Bahan Paparan Ekosistem Kerja Baru Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Bahan Paparan Ekosistem Kerja Baru Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Lesson Learned
Kinerja Organisasi 2018 - 2022 Evaluasi Kinerja Survei WFH (2020) Aspirasi Pegawai Kemenkeu (2022)
100% NKO WFO WFH
Pegawai WFH (2020)
100% 100%
80%
60%
110,27
107,74 75%
109,6
72%
110,22
TOIL/Compressed Work
Work Roster Shifting
Schedule (CWS)*
FLEXIBLE CWS: Compressed Work Kebutuhan pegawai
Akumulasi 4 minggu Jenis pekerjaan yg TOIL: Time off in lieu
WORKING
waktu bekerja dalam 3 dilakukan 24/7 (contoh: (Pegawai yang bekerja extra Schedule (Pemadatan waktu dengan sistem kerja
ARRANGEMENT
(FWA) minggu, untuk menjaga kehandalan IT, time/lembur memilih untuk kerja dengan menambahkan khusus (24/7, shift,
memperoleh 1 minggu protokoler, dan call penggantian waktu off dari durasi kerja harian tetapi IT)
libur/free time. center) pada mendapatkan uang dengan mengurangi jumlah
lembur) hari kerja minggu.
4
4
PRINSIP PELAKSANAAN
FLEXIBLE WORKING ARRANGEMENT
Prinsip Utama: FWA adalah Fasilitas penugasan bukan hak pegawai
5
5
RENCANA PENERAPAN CARA KERJA
FLEXIBLE WORKING ARRANGEMENT DI DJPb
Eksisting Ke Depan
Pejabat Eselon III hanya diperkenankan melaksanakan FWS di Pejabat Eselon IV dan pelaksana diwajibkan mengajukan permohonan
Dalam Wilayah Kerja Kanwil, dengan pertimbangan: izin kepada Sesditjen dikarenakan hal sebagai berikut :
1. Kepala Kantor adalah Pejabat Pembina Kepegawaian di 1. Sesuai dengan ketentuan regulasi SE-58/PB/2015 tentang
unitnya masing-masing Tata Cara Penyelenggaraan Kegiatan yang Melibatkan Pejabat
2. Pejabat Eselon III harus mampu memastikan dan/atau Pegawai di Lingkungan Direktorat Jenderal
kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi kantor vertikal Perbendaharaan
selaku RCE, FA, dan Treasury Operation berjalan lancar 2. Pelaksanaan tugas di luar wilayah berisiko pada penurunan
khususnya dalam masa Langkah-Langkah Akhir Tahun kualitas pelayanan di KPPN, khususnya beberapa fungsi
Anggaran. konseling di bidang Treasury Operation dan Financial Advisor
3. Pimpinan Unit adalah Role Model bagi para pegawai di unit di daerah
kerjanya. 3. Peran Finansial Advisor kepada Kementerian/Lembaga (K/L)
4. Kepala KPPN adalah Koordinator Kelangsungan Bisnis dalam dan kepada Pemerintah Daerah memerlukan kehadiran
sistem Business Continuity Plan (BCP) DJPb : pajabat/pegawai kantor vertikal di daerah.
7
7
POKOK-POKOK PENGATURAN IMPLEMENTASI FWS DJPb
(ND-2922/PB.1/2023)
1. Rencana
Ruang kerja bersama/ open space Pelaksanaan Kerja
Satellite Office sesuai Dalam Izin ke
FWS
SE-45/MK.1/2020 Area Kerja Kanwil Kakanwil 2. DP3
Diusahakan disampaikan
bersamaan dalam 1 ND,
maks tanggal 5 setiap
bulannya
9
9
Strategi Umum Pengelolaan SDM DJPb
Endstate Pengelolaan SDM
Kebijakan Pengelolaan SDM 8 PENSIUN
• Terdapat peningkatan independensi yang dapat dilakukan oleh UKI-II dan UKI-III karena bertanggung
• Secara struktural, UKI-W dan UKI-P masih bertanggung jawab kepada pimpinan unit kerja
jawab langsung kepada UKI satu tingkat di atasnya.
• Ruang lingkup UKI-W (UKI Tingkat Dua) masih sebatas kantor wilayah, belum mencakup Direktorat
• Terdapat perluasan area pemantauan yang dapat dilakukan oleh UKI-II dan UKI-III dalam hal ini
dan BLU di DJPb
pemantauan kepada pimpinan unit kerja.
▪ UKI-E1 : UKI pada Unit Eselon I ▪ UKI-I : UKI pada Unit Eselon I
✓Pimpinan UKI-E1 adalah Sekretaris Ditjen Perbendaharaan yang pelaksanaan tugasnya dilakukan oleh Bagian KI ✓Pimpinan UKI-I adalah Sekretaris Ditjen Perbendaharaan yang pelaksanaan tugasnya dilakukan oleh Bagian KI
✓Penilaian kinerja pegawai UKI-E1 pada Bagian KI dilakukan oleh atasan langsung ✓Penilaian kinerja pegawai UKI-I oleh atasan langsung
✓Pegawai UKI-E1 bertanggungjawab secara hierarki kepada Pimpinan UKI-E1 ✓Pegawai UKI-I bertanggungjawab secara hierarki kepada Pimpinan UKI-I
▪ UKI-W: UKI pada Kanwil DJPb ▪ UKI-II : UKI pada Direktorat, Kanwil DJPb dan BLU
✓Pimpinan UKI-W adalah Kabid SKKI pada Kanwil DJPb ✓Pimpinan UKI-II adalah Kabid SKKI pada Kanwil DJPb, Kasubdit pada Direktorat, dan Kepala Divisi pada BLU di DJPb
✓Pimpinan UKI-W bertanggung jawab secara struktural kepada Kepala Kanwil DJPb dan secara fungsional kepada UKI-E1 ✓Pegawai UKI-II adalah pegawai pada Subdirektorat terkait, pegawai pada Seksi KI Kanwil DJPb, dan pegawai pada Divisi
✓Penilaian kinerja pegawai UKI-W pada Seksi KI dilakukan oleh atasan langsung BLU terkait
✓Pegawai UKI-W bertanggungjawab kepada atasan langsung ✓Penilaian kinerja pegawai UKI-II dilakukan oleh UKI-I
▪ UKI-P : UKI pada KPPN ✓UKI-II bertanggungjawab langsung kepada UKI-I
✓Pimpinan UKI-P adalah Kasi MSKI/VeraKI pada KPPN ▪ UKI-III : UKI pada KPPN
✓Pimpinan UKI-P bertanggung jawab secara struktural kepada Kepala KPPN dan secara fungsional kepada UKI-W ✓Pimpinan UKI-III adalah Kasi MSKI/VeraKI pada KPPN
✓Penilaian kinerja pegawai UKI-P pada Seksi MSKI/VeraKI dilakukan oleh atasan langsung ✓Pegawai UKI-III adalah pegawai Seksi MSKI/VeraKI pada KPPN
✓Pegawai UKI-P bertanggungjawab kepada atasan langsung ✓Penilaian kinerja pegawai UKI-II dilakukan oleh UKI-II
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
✓UKI-III Bertanggungjawab langsung kepada UKI-I dan UKI-II 14
Penyesuaian Konsep UKI DJPb
• Struktur UKI
Sekretaris DJPb ▪ UKI-I : UKI pada Unit Eselon I
Pimpinan UKI-I ✓ Pegawai pada Bagian Kepatuhan Internal
✓ Penilaian kinerja oleh atasan langsung
✓ Bertanggungjawab secara hierarki kepada
Pimpinan UKI-I
▪ UKI-II : UKI pada Direktorat, Kanwil DJPb dan
Bagian Kepatuhan
Internal Sekretariat Sekretariat
BLU
UKI-I ✓ Pegawai pada Direktorat, Kanwil DJPb dan
BLU
BLU DJPb Direktorat ✓ Penilaian kinerja oleh UKI-I
✓ Bertanggungjawab langsung kepada UKI-I
▪ UKI-III : UKI pada KPPN
✓ Pegawai pada KPPN
✓ Penilaian kinerja oleh UKI-II
Seksi KI ✓ Bertanggungjawab langsung kepada UKI-I
UKI-II BLU
UKI-II Direktorat dan UKI-II
• Terdapat peningkatan independensi yang dapat
Seksi KI Bidang SKKI
dilakukan oleh UKI-II dan UKI-III karena
Kanwil DJPb
UKI-II bertanggung jawab langsung kepada UKI satu
tingkat di atasnya.
Garis Struktur
• Terdapat perluasan area pemantauan yang dapat
Alur Tanggung Jawab UKI dilakukan oleh UKI-II dan UKI-III dalam hal ini
UKI UKI-III KPPN pemantauan kepada pimpinan unit kerja.
Area Pemantauan
Kesiapan Sumber
Daya Manusia (SDM)
Sarana Prasarana
A B •
•
Ketersediaan laptop/pc, jaringan pribadi yang
kurang memadai;
ketersediaan lokasi FWS (non satellite office)
Penunjang FWS dengan standar seperti/mendekati KPPN yang
memiliki satellite office terbatas;
Perangkat
Pengawasan FWS Sistem Pengendalian Internal belum efektif dalam
mengawasi implementasi FWS misal:
Sistem Keamanan
Informasi
C D Pelaksanaan FWS yang dilakukan di area publik (café, mall
etc) rentan untuk disalahgunakan.
Geo tagging belum secara maksimal diimplementasikan.
PERTANGGUNG JAWABAN
X
Akuntansi dan Tertib Security
1 Pelaporan 2 Administrasi Aset 3 Awareness Lini 1 Lini 2 Lini 3
1. Pejabat Perbendaharaan (KPA,
1. Mengevaluasi matriks risiko dan
PPK, PPSPM, Bendahara, dan
pengendalian (RCM) yang Aparat Pemeriksa
a.Melakukan tutup buku seluruh a. Satker melakukan pencatatan a.Pemahaman penggunaan menu PBJ) merupakan Lini Satu.
disampaikan oleh Lini Satu. Internal
Modul Pelaporan Aplikasi SAKTI aset yang ada dan melakukan pada Aplikasi SPAN, SAKTI, 2. Pejabat perbendaharaan
2. Mengembangkan perangkat Pemerintah/Inspektorat
secara tertib. pembaruan kondisi pada OMSPAN, MonSAKTI sesuai menerapkan SOP dan mengikuti
melakukan pemantauan dan
aplikasi SIMKA fungsinya dan kewenangannya. ketentuan yang telah Jenderal melakukan
b.Mengimplementasikan Pengendali evaluasi atas penerapan Sistem
ditetapkan. kegiatan asurans yang
an Intern atas Pelaporan Keuangan b. Satker agar melakukan b.Tidak memberikan username dan Pengendalian Intern oleh Lini
3. Pejabat Perbendaharaan independen dan objektif
(PIPK) sinkronisasi usulan RKBMN dan password ke orang lain Satu
melakukan identifikasi dan serta kegiatan
Penghapusan 3. Melakukan pengujian kepatuhan
c.Melakukan telaah LK mulai dari c.Memastikan untuk melakukan analisis atas risiko. konsultasi atas
atas penerapan SOP dalam siklus
tingkat Satker, Wilayah, Eselon I, c. Melakukan penghapusan aset logout ketika tidak menggunakan 4. Pejabat Perbendaharaan
anggaran. kecukupan rancangan
dan K/L termasuk arsip yang memang lagi aplikasi tersebut. menindaklanjuti perbaikan atas
4. Mengusulkan perbaikan Sistem dan efektivitas Sistem
selayaknya masukan dan rekomendasi yang
d.Menindaklanjuti rekomendasi BPK d.Memastikan penggunaan jaringan Pengendalian Intern Pengendalian Internal.
disampaikan oleh Lini Kedua dan
pada Laporan Hasil Pemeriksaan d. Melakukan pemeliharaan secara internet yang aman berdasarkan hasil pemantauan
Lini Ketiga.
LKKL 2022 sesuai dengan rencana efektif dan pengujian
aksi.
Rencana Ke depan
1. Gedung Kantor Pada DJPb siap diserahkan/co-location dengan unit
Eselon I lainnya. RCE Center Museum Pusat Studi Treasury Learning
2. Penggunaan Bersama (Aula) pada gedung kantor lingkup DJPb Perbendaharaan Perbendaharaan Center
yang bisa digunakan oleh unit Eselon 1 Lainnya.
Mendayagunakan ulang fungsi BMN tidak Meningkatkan kenyamanan pegawai Sejak tahun 2020 s.d. saat ini telah lebih
terpakai yang bila dihapuskan nilainya (non pejabat) agar tidak perlu membeli dari 1.000 unit barang bekas pakai yang
tidak signifikan. banyak peralatan/isi rumah dinasnya, digunakan oleh para pegawai DJPb.
sehingga secara bertahap pegawai yang
Sejak tahun 2020 DJPb menginisiasi mutasi cukup membawa 1 koper barang
pelaksanaan reutilisasi fungsi barang pribadi.
meubelair dan elektronik untuk mengisi
rumah negara/mess (rumah non jabatan).
Data Status Penghunian Rumah Negara DJPb Target Rencana Renovasi Berikutnya
No Satker Pegawai Aktif Tidak Berhak Kosong Jumlah
Kluster Target 2023 Penambahan 2023 Rencana TW 3-4 Rencana 2024
1. Kantor Pusat 138 180 23 341
Jawa 39 67 16 61
2. Instansi Vertikal 1.839 304 508 2.651
Non Jawa 78 153 48 170
Jumlah 1.977 484 531 2.992
Total 117 220 64 231
Sehubungan realisasi renovasi 2023 sudah melebihi target, maka dilakukan akselerasi target 2024
PENYEDIAAN PENGINAPAN UNTUK UNIT BEBAN KERJA TINGGI (carry over ke tahun 2023).
Saat ini di Direktorat Jenderal Perbendaharaan terdapat 1.173 unit kendaraan dinas dengan
rincian sebagai berikut:
1200 999
1000 875
800 669
561
600 413
389
400 281 289
199 216
200 50 67 ❖ Pemetaan kebutuhan kendaraan fungsional dan khusus (wilayah beban kerja tinggi, favorit
0 kunjungan, daerah rawan konflik, ataupun wilayah dengan medan yang berat sehingga
butuh spek khusus seperti 4 x 4 untuk papua)
KODJ Roda 4 Roda 2
Eksisting
Eksisting Standard Layak Hapus Kebutuhan/Defisit Tipe Daerah Nama Daerah Eksisting Standard Layak Hapus Kebutuhan
Fungsional
8 (hanya di
Jabodetabek
KLASIFIKASI KENDARAAN DI DJPb BERDASARKAN USIA 35 40 9 11 kantor pusat)
Semarang, Medan,
Beban Kerja Tinggi
19 102 Bandung,
158 33 40 12 8 -
KDOP R2 >20 tahun Surabaya,
134 Makassar
62 118 Bali 11 11 7 2 -
KDOP R4 16-20 thn
123 DIY 9 11 3 1 -
258
Favorit Kunjungan Mataram 9 11 2 1 -
1 8-15 thn
13 Bandung 16 15 7 4 -
Jabatan 72
113 Labuan Bajo 5 3 2 1 -
0-7 thn Daerah Rawan Papua 45 48 20 9 -
0 50 100 150 200 250 300 Konflik dan Sulawesi Tengah 14 21 7 11 -
Spesifikasi Khusus Kalimantan Barat 26 27Direktorat Jenderal
14 Perbendaharaan
6 - 29
Terima Kasih
INDONESIAN
TREASURY