Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PENGANTAR PROMOSI KESEHATAN

”Kegiatan Promosi Kesehatan Menurut Piagam Ottawa”

Disusun Oleh:

Fidiah Syariifah Rahma


(236111272)

Dosen Pengajar:

Evi Maria L.Silaban, SKM, M.Kes

PRODI SARJANA TERAPAN PROMOSI KESEHATAN


KEMENKES POLTEKKES PADANG
2024
Reorientasi Pelayanan Kesehatan Terhadap Kasus Diabetes melitus

Kasus Cerita

Bu Ana adalah seorang ibu rumah tangga yang berusia 55 tahun. Ia memiliki dua
orang anak dan sudah menikah selama 30 tahun. Bu Ana memiliki kebiasaan makan
yang tidak sehat, seperti sering makan makanan manis dan gorengan. Ia juga jarang
berolahraga.
Suatu hari, Bu Ana merasakan gejala seperti sering haus, sering buang air kecil, dan
mudah lelah. Ia pergi ke dokter untuk memeriksakan kondisinya. Dokter Rani
melakukan pemeriksaan dan mendiagnosis Bu Ana dengan diabetes melitus tipe 2.
Dokter Rani menjelaskan kepada Bu Ana tentang penyakit diabetes melitus dan
bagaimana cara mengendalikannya. Dokter Rani menyarankan Bu Ana untuk
melakukan perubahan gaya hidup, seperti:
● Makan makanan yang sehat dan seimbang.
● Berolahraga secara teratur.
● Menjaga berat badan ideal.
● Minum obat diabetes sesuai dengan resep dokter.
Bu Ana mengikuti saran dokter Rani dengan tekun. Ia mulai makan makanan yang
lebih sehat, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan protein. Ia juga mulai
berolahraga secara teratur, seperti berjalan kaki selama 30 menit setiap hari.
Setelah beberapa bulan, kadar gula darah Bu Ana mulai terkontrol. Ia merasa lebih
sehat dan berenergi. Bu Ana senang bahwa ia dapat mengendalikan diabetes
melitus dengan perubahan gaya hidup.

A.Latar belakang

Penyakit diabetes melitus adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula
darah tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekurangan produksi insulin atau resistensi
terhadap insulin. Diabetes melitus dapat menyebabkan komplikasi serius seperti
penyakit jantung, stroke, kebutaan, dan gagal ginjal.
Keterampilan individu dalam promosi kesehatan sangat penting untuk mencegah
dan mengelola diabetes melitus. Berikut adalah contoh langkah-langkah, sasaran,
strategi, dan upaya kegiatan untuk promosi kesehatan terkait diabetes melitus:

B.Langkah-langkah:
1. Penilaian: Lakukan pengukuran kadar gula darah secara rutin.
2. Perencanaan: Buatlah rencana makan yang sehat dan seimbang, serta
program olahraga yang teratur.
3. Implementasi: Lakukan perubahan gaya hidup sesuai dengan rencana yang
telah dibuat.
4. Evaluasi: Lakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala untuk melihat
efektivitas program.
C.Sasaran:

Sasaran primer:
● Mencegah terjadinya diabetes melitus pada orang yang berisiko tinggi.
● Menunda komplikasi diabetes melitus pada orang yang sudah menderita
diabetes.
Sasaran sekunder:
● Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang diabetes
melitus.
● Meningkatkan keterampilan individu dalam mengelola diabetes melitus.
Sasaran tersier:
● Meningkatkan kualitas hidup orang yang menderita diabetes melitus.
● Mengurangi beban biaya kesehatan akibat diabetes melitus.
D.Strategi:

Advokasi:
● Melakukan edukasi dan penyuluhan tentang diabetes melitus kepada
masyarakat.
● Mendorong pemerintah untuk membuat kebijakan yang mendukung
pencegahan dan pengelolaan diabetes melitus.
Pemberdayaan:
● Melatih individu dengan diabetes melitus untuk dapat mengelola penyakitnya
sendiri.
● Membentuk kelompok dukungan bagi orang yang menderita diabetes
melitus.
Kemitraan:
● Bekerja sama dengan tenaga kesehatan, organisasi masyarakat, dan sektor
swasta untuk meningkatkan pencegahan dan pengelolaan diabetes melitus.
Bina suasana:
● Menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat, seperti
menyediakan makanan sehat di kantin sekolah dan tempat kerja.
Upaya kegiatan:
● Penyuluhan tentang diabetes melitus di posyandu, sekolah, dan tempat kerja.
● Pemeriksaan kadar gula darah gratis.
● Kelas memasak makanan sehat untuk penderita diabetes melitus.
● Senam diabetes.
● Pembentukan kelompok dukungan bagi orang yang menderita diabetes
melitus.
Evaluasi:
● Lakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala untuk melihat efektivitas
program.
● Gunakan indikator seperti kadar gula darah, pengetahuan tentang diabetes
melitus, dan kualitas hidup sebagai tolok ukur keberhasilan program

Anda mungkin juga menyukai