Anda di halaman 1dari 4

Norma Komunitas Ilmiah

Gambar yang Anda kirimkan menunjukkan norma-norma komunitas ilmiah, yaitu seperangkat aturan
dan prinsip yang mengatur pelaksanaan penelitian ilmiah. Norma-norma ini meliputi:

1. Universalisme

Norma ini menyatakan bahwa pengetahuan ilmiah harus diuji dan diterima berdasarkan nilainya sendiri,
tanpa mempedulikan siapa yang mencetuskannya. Ras, jenis kelamin, kebangsaan, atau afiliasi
institusional tidak boleh menjadi faktor dalam penilaian ilmiah.

2. Skeptisisme Terorganisir

Para ilmuwan didorong untuk bersikap kritis terhadap semua pengetahuan, termasuk temuan mereka
sendiri. Mereka harus selalu terbuka untuk bukti baru yang dapat menantang atau menyangkal teori
yang ada.

3. Ketidakberpihakan

Para ilmuwan harus berusaha untuk objektif dalam penelitian mereka dan menghindari bias pribadi.
Mereka harus terbuka dan transparan tentang metodologi mereka dan potensi konflik kepentingan.

4. Komunalitas

Pengetahuan ilmiah dianggap sebagai milik bersama komunitas ilmiah. Para ilmuwan didorong untuk
berbagi temuan mereka dengan kolega dan berkolaborasi dalam penelitian.

5. Kejujuran

Para ilmuwan harus jujur dan akurat dalam melaporkan temuan mereka. Mereka harus menghindari
fabrikasi data, plagiarisme, dan pelanggaran etika lainnya.

Gambar tersebut juga menunjukkan beberapa contoh bagaimana norma-norma ini diterapkan dalam
praktik. Misalnya, universalisme ditunjukkan oleh fakta bahwa penelitian ilmiah dari seluruh dunia
diterbitkan dalam jurnal ilmiah dan dipresentasikan di konferensi. Skeptisisme terorganisir ditunjukkan
oleh proses peer review, di mana para ilmuwan meninjau pekerjaan satu sama lain untuk memastikan
kualitas dan akurasinya. Ketidakberpihakan ditunjukkan oleh standar objektivitas yang tinggi yang
diharapkan dari para ilmuwan dalam penelitian mereka. Komunalitas ditunjukkan oleh banyaknya
kolaborasi penelitian yang terjadi antara para ilmuwan dari berbagai institusi. Kejujuran ditunjukkan oleh
kode etik yang ketat yang harus dipatuhi para ilmuwan.

Norma-norma komunitas ilmiah sangat penting untuk memastikan kualitas dan integritas penelitian
ilmiah. Dengan mengikuti norma-norma ini, para ilmuwan membantu untuk membangun badan
pengetahuan yang andal dan dapat dipercaya.

Penjelasan Lebih Lanjut

Universalisme

Universalisme berarti bahwa semua pengetahuan ilmiah harus dievaluasi berdasarkan nilainya sendiri,
tanpa memperhatikan siapa yang mencetuskannya. Ini berarti bahwa temuan ilmiah dari seorang
ilmuwan di negara berkembang harus diberi bobot yang sama dengan temuan ilmiah dari seorang
ilmuwan di negara maju. Ini juga berarti bahwa temuan ilmiah dari seorang wanita harus diberi bobot
yang sama dengan temuan ilmiah dari seorang pria.

Skeptisisme Terorganisir

Skeptisisme terorganisir berarti bahwa para ilmuwan harus selalu kritis terhadap semua pengetahuan,
termasuk temuan mereka sendiri. Ini berarti bahwa para ilmuwan harus selalu terbuka untuk bukti baru
yang dapat menantang atau menyangkal teori yang ada. Skeptisisme terorganisir penting untuk
memastikan bahwa ilmu pengetahuan terus berkembang dan tidak menjadi stagnan.

Ketidakberpihakan

Ketidakberpihakan berarti bahwa para ilmuwan harus berusaha untuk objektif dalam penelitian mereka
dan menghindari bias pribadi. Ini berarti bahwa para ilmuwan harus berhati-hati untuk tidak
membiarkan pendapat atau keyakinan pribadi mereka memengaruhi cara mereka menafsirkan data.
Ketidakberpihakan penting untuk memastikan bahwa penelitian ilmiah akurat dan dapat dipercaya.

Komunalitas

Komunalitas berarti bahwa pengetahuan ilmiah dianggap sebagai milik bersama komunitas ilmiah. Ini
berarti bahwa para ilmuwan didorong untuk berbagi temuan mereka dengan kolega dan berkolaborasi
dalam penelitian. Komunalitas penting untuk memastikan bahwa ilmu pengetahuan berkembang pesat
dan bahwa semua ilmuwan memiliki akses ke informasi yang sama.

Kejujuran

Kejujuran berarti bahwa para ilmuwan harus jujur dan akurat dalam melaporkan temuan mereka. Ini
berarti bahwa para ilmuwan harus menghindari fabrikasi data, plagiarisme, dan pelanggaran etika
lainnya. Kejujuran penting untuk memastikan bahwa penelitian ilmiah dapat dipercaya dan dapat
diandalkan.

Kesimpulan

Norma-norma komunitas ilmiah sangat penting untuk memastikan kualitas dan integritas penelitian
ilmiah. Dengan mengikuti norma-norma ini, para ilmuwan membantu untuk membangun badan
pengetahuan yang andal dan dapat dipercaya.
Penjelasan Tabel Pendekatan Kuantitatif vs Kualitatif dalam Penelitian Sosial

Pendekatan Kuantitatif

Tujuan: Mengukur fakta objektif

Fokus: Variabel

Faktor kunci: Keandalan

Nilai: Bebas nilai

Teori dan data: Dipisahkan

Konteks: Independen

Kasus/Subjek: Banyak

Analisis data: Statistik

Peran peneliti: Terpisah

Contoh: Survei, eksperimen

Pendekatan Kualitatif

Tujuan: Membangun realitas sosial, makna budaya

Fokus: Proses interaktif, peristiwa

Faktor kunci: Keaslian

Nilai: Hadir dan eksplisit

Teori dan data: Digabungkan

Konteks: Terikat situasi

Kasus/Subjek: Sedikit

Analisis data: Tematik

Peran peneliti: Terlibat

Contoh: Studi kasus, wawancara mendalam

Perbedaan Utama

Perbedaan utama antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif terletak pada tujuan, fokus, dan metode
penelitiannya.

 Tujuan: Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk mengukur fakta objektif, sedangkan pendekatan
kualitatif bertujuan untuk membangun realitas sosial dan makna budaya.

 Fokus: Pendekatan kuantitatif fokus pada variabel, sedangkan pendekatan kualitatif fokus pada
proses interaktif dan peristiwa.
 Metode: Pendekatan kuantitatif menggunakan metode seperti survei dan
eksperimen, sedangkan pendekatan kualitatif menggunakan metode seperti studi kasus dan
wawancara mendalam.

Kapan Menggunakan Pendekatan Kuantitatif?

Pendekatan kuantitatif adalah pilihan yang tepat ketika Anda ingin:

 Mengukur variabel dengan presisi

 Menggeneralisasi temuan Anda ke populasi yang lebih luas

 Menguji hipotesis

Kapan Menggunakan Pendekatan Kualitatif?

Pendekatan kualitatif adalah pilihan yang tepat ketika Anda ingin:

 Memahami makna dan pengalaman subjektif

 Mendapatkan wawasan mendalam tentang suatu fenomena

 Mengembangkan teori baru

Kesimpulan

Pendekatan kuantitatif dan kualitatif adalah dua alat yang berbeda namun sama pentingnya dalam
penelitian sosial. Pilihan pendekatan mana yang tepat tergantung pada tujuan penelitian, fokus, dan
pertanyaan penelitian Anda.

Anda mungkin juga menyukai