Lecturer :
Dr. Chrisdina Wempi
Quiz
Oleh :
Ariiqah Zahra Mardhatilla
NIM : 19110230369
23MK5
1. Menurut Sugiyono
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post
positivisme. Metode ini digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Pengambilan sampel
sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan tri-anggulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan arti dari pada generalisasi.
Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan terhadap filsafat
positivisme. Metode ini digunakan dalam meneliti terhadap sampel dan populasi penelitian,
teknik pengambilan sampel umumnya dilakukan dengan acak atau random sampling. Sedangkan
pengumpulan data dilakukan dengan cara memanfaatkan instrumen penelitian yang dipakai.
Analisis data yang digunakan bersifat kuantitatif atau bisa diukur dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang ditetapkan sebelumnya.
2. Menurut Saryono
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menggambarkan,
menjelaskan, menemukan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat
dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat dilihat dari beberapa segi. Kedua metode
atau pendekatan penelitian tersebut tidak selamanya saling bertentangan satu sama lain. Ada juga
beberapa hal juga memiliki kesamaan atau kemiripan.
1. Desain Penelitian
• Kualitatif bersifat umum, fleksibel, dan dinamis. Penelitian kualitatif sendiri dapat
berkembang selama proses penelitian berlangsung.
• Kuantitatif memiliki sifat yang khusus, terperinci, dan statis. Alur dari penelitian
kuantatif sendiri sudah direncanakan sejak awal dan tidak dapat diubah lagi.
2. Analisis Data
• Kualitatif dapat dianalisis selama proses penelitian berlangsung.
• Kuantitatif dapat dianalisis pada tahap akhir sebelum laporan
Berdasarkan Data
5. Pengumpulan Data
• Kualitatif: Penelitian kualitatif lebih berfokus pada sesuatu yang tidak bisa diukur oleh
hitam putih kebenaran, sehingga pada penelitian kualitatif peneliti mengorek data
sedalam-dalamnya atas hal-hal tertentu. Sehingga, kualitas penelitian kualitatif tidak
terlalu ditentukan oleh banyaknya narasumber yang terlibat, tetapi seberapa dalam
peneliti menggali informasi spesifik dari narasumber yang dipilih.
• Kuantitatif: Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan serangkaian instrumen
penelitian berupa tes/kuesioner. Data yang terkumpul kemudian dikonversikan
menggunakan kategori/kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kualitas penelitian
kuantitatif ditentukan oleh banyaknya responden penelitian yang terlibat.
6. Representasi Data
• Kualitatif: Hasil penelitian kualitatif berupa interpretasi peneliti akan sebuah fenomena,
sehingga laporan penelitian akan lebih banyak mengandung deskripsi.
• Kuantitatif: Hasil penelitian kuantitatif dipresentasikan dalam bentuk hasil penghitungan
matematis. Hasil penghitungan dianggap sebagai fakta yang sudah terkonfirmasi.
Keabsahan penelitian kuantitatif sangat ditentukan oleh validitas dan reliabilitas
instrumen yang digunakan.
Berdasarkan Riset
7. Implikasi Hasil Riset
• Kualitatif: Hasil penelitan kualitatif memiliki implikasi yang terbatas pada situasi-situasi
tertentu. Sehingga, hasil penelitian kualitatif tidak bisa digeneralisasi dalam setting
berbeda.
• Kuantitatif: Hasil penelitian kuantitatif berupa fakta/teori yang berlaku secara umum
(generalized). Kapanpun dan di manapun, fakta itu berlaku.
8. Macam Metode
• Kualitatif: Fenomenologi, etnografi, studi kasus, historis, grounded theory.
• Kuantitatif: Eksperimen, survey, korelasi, regresi, analisis jalur, expost facto.
Berdasarkan Tujuan dan Jenis
9. Tujuan Penelitian
• Kualitatif: Memperoleh pemahaman mendalam, mengembangkan teori, mendeskripikan
realitas dan kompleksitas sosial.
• Kuantitatif: Menjelaskan hubungan antar variabel, menguji teori, melakukan generalisasi
fenomena sosial yang diteliti.
10. Jenis Data
• Kualitatif: Deskriptif dan eksploratif
• Kuantitatif: Numerik dan statistik
Paradigma penelitian adalah cara pandang, keyakinan, dan kesepakatan peneliti mengenai cara
fokus permasalahan dipahami dan dikaji. Egon G. Guba mengklasifikasikan paradigma
penelitian sosial ke dalam tiga aspek, yaitu ontologi, epistemologi, dan metodologi.
Ontologi membahas apa yang ingin diketahui dalam penelitian. Epistemologi menanyakan
bagaimana hal tersebut bisa diketahui. Sementara itu, metodologi mencari cara untuk mengetahui
sesuatu.
Fungsi ketiganya dalam penelitian, Ontologi dan epistemologi membantu kita menentukan cara
pandang terhadap masalah penelitian dan bagaimana memperoleh pengetahuan atau data
tersebut. Di sisi lain, metodologi merupakan strategi yang akan kita gunakan untuk mendapatkan
jawaban permasalahan lewat data penelitian.
Berdasarkan tiga klasifikasi tersebut, terdapat lima paradigma penelitian, yaitu positivisme,
konstruktivisme, pragmatisme, subjektivisme, dan kritis.
1. Positivisme
Jenis ini memercayai bahwa realitas dan kebenaran dari suatu fenomena bersifat tunggal.
Realitas tersebut dapat diukur menggunakan instrumen yang valid dan reliabel. Karena itu,
penelitian positivistik biasanya menggunakan pendekatan kuantitatif.
2. Konstruktivisme
Berkebalikan dengan positivisme, konstruktivisme justru menganggap bahwa tidak ada realitas
ataupun kebenaran tunggal. Realitas sosial diinterpretasikan oleh individu maupun kelompok,
sehingga hasil yang didapat akan beragam. Penelitian konstruktivistik umumnya memakai
pendekatan kualitatif.
3. Pragmatisme
Paradigma pragmatisme memercayai bahwa realitas tidaklah bersifat tetap karena terus-menerus
dinegosiasikan, diperdebatkan, dan diinterpretasi. Paradigma ini dapat dikatakan merupakan
gabungan dari pandangan positivisme dan konstruktivisme. Biasanya, penelitian jenis ini
menggunakan pendekatan gabungan kualitatif dan kuantitatif.
4. Subjektivisme
Subjektivisme beranggapan bahwa realitas adalah apa yang diyakini oleh peneliti sebagai
kenyataan. Karena itu, pandangan dan interpretasi peneliti dianggap penting dalam penelitian.
Paradigma subjektivisme umumnya digunakan dalam metode analisis wacana, arkeologis,
genealogis, dan dekonstruktivisme.
5. Kritis
Paradigma kritis meyakini bahwa realitas sosial merupakan suatu sistem yang dikonstruksi dan
berada di bawah sekelompok pihak yang berkuasa. Jenis-jenis penelitian yang mengadopsi
paradigma ini di antaranya adalah analisis wacana kritis, kritik ideologi, hingga etnografi kritis.
II. Studi Kasus:
Indonesia merupakan negara yang sangat terkenal dengan beragam budaya serta keindahan
alam yang sangat memukau serta memiliki potensi yang tingga bagi para investor asing.
Sebagai sebuah salah satu cara untuk dapat mengkomunikasikan kelebihan-kelebihan
tersebut maka pusat kebudayaan Indonesia di Belanda melaksanakan sebuah acara dengan
tujuan untuk memberikan informasi mengenai potensi investor pada sector pariwisata
melalui budaya, kerajinan tanganm dan kuliner.
Acara ini bertajuk “The Beauty of Indonesia”. Pada acara ini bagian dari kehumasan
kementerian Pariwisata dan perdagangan melakukan berbagai macam kegiatan yang diawali
dengan makan malam bersama duta besar Indonesia untuk Belanda, pameran kerajinan
tangan yang berpotensi untuk ekspor, diskusi para investor, serta pecan makanan Indonesia.
Pada acara tersebut dainggap cukup berhasil karena mampu mendatangkan turis asing serta
investor yang pada UMKM khususnya tenun dan rotan.
Nabila sebagai seorang peneliti yang memiliki kemampuan dalam hal kehumasan merasa
tertarik untuk mengentahui lebih jauh bagaimana program ini direncanakan, dikerjakan, sert
dievaluasi. Acara ini menjadi sebuah fenomena tersendiri yang menggunakan pendekatan
budaya untuk dapat membuka kerjasama antar dua negara yang memiliki sejarah politik
tersendiri yaitu masa penjajahan sleama 300 tahun. Nabila merasa pastinya ada strategi
khusus dari bagian kehumasan ketika mengemas acara The Beauty of Indonesia.
Nabila teratrik untuk meneliti mengenai bagaiman strategi komunikasi yang dilakukan
dalam mengemas acara the Beauty of Indonesai. Dalam merancang suatu strategi
komunikasi terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan, antara lain: 1) sasaran
komunikasi, 2) pemilihan media komunikasi, 3) pengkajian tujuan pesan komunikasi, 4)
peranan komunikator seperti daya tarik komunikator dan kredibilitasnya (Effendy, 2007).
Berdasarkan uraian di atas, anda diminta membantu Nabila untuk memberi saran terhadap
hal-hal di bawah ini (70 point) :