyarakat Kota


Terhadap Minat Memeriksakan Kesehatan Gigi
dan Mulut
Minat Baik Sedang Kurang Total
f % f % f % f %
Pengetahuan
Baik 5 29 2 12 0 0 7 41
Sedang 1 6 8 47 1 6 10 59
Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 17 100

Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tapi jika mendapatkan


informasi yang baik dari berbagai media misalnya radio, televisi atau surat kabar maka hal itu
akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Kemudahan untuk memperoleh suatu
informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang
baru. Sehingga dapat disimpulkan seseorang mempunyai pengetahuan tentang suatu hal tidak
melalui jenjang pendidikan saja tetapi didukung karena terpapar informasi dari media massa
yang ada seperti televisi, radio, koran dan majalah.
Teori Kazt dalam Wawan dan Dewi (2010) juga menyatakan bahwa bila seseorang
mempunyai sikap tertentu pada suatu objek, menunjukan tentang pengetahuan orang tersebut
terhadap objek sikap yang bersangkutan. Sikap yang akan terbentuk merupakan sikap
terhadap minat memeriksakan kesehatan gigi yang ditunjukan dengan pengetahuan responden
tentang kesehatan gigi dan mulut. Tetapi perlu ditekankan bahwa pengetahuan masyarakat
desa dan kota memiliki pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dalam kategori sedang.
Walaupun tingkat pendidikan responden rendah tetapi responden bisa memperoleh
pengetahuan dari pendidikan nonformal.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil antara pengetahuan


tentang kesehatan gigi dan mulut terhadap minat memeriksakan kesehatan gigi lebih baik
pada masyarakat kota. Pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap yang akan
berdampak pada minat seseorang. Selain umur, karakteristik tingkat pendidikan pada
masyarakat desa dan masyarakat kota juga berbeda. Semakin cukup umur seseorang maka
semakin baik pula tingkat kematangan dan kesadarannya.

KESIMPULAN
1. Masyarakat desa dan kota memiliki pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dalam
kategori yang sama yaitu sedang sebesar 59%.
2. Minat masyarakat desa dalam memeriksakan kesehatan gigi dan mulut dalam kategori
sedang sebesar 70% dan minat masyarakat kota dalam memeriksakan kesehatan gigi dan
mulut dalam kategori sedang yaitu sebesar 59%.
3. Ada kecenderungan perbedaan pengetahuan antara masyarakat desa dan kota terhadap
minat memeriksakan kesehatan gigi dan mulut. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari data
sebagai berikut :
a. Pengetahuan masyarakat desa terhadap minat memeriksakan kesehatan gigi
dan mulut sebagian besar dalam kategori sedang (41%), tetapi untuk
pengetahuan kategori baik terhadap minat memeriksakan kesehatan gigi dan
mulut dengan kategori baik sebesar 0%.
b. Pengetahuan masyarakat kota terhadap minat memeriksakan kesehatan gigi
dan mulut sebagian besar dalam kategori sedang (47%), tetapi masyarakat
kota mempunyai pengetahuan baik terhadap minat memeriksakan kesehatan
gigi dan mulut dengan kategori baik sebesar 29%.

DAFTAR RUJUKAN
Abas, F. F, 2015, Faktor Yang Mempengaruhi Minat Lansia Dalam Mengikuti Posyandu
Lansia, Universitas Negeri Gorontalo: Gorontalo, hal.4, 9-10.
Agustiana, S., 2010, Tesis Hubungan Minat dan Motivasi Menjadi Perawat Dengan Prestasi
Belajar, Universitas Sebelas Maret: Surakarta, hal. 7-8.
Alhamda, S,. 2011, Status Kebersihan Gigi dan Mulur dengan Status Karies Gigi, Jurusan
Keperawatan Gigi: Politeknik Kesehatan Padang, Berita Kedokteran Masyarakat, Juni
2011, Volume 27 (2), hal. 108.
Anonim, 2015, Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019,
http://www.depkes.go.id/resources/download/info-publik/Renstra-2015.pdf (diakses
pada tanggal 16 Oktober 2016, 19.55 WIB), hal. 6.
Azwar, A., 2010, Pengantar Administrasi Kesehatan, Binarupa Aksara: Tangerang, hal. 42,
45-46.
Budiasuri, M.A., Oktarina dan Mikrajab, M.A., 2010, Hubungan Pola Makan dan Kebiasaan
Menyikat Gigi Dengan Kesehatan Gigi dan Mulut (Karies) di Indonesia, Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan, Volume 13 (1), Januari 2010, hal. 84, 86, 88.
Effendy, N., 1998, Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, EGC: Jakarta, hal. 89.
Emailijati, K., Hamsar, A., Marthias, E.M., dan Aini, N., 2016, Hubungan Penggunaan
Tusuk Gigi Terhadap Terjadinya Saku Gusi Pada Masyarakat Dusun II Desa
Marindal II Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016, Jurnal
Kesehatan Gigi, Volume 03 (02), Desember 2016, ISSN 2407.0866, hal. 22, 25.
Hasmi, 2016, Metode Penelitian Kesehatan, In Media: Jayapura, hal. 4-6, 137.
Herijulianti, E., Indriani, T. A. dan Artini, S., 2002, Pendidikan Kesehatan Gigi, EGC:
Jakarta, hal. 19-20, 42.
Herwantiyoko dan Katuuk, N. F., 1997, MKDU Ilmu Sosial Dasar, Gunadarma: Jakarta, hal.
148, 150-153, 159.
Ifada, I. dan Nugroho, T., 2010, Tesis Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan
Pengetahuan Masyarakat Mengenai Pelayanan Kesehatan Mata, Fakultas
Kedokteran: Universitas Diponegoro.
Konli, S., 2014, Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Desa Gunawan Kecamatan
Sesayap Kabupaten Tana Tidung, Universitas Mulawarman, eJournal Ilmu
Pemerintahan, Volume 2 (1), ISSN 2338-3615, hal. 1926.
Notoatmodjo, S., 2010, Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi, Rineka Cipta: Jakarta, hal. 59-
60.
, 2011, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Rineka Cipta: Jakarta, hal.
147-150.
, 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta: Jakarta, hal. 25, 35,
115, 174-176.
Purnomo, I. dan Lestari, S., 2013, Studi Tentang Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan
Status Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa SMK Yapenda Wiradesa Kabupaten
Pekalongan , Fakultas Ilmu Kesehatan: Unikal, Volume 25 (1), hal. 81.
Putri, P.K.D., 2012, Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengetahuan, Sikap dan Terpaan Iklan
Layanan Masyarakat KB Versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu di TV Terhadap
Perilaku KB Pada Wanita atau Pria Dalam Usia Subur, Universitas Diponegoro,
Volume 1 (1), hal. 48.
Riwidikdo, H., 2009, Statistik Kesehatan, Mitra Cendikia Press: Yogyakarta, hal. 41-43.
Riyadi, T., 2015, Buku Profil Kesehatan Kabupaten Cilacap, Dinas Kesehatan: Cilacap, hal.
8-9.
Santoso, B., Prasko dan Sutomo, B., 2016, Penyuluhan Metode audio Visual dan
Demonstrasi Terhadap Pengetahuan Menyikat Gigi Pada Anak Sekolah Dasar, Jurnal
Kesehatan Gigi, Volume 03 (02), Desember 2016, ISSN 2407.0866, hal. 53.
, Ekoningtyas, E. A., dan Fatmasari, D., 2017, Improving Elderly’s Dental
Hygiene Through Nursing Home Staff’s Dental Health Education At The Nursing
Home, Jurusan Keperawatan Gigi: Poltekkes Kemenkes Semarang., Jurnal Kesehatan
Masyarakat, KEMAS 12 (2) (2017) xx-xx, hal. 100.
Saraswati, M. dan Widaningsih, I., 2006, Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial, Grafindo Media
Pratama: Jawa Barat, hal. 146.
Slameto, 2013, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi, Rineka Cipta: Jakarta, hal.
180.
Wawan, A. dan Dewi, M., 2010, Teori & Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Manusia, Nuha Medika: Yogyakarta, hal. 16-18.

Anda mungkin juga menyukai