Anda di halaman 1dari 7

Di Medan Perang

(Salma Nursyah Billa)

Gemuruh meriam menggelegar di angkasa

Asap yang membumbung tinggi menyelubungi cahaya

Satria pemberani dengan tegap melangkah

Menuju medan perang, siap bertaruh nyawa

Pedang terhunus menyambut lawan

Demi masa depan yang gemilang

Darah yang tak berhenti mengalir

Jaritan dan tangisan menggema di udara

Satu persatu nyawa gugur di medan perang

Jiwa yang melenggang, menjadi persembahan suci

Darah yang membasahi bumi pertiwi

Menjadi saksi bisu perjuangan yang tak kenal henti

Kini masa kegemilangan telah tiba

Pengorbanan pahlawan takkan pernah terlupakan

Pahlwan bangsa, yang patut dikenang

Semangatnya akan terus menginspirasi


Puisi ini terinspirasi dari puisi "Prajurit Jaga Malam" karya Chairil Anwar. Puisi ini
menggambarkan suasana pertempuran yang dahsyat dan pengorbanan para prajurit yang gugur
demi bangsa dan negara. Puisi ini juga mengandung pesan moral tentang pentingnya
menghargai perjuangan para pahlawan dan meneruskan semangat juang mereka.

Perbedaan antara puisi ini dengan puisi "Prajurit Jaga Malam" karya Chairil Anwar terletak
pada fokusnya. Puisi ini berfokus pada pertempuran, sedangkan puisi "Prajurit Jaga Malam"
berfokus pada prajurit yang berjaga di malam hari. Puisi ini juga memiliki suasana yang lebih
dinamis dan penuh dengan aksi, sedangkan puisi "Prajurit Jaga Malam" memiliki suasana yang
lebih statis dan penuh dengan kontemplasi.

Namun, kedua puisi ini memiliki kesamaan dalam hal tema dan pesan moral. Kedua puisi
ini sama-sama ingin menyampaikan tentang pentingnya menjaga kemerdekaan dan
menghargai perjuangan para pahlawan.

1. Unsur Intrinsik Puisi


a. Unsur Fisik
1) Diksi

Diksi adalah pilihan kata yang digunakan oleh penyair dalam puisinya. Diksi dari
puisi ini yaitu :

a) Banyak menggunakan kata-kata yang kuat dan deskriptif: "gemuruh",


"menggelegar", "membumbung tinggi", "tegap", "pedang terhunus", "darah
mengalir", "jaritan", "tangisan", "jiwa melenggang", "persembahan suci", "saksi
bisu", "perjuangan tak kenal henti", "kegemilangan", "pengorbanan",
"pahlawan bangsa", "patut dikenang", "semangat menginspirasi".
b) Penggunaan kata-kata yang puitis: "satria pemberani", "masa depan gemilang".
c) Penggunaan kata-kata yang formal: "melenggang", "persembahan suci", "saksi
bisu".

2) Imaji

Imaji adalah gambaran yang terkandung dalam puisi yang dapat ditangkap oleh
panca indera manusia. Imaji dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu imaji penglihatan:
Imaji yang dapat ditangkap oleh mata, seperti gambaran tentang pemandangan, benda,
atau orang. Imaji pendengaran: Imaji yang dapat ditangkap oleh telinga, seperti
gambaran tentang suara, bunyi, atau musik. Imaji kinestetik: Imaji yang dapat
ditangkap oleh indra peraba, seperti gambaran tentang sentuhan, rasa, atau gerakan.
Imaji dalam puisi ini yaitu:

a) Imaji penglihatan: "gemuruh meriam", "asap membumbung tinggi", "pedang


terhunus", "darah mengalir", "jaritan", "tangisan", "jiwa melenggang", "darah
membasahi bumi pertiwi".
b) Imaji pendengaran: "gemuruh meriam", "jaritan", "tangisan".
c) Imaji kinestetik: "satria pemberani melangkah", "pedang terhunus", "darah
mengalir", "jiwa melenggang".

3) Kata Konkret

Kata konkret adalah kata yang dapat memberikan gambaran yang jelas dan nyata
kepada pembaca. Kata konkret biasanya lebih mudah dipahami daripada kata abstrak.
Penggunaan kata kongkret dalam puisi ini yaitu :

a) Banyak menggunakan kata-kata konkret yang menggambarkan situasi


pertempuran dengan jelas: "gemuruh meriam", "asap membumbung tinggi",
"pedang terhunus", "darah mengalir", "jaritan", "tangisan".
b) Penggunaan kata-kata konkret yang menggambarkan pengorbanan para
pahlawan: "jiwa melenggang", "darah membasahi bumi pertiwi",
"pengorbanan", "pahlawan bangsa".

4) Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah cara penyair dalam menggunakan bahasa untuk membuat
puisinya menjadi lebih indah, puitis, dan ekspresif. Puisi ini menggunakan gaya bahasa
metafora yaitu gaya bahasa yang membandingkan dua hal secara langsung tanpa
menggunakan kata "seperti" atau "bagaikan". Metafora digunakan untuk menciptakan
kesan yang lebih kuat dan imajinatif. Personifikasi yaitu gaya bahasa yang memberikan
sifat-sifat manusia kepada benda mati. Personifikasi digunakan untuk membuat benda
mati seolah-olah hidup dan memiliki perasaan. Majas hiperbola yaitu gaya bahasa yang
menggunakan pernyataan yang berlebihan atau melebih-lebihkan suatu hal dengan
maksud untuk memberikan penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk
memperhebat, meningkatkan kesan dan menonjolkan efeknya. Repetisi yaitu
pengulangan kata atau frasa untuk memberikan penekanan, memperkuat makna, atau
menciptakan efek musikal.

a) Metafora: "pedang terhunus menyambut lawan" (melambangkan kesiapan sang


pahlawan untuk bertempur), "darah membasahi bumi pertiwi" (melambangkan
pengorbanan para pahlawan), "jiwa melenggang" (melambangkan kematian
sang pahlawan yang dianggap sebagai perbuatan mulia).
b) Personifikasi: "masa depan gemilang telah tiba" (masa depan digambarkan
sebagai sesuatu yang hidup dan memiliki tujuan).
c) Majas hiperbola: "jaritan dan tangisan menggema di udara" (menggambarkan
kesedihan dan penderitaan akibat peperangan yang sangat besar).
d) Repetisi: "pahlawan bangsa" (menegaskan peran penting para pahlawan bagi
bangsa).

5) Rima

Rima adalah persamaan bunyi pada akhir baris puisi. Rima dapat membuat puisi
menjadi lebih indah, musikal, dan mudah diingat. Puisi ini memiliki rima yang tidak
teratur.

6) Tipografi

Tipografi adalah pengaturan huruf dan baris dalam puisi. Tipografi yang tepat dapat
membantu penyair untuk menciptakan suasana dan efek tertentu dalam puisinya. Puisi
ini menggunakan tipografi yang sederhana, yaitu bait-bait dengan jumlah baris yang
sama.

b. Unsur Batin
1) Tema

Tema adalah gagasan atau pokok pikiran utama yang mendasari sebuah puisi. Tema
puisi ini adalah perjuangan para pahlawan dalam mencapai kegemilangan bangsa.

2) Rasa

Rasa adalah suasana hati yang ingin disampaikan oleh penyair dalam puisinya. Rasa
dapat berupa rasa senang, sedih, marah, haru, atau apa pun yang ingin dirasakan oleh
pembaca. Rasa yang terdapat dalam puisi ini yaitu:
a) Rasa patriotisme: Puisi ini membangkitkan rasa cinta tanah air dan rasa bangga
terhadap para pahlawan yang telah berkorban demi bangsa.
b) Rasa haru: Puisi ini menggambarkan rasa haru atas pengorbanan para pahlawan
dan penderitaan akibat peperangan.
c) Rasa optimisme: Puisi ini menumbuhkan rasa optimisme bahwa bangsa akan
mencapai masa depan yang gemilang berkat perjuangan para pahlawan.

3) Nada

Nada adalah cara penyair dalam menyampaikan puisinya. Nada dapat berupa nada
serius, santai, humoris, atau apa pun yang ingin disampaikan oleh penyair. Nada dalam
puisi ini yaitu :

a) Nada puisi ini serius dan penuh semangat.


b) Nada dalam beberapa baris puisi terasa sedih dan pilu, menggambarkan
penderitaan akibat peperangan.
c) Nada dalam beberapa baris puisi terasa optimis dan penuh harapan,
menggambarkan masa depan gemilang yang akan diraih bangsa.

4) Amanat

Amanat adalah pesan atau pelajaran yang ingin disampaikan oleh penyair kepada
pembacanya melalui puisinya. Amanat dalam puisi ini yaitu :

a) Kita harus selalu menghormati dan menghargai jasa para pahlawan yang telah
berkorban demi bangsa.
b) Kita harus terus berjuang dan bekerja keras untuk mencapai masa depan yang
gemilang bagi bangsa.
c) Kita harus selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

2. Unsur-unsur ekstrinsik
a. Latar belakang: Puisi ini dilatarbelakangi oleh perjuangan para pahlawan di medan
perang untuk meraih kemerdekaan.
b. Unsur sosial: Puisi ini mengandung banyak unsur sosial yang penting, seperti nilai-nilai
keberanian, patriotisme, rela berkorban, cinta tanah air, penghormatan terhadap
pahlawan, semangat juang, dan nasionalisme. Puisi ini mengajak pembaca untuk
merenungkan tentang pentingnya perdamaian dan menghargai jasa para pahlawan yang
telah berkorban demi kemerdekaan bangsa.
c. Nilai-nilai: Puisi ini mengandung nilai-nilai keberanian, pengorbanan, patriotisme,
nasionalisme, dan semangat juang.

3. Makna Puisi

Puisi ini terdiri dari 4 bait yang masing-masing baitnya berisi 4 baris. Makna tiap baris
puisi ini yaitu sebagai berikut.

a. Baris 1-2:
1) "Gemuruh meriam menggelegar di angkasa" menggambarkan suasana pertempuran
yang dahsyat dan penuh kekacauan.
2) "Asap yang membumbung tinggi menyelubungi cahaya" melambangkan gelapnya
situasi dan hilangnya harapan.
b. Baris 3-4:
1) "Satria pemberani dengan tegap melangkah" menunjukkan keberanian dan tekad
sang pahlawan untuk melawan musuh.
2) "Menuju medan perang, siap bertaruh nyawa" menegaskan pengorbanan sang
pahlawan yang rela mempertaruhkan nyawanya demi bangsa dan negara.
c. Baris 5-6:
1) "Pedang terhunus menyambut lawan" menggambarkan kesiapan sang pahlawan
untuk bertempur.
2) "Demi masa depan yang gemilang" merupakan tujuan utama sang pahlawan dalam
berperang, yaitu untuk mencapai masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan
negara.
d. Baris 7-8:
1) "Darah yang tak berhenti mengalir" menggambarkan korban jiwa yang berjatuhan
dalam pertempuran.
2) "Jaritan dan tangisan menggema di udara" menunjukkan kesedihan dan penderitaan
akibat peperangan.
e. Baris 9-10:
1) "Satu persatu nyawa gugur di medan perang" merupakan kenyataan pahit dari
peperangan, di mana banyak nyawa yang harus dikorbankan.
2) "Jiwa yang melenggang, menjadi persembahan suci" melambangkan pengorbanan
para pahlawan yang dianggap sebagai perbuatan mulia.
f. Baris 11-12:
1) "Darah yang membasahi bumi pertiwi" merupakan simbol pengorbanan yang tak
ternilai harganya.
2) "Menjadi saksi bisu perjuangan yang tak kenal henti" menunjukkan bahwa
perjuangan para pahlawan akan terus dikenang sepanjang masa.
g. Baris 13-14:
1) "Kini masa kegemilangan telah tiba" menggambarkan hasil dari perjuangan para
pahlawan, yaitu tercapainya tujuan yang diinginkan.
2) "Pengorbanan pahlawan takkan pernah terlupakan" menegaskan bahwa jasa para
pahlawan akan selalu dihargai dan dikenang.
h. Baris 15-16:
1) "Pahlwan bangsa, yang patut dikenang" merupakan penghargaan atas jasa para
pahlawan yang telah berkorban demi bangsa dan negara.
2) "Semangatnya akan terus menginspirasi" menunjukkan bahwa semangat para
pahlawan dapat menjadi motivasi bagi generasi penerus untuk terus berjuang demi
bangsa dan negara.

Anda mungkin juga menyukai