Anda di halaman 1dari 30

EKOSISTEM KERJA BARU DJPb

AFIRMASI & IMPLEMENTASI


Setditjen Perbendaharaan
Jakarta, 19 September 2023
IMPLEMENTASI FLEXIBLE WORKING SPASE
Latar Belakang
Sebelum dan Selama Pandemi Setelah Pandemi
KMK 223 Th. 2020 SE-22 Th. 2020 SE-45 Th. 2020 : KEPPRES 17 Tahun 2023
Implementasi FWS Sistem Kerja Masa Transisi Penyiapan & Penggunaan Pencabutan Status Pandemi COVID-19
Kemenkeu dlm Tatanan Normal Baru Satellite Office
PP 94/2021 tentang Disiplin PNS, Pasal 1 dan Pasal 4
“Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja” adalah
ABW/WFO SO/CWS kewajiban melaksanakan tugas sesuai dg ketentuan sistem
Penyediaan ruang kerja yang mendukung KPPN Bogor dan Unit Kemenkeu lain kerja yg dapat dilaksanakan melalui fleksibilitas dalam
budaya kerja ABW dalam konsep FReSH dalam aglomerasi wilayah kerja pegawai pengaturan lokasi dan waktu kerja
Office (KEP-97/PB/2021)
Perpres 21/2023 tentang Hari dan Jam Kerja Instansi
WFH WFHb Pemerintah dan Pegawai ASN, Pasal 8
ayat (1) : Pegawai ASN dapat melaksanakan tugas kedinasan
Jenis pekerjaan yang tidak melayani Fasilitas yang diberikan kepada pegawai secara fleksibel
stakeholders secara langsung dan yang belum pulang > 3 bulan untuk dapat ayat (2) : pelaksanaan tugas kedinasan scr fleksibel, meliputi
didukung fasilitas IT kembali ke homebase maks. 10 HK
fleksibel secara lokasi dan/atau secara waktu.

Lesson Learned

Kinerja Organisasi 2018 - 2022 Evaluasi Kinerja Survei WFH (2020) Aspirasi Pegawai Kemenkeu (2022)
100% NKO WFO WFH
Pegawai WFH (2020)
100% 100%
80%
60%
110,27

107,74 75%
109,6
72%
110,22

87,95% 73,76% 51,9% 85,12% 49,69%


40% 51% Menyatakan proporsi Positif/ senang
49% Merasa peningkatan Gen Y memiliki
20%
103,47 PRODUKTIF output kerja harian efektivitas bekerja selama WFA Kebahagiaan tertinggi
25% 28%
0 0 mempengaruhi kinerja ketika WFH
0%
individu dan organisasi diikuti oleh Gen Z, Gen X
2018 2019 2020 2021 2022 dan Baby Boomer
Kondisi pandemi dan WFH yang sangat tinggi berpengaruh 2
2
negatif kepada Nilai Kinerja Organisasi
RELEVANSI FWS DALAM TRANSFORMASI KELEMBAGAAN
▪ “Implementasi Flexible Working Arrangements (FWA) "Kakanwil perlu menyerap
perlu melihat dari sisi teknologi“ ekspektasi layanan yang
▪ “Kerja (FWA) harus menyasar keterwakilan fungsi dan diharapkan dari stakeholders"
lokasi di Kemenkeu” "Kanwil juga perlu memapping load
▪ Aspek “keamanan kerja” saat pegawai melaksanaan kerja KPPN di wilayahnya untuk
FWA belum dipikirkan, mengingat banyaknya pekerjaan disampaikan ke kantor pusat "
di Kemenkeu yang “confidential” dan memiliki risiko fraud

Reformasi, Transformasi, dan Langkah-Langkah Strategis


Kemenkeu Melayani Lebih Baik
Digitalisasi Perbendaharaan
Menitikberatkan pada peningkatan Organisasi Formulasi kebijakan FWS yang responsible
kualitas layanan kepada stakeholders Penajaman Shadow Organization & Penguatan Peran Pelaksanaan FWS berdasarkan segmentasi cara
DJPb sebagai Treasurer, RCE, dan Financial Advisor kerja sesuai fungsi Treasury-RCE-FA
Optimalisasi IT System dalam rangka
simplifikasi dan digitalisasi layanan Implementasi FWS Pekerjaan yg tidak
SDM berdasarkan mapping melayani stakeholders
Implementasi delayering dan penguatan jabatan jenis pekerjaan langsung
Kemenkeu menjadi piloting penerapan fungsional
fleksibilitas sistem kerja nasional Tahun Menyusun pedoman Perumusan juknis
2023 bersama dengan beberapa K/L lain IT penerapan FWA DJPb pelaksanaan
Modernisasi core system perbendaharaan (SPAN,
SAKTI, MPN) yang terintegrasi dengan Satu Data Penerapan FWA Penyampaian output
Perbendaharaan (Treasury Big Data) berbasis kinerja, laporan pelaksanaan
integritas, dan output WFH/b
Perbaikan Ekosistem Kerja dan Kesejahteraan
Kebijakan afirmasi bagi pegawai, penguatan mental
dan perlindungan pegawai, manajemen SDM dan cara
kerja baru, penyediaan sarpras/fasilitas kerja 3
3
RENCANA FLEXIBLE WORKING ARRANGEMENT
KEMENTERIAN KEUANGAN
Penerapan FWA melalui 3 pendekatan : Fleksibilitas Tempat, Fleksibilitas Waktu, dan Fleksibilitas Kondisi Tertentu.

Work From Home Work From Satellite Office/ Memperhatikan


(WFH) Homebase (WFHb) Co-Working Space
Merupakan kegiatan Merupakan kegiatan pelaksanaan tugas Merupakan kegiatan pelaksanaan
PRINSIP pelaksanaan tugas kedinasan kedinasan dari homebase pegawai. tugas kedinasan dari kantor yang Kebutuhan pegaw
dan tugas lainnya dari tempat ▪ Max 10 hari per 3 bulan ditunjuk sebagai Satellite Office/Co- ai secara umum
tinggal dalam lingkup daerah ▪ Dapat diberikan 3 - 5 hari per bulan Working Space
kantor pegawai. atau 6-10 hari kerja per 3 bulan
▪ Hanya untuk pegawai unit
remote atau kondisi tertentu

TOIL/Compressed Work
Work Roster Shifting
Schedule (CWS)*
FLEXIBLE CWS: Compressed Work Kebutuhan pegawai
Akumulasi 4 minggu Jenis pekerjaan yg TOIL: Time off in lieu
WORKING
waktu bekerja dalam 3 dilakukan 24/7 (contoh: (Pegawai yang bekerja extra Schedule (Pemadatan waktu dengan sistem kerja
ARRANGEMENT
(FWA) minggu, untuk menjaga kehandalan IT, time/lembur memilih untuk kerja dengan menambahkan khusus (24/7, shift,
memperoleh 1 minggu protokoler, dan call penggantian waktu off dari durasi kerja harian tetapi IT)
libur/free time. center) pada mendapatkan uang dengan mengurangi jumlah
lembur) hari kerja minggu.

*) Implementasi menunggu panduan teknis dari KemenPAN-RB

Merawat Pegawai Masa Pengarusutamaan


MONEV Ibu Hamil/Menyusui Anak/Orang Tua Persiapan Pensiun Gender

4
4
PRINSIP PELAKSANAAN
FLEXIBLE WORKING ARRANGEMENT
Prinsip Utama: FWA adalah Fasilitas penugasan bukan hak pegawai

Disesuaikan dg Kebutuhan UE1 01


Monev & Penguatan Disiplin Kerja
Memperhatikan karakter pekerjaan dan
urgensi penugasan masing-masing UE1 Pemantauan langsung oleh Lini 1 (manajemen
operasional) pada 4 aspek, yaitu:
Komposisi Pegawai
1. Presensi: geo tagging
Penerapan FWA per hari di suatu FLEXIBLE 2. Pelaksanaan pekerjaan: random
02
unit adalah mempertimbangkan komposisi WORKING
checking, target setting, team tasking,
ARRANGEMENT
dan jumlah pegawai sesuai kebutuhan UE 1 (FWA) logbook (my task)
3. Kinerja: output kerja menjadi
bagian dalam penilaian kinerja
Jenis Pekerjaan (IKI/IKU)
Pelayanan langsung kepada stakeholders, 03
4. Penegakan disiplin: penilaian
pelayanan tidak langsung (middle/back perilaku kerja, dialog kinerja
office), system kerja 24/7, operasi intensif
pengawasan
Collaboration tools

Pemenuhan infrastruktur kerja bagi pegawai


Pengembangan superapp Satu Kemenkeu

5
5
RENCANA PENERAPAN CARA KERJA
FLEXIBLE WORKING ARRANGEMENT DI DJPb
Eksisting Ke Depan

Kantor Pusat Kantor Pusat


WFO: Pekerjaan yang dilakukan dan membutuhkan WFO: karakteristik kerja yang bersifat otoritas, operasional, dan
kehadiran (rapat fisik, diskusi tertutup, bertemu rekanan memerlukan tatap muka. Kedepan, cara bekerja di DJPb akan lebih
dan pemeriksaan penerimaan barang/jasa dan layanan banyak berfokus pada cara kerja WFO
operasional kantor).
WFH: pekerjaan perumusan kebijakan, analisis, dan tidak memerlukan
WFH: perumusan kebijakan dan pekerjaan teknis yang dapat akses langsung pada sistem otorisasi. Dapat diterapkan pada seluruh
dilakukan dengan menggunakan fasilitas daring. Contoh: Kantor Pusat DJPb, yang memiliki tugas tertentu
sebagian Setditjen dan pada Direktorat teknis DJPb.
SHIFT: pada tugas yang membutuhkan monitoring intensif dan
SHIFT: Sistem ini telah dilaksanakan Dit. SITP dalam continuous, seperti mengelola hardware dan mengawasi kelancaran akses
mendukung pengelolaan infrastruktur sistem IT jaringan, contoh: Dit. SITP
perbendaharaan, serta memonitor keamanan dan
CWS: diterapkan per project yang memerlukan penyelesaian dalam
keandalan sistem tiap jam.
waktu tertentu dan relatif singkat. Misal pada Dit. SITP saat melakukan
pengembangan sistem tertentu, atau pada Setditjen/ Direktorat saat
Kantor Vertikal menyusun kebijakan yang diharapkan diterbitkan secara cepat
WORK ROSTER: tidak relevan untuk dilakukan pada DJPb.
WFO: Pekerjaan yang dilakukan dan membutuhkan
kehadiran dikantor karena harus berhubungan dengan
Kantor Vertikal
sistem pada PC Kantor
WFH/WFHb: Pekerjaan yang dapat diselesaikan melalui WFO: Pekerjaan yang dilakukan dan membutuhkan kehadiran di kantor
mekanisme kerja WFH/WFHb juga pekerjaan teknis karena harus berhubungan dengan sistem pembayaran, seperti di KPPN
yang dilakukan secara daring untuk pencairan anggaran dan Kanwil untuk revisi DIPA.
WFH/WFHb: Pekerjaan yang dapat diselesaikan melalui mekanisme kerja
WFH/WFHb meliputi pekerjaan analisis maupun evaluasi. 6
6
URGENSI DALAM PELAKSANAAN FWS

Pejabat Eselon III Pejabat Eselon IV dan Pelaksana

Pejabat Eselon III hanya diperkenankan melaksanakan FWS di Pejabat Eselon IV dan pelaksana diwajibkan mengajukan permohonan
Dalam Wilayah Kerja Kanwil, dengan pertimbangan: izin kepada Sesditjen dikarenakan hal sebagai berikut :
1. Kepala Kantor adalah Pejabat Pembina Kepegawaian di 1. Sesuai dengan ketentuan regulasi SE-58/PB/2015 tentang
unitnya masing-masing Tata Cara Penyelenggaraan Kegiatan yang Melibatkan Pejabat
2. Pejabat Eselon III harus mampu memastikan dan/atau Pegawai di Lingkungan Direktorat Jenderal
kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi kantor vertikal Perbendaharaan
selaku RCE, FA, dan Treasury Operation berjalan lancar 2. Pelaksanaan tugas di luar wilayah berisiko pada penurunan
khususnya dalam masa Langkah-Langkah Akhir Tahun kualitas pelayanan di KPPN, khususnya beberapa fungsi
Anggaran. konseling di bidang Treasury Operation dan Financial Advisor
3. Pimpinan Unit adalah Role Model bagi para pegawai di unit di daerah
kerjanya. 3. Peran Finansial Advisor kepada Kementerian/Lembaga (K/L)
4. Kepala KPPN adalah Koordinator Kelangsungan Bisnis dalam dan kepada Pemerintah Daerah memerlukan kehadiran
sistem Business Continuity Plan (BCP) DJPb : pajabat/pegawai kantor vertikal di daerah.

7
7
POKOK-POKOK PENGATURAN IMPLEMENTASI FWS DJPb
(ND-2922/PB.1/2023)

Variasi Pelaksanaan FWS Lokasi Izin Lampiran Durasi

1. Rencana
Ruang kerja bersama/ open space Pelaksanaan Kerja
Satellite Office sesuai Dalam Izin ke
FWS
SE-45/MK.1/2020 Area Kerja Kanwil Kakanwil 2. DP3

Lokasi lain dengan fasilitas penunjang 1. Daftar Nama Periode


pelaksanaan FW 2. Unit Asal pelaksanaan
3. Jenis FWS maksimal
Non-Satellite Office
Luar Izin ke Setditjen 4. Durasi Pelaksanaan 8 HK
Area Kerja Kanwil sesuai SE-58/PB/2015 5. Keterangan yang akan
WFH/b
melaksanakan FWS

Lampiran dari KPPN


Kriteria Pelaksanaan FWS Menjelang LLAT, FWS di luar Kanwil merekap
tidak disampaikan
wilayah hanya dapat diberikan bagi permohon-an FWS dari
ke Setditjen
Es. IV, Fungsional, dan Pelaksana KPPN
Perumusan/ rekomendasi kebijakan
pada Kanwil & KPPN Permohonan FWS yg akan
Pekerjaan tidak berhubungan Pelaksanaan FWS dalam wilayah bagi diproses adalah ND
langsung dengan pengguna layanan Es. III dilakukan selektif dan Kanwil, bukan ND KPPN
Pekerjaan dapat difasilitasi daring mempertimbangkan standar layanan Pengajuan permohonan
minimal serta penugasan dalam FWS dari Kanwil paling
shadow organization. Ex: Kabid PPAI cepat 1 kali/bulan
& Kabid SKKI sebagai Chief & Co-Chief
Operational Treasury Services tidak
dapat FWS dalam waktu yang sama. 8
8
LANGKAH-LANGKAH TINDAK LANJUT
UKI KPPN dan Atasan Langsung dan
1 Pejabat/Pegawai 2 Kanwil 3 Pimpinan Unit Kerja 4 Kepala Kanwil

a. Mengajukan izin a. Melakukan pemantauan a. Melakukan self- a. Memberikan izin


pelaksanaan FWS kepada kode etik dan kedisiplinan assessment pelaksanaan FWS pada
pimpinan unit kerja pejabat/pegawai selama permohonan izin lingkup wilayahnya
b. Menyusun dan pelaksanaan FWS pelaksanaan FWS agar b. Menyampaikan permohonan
menyampaikan rencana b. Menyampaikan laporan menjaga kualitas Izin Prinsip kepada Setditjen
kerja selama pelaksanaan hasil pemantauan kepada layanan kepada atas rencana pelaksanaan
FWS pimpinan unit kerja (Kepala stakeholders FWS di luar wilayahnya
c. Menyusun dan KPPN dan Kepala Kanwil) b. Melakukan evaluasi c. Menyampaikan laporan atas
menyampaikan laporan sebagai bahan atas capaian kinerja pelaksanaan FWS baik di
pelaksanaan FWS disertai pertimbangan pemberian pejabat/pegawai dalam maupun luar
bukti capaian kerja izin FWS selanjutnya selama pelaksanaan wilayahnya kepada Setditjen
FWS.
d. Bertanggung jawab atas
efektivitas implementasi
FWS pada unit kerja di
wilayahnya.

Diusahakan disampaikan
bersamaan dalam 1 ND,
maks tanggal 5 setiap
bulannya
9
9
Strategi Umum Pengelolaan SDM DJPb
Endstate Pengelolaan SDM
Kebijakan Pengelolaan SDM 8 PENSIUN

Pengelolaan SDM DJPb berbasis SISTEM


MANAJEMEN
PENGHARGAAN & DISIPLIN 7
Kenaikan Pangkat Luar Biasa •
MERIT, yang menitikberatkan pada Pegawai Berprestasi dan Pegawai Teladan •
KUALIFIKASI, KOMPETENSI, dan KINERJA Satyalancana Karya Satya •
SDM.
MANAJEMEN
KARIER 5
Manajemen Talenta •
Assessment Center •
Pengelolaan Mutasi dan Promosi • 6 MANAJEMEN
KINERJA
• Penilaian PRIDE
INDUKSI & • Pengelolaan Kinerja Pegawai
PENEMPATAN 3 • Pengelolaan Grading
Pelaksana
Induksi, Orientasi, dan Penempatan CPNS •
Re-Entry Pegawai • 4 PELATIHAN &
PENGEMBANGAN 1. SDM PROFESIONAL dengan
• Crash Program:Pengembangan • Leadership Development Program INTEGRITAS, KOMPETENSI, dan
Kompetensi Analis • Diklat Teknis Perbendaharaan
KINERJA yang tinggi
PERENCANAAN
KEBUTUHAN SDM 1 • Treasury Wellbeing Program • Self Assessment: Minat dan
• Learning Organization Kompetensi Khusus
2. SDM yang ADAPTIF dengan
Kebijakan Minus •
Growth
2 REKRUTMEN
SELEKSI
DAN
DINAMIKA TEKNOLOGI
• Keterlibatan dalam proses rekrutmen dan
seleksi, untuk memastikan pemenuhan 3. SDM dengan REPUTASI di bidang
kualifikasi dan kompetensi ASN untuk DJPb perbendaharaan negara
FUNGSI PENDUKUNG 4. KESEIMBANGAN komposisi SDM
❑ Pengembangan Data Kepegawaian 5. WELLBEING SDM
❑ Pemanfaatan Teknologi Informasi HRIS dan PbnOpen

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 10


Pengembangan Kompetensi: Treasury, RCE, Financial Advisor

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SELF-LEARNING


KOMPETENSI UTAMA KERJASAMA BPPK KEMENKEU LEARNING
SWAKELOLA CENTER
(Kerjasama Lintas Instansi) 77 Modul Pembelajaran Open
▪ Pelatihan BLU Maturity Rating Access sepanjang tahun 2023
▪ PJJ CPIN: Meningkatkan Kualitas dan Akurasi
Renkas
▪ PJJ Evaluasi Penyaluran Bansos dan Bantuan
SECONDMENT TREASURY Pemerintah
PENGELOLAAN ▪ PJJ Monev dan Sosialisasi Pembiayaan UMi SOCIAL LEARNING
KEUANGAN DAERAH ▪ PJJ Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU
▪ PJJ Value for Money
SECONDMENT dilaksanakan ▪ E-Learning Pengisian Capaian Output Kinerja COMMUNITIES
secara luring dan daring, pada Penganggaran
Kanwil Strategis bekerjasama ▪ E-Learning Penyegaran SPAN Seksi Verifikasi dan ➢ Treasury Data Lab
Akuntansi
dengan DJPK dan BKF. ➢ ARTreasury
REGIONAL ➢ DDAC 2023
ECONOMICS & ▪ Pelatihan Jarak Jauh Asset-Liability Committee
MACRO-FISCAL (ALCo)
➢ Pusat Studi
SHARING SESSION APBD ▪ E-Learning Basic Of Macroeconomics: Concepts Perbendaharaan Negara
And Policies (KPPN Surakarta)
FGD mandiri oleh unit vertikal bekerja
sama dengan Pemerintah Daerah, ▪ PJJ Analisis Dampak Kebijakan ➢ Pusat Kajian Keuangan
▪ PJJ Ekonometrika Tingkat Lanjutan
dengan materi pengelolaan APBD/ ▪ PJJ Teori Ekonomi Makro Tingkat (Dasar dan Negara dan
Keuangan Daerah. Lanjutan) Perbendaharaan (Kanwil
▪ Workshop Macroeconomics Diagnostics (MDS) – DJPb Jawa Barat)
IMF
➢ RCE Center (KPPN Malang)
FINANCIAL
ADVISORY DECENTRALIZED
BIMBINGAN TEKNIS UU ▪ PJJ Monev DAK dan Dana Desa untuk Pegawai
HKPD KPPN ➢ Morning Call dan GKM
Bimbingan Teknis HKPD kepada ➢ Coaching & Counselling
Kepala KPPN dan GKM pada tiap ▪ Pelatihan Treasury Financial Analysis (Advance) ➢ Job Shadowing
unit, dengan output penyusunan ▪ PJJ Metodologi Penelitian dan Pengolahan Data
Profil Keuangan Daerah
▪ PJJ Treasury Data Analysis and Business ➢ Penugasan lintas Tim
Intelligence
DATA ANALYTICS ▪ E-Learning Digital Literacy
& IT
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 11
Treasury Wellbeing Program
TREASURY WELLBEING ❑ Konseling Penugasan (Counseling Support)
Penugasan khusus (tanpa harus mendaftarkan diri secara
PROGRAM mandiri) pada kejadian luar biasa yang menyebabkan trauma
dan/atau penanganan bencana/pandemi. Pegawai melakukan assessment
secara mandiri pada website
❑ Konseling Darurat (Emergency Counseling)
konselor untuk mengetahui
Dikhususkan untuk pegawai yang memiliki permasalahan kondisi psikologis sebagai
darurat dan melakukan registrasi melalui nomor Whatsapp langkah awal membangun
khusus konseling.
kesadaran konseling para
❑ Konseling Reguler (Regular Counseling) pegawai
Dilakukan dengan tahapan registrasi, verifikasi, dan
pelaksanaan konseling Hasil / Pemanfaatan
Kondisi pandemi COVID-19
dan force majeure

3. Self-Assessment 4. Psychological Membina hubungan keluarga


1. Counseling Clinic 2. Psiko-edukasi
Support Group dan lingkungan kerja
Penyesuaian di tempat kerja
baru bagi pegawai baru/mutasi

Tujuan TWP Psiko-edukasi Psychological Support Group


bertujuan untuk merupakan upaya
memberikan peningkatan psychological
pemahaman wellbeing secara kelompok
• Menjaga KESEHATAN dan PSIKOLOGIS pegawai dalam menghadapi atau unit, dilakukan dengan
kepada para
kondisi pandemi, bencana, dan situasi yang membutuhkan penanganan melakukan pemetaan level
pegawai terkait
konseling kesejahteraan psikologis, dan
bagaimana menjaga
ditindaklanjuti dengan
kesehatan mental
• Meningkatkan ENGAGEMENT antara pegawai dengan organisasi konseling kelompok, konseling
secara berkala individu dan pelaksanaan
dengan materi action plan.
tematik

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 12


Penguatan Standardisasi Unit dan Manajemen Karier

STANDARDISASI JUMLAH SDM 2023 PENGUATAN DUKUNGAN KARIER DAN KINERJA


CONSTRAINTS
PEMENUHAN SDM 2023
KANTOR WILAYAH Peningkatan komitmen dan kinerja
• Kebijakan MenPAN-RB Pejabat/Pegawai dalam penugasan
B/521/M.SM.01.00/2023 Klaster Unit Klaster Beban Standar SDM
Tidak Ada Penerimaan Kerja 2023
CPNS, hanya dari PPPK Kanwil Besar Tinggi 76
pada 2023 (6 unit) Sedang 73
Tinggi 54
Kanwil Sedang
• Minus Growth (16 unit) Sedang 51 Mitigasi risiko proporsi mutasi antar
Rendah 48 UE-I sebesar 33% mandatory
• JF Konsolidasi Tinggi 47
Kanwil Kecil Sedang
(12 unit) 45
Rendah 43

KPPN A1 Penguatan Tim melalui peningkatan


Komposisi Usia Ideal SDM Unit
Proyeksi SDM akhir 2023 Klaster Beban Standar Jumlah
Klaster Unit Kerja SDM 2023
6.552 KPPN A1 Jakarta
(7 Unit)
Tinggi
Sedang
Tinggi
53
44
30
KPPN A1 Provinsi
(38 Unit) Sedang 28 Penguatan SDM muda melalui penugasan
Rendah 26 lintas tim dan pelatihan
KPPN A1 Non Tinggi 23
Provinsi Sedang 21
(53 Unit) Rendah 19
Perlu Strategi
Pemenuhan SDM
yang melibatkan KPPN A2 Peningkatan expertise dan knowledge
komitmen seluruh Klaster Beban Standar Jumlah SDM
Klaster Unit
unit dan SDM Kerja SDM 2023
KPPN A2 Tinggi 15
(81 Unit) Sedang 14
Rendah 13
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 13
Transformasi Struktur UKI
Struktur Existing Struktur Pasca Reorganisasi

• Terdapat peningkatan independensi yang dapat dilakukan oleh UKI-II dan UKI-III karena bertanggung
• Secara struktural, UKI-W dan UKI-P masih bertanggung jawab kepada pimpinan unit kerja
jawab langsung kepada UKI satu tingkat di atasnya.
• Ruang lingkup UKI-W (UKI Tingkat Dua) masih sebatas kantor wilayah, belum mencakup Direktorat
• Terdapat perluasan area pemantauan yang dapat dilakukan oleh UKI-II dan UKI-III dalam hal ini
dan BLU di DJPb
pemantauan kepada pimpinan unit kerja.

▪ UKI-E1 : UKI pada Unit Eselon I ▪ UKI-I : UKI pada Unit Eselon I
✓Pimpinan UKI-E1 adalah Sekretaris Ditjen Perbendaharaan yang pelaksanaan tugasnya dilakukan oleh Bagian KI ✓Pimpinan UKI-I adalah Sekretaris Ditjen Perbendaharaan yang pelaksanaan tugasnya dilakukan oleh Bagian KI
✓Penilaian kinerja pegawai UKI-E1 pada Bagian KI dilakukan oleh atasan langsung ✓Penilaian kinerja pegawai UKI-I oleh atasan langsung
✓Pegawai UKI-E1 bertanggungjawab secara hierarki kepada Pimpinan UKI-E1 ✓Pegawai UKI-I bertanggungjawab secara hierarki kepada Pimpinan UKI-I
▪ UKI-W: UKI pada Kanwil DJPb ▪ UKI-II : UKI pada Direktorat, Kanwil DJPb dan BLU
✓Pimpinan UKI-W adalah Kabid SKKI pada Kanwil DJPb ✓Pimpinan UKI-II adalah Kabid SKKI pada Kanwil DJPb, Kasubdit pada Direktorat, dan Kepala Divisi pada BLU di DJPb
✓Pimpinan UKI-W bertanggung jawab secara struktural kepada Kepala Kanwil DJPb dan secara fungsional kepada UKI-E1 ✓Pegawai UKI-II adalah pegawai pada Subdirektorat terkait, pegawai pada Seksi KI Kanwil DJPb, dan pegawai pada Divisi
✓Penilaian kinerja pegawai UKI-W pada Seksi KI dilakukan oleh atasan langsung BLU terkait
✓Pegawai UKI-W bertanggungjawab kepada atasan langsung ✓Penilaian kinerja pegawai UKI-II dilakukan oleh UKI-I
▪ UKI-P : UKI pada KPPN ✓UKI-II bertanggungjawab langsung kepada UKI-I
✓Pimpinan UKI-P adalah Kasi MSKI/VeraKI pada KPPN ▪ UKI-III : UKI pada KPPN
✓Pimpinan UKI-P bertanggung jawab secara struktural kepada Kepala KPPN dan secara fungsional kepada UKI-W ✓Pimpinan UKI-III adalah Kasi MSKI/VeraKI pada KPPN
✓Penilaian kinerja pegawai UKI-P pada Seksi MSKI/VeraKI dilakukan oleh atasan langsung ✓Pegawai UKI-III adalah pegawai Seksi MSKI/VeraKI pada KPPN
✓Pegawai UKI-P bertanggungjawab kepada atasan langsung ✓Penilaian kinerja pegawai UKI-II dilakukan oleh UKI-II
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
✓UKI-III Bertanggungjawab langsung kepada UKI-I dan UKI-II 14
Penyesuaian Konsep UKI DJPb
• Struktur UKI
Sekretaris DJPb ▪ UKI-I : UKI pada Unit Eselon I
Pimpinan UKI-I ✓ Pegawai pada Bagian Kepatuhan Internal
✓ Penilaian kinerja oleh atasan langsung
✓ Bertanggungjawab secara hierarki kepada
Pimpinan UKI-I
▪ UKI-II : UKI pada Direktorat, Kanwil DJPb dan
Bagian Kepatuhan
Internal Sekretariat Sekretariat
BLU
UKI-I ✓ Pegawai pada Direktorat, Kanwil DJPb dan
BLU
BLU DJPb Direktorat ✓ Penilaian kinerja oleh UKI-I
✓ Bertanggungjawab langsung kepada UKI-I
▪ UKI-III : UKI pada KPPN
✓ Pegawai pada KPPN
✓ Penilaian kinerja oleh UKI-II
Seksi KI ✓ Bertanggungjawab langsung kepada UKI-I
UKI-II BLU
UKI-II Direktorat dan UKI-II
• Terdapat peningkatan independensi yang dapat
Seksi KI Bidang SKKI
dilakukan oleh UKI-II dan UKI-III karena
Kanwil DJPb
UKI-II bertanggung jawab langsung kepada UKI satu
tingkat di atasnya.
Garis Struktur
• Terdapat perluasan area pemantauan yang dapat
Alur Tanggung Jawab UKI dilakukan oleh UKI-II dan UKI-III dalam hal ini
UKI UKI-III KPPN pemantauan kepada pimpinan unit kerja.
Area Pemantauan

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 15


Hal yang Perlu Diperhatikan dalam
Penerapan Flexible Working Space
(FWS)

• Komitmen dan integritas pegawai dalam


penggunaan jam kerja dan kualitas kerja selama
FWS rendah misal : respon lambat atas pekerjaan,
Dimensi yang memiliki sulit dihubungi, kepatuhan jam masuk/pulang dll
kerentanan risiko • Mindset dan budaya kerja maksimal meskipun
jauh/tanpa pengawasan atsung belum terbangun
dengan baik misal : bekerja semaunya, menunda
pekerjaan dll

Kesiapan Sumber
Daya Manusia (SDM)

Sarana Prasarana
A B •


Ketersediaan laptop/pc, jaringan pribadi yang
kurang memadai;
ketersediaan lokasi FWS (non satellite office)
Penunjang FWS dengan standar seperti/mendekati KPPN yang
memiliki satellite office terbatas;

Perangkat
Pengawasan FWS Sistem Pengendalian Internal belum efektif dalam
mengawasi implementasi FWS misal:

Sistem Keamanan
Informasi
C D Pelaksanaan FWS yang dilakukan di area publik (café, mall
etc) rentan untuk disalahgunakan.
Geo tagging belum secara maksimal diimplementasikan.

Tantangan Terbesar FWS


Potensi terjadinya cyber crime seperti hacking,
• Penentuan prioritas pencurian data, penyebaran virus internet sehubungan
pekerjaan; dengan perangkat jaringan yang bisa melalui jaringan
dimana saja
• Adanya interupsi &
distraksi bekerja;
Mitigasi Risiko Yang Perlu Dilakukan

Membangun karakter dan membangun


mindset pegawai melalui Internalisasi
massif terkait penerapan FWS kepada
seluruh pegawai lingkup DJPb, sosialisasi
Goal yang
nilai-nilai Kemenkeu dll. diharapkan:
Terwujudnya
Penyusunan standar kriteria pemberian modernisasi proses
izin FWS bagi pegawai secara lebih Success bisnis yang berintegritas
selektif misal :
• mengacu habit kinerja pegawai ybs;
• ada/tidak pelanggaran disiplin yang
dilakukan;
• performance (kinerja) ybs;
• mempertimbangkan 5W+1H atas
pekerjaan FWS dll.
Komitmen
Penyusunan Standardisasi atas Sistem
Pengendalian/Kebijakan Internal yang
dan integritas Kinerja
secara spesifik terkait implementasi FWS Pegawai Individu dan
Organisasi
Benchmarking penerapan FWS pada Citra optimal
institusi lain baik dari Kemenkeu maupun
luar Kemenkeu Organisasi
terjaga Organisasi
yang agile
dan adaptif
Pembangunan dan Monev ZI WBK/WBBM di lingkup DJPb

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 6


1. Tata Kelola Pelaksanaan Anggaran

© 2023 Direktorat Jenderal Perbendaharaan


TATA KELOLA PELAKSANAAN ANGGARAN
PRINSIP PENGELOLAAN ANGGARAN PEJABAT PERBENDAHARAAN
Efisien dan Efektif
Pengadaan Barang/Jasa menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan
sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan
Transparan dan Terbuka
Semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan Barang/Jasa bersifat jelas dan dapat diketahui
secara luas oleh Penyedia Barang/Jasa yang berminat serta dapat diikuti oleh semua Penyedia
Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang
jelas.
Disiplin
Pengelolaan anggaran harus dilakukan secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat sasaran dan taat
aturan. Hal tersebut tercermin dari indikator perencanaan, pengalokasian, pelaksanaan, dan
pertanggungjawaban atas kegiatan selama proses pengelolaan anggaran berjalan.
KPA satker lingkup DJPb mempunyai kewajiban untuk :
1. Memahami detil setiap kegiatan yang telah dialokasikan dalam POK.
Adil / Tidak Diskriminatif 2. Koordinasi rencana kegiatan dengan setiap Bidang pada Kanwil dan setiap Seksi/Subbagian pada KPPN.
Memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon Penyedia Barang/Jasa dan tidak mengarah untuk 3. Atas kegiatan yang merupakan penugasan namun belum dialokasikan anggarannya, maka KPA agar melalukan langkah-
memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional. langkah efisiensi dan refocusing atas anggaran yang berpotensi tidak terserap.

ALUR PENGELOLAAN ANGGARAN PEDOMAN PEMBEBANAN BELANJA BARANG ATAU MODAL

PENGENDALIAN INTERNAL & PERTANGGUNGJAWABAN


Pengendalian Internal; menerapkan three lines of depend,, menyusun HPS, pembayaran sesuai dengan SBM dan tepat waktu,
memastikan pembebanan kegiatan berkaitan dengan kepentingan dinas bukan kepentingan pribadi, melakukan pemantauan atas
batasan belanja birokrasi dan kepatuhan atas kewajiban perpajakan serta menjaga integritas dan senantiasa memberikan keteladanan
dalam penggunaan anggaran dan barang milik negara sesuai ketentuan.
Akuntansi dan Pelaporan; diantaranya menyelesaikan to do list setiap hari jumat secara tertib dan akurat.
Tertib Administrasi Aset; diantaranya melakukan pencatatan aset dan pembaruan kondisi pada aplikasi SIMKA agar mencerminkan
kondisi sebenarnya.
Security Awareness; diantaranya pemahaman penggunaan menu pada Aplikasi SPAN, SAKTI, OMSPAN, MonSAKTI sesuai fungsinya
dan kewenangannya. Direktorat Jenderal Perbendaharaan
TATA KELOLA PELAKSANAAN ANGGARAN
PEDOMAN PEMBEBANAN BELANJA BARANG ATAU MODAL PENGENDALIAN INTERNAL

Pengendalian Internal; menerapkan three lines of depends,, menyusun HPS, pembayaran


sesuai dengan SBM dan tepat waktu,
memastikan pembebanan kegiatan berkaitan dengan kepentingan dinas bukan kepentingan
pribadi, melakukan pemantauan atas batasan belanja birokrasi dan kepatuhan atas
kewajiban perpajakan serta menjaga integritas dan senantiasa memberikan keteladanan
dalam penggunaan anggaran dan barang milik negara sesuai ketentuan.

PERTANGGUNG JAWABAN
X
Akuntansi dan Tertib Security
1 Pelaporan 2 Administrasi Aset 3 Awareness Lini 1 Lini 2 Lini 3
1. Pejabat Perbendaharaan (KPA,
1. Mengevaluasi matriks risiko dan
PPK, PPSPM, Bendahara, dan
pengendalian (RCM) yang Aparat Pemeriksa
a.Melakukan tutup buku seluruh a. Satker melakukan pencatatan a.Pemahaman penggunaan menu PBJ) merupakan Lini Satu.
disampaikan oleh Lini Satu. Internal
Modul Pelaporan Aplikasi SAKTI aset yang ada dan melakukan pada Aplikasi SPAN, SAKTI, 2. Pejabat perbendaharaan
2. Mengembangkan perangkat Pemerintah/Inspektorat
secara tertib. pembaruan kondisi pada OMSPAN, MonSAKTI sesuai menerapkan SOP dan mengikuti
melakukan pemantauan dan
aplikasi SIMKA fungsinya dan kewenangannya. ketentuan yang telah Jenderal melakukan
b.Mengimplementasikan Pengendali evaluasi atas penerapan Sistem
ditetapkan. kegiatan asurans yang
an Intern atas Pelaporan Keuangan b. Satker agar melakukan b.Tidak memberikan username dan Pengendalian Intern oleh Lini
3. Pejabat Perbendaharaan independen dan objektif
(PIPK) sinkronisasi usulan RKBMN dan password ke orang lain Satu
melakukan identifikasi dan serta kegiatan
Penghapusan 3. Melakukan pengujian kepatuhan
c.Melakukan telaah LK mulai dari c.Memastikan untuk melakukan analisis atas risiko. konsultasi atas
atas penerapan SOP dalam siklus
tingkat Satker, Wilayah, Eselon I, c. Melakukan penghapusan aset logout ketika tidak menggunakan 4. Pejabat Perbendaharaan
anggaran. kecukupan rancangan
dan K/L termasuk arsip yang memang lagi aplikasi tersebut. menindaklanjuti perbaikan atas
4. Mengusulkan perbaikan Sistem dan efektivitas Sistem
selayaknya masukan dan rekomendasi yang
d.Menindaklanjuti rekomendasi BPK d.Memastikan penggunaan jaringan Pengendalian Intern Pengendalian Internal.
disampaikan oleh Lini Kedua dan
pada Laporan Hasil Pemeriksaan d. Melakukan pemeliharaan secara internet yang aman berdasarkan hasil pemantauan
Lini Ketiga.
LKKL 2022 sesuai dengan rencana efektif dan pengujian
aksi.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan


2. Penyediaan Gedung/ Kantor Layanan

© 2023 Direktorat Jenderal Perbendaharaan


Program Optimalisasi Gedung Kantor DJPb
Jumlah Gedung Alokasi Renovasi
Uraian Total Unit Uraian Total Unit Uraian Total Unit Total Kebutuhan Dana
Menempati GKN 29 Digunakan K/L Lain 5 Rehabilitasi dan
Potensial digunakan 26 Rp 70.547.652.000
Gedung Kanwil 23 Pengadaan Gedung
untuk operasional 2
Gedung KPPN 164 unit lain Layout Gedung 46 Rp 8.048.034.000

Optimalisasi Kemenkeu Satu Optimalisasi Untuk Aktivitas Bersama


1. KPPN Bogor (Satelit Office dan digunakan bersama KPP Pratama 1. KPPN Malang (RCE Center)
Bogor yang sedang rehab); 2. Kanwil DJPb Prov. Jawa Barat (Museum Perbendaharaan)
2. Lantai 2 KPPN Padang digunakan oleh KPPBC TMP B Teluk 3. KPPN Surakarta (Pusat Studi Perbendaharaan)
Bayur; 4. Kanwil DJPb Prov. D.I.Yogyakarta (Treasury Learning Center)
3. 1 unit Bangunan Gedung Kantor Permanen Digunakan Oleh
Direktorat Jenderal Pajak c.q. KPP Pratama Lhokseumawe;

Rencana Ke depan
1. Gedung Kantor Pada DJPb siap diserahkan/co-location dengan unit
Eselon I lainnya. RCE Center Museum Pusat Studi Treasury Learning
2. Penggunaan Bersama (Aula) pada gedung kantor lingkup DJPb Perbendaharaan Perbendaharaan Center
yang bisa digunakan oleh unit Eselon 1 Lainnya.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 23


Reutilisasi Fungsi BMN Bekas Pakai

Latar Belakang Tujuan Progress Reutilisasi Fungsi BMN

Mendayagunakan ulang fungsi BMN tidak Meningkatkan kenyamanan pegawai Sejak tahun 2020 s.d. saat ini telah lebih
terpakai yang bila dihapuskan nilainya (non pejabat) agar tidak perlu membeli dari 1.000 unit barang bekas pakai yang
tidak signifikan. banyak peralatan/isi rumah dinasnya, digunakan oleh para pegawai DJPb.
sehingga secara bertahap pegawai yang
Sejak tahun 2020 DJPb menginisiasi mutasi cukup membawa 1 koper barang
pelaksanaan reutilisasi fungsi barang pribadi.
meubelair dan elektronik untuk mengisi
rumah negara/mess (rumah non jabatan).

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 24


3. Rumah Dinas/Penginapan

© 2023 Direktorat Jenderal Perbendaharaan


PENATAAN RUMAH NEGARA
MAPPING KEBUTUHAN RUMAH NEGARA PENYEDIAAN RUMAH NEGARA
Komposisi ketersediaan runeg bagi pegawai masih sangat kurang dari Menindaklanjuti arahan Menteri Keuangan dalam LOM, sejak triwulan I 2023
standard (baru 68,7%): DJPb telah melakukan renovasi rumah negara secara masif, dengan rincian :

• Standar: (∑ pejabat + 50 % ∑ pelaksana) = 4.338 unit


Target 2023 Realisasi s.d. TW III 2023
• Kebutuhan: eksisting – standar = (2.992 - 4.338) = -1.346 unit
Kluster Target URAIAN SATKER UNIT JUMLAH
Defisit tersebut akan bertambah menjadi 1.830 unit bila menghitung 484 Jawa 39 Triwulan I (Optimalisasi ) 7 15 Rp 2.932.895.000
unit yang saat ini dikuasai pihak tidak berhak Triwulan II (Optimalisasi ) 18 60 Rp 8.587.083.000
Non Jawa 78
Data Kondisi Rumah Negara DJPb Total 117 Triwulan III : 34 81 Rp18.695.103.000
Kondisi
❑ AA DJPB TA 2023 14 41 Rp 8.940.808.000
Standard
No Lokasi Jumlah
Baik Rusak Ringan Rusak Berat Kbthn
Defisit ❑ Pergeseran Antar Eselon I 19 37 Rp 9.192.201.000
❑ Optimalisasi 1 3 Rp 562.094.000
1. Kantor Pusat 341 314 7 20 711 367
GRAND TOTAL 59 156 Rp30.215.081.000
2. Instansi Vertikal 2.651 1.681 742 228 3627 979 Penambahan penghuni baru paska renov 156 unit tsb adalah 78 pegawai (48,7%)
Jumlah 2.992 1.995 749 248 4.338 1.346

Data Status Penghunian Rumah Negara DJPb Target Rencana Renovasi Berikutnya
No Satker Pegawai Aktif Tidak Berhak Kosong Jumlah
Kluster Target 2023 Penambahan 2023 Rencana TW 3-4 Rencana 2024
1. Kantor Pusat 138 180 23 341
Jawa 39 67 16 61
2. Instansi Vertikal 1.839 304 508 2.651
Non Jawa 78 153 48 170
Jumlah 1.977 484 531 2.992
Total 117 220 64 231
Sehubungan realisasi renovasi 2023 sudah melebihi target, maka dilakukan akselerasi target 2024
PENYEDIAAN PENGINAPAN UNTUK UNIT BEBAN KERJA TINGGI (carry over ke tahun 2023).

❖ 4 kamar penginapan di kantor untuk pegawai IT 24/7


❖ 25 kamar pada mess pegawai di Cempaka Baru, Jakarta

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 26


PENATAAN RUMAH NEGARA (2)
Inisiasi Baru
Penataan Rumah Negara Klasifikasi Khusus 1. Menerbitkan standardisasi rumah negara yang mencakup design, layout dan spesifikasi material agar
seragam dan memudahkan dalam penyediaan anggaran pembangunan/pembelian/renovasi
Tipe Daerah Nama Daerah Jumlah Renovasi 2. Menjadikan Kanwil Jateng sebagai showcase revitalisasi penataan komplek rumah negara dengan 30%
penghuniannya untuk UE 1 lain dan 9 lokasi lain untuk rencana berikutnya sesuai dengan prioritas
•Aceh, Aceh Tengah 2
pemenuhan berdasarkan hasil rapat forses yaitu:
•NTT, Bima 4
Kategori Satker Uraian Jumlah
Kantor Layanan Vertikal Daerah •NTB, Lombok Timur 3
Revitalisasi rumah di Cempaka 7 kamar
Remote/Filial/Perbatasan •Kalimantan Utara, Nunukan 1 Baru menjadi mess Putra
Daerah beban kerja tinggi Kantor Pusat
•Sulawesi Tengah, Palu - Revitalisasi rumah di Cempaka
5 kamar
Putih menjadi mess Putri
•Papua, Sorong 17
Showcase Revitalisasi Penataan
•Sulawesi Tenggara, Morowali 2 KPPN Wamena 10 unit
Komplek Runeg
Daerah Hilirisasi Daerah rawan konflik
•Maluku Utara, Halmahera Showcase Revitalisasi Penataan
1 Kanwil DJPb Prov. Sulteng 14 unit
Utara Komplek Runeg
•Papua: Kabupaten Puncak Optimalisasi gedung lama
2 KPPN Lhok Seumawe 25 kamar
Jaya dan Kabupaten Nduga menjadi mess
Daerah remote
•Sulawesi Tengah: Kabupaten Showcase Revitalisasi Penataan
KPPN Timika 18 unit
Daerah Rawan Konflik - Komplek Runeg
Poso, Kabupaten Sigi
Showcase Revitalisasi Penataan
•Kalimantan Barat: Kabupaten Kanwil DJPb Prov. Malut 8 unit
2 Komplek Runeg
Sambas, Kabupaten Sanggau Daerah hilirisasi
Showcase Revitalisasi Penataan
Kanwil DJPb Prov. Sulbar 6 unit
Komplek Runeg
Jumlah 34
Showcase Revitalisasi Penataan
KPPN Balikpapan 6 unit
Komplek Runeg
Daerah penunjang IKN
Showcase Revitalisasi Penataan
KPPN Tanjung 3 unit
Komplek Runeg
Showcase Revitalisasi Penataan
Daerah lainnya Kanwil DJPb Prov. Sumsel 12 unit
Direktorat
KomplekJenderal
Runeg Perbendaharaan 27
4. Kendaraan Dinas/Operasional

© 2023 Direktorat Jenderal Perbendaharaan


INFOGRAFIS PETA SEBARAN KENDARAAN
PENYEDIAAN KENDARAAN DINAS

Saat ini di Direktorat Jenderal Perbendaharaan terdapat 1.173 unit kendaraan dinas dengan
rincian sebagai berikut:

JUMLAH KENDARAAN SELURUH INDONESIA

1200 999
1000 875
800 669
561
600 413
389
400 281 289
199 216
200 50 67 ❖ Pemetaan kebutuhan kendaraan fungsional dan khusus (wilayah beban kerja tinggi, favorit
0 kunjungan, daerah rawan konflik, ataupun wilayah dengan medan yang berat sehingga
butuh spek khusus seperti 4 x 4 untuk papua)
KODJ Roda 4 Roda 2
Eksisting
Eksisting Standard Layak Hapus Kebutuhan/Defisit Tipe Daerah Nama Daerah Eksisting Standard Layak Hapus Kebutuhan
Fungsional
8 (hanya di
Jabodetabek
KLASIFIKASI KENDARAAN DI DJPb BERDASARKAN USIA 35 40 9 11 kantor pusat)
Semarang, Medan,
Beban Kerja Tinggi
19 102 Bandung,
158 33 40 12 8 -
KDOP R2 >20 tahun Surabaya,
134 Makassar
62 118 Bali 11 11 7 2 -
KDOP R4 16-20 thn
123 DIY 9 11 3 1 -
258
Favorit Kunjungan Mataram 9 11 2 1 -
1 8-15 thn
13 Bandung 16 15 7 4 -
Jabatan 72
113 Labuan Bajo 5 3 2 1 -
0-7 thn Daerah Rawan Papua 45 48 20 9 -
0 50 100 150 200 250 300 Konflik dan Sulawesi Tengah 14 21 7 11 -
Spesifikasi Khusus Kalimantan Barat 26 27Direktorat Jenderal
14 Perbendaharaan
6 - 29
Terima Kasih
INDONESIAN
TREASURY

www.djpb.kemenkeu.go.id @ditjenperbendaharaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan @DJPbKemenkeu_RI


DJPb.KemenkeuRI
- DJPb Kemenkeu RI

Anda mungkin juga menyukai