Anda di halaman 1dari 8

NAMA : NADYEN SHAHRAENI

KELAS : X.3

SI PITUNG

Pitung is a pious young man from Rawa Belong. He diligently studied the Koran in
Haji Naipin. Finished learning the Koran he was trained in martial arts. After years of
religious knowledge and the ability to master the martial increased.

At that time the Dutch were colonized Indonesia. Pitung pitied the plight experienced
by young people. Meanwhile, kumpeni (the name for the Netherlands), a group of
employer and the landlord lives wallowing in luxury. Homes and their fields guarded
by thugs who ferociously.

With the assistance of his friends of the Rais and Jii, Pitung began planning the
robbery of the employer and the wealthy landlords. Rampokannya results were
distributed to the poor. In front of a starving family home laid Sepikul rice. Families
who wrapped it provides compensation payable moneylenders. And orphaned
children parcel dikiriminya clothes and other gifts.

Pitung success and his friends because of two things. First, it has a high martial arts
and dikhabarkan they are immune to bullets. Second, people do not want to tell
where Pitung is now. However, the robbery victim Pitung rich with kumpeni always
trying to persuade people to open my mouth.

Kumpeni also use violence to force people to testify. One day, kumpeni and wealthy
landlords managed to get information about family Pitung. So they seized both her
parents and the Hajj Naipin. With a heavy ordeal finally they get the information
about where and confidential Pitung are immune.

Armed with all that information, police were ambushed Pitung kumpeni. Of course
Pitung and his friends fight. But unfortunately, information about the immune secret
Pitung already open. He was pelted with rotten eggs and shot. Thus he was killed,
Pitung still regarded as a defender of the common people.
NAMA : NADYEN SHAHRAENI
KELAS : X.3

SI PITUNG

Pitung adalah seorang pemuda saleh dari Rawa Belong. Dia rajin belajar mengaji di
Haji Naipin. Selesai belajar mengaji dia dilatih silat di sana. Setelah bertahun-tahun
ilmu agama dan kemampuan menguasai silat bertambah.

Pada saat itu, Belanda sedang menjajah Indonesia. Pitung menyayangkan nasib
yang dialami kaum muda. Sementara kumpeni (sebutan untuk Belanda), sekelompok
majikan dan tuan tanah hidup bergelimang kemewahan. Rumah dan ladang mereka
dijaga oleh preman yang galak.

Dengan bantuan teman-temannya Rais dan Jii, Pitung mulai merencanakan


perampokan majikan dan tuan tanah yang kaya raya tersebut. Hasil rampokannya
dibagikan kepada fakir miskin. Di depan rumah-rumah keluarga yang kelaparan
terhampar banyak nasi, si Pitung membayar ganti rugi orang-orang yang berutang
pada rentenir, dan anak yatim piatu diberikan bingkisan pakaian dan bingkisan
lainnya.

Kesuksesan Pitung dan kawan-kawan karena dua hal. Pertama, ia memiliki ilmu silat
yang tinggi dan dikabarkan kebal peluru. Kedua, orang-orang tidak mau memberi
tahu di mana keberadaan Pitung. Namun, korban perampokan Pitung kaya raya
dengan kumpeni selalu berusaha membujuk orang untuk buka mulut.

Kumpeni juga menggunakan kekerasan untuk memaksa orang bersaksi tentang


keberadaan Pitung. Suatu hari, kumpeni dan tuan tanah yang kaya raya berhasil
mendapatkan informasi tentang keluarga Pitung.

Maka mereka menangkap kedua orang tuanya dan Haji Naipin. Dengan menyiksa,
akhirnya kumpeni dan para tuan tanah yang kaya raya mendapatkan informasi
tentang keberadaan dan rahasia Pitung yang kebal.

Berbekal semua informasi itu, polisi menyergap Pitung dan para kumpeni. Tentu saja
Pitung dan kawan-kawannya bertengkar. Namun sayang, informasi tentang rahasia
kebal si Pitung terlanjur terbuka. Dia dilempari telur busuk dan ditembak. Begitu
dibunuh, Pitung tetap dianggap sebagai pembela rakyat jelata.
NAMA : MEYLIN ASTRID SAKIRA
KELAS : X.3

Sangkuriang

Once upon a time, there was a man named Sangkuriang. He lived in the jungle with
his mother, Dayang Sumbi, and a dog named “Si Tumang”. Sangkuriang was a very
good hunter. His mother always asked him to go hunting, but he never got anything.

One day, Sangkuriang killed a dog and took its heart. When his mother found out,
she was so angry that she kicked him out of the house.

A few years later, Sangkuriang met Dayang Sumbi and he accidentally fell in love
with his own mother. Dayang Sumbi know that he was her son. She refused his
proposal by setting a condition. She asked him to build a dam and a boat in the
Citarum river before sunrise.

Sangkuriang tried his best, but he failed. He got so angry that he kicked the boat and
it turned into a mountain called Tangkuban Perahu.
NAMA : MEYLIN ASTRID SAKIRA
KELAS : X.3

Sangkuriang

Alkisah, ada seorang pria bernama Sangkuriang. Dia tinggal di hutan bersama
ibunya, Dayang Sumbi, dan seekor anjing bernama “Si Tumang”. Sangkuriang
adalah pemburu yang sangat baik. Ibunya selalu memintanya untuk pergi berburu,
tetapi dia tidak pernah mendapatkan hasil apa-apa.

Suatu hari, Sangkuriang membunuh seekor anjing dan mengambil jantungnya.


Ketika ibunya tahu, dia sangat marah sehingga dia mengusirnya dari rumah.

Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan Dayang Sumbi dan secara
tidak sengaja ia jatuh cinta pada ibunya sendiri. Dayang Sumbi tahu bahwa dia
adalah anaknya. Dia menolak lamarannya secara halus dengan memberikan
beberapa syarat. Dia memintanya untuk membangun bendungan dan perahu di
sungai Citarum sebelum matahari terbit.

Sangkuriang mencoba melakukan yang terbaik, tetapi dia gagal. Dia menjadi sangat marah
sehingga dia menendang perahu dan berubah menjadi gunung yang disebut Tangkuban
Perahu.
NAMA : M. AGUNG
KELAS : X.3

The Ant and Dove

One hot day, an Ant was searching for some water. After walking around for some
time, she came to a spring. To reach the spring, she had to climb up a blade of
grass. While making her way up, she slipped and fell into the water.

She could have drowned if a Dove up a nearby tree had not seen her. Seeing that
the Ant was in trauble, the Dove quickly plucked off a leaf and dropped itu into the
water near the struggling Ant the Ant moved towards the leaf and climbed up there.
Soon it carried her safely to dry ground. Just at that time, a hunter nearby was
thorowing out his net towards the Dove, hoping to trap it

Guessing what he was about to do, the Ant quickly bit him on the heel. Feeling the
pain, the hunter dropped his net. The Dove was quick to fly away to safety.
NAMA : M. AGUNG
KELAS : X.3

Semut dan Merpati

Di suatu hari yang panas, seekor Semut sedang mencari air untuk minum. Setelah
berjalan-jalan selama beberapa waktu, dia sampai di sebuah mata air. Namun, untuk
mencapai mata air tersebut, dia harus memanjat sehelai rumput. Saat memanjat ke
atas, dia terpeleset dan jatuh ke air.

Dia bisa tenggelam jika saja seekor Merpati di pohon terdekat tidak melihatnya.
Melihat Semut dalam kesulitan, Merpati dengan cepat memetik daun dan
menjatuhkannya ke air di dekat Semut yang sedang berusaha agar tidak tenggelam.

Melihat daun tersebut, Semut segera bergerak menuju daun dan naik ke atasnya.
Daun itu kemudian membawanya dengan aman ke daratan. Tepat pada saat itu,
seorang pemburu di dekatnya sedang melemparkan jaring ke arah Merpati untuk
menjebak burung tersebut.

Mengetahui apa yang akan si pemburu lakukan, Semut dengan cepat menggigit tumit orang
tersebut. Si pemburu yang merasa kesakitan segera menjatuhkan jaringnya. Setelah itu,
Merpati dengan cepat membebaskan diri dan terbang ke tempat yang aman.
NAMA : ARDIAN SAPUTRA
KELAS : X.3

Toba Lake

A long time ago, there was a man named Toba. One day, she fished on the river and
got a fish. He was so surprised when that fish can talk and change into a beautiful
girl.

Then, Toba brought her home and marry her with the condition to keep her secret by
not telling anyone where she come from. Toba agreed and they got married. A few
years later, they had a son named Samosir.

One day, Samosir asked to deliver some food to his father Toba, but on the way, he
feel hungry and eat the food.

Toba was angry and accidentally told that her mother was from a fish. Samosir then
back home and told his mother about it. Soon after that, Toba and his mother
disappeared and the land gave off the water and in a moment turned into a lake.
NAMA : ARDIAN SAPUTRA
KELAS : X.3

Danau Toba

Dahulu kala, ada seorang pria bernama Toba. Suatu hari, dia memancing di sungai
dan mendapat ikan. Dia sangat terkejut ketika ikan itu bisa berbicara dan berubah
menjadi seorang gadis cantik.

Kemudian, Toba membawanya pulang dan menikahinya dengan syarat untuk


merahasiakan istrinya dengan tidak memberi tahu siapa pun tentang asal usulnya.
Toba setuju dan mereka menikah. Beberapa tahun kemudian, mereka memiliki
seorang putra bernama Samosir.

Suatu hari, Samosir diminta untuk mengantarkan makanan kepada ayahnya Toba,
tetapi di tengah jalan, dia merasa lapar dan memakan makanan itu.

Toba marah dan secara tidak sengaja mengatakan bahwa ibunya berasal dari
seekor ikan. Samosir kemudian kembali ke rumah dan memberitahu ibunya tentang
hal itu. Tak lama setelah itu, Toba dan ibunya menghilang dan tanah mengeluarkan
air dan dalam sekejap berubah menjadi danau.

Anda mungkin juga menyukai