Anda di halaman 1dari 51

20

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Prematur

1. Pengertian Prematur

Kelahiran prematur didefinisikan sebagai persalinan yang terjadi

kurang dari usia 37 minggu usia kehamilan atau 259 hari masa gestasi

serta merupakan penentu utama dalam kematian neonatal dan

morbiditas.10 Prematuritas merupakan penyumbang jumlah kejadian

terbesar di dalam NICU, dapat dilihat dari keadaan ketidakmatangan

fungsi fisiologis dan anatomis sistem organ bayi sehingga menempatkan

bayi pada risiko komplikasi neonatal serta dapat mempengaruhi bayi

terhadap masalah yang berlanjut sampai dewasa.11

Bayi prematur merupakan bayi lahir hidup sebelum akhir minggu

ke 37 masa kehamilan. Dalam hal tingkat keperawatan yang dibutuhkan,

bayi prematur dibagi menjadi prematur lanjut yang lahir antara minggu ke

34 sampai 37 minggu dan awal prematur yang lahir antara minggu ke 24

sampai ke 34 minggu. Semua bayi prematur memerlukan perawatan

intensif sejak saat kelahiran untuk memberi kesempatan terbaik untuk

bertahan hidup tanpa efek samping neurologis karena bayi prematur lebih

rentan terhadap komplikasi kesehatan.31

Bayi prematur dapat dikategorikan menjadi tiga strata usia gestasi

utama yaitu :32


21

a. Kelahiran yang terjadi saat usia gestasi < 32 minggu disebut kelahiran

sangat prematur

b. Kelahiran yang terjadi saat usia gestasi antara 32 dan 33 minggu yang

disebut kelahiran prematur moderat

c. Kelahiran yang terjadi saat usia gestasi antara 34 sampai 36 minggu

yang disebut kelahiran prematur

2. Penyebab

Kematian bayi prematur mencapai 80% sampai 90% kematian bayi

pada tahun pertama kehidupan. Angka kematian bayi dapat dikurangi jika

penyebab kelahiran prematur dapat ditemukan dan diperbaiki, namun

penyebab pasti persalinan prematur sebagian besar belum banyak

diketahui secara pasti.31

Meningkatnya kelahiran prematur dapat terjadi karena tingginya

insiden prematuritas yang terjadi pada kelas sosio ekonomi rendah dengan

keadaan kesehatan yang tidak mendukung, seperti keadaan kesehatan

yang buruk dan dapat terlihat dari kurangnya nutrisi sebelum dan selama

kehamilan diakibatkan kurangnya pengetahuan tentang nutrisi yang baik

serta asuhan prenatal awal yang kurang komprehensif. Faktor lainnya

penyebab kelahiran prematur berupa kehamilan kembar, infeksi ibu,

hipertensi akibat kehamilan dan masalah plasenta yang mengganggu

perjalanan kehamilan normal sebelum perkembangan janin selesai.11, 33

Menurut teori yang ada bahwa penyebab kelahiran prematur dapat

dikelompokkan menjadi empat faktor, antara lain : (1) adanya komplikasi


22

masa kehamilan, masalah lainnya seperti wanita dengan masalah

hipertensi, diabetes, plasenta previa, kehamilan kembar, jantung dan

penyakit ginjal dapat mengakibatkan kelahiran prematur, (2) faktor

masalah iatrogenik, (3) faktor sosio demografi merupakan faktor risiko

yang juga berperan dalam kelahiran prematur. Hal ini termasuk adanya

status ekonomi rendah, status gizi ibu miskin, buruknya perawatan

antenatal dan kehamilan diusia muda < 18 tahun dan (4) faktor penyebab

yang tidak diketahui.34

Selain itu, teori lain menyatakan bahwa penyebab persalinan

prematur tidak jelas namun banyak faktor yang terkait seperti :35

a. Kondisi medis ibu, seperti infeksi saluran kencing, organ reproduksi

atau organ sistemik, diabetes yang sudah ada sebelum kehamilan

ataudiabetes gestasional, gangguan jaringan ikat, hipertensi kronis dan

penyalahgunaan obat-obatan.

b. Obesitas ibu dengan keadaan evaluasi yang sulit mengenai kebutuhan

akan kelahiran dini janin yang memungkinkan karena macrosomic

c. Gangguan kesehatan kronis, seperti ibu hamil yang sudah tua

d. Kondisi obstetrik sekarang dan masa lalu seperti panjang serviks

pendek (<25mm), kelahiran prematur sebelumnya, kehamilan

multifetal, ruptur membran preterm, preeklampsia dan gangguan

perdarahan yang melibatkan area implan wanita , janin dan plasenta.

e. Kondisi janin seperti volume cairan amnion yang tidak adekuat,cacat

lahir kromosom dan lainnya.


23

f. Faktor sosial dan lingkungan seperti perawatan antenatal dan

perawatan gigi yang tidak memadai atau tidak ada serta ibu hamil

yang merokok

g. Faktor demografis seperti ras dan usia orang tua, stabilitas keuangan

serta jumlah dan interval kelahiran

3. Karakteristik bayi prematur

Karakteristik bayi yang lahir prematur dapat diamati saat

melakukan pemeriksaan melalui penilaian klinis sesuai stadium

perkembanganya. Penilaian klinis bayi prematur berbeda dengan bayi

aterm yaitu dari karakteristik kulit, rambut, jumlah lemak subkutan,

perilaku umum atau postur tubuh bayi, gerakan bayi dan reflek-reflek

yang belum berkembang seperti reflek menghisap dan menelan, kuku jari

panjangnya yang belum melewati ujung jari, batas dahi dan rambut tidak

jelas, lingkar kepala kurang dari 33cm dan lingkar dada kurang dari 30cm.

Pemeriksaan fisik dapat dimulai dengan inspeksi dimana bayi

tampak terlihat sangat kecil dan kurus karena hanya memiliki sedikit

timbunaan lemak sub kutan, kulit berwarna merah muda cerah halus

(terlihat dari derajat ketidakmatangan tubuh), berkilau dengan pembuluh

darah kecil yang terlihat jelas dibawah epidermis kulit, rambut lanugo

halus dapat menutupi tubuh (tergantung usia gestasi), tulang rawan telinga

lembut dan lentur, serta telapak tangan yang memiliki lipatan minimal

sehingga tampak penampilannya mulus, tulang tengkorak dan tulang

rusuknya terasa lembut, dan mata tampak terlihat tertutup. Pada bayi
24

prematur laki-laki terlihat testis yang belum turun sedangkan pada anak

perempuan terlihat pada labia dan klitoris menonjol ke luar.11

Menurut Christine A. Gleason tahun 2017 bahwa karakteristik bayi

prematur yaitu : (1) bayi prematur yang lahir sebelum usia 37 minggu

kehamilan, (2) secara fisiologis adanya ketidakmatangan fungsi sistem

organ bayi sehingga adanya keterbatasan adaptasi pada lingkungan

ekstrauterine, (3) memiliki risiko lebih besar pada mortalitas dan

morbiditas bayi prematur seperti ketidakstabilan suhu / termoregulasi,

hipoglikemia, distres pernapasan, apnea, sakit kuning, kesulitan makan,

dehidrasi serta dugaan sepsis.1

4. Perubahan fisiologis bayi prematur

Ketidakmatangan sebagian besar fungsi sistem organ

mengakibatkan bayi prematur mengalami berbagai perubahan fisiologis

sehingga mengakibatkan bayi prematur mengalami penyesuaian adaptasi

dalam tubuhnya. Penyesuain diri adaptasi bayi prematur dipersiapkan

untuk kehidupan ekstrauterine dan di ikuti oleh perubahan fisiologis.11, 36

Perubahan - perubahan fisiologis pada bayi prematur, yaitu :

a. Perubahan termoregulasi

Bayi prematur mempunyai kerentanan terhadap periode hipotermia

atau stres dingin. Ketidakstabilan suhu pada bayi prematur

diakibatkan ketidakmatangan fungsi fisiologis pusat regulasi suhu

yang mulai dikatakan matur saat usia gestasi 28 minggu sedangkan

lemak subkutan dan cadangan lemak serta kulit mulai matur saat usia
25

gestasi 32 – 34 minggu sehingga keadaan ini mengakibatkan

bergantung pada jumlah jaringan adiposa coklat dan putih pada area

permukaan tubuh. Termogenesis nonshivering dikendalikan oleh

nukleus hipotalamus melalui sistem saraf simpatik yang akan

melepaskan neurotransmiter norepinephrine. Norepinephrine

kemudian menyebabkan jaringan adiposa coklat bekerja untuk

membebaskan asam lemak bebas yang akhirnya teroksidasi dan

menghasilkan panas.

Bayi prematur mengalami penurunan produksi jaringan

adiposa coklat dan penurunan jumlah hormon yang bertanggung

jawab atas metabolisme lemak cokat (prolaktin, norepinephrine,

triiodothyronine dan kortisol). Selain itu, bayi prematur yang

mengalami hipotermi menyebabkan menurunnya jumlah jaringan

adiposa putih yang menyebabkan berkurangnya insulasi dan ukuran

badan yang lebih kecil. Bayi prematur yang ukurannya relatif lebih

kecil menyebabkan adanya peningkatan rasio berat pada area

permukaan tubuh sehingga hilangnya panas lebih besar pada

lingkungan. 1

b. Perubahan fisiologis pernapasan

Masalah frekuensi nafas sering terjadi pada bayi yang memiliki resiko

tinggi dalam mencapai dan mempertahankan respirasi, seperti halnya

pada bayi baru lahir rendah maupun prematur sehingga harus segera

dilakukan proses bernafas. Proses bernafas dapat dirangsang oleh


26

beberapa hal diantaranya faktor kimiawi dan suhu. Faktor kimiawi

berupa pemberian oksigen yang rendah, karbodioksida yang tinggi

serta pH darah yang rendah, sedangkan faktor suhu berupa suhu

dingin mendadak yang terjadi pada bayi saat keluar dari lingkungan

hangat pada rahim ibu.37

Proses pernapasan dipengaruhi oleh cairan surfaktan yang ada

di dalam paru. Cairan surfaktan berupa senyawa fosfolipid yang

dihasilkan oleh epitel alveoli yang melapisi permukaan alveoli yang

bertugas untuk mengurangi tegangan permukaan cairan yang melapisi

alveoli dan jalan nafas yang membantu proses pengembangan paru

saat inspirasi dan mencegah terjadinya kolaps alveoli saat ekpirasi.

Pembentukan cairan surfaktan pada bayi prematur belum sempurna

dan perkembangan alveoli pun belum sempurna. Hal ini

mengakibatkan kondisi paru menjadi tidak berkembang dan mudah

kolaps. Keadaan seperti ini menyebabkan bayi prematur birisiko

mengalami distress pernapasan sehingga dapat mempengaruhi fungsi

fisiologis tubuh lainnya seperti terjadinya hyalin membran disease.38

c. Perubahan fisiologis gastrointestinal dan nutrisi

Masalah dalam pemberian makan merupaan salah satu alasan utama

penundaan pelepasan bayi prematur. Bayi prematur mengalami

mekanisme mengisap dan menelan yang buruk atau belum

berkembang dengan baik sebab adanya ketidakmatangan neuron, nada

oromotor menurun dan ketidakmampuan untuk menghasilkan tekanan


27

intraoral yang memadai selama mengisap. Pemberian ASI juga

terbukti bahwa lebih sulit untuk bayi prematur dibandingkan dengan

bayi yang lahir cukup bulan sehingga masalah ini dapat menyebabkan

asupan kalori dan dehidasi yang buruk.1

d. Perubahan kardiovaskuler

Perubahan kardiovaskuler pada bayi prematur memiliki adaptasi

sirkulasi yang kurang sempurna dan lebih lambat dibandingkan

dengan bayi cukup bulan. Bayi prematur memiliki tonus arteriol

pulmonar yang tinggi, berkurang lebih lambat. Tekanan darah

pulmonar tinggi dan bervariasi sedangkan tekanan darah sistemik

relatif rendah. Keadaan ini mengakibatkan tidak tertutup rapatnya

duktus arteriosus dan kemungkinan akan terbuka lagi saat terjadinya

pertemuan darah pada sirkulasi sistemik dan pulmonar. Ketidakstbilan

ini mengakibatkan terjadinya variasi yang signifikan terhadap saturasi

oksigen pada sirkulasi perifer.39, 40

e. Perubahan Imaturitas ginjal

Keadaan anatomis maupun fisiologis pada organ ginjal yang belum

terbentuk sempurna menyebabkan keadaan produksi urin yang sedikit.

Keadaan ini mengakibatkan tidak optimalnya kandungan air tubuh dan

elektrolit pada tubuh sehingga menyebabkan rentan terjadinya asidosis

metabolik serta oedema. 31

f. Perubahan Imaturitas hati

Imaturitas hati pada bayi neonatus memiliki presentase kandungan


28

hepatosit 20% lebih sedikit dari organ hati orang dewasa. Masalah ini

akan mempengaruhi kinerja fungsi sel hati. Organ hati pada neonatus

belum dapat bekerja melakukan metabolisme tubuh secara sempurna,

fungsi dari kinerja ini untuk pembentukan bilirubin. Tingkat bilirubin

yang berlebihan dalam darah ditandai dengan ikterus, perubahan

warna kuning pada kulit dan organ lainnya dapat disebut

hiperbilirubinemia. Hiperbilirubinemia dapat terjadi akibat

peningkatan bilirubin tak terkonjugasi menjadi bilirubin terkonjugasi

yang mengakibatkan masih tingginya kadar bilirubin tak terkonjugasi

dalam darah.33, 41

g. Perubahan neurologis

Pada usia 34 minggu, berat otak hanya 65% dari berat otak bayi yang

cukup bulan. Otak bayi prematur yang terlambat masih belum matang

akan terus tumbuh sampai usia 2 tahun hingga mencapai 0% volume

otak orang dewasa, korteks serebral masih halus belum terbentuk

sempurna, dan konektivitas mielinasi dan interneuronal masih belum

lengkap.1

h. Perubahan fisiologis imunologi

Sistem imunologi pada bayi prematur sangat rentan terhadap infeksi

dibandingkan pada bayi yang lahir cukup bulan. Bayi prematur

mempunyai daya immaturitas yang spesifik dan non spesifik. Ketika

didalam uterus maka janin menerima immunitas pasif yang berfungsi

menjaga janin dari infeksi dengan immunologi IgC maternal.


29

Immunologi IgC maternal didapatkan dari plasenta namun didapatkan

ketika di akhir trimester tiga sehingga bayi yanglahir prematur

memiliki antibodi yang sedikit saat lahir. Keadaan ini lah yang

mengakibatkan bayi prematur memiliki perlindungan yang rendah dan

imunitasnya lebih cepat habis dibandingkan bayi lahir cukup bulan.

Maka hal ini lah yang memberikan kontribusi penyebab kejadian

infeksi bakteri pada awal kehidupan bayi prematur.40

5. Manifestasi masalah bayi prematur

Bayi prematur mempunyai beberapa manifestasi masalah, yaitu :42

a. Ketidakstabilan suhu

Bayi prematur memiliki kesultan untuk mempertahankan suhu tubuh

akibat :

1) Peningkatan hilangnya panas

2) Kurangnya lemak subkutan

3) Rasio luas permukaan terhadap berat badan yang besar

4) Produksi panas berkurang akibat lemak coklat yang tidak

memadai dan ketidakmampuan untuk menggigil

b. Kesulitan pernapasan

1) Adanya defisiensi paru yang mengarah ke PMH ( Penyakit

membran hialin )

2) Risiko aspirasi akibat belum terkoordinasinya reflek batuk, reflek

menghisap dan reflek menelan


30

3) Thoraks yang dapat menekuk dan otot pembantu respirasi yang

lemah

4) Pernafasan yang periodik dan apnea

c. Kelainan gastrointestinal dan nutrisi

1) Reflek menghisap yang buruk terutama sebelum 34 minggu

2) Motilitas usus yang menurun

3) Pengosongan lambung tertunda

4) Pencernaan dan absorpsi vitamin yang larut dalam lemak krang

5) Defisiensi enzim laktase pada brush border usus

6) Menurunya cadangan kalsium, fospor, protein, dan zat besi dalam

tubuh

7) Meningkatnya risiko Enterokolitis nekrotikans (EKN)

d. Imaturitas hati

1) Konyugasi dan ekskresi bilirubin terganggu

2) Defisiensi faktor pembekuan yang bergantung pada vitamin K

e. Imaturitas ginjal

1) Ketidakmampuan untuk mengekskresi solute load besar

2) Akumulasi asam anorganik dengan asidosis metabolik

3) Ketidakseimbangan elektrolit, misanya hiponatremia atau

hipernatremia, hiperkalemia atau glikosuria ginjal

f. Imaturitas imunologis

Risiko infeksi tinggi dapat dihasilkan akibat :


31

1) Tidak banyak transfer IgG maternal melalui plasenta selama

trimester ke tiga

2) Fagositosis terganggu

3) Penurunan faktor komplemen

g. Kelainan neurologis

1) Reflek isap dan telan yang imatur

2) Penurunan motilitas usus

3) Apnea dan bradikardia berulang

4) Perdarahan intraventrikel dan leukomalasia periventrikel

5) Pengatura perfusi serebral yang buruk

6) Hypoxia ischemic encephalopathy (HIE)

7) Retinopati prematuritas

8) Kejang

9) Hipotonia

h. Kelainan kardiovaskuler

1) Paten ductus arteriosus (PDA) merupakan hal yang umum

ditemui pada bayi prematur

2) Hipotensi dan hipertensi

i. Kelainan hematologis

1) Anemia

2) Hiperbiirubinemia

3) Dissminated intravaskular coagulation (DIC)

4) Hemorrhagic disease of newborn (HDN)


32

j. Metabolisme

1) Hipokalemia

2) Hipoglikemia atau hiperglikemia

B. Pertumbuhan bayi prematur

Pertumbuhan merupakan masalah perubahan yang berkaitan dalam hal

jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang dapat

diukur dengan ukuran berat (gram,pon, kilogram), ukuran panjang (cm,m),

umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen

tubuh).43

Pertumbuhan bayi lahir prematur lebih lambat dibandingkan dengan

bayi lahir cukup bulan di awal kehidupannya. Pertumbuhan yang lambat ini

meliputi bagian kepala, berat badan dan panjang badan. Beberapa bayi

prematur tidak mempunyai masalah dengan pengejaran masa

pertumbuhannya, akan tetapi waktu yang dibutuhkan lebih lama pada bayi

yang lahir sangat prematur. Pengejaran masa pertumbuhan memiliki tiga

tahap dalam proses kecepatan pertumbuhan meliputi : pertumbuhan kepala

sejalan dengan perkembangan otak, pertumbuhan berat badan dan

pertumbuhan panjang badan. Ketiga tahap pertumbuhan bayi prematur ini

dapat diukur menggunakan koreksi usia prematuritas dalam 2 tahun pertama

kehidupan bayi prematur.44

1. Fisiologis berat badan bayi

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang paling baik, mudah


33

dideteksi perubahan yang terjadi dalam waktu singkat karena perubahan -

perubahan konsumsi makanan. Berat badan berupa indikator untuk

melihat laju pertumbuhan fisik dan status gizi pada keadaan status

protein, lemak, karbohidrat, lemak air dan mineral pada tulang.43

Dalam proses regulasi asupan makanan yang berperan yaitu

hipotalamus yang merupakan komponen dalam keseimbangan tubuh.

Asupan makanan dipengaruhi oleh pusat lapar dan pusat kenyang.

Daerah pusat lapar dan makan disebut dengan inti lateral hipotalamus

sedangkan pusat kenyang disebut inti ventriomedialis hipotalamus. Pada

hipotalamus lateral bekerja dengan meningkatkan perangsangan motorik

terhadap semua aktivitas dan khususnya perangsangan emosinal untuk

mencari makanan sedangkan perasaan kepuasan akan makanan

distimulasi oleh pusat kenyang.

Pada daerah otak terdapat pengindraan yang berfungsi untuk

merangsang proses asupan makanan atau pencarian makanan. Pada

daerah lesi nukleus paraventrikuler menyebabkan peningkatan makan

karbohidrat yang berlebihan sedangkan lesi pada nukleus dorsomedial

hipotalamus menekan makan. Perangsangan dalam meningkatkan derajat

makan terjadi pada daerah batang otak bagian bawah seperti pada area

posterma, nukleus media kaudal, traktrus solitaries dan saraf vagus.

Selain itu, pusat yang lebih tinggi pada daerah yang memainkan peranan

penting dalam mengendalikan makanan yaitu pada daerah amigda dan


34

korteks prefrontal, dimana letak keduanya berdekatan dengan bagian

hipotalamus.45

2. Berat badan bayi prematur

Bayi prematur lahir dengan usia kehamilan kurang bulan serta

memiliki berat badan kurang dari 2500 gram. Berat bayi prematur yang

minim disebabkan bayi mengalami gangguan intrauterin dengan

pemendekan usia masa gestasi. Tidak semua bayi lahir dengan berat

badan lahir rendah (BBLR) termasuk prematur. Sedangkan penyebab

BBLR berupa adanya intoleransi glukosa saat masa kehamilan, nutrisi

berlebihan, maternal diabetes militus, heriditas serta kelahiran BBLR

yang berhubungan dengan multijanin, kehamilan kembar yang berbeda,

anomali kongenital, infeksi tinggi rubella dan infeksi intrauterin.39, 46

Terjadinya perubahan berat badan yang relatif cepat pada masa

bayi dibandingkan dengan waktu-waktu lain setelah lahir. Keadaan ini

terjadi baik pada bayi cukup bulan maupun pada bayi prematur. Bayi

yang baru lahir secara fisiologis akan mengalami penurunan berat badan

pada tiga hari pertama kehidupannya dan berat badan saat lahir akan

kembali pada hari ke sepuluh. Penurunan berat badan pada bayi cukup

bulan sebesar 5% dari berat badan lahirnya, sedangkan bayi prematur

mengalami penurunan sebesar 6 % - 8 % dari perbedaan berat badan

lahirnya. Bayi mengalami peningkatan berat badan sebesar 15 – 30

gram/kg/hari pada permulaan kehidupannya. Peningkatan berat badan ini

tidak akan terlihat pada 2 minggu pertama kehidupannya karena


35

komplikasi yang dialami oleh bayi prematur namun peningkatan berat

badan mulai terkejar saat usia 1 tahun hingga 2 tahun.47

Kebutuhan nutrisi bayi prematur yang diberi makan secara enteral

membutuhkan 120 – 140 kkal/kg/hari untuk mempertahankan laju

pertumbuhan tubuhnya. Namun, kebutuhan energi yang tinggi tidak

terpenuhi sehingga berat bayi yang sangat preterm sering terlihat pada

awalnya statis atau bahkan menurun dan bayi bahkan membutuhkan 21

hari untuk mencapai kembali berat lahir.48 Penambahan berat badan bayi

prematur sekitar 6-7 kg (13-15 pon) dalam tahun pertama. Pertambahan

berat badan ini merupakan rata – rata untuk bayi fullterm dalam

setahun.49

Bayi prematur memerlukan nutrisi selain untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari namun sebagai pemenuhan dalam pertumbuhan

perkembangan. Pemberian nutrisi yang dianjurkan adalah kalori 140-150

kal/kg BB/hari, karbohidrat 8-22 g/kg BB/hari, protein 3-4 g/kg BB/hari,

lemak 4-9 g/kg BB/hari, kebutuhan air untuk bayi kurang bulan yang

sehat dapat menerima cairan 150-200 cc/kg BB/hari sedangkan bayi yang

sakit 120130 cc/kg BB/hari. Selain nutrien tersebut, bayi juga

membutuhkan nutrien lain dan vitamin.50

3. Faktor yang mempengaruhi perubahan berat badan bayi prematur

a. ASI

Bayi prematur membutuhkan ASI dalam jumlah banyak namun

harus disesuaikan dengan keadaan volume lambung bayi. Bayi


36

prematur memiliki kebutuhan yang tinggi akan protein dan kalori

untuk mengejar pertumbuhannya.51

Pemberian ASI yang tidak berkecukupan berdampak pada

resiko kekurangan intake kalori, volume cairan menurun akibat

dehidrasi serta menurunnya motilitas gastrointestinal. Pada minggu

pertama kehidupan bayi biasanya volume ASI yang diproduksi tidak

sebanding dari total kehilangan cairan yang berefek neonatus

kehilangan berat badan sekitar 5 – 8 %. Penurunan berat badan yang

berlebihan merupakan salah satu indikator ketidakcukupan ASI pada

bayi, baik poduksi ASI maupun saat proses pemberian ASI.

Kandungan kebutuhan ASI atau formula untuk bayi dengan berat

lahir rendah, yaitu :52

Tabel 2.1 Komposisi kebutuhan ASI atau susu formula

Keterangan Susu ASI ASI ASI Formula Formula


sapi aterm preterm preterm berat aterm
matur yang di lahir
fortifikasi rendah
Energi 67 70 67 74 80 66
(kkal/100ml)
Karbohidrat 4,6 7 6 - 8,5 6,9
(g/100ml)
Lemak (g/100ml) 3,9 4,2 4 4 4,4 3,6
Protein (g/100ml) 3,4 1,3 1,8-2,4 3,7 2,2 1,5
Na (mmol/L) 22 7 22 31 13-20 8
K (mmol/L) 39 15 18 - 18 17
Ca (mmol/L) 30 9 6 27 18-27 12-20
Fosfat (mmol/L) 30 5 5 38 11-17 12-18

b. Masa_gestasi

Pada bayi yang lahir prematur kuantitas kehilangan cairan lebih

tinggi dibanding bayi lahir cukup bulan yang disebabkan kehilangan


37

cairan melalui evaporasi kulit dan saluran pernapasan serta memiliki

komponen ekstraselular yang lebih besar yang menyebabkan

terjadinya diuresis yang lebih besar pada neonatus prematur.

Keadaan inilah yang mengakibatkan penurunan berat badan yang

lebih tinggi dibanding neonatus yang lahir cukup bulan.53

c. Ekskresi neonatus

Ekskresi cairan neonatus mempengaruhi volume cairan tubuh yang

dapat mempengaruhi perubahan berat badan. Pada bayi prematur

kehilangan cairan lebih besar melalui evaporasi pada kulit sebesar

70% dan melalui sistem respirasi sebesar 30%. Kehilangan cairan

juga dapat melalui ginjal dan gastrointestinal sebesar 40 – 50%

kehilangan cairan lewat urin dan 3-10% melalui feses.53, 54

4. Kinerja pertumbuhan terhadap kenaikan berat badan bayi

Pertumbuhan kenaikan berat badan bayi tidak terlepas dari hormon

terpenting dalam pertumbuhan manusia yang dilepaskan oleh kelenjar

pituitari, terletak di dasar otak di dekat hipotalamus, sebuah struktur yang

memulai dan mengatur hipofisis. Setelah hormon hipofisis masuk ke

aliran darah maka akan langsung bertindak pada jaringan tubuh untuk

menginduksi pertumbuhan serta merangsang pelepasan hormon lain dari

kelenjar endokrin yang berada di tempat lain dalam tubuh. Melalui

kinerja umpan balik yang sangat sensitif, ia menginstruksikan kelenjar

pituatari untuk meningkatkan atau mengurangi jumlah setiap hormon.

Dengan cara ini, pertumbuhan dikendalikan dengan hati-hati.


38

Hormon pertumbuhan (GH) merupakan satu-satunya sekresi

hipofisis yang diproduksi terus sepanjang hidup, mempengaruhi

perkembangan semua jaringan kecuali sistem saraf pusat dan alat

kelamin. GH bekerja dengan bertindak langsung pada tubuh dan juga

menstimulasi hati dan kerangka untuk melepas hormon lain berupa

insulin seperti insulin like growth factor 1 (IGF -1) yang memicu

duplikasi sel ke seluruh tubuh terutama kerangka, otot, saraf, sumsum

tulang (asal sel darah), hati, ginjal , kulit dan paru-paru.47

5. Alat ukur dan standar berat badan bayi prematur

Alat ukur yang digunakan dalam menilai berat badan bayi prematur

menggunakan timbangan digital berat badan. Sedangkan, standar berat

badan bayi prematur menurut teori berada pada kisaran berat badan <

2500 gram atau dapat dikatakan berat badan lahir rendah (BBLR),

sehingga standar normal berat badan yang dicapai bayi prematur kisaran

15 – 30 gram perharinya.47

C. Perkembangan bayi prematur

Perkembangan bayi lahir prematur terjadi lebih lambat dibanding bayi

yang lahir cukup bulan. Terutama dalam perkembangan reflek bayi, tonus

otot, keterampilan motorik, respon sensorik, tingkah laku bahkan

perkembangan bicara. Banyak bayi prematur dapat mengejar

perkembangannya sama dengan kelompok usia bayi lahir cukup bulan selama

2 tahun pertama kehidupannya, namun ada sebagian bayi prematur yang


39

membutuhkan waktu lebih lama terutama bayi yang lahir > 2 bulan prematur.

Selain itu, kelainan perkembangan banyak di dapati pada kelainan fungsi

intelektual atau motorik bayi prematur. Perkembangan bayi prematur akan

tetap tertinggal dibanding bayi yang lahir cukup bulan terlihat dalam waktu

kurun waktu 1 tahun walupun ketika bayi lahir memperlihatkan penampilan

yang lebih hidup dan aktif. Keadaan ini akan menghilang dalam waktu 2

tahun jika tidak ada pengaruh hal negatif lainnya.55

Kelahiran prematur akan merugikan proses perkembangan selanjutnya

pada bayi prematur. Secara umum, semakin hebat tingkat prematuritas dan

semakin rendahnya berat badan lahir bayi maka akan semakin besar pula

kemungkinan timbulnya defisit intelektual dan neurologis sebanyak 50% bayi

dengan berat 500 – 750 gram mempunyai cacat perkembangan syaraf yang

berarti (kebutaan, ketulian, retardasi mental, palsi serebral). Kecilnya

lingkaran kepala bayi pada saat lahir dapat serupa atau terkait dengan

prognosis perilaku saraf yang jelek. Insidens adanya keseluruhan cacat

neurologis dan perkembangan bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLSR)

berkisar dari 10 – 20%, temasuk palsi serebral 3-6%, cacat sedang sampai

berat pada pendengaran dan penglihatan 1-4% dan kesukaran belajar 20%

dengan rata-rata tingkat IQ global adala 90 – 97.56

Kecerdasan yang kurang pada bayi prematur merupakan salah satu

masalah dalam perkembangan bayi prematur, maka dengan pemberian air

susu ibu (ASI) secara dini dan optimal dapat menunjang dalam proses

perkembangan bayi. Pemberian ASI bagi bayi-bayi prematur sangat


40

mempengaruhi tingkat kecerdasan mereka ketika dewasa. Pengaturan

makanan yang langsung diterapkan setelah bayi lahir memiliki pengaruh

serupa pada semua bayi bukan hanya pada bayi prematur. Bahkan telah

dilakukan penelitian pada anak-anak yang pada masa bayi menerima

setidaknya sedikit ASI memiliki nilai tes IQ yang lebih tinggi dibanding yang

hanya mendapat susu formula. Pemberian ASI yang tercukupi dengan baik

merupakan salah satu pendorong dari gerak reflek menghisap dan menelan

bayi. Semakin efektif rangsangan reflek menghisap dan menelan maka

kemauan bayi akan menyusui semakin besar sehingga berdampak pada

kebutuhan ASI tercukupi dan mempengaruhi proses perkembangan

kecerdasan bayi nantinya menjadi lebih optimal.57

D. Tanda – tanda Vital

Tanda – tanda vital pada bayi neonatus, yaitu :

1. Suhu

a. Definisi

Suhu tubuh normal pada neonatus cukup bulan berkisar 36,50 C –

37,50C. Apabila suhu tubuh < dari 36,50C maka neonatus akan

mengalami hipotermia sedangkan jika suhu tubuh > 37,50 C maka

neonatus akan mengalami hipertemia.58 Namun, pada bayi prematur

rentang suhu nomal berkisar 36,30C - 36,90C.11

Suhu pada bayi prematur cenderung mengalami hipotermi

sebab selama di dalam kandungan bayi berada dalam suhu yang


41

normal. Namun, saat segera setelah bayi lahir dihadapkan pada

keadaan suhu lingkungan yang relatif lebih rendah, selain itu

hipotermi dapat terjadi pula karena kemampuan dalam

mempertahankan panas dan kesanggupan menambah produksi panas

sangat terbatas sebab lemak subkutan yang sedikit, belum

optimalnya sistem saraf pengatur suhu tubuh serta luas permukaan

suhu tubuh relatif lebih besar dibanding dengan berat badan sehingga

mudah untuk kehilangan panas.59

Kehilangan panas pada bayi dapat terjadi bila bayi dibiarkan

pada suhu kamar (24-250C) melalui proses evaporasi, konveksi dan

radiasi sebanyak 200 kalori/kgBB/menit, sedangkan produksi panas

dapat dibentuk per 10 dari jumlah kehilangan panas bayi dalam

waktu bersamaan. Keadaan ini mengakibatkan penurunan suhu

tubuh sebanyak 20C dalam waktu 15 menit. Hal ini sangat berbahaya

terlebih bagi bayi prematur atau BBLR (berat bayi lahir rendah)

dapat menyebabkan asfiksia karena tidak kuat untuk mengimbangi

suhu tersebut dengan produksi panas yang dibuat oleh siklus

tubuhnya sendiri.60, 61

b. Teori kehilangan panas pada bayi prematur

Bayi prematur rentan mengalami kehilangan panas dalam tubuhnya.

Kehilangan panas ini terjadi melalui 4 mekanisme, yaitu :

1) Konveksi

a) Perbedaan suhu antara kulit dan udara


42

b) Area kulit yang terpajan udara

c) Pergerakan udara di sekitar merupakan penyebab penting

kehilangan panas, dapat dilakukan dengan memakaian baju

pada bayi, meningkatkan suhu udara dan menghindari aliran

udara.

2) Radiasi

Merupakan kehilangan panas dengan bergantung pada

perbedaan suhu antara kulit dan permukaan di sekelilingnya

yaitu dengan dinding isolator (inkubator) atau dapat terjadi di

bawah penghangat radian, jendela dan dinding ruangan, serta

keadaan radiasi tidak tergantung pada suhu udara.

3) Evaporasi

Keadaan kehilangan panas yang dapat terjadi ketika :

a) Saat lahir ketika kulit basah maka bayi harus dikeringkan

dan dibungkus dengan handuk yang hangat

b) Pada bayi prematur disebabkan oleh kulit tubuh yang sangat

tipis dan permeabel pada air

c) Dapat terjadi dari cabang pernapasan yang menggunakan

ventilasi buatan nasal kecuali oksigen atau udara hangat dan

dilembapkan.

4) Konduksi

Kehilangan panas yang terjadi jika bayi diletakkan diatas matras

namun angka kejadian ini kecil terjadi.48


43

c. Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh

Suhu tubuh bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :62

1) Suhu lingkungan

Suhu lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh bayi artinya

lingkungan yang lebih dingin dapat mengurangi panas dari

tubuh bayi dan begitu sebaliknya suhu tubuh dapat

mempengaruhi suhu lingkungan.

Tabel 2.2 Suhu inkubator menurut umur bayi dan berat badan

Berat bayi Suhu inkubator menurut umur (dalam 0C)


0
(gram) 35 C 340C 330C 320C
<1500 1-10 hari 11-3 minggu 3-5 minggu > 5 minggu
1500-2000 1- 10 hari 11-4 minggu > 4 minggu
2100-2500 1-2 hari 3 – 3 minggu > 3 minggu

2) Usia gestasi

Usia kehamilan pada kelahiran prematur mempengaruhi

timbunan lemak yang ada dibawah kulit dan pembentukan

lemak coklat dimulai saat minggu ke 30 sehingga semakin muda

usia gestasi saat bayi lahir maka akan semakin menipis

kandungan lemak yang berada dibawah kulit yang akan

mempengaruhi rentannya bayi kehilangan panas.63

3) Status gizi

Status gizi mempengaruhi suhu tubuh bayi karena semakin baik

proses penyerapan makanan bayi maka akan mempengaruhi

jaringan lemak pada bayi bertambah. Hal ini akan berefek

terhadap perlindungan sushu tubuh bayi.


44

4) Usia bayi

Usia bayi pada bayi prematur merupakan masa usia bayi setelah

dilahirkan. Semakin lama hari rawat bayi maka pengaturan suhu

inkubator semakin diturunkan secara bertahap.64

d. Alat ukur dan standar suhu tubuh bayi prematur

Alat ukur yang digunakan dalam menilai suhu tubuh bayi prematur

menggunakan termometer digital. Sedangkan, standar suhu tubuh

bayi prematur menurut teori berada pada kisaran 36,30C – 36,90C.11

2. Nadi

a. Definisi

Nadi berupa suatu gambaran dari kinerja denyut jantung yang

bekerja memompakan sejumlah darah ke dalam arteri dan disebarkan

keseluruh tubuh. Apabila terjadi masalah pada kerja jantung maka

dapat diketahui dari frekuensi nadi. Nadi merupakan frekuensi irama

dan volume detak jantung yang dapat dikaji pada daerah sentral atau

perifer. Nadi berupa gelombang darah yang dihasilkan oleh kontraksi

ventrikel kiri jantung sehingga adanya gelombang nadi ini

menunjukkan volume darah yang dikeluarkan saat kontraksi jantung

dan komplians arteri (kemampuan arteri untuk berkontraksi dan

melebar).65

Pengkajian nadi bisa dinilai pada keadaan frekuensi,

keteraturan serta volume. Nadi yang tidak teratur memperlihatkan

ketidakteraturan kinerja jantung sedangkan nadi yang kuat atau


45

lemah, cepat atau penuh semuanya mengindikasikan perubahan

dalam jumlah darah yang dipompakan.

Nilai normal denyut nadi pada neonatus yaitu :

1) Nilai normal denyut nadi pada bayi neonatus berada pada

rentang 120 – 160 kali setiap menit. Jika denyut nadi > 160 kali

setiap menit maka disebut takikardi, sedangkan bila denyut nadi

< 120 kali setiap menit maka disebut bradikardi

2) Denyut nadi pada neonatus stabil atau sehat dapat diukur tiap 4

jam sekali sedangkan pada neonatus yang tidak stabil maka

dapat di ukur setiap jam

3) Alat yang digunakan untuk mengukur denyut nadi yaitu alat

yang digunakan untuk mengukur saturasi oksigen pula dengan

menggunakan oksimetri nadi (pulse oksimetry).66

b. Lokasi pengukuran nadi

Pengukuran nadi dapat dilaksankaan pada beberapa lokasi , yaitu :

arteri radialis merupakan tempat yang mudah diakes untuk dilakukan

pemeriksaan, arteri temporalis berupa tempat pilihan jika arteri

radialis tidak mudah di akses, arteri karotis dan apical sering

digunakan pemeriksaan pada anak dan bayi, arteri brakialis sering

digunakan seiring dengan pengukuran tekanan darah, arteri femoralis

dilakukan pada anak-anak dan bayi untuk mengetahui sirkulasi ke

tungkai, arteri poplitea digunakan untuk mengetahui sirkulasi ke


46

tungkai bawah, dan arteri tibial posterior serta pedal dilakukan untuk

mengetahui sirkulasi ke kaki.66

c. Alat ukur dan standar nadi bayi prematur

Alat ukur yang digunakan dalam menilai nadi bayi prematur

menggunakan pulse oksimetri. Sedangkan, standar nadi bayi

prematur menurut teori berada pada kisaran 120 – 160 x/menit. Jika

denyut nadi < 120 kali setiap menit maka bayi mengalami bradikardi

dan jika >160 kali setiap menit maka bayi mengalami takikardi.

3. Respirasi

a. Definisi

Respirasi adalah proses menghirup udara bebas yang mengandung

oksigen (O2) dan mengeluarkan udara yang mengandung

karbondioksida (CO2) sebagai sisa oksidasi keluar dari tubuh. Proses

menghirup oksigen disebut inspirasi sedangkan proses mengeluarkan

karbondioksida disebut ekspirasi. Sistem respirasi meliputi bagian

hidung, faring, laring, trakea, brokus, bronkiolus dan alveolus.67

b. Frekuensi nafas normal pada neonatus adalah 40 – 60 x/menit

c. Pada neonatus yang stabil dapat diukur setiap 4 jam sekali

sedangkan pada neonatus yang tidak stabil dapat diukur setiap 1 jam

sekali

d. Pengkajian pernapasan bayi dapat dilakukan dengan meletakkan jari

atau tangan tepat dibawah prosesus xifodeus sehingga inspirasi yang


47

meningkat dapat dirasakan. Selain itu, pernapasan dapat dikaji

dengan mendengarkan bunyi nafas melalui stetoskop.68

e. Alat ukur dan standar respirasi bayi prematur

Alat ukur yang digunakan dalam menilai respirasi bayi prematur

menggunakan arloji berdasarkan bunyi nafas yang didapatkan

melalui stetoskop. Sedangkan, standar respirasi bayi prematur

menurut teori berada pada kisaran 40 - 60 x/menit.68

4. Saturasi Oksigen

Pengukuran oksigen pada neonatus merupakan hal yang vital dalam

pengukuran kondisi fisiologis neonatus sebab dapat memberikan

informasi yang penting pada perawatan neonatal.

a. Saturasi oksigen (SO2) merupakan keadaan hemoglobin yang

berikatan dengan oksigen dalam arteri. Berfungsi untuk mengukur

presentase oksigen yang diikat oleh hemoglobin di dalam aliran

darah. Pada keadaan tekanan partial oksigen yang rendah maka

sebagian besar hemoglobin teroksigenasi sehingga proses kinerja

pendistribusian darah beroksigen dari arteri ke jaringa tubuh.69

b. Pengukuran SaO2 dilakukan dengan menggunakan oksimetri denyut

nadi (pulse oxymetry) berupa alat dengan prosedur non invasif yang

dapat dipasang pada jari tangan, cuping telinga ataupun hidung.

Dengan alat ini dapat terdeteksi secara kontinue status SaO2 dan

frekuensi nadi. Pulse oxymetri bekerja dengan cara mengukur

saturasi oksigen dan frekuensi nadi melalui transmisi cahaya infrared


48

melalui aliran darah arteri pada daerah lokasi dimana alat ini

diletakkan.

c. Alat ukur dan standar saturasi oksigen bayi prematur

Alat ukur yang digunakan dalam menilai saturasi oksigen bayi

prematur menggunakan pulse oksimetri. Sedangkan, standar saturasi

oksigen bayi prematur menurut teori berada pada kisaran 90 – 92%

sedangkan nilai normal saturasi oksigen pada bayi lahir cukup bulan

antara 95 – 100%.60

E. Lama Rawatan

1. Definisi

Lama rawat merupakan istilah yang umum digunakan untuk

mengukur durasi pasien dalam satu siklus rawat inaf. Lama rawat inaf

dinilai dengan cara mengekstraksi durasi tinggal dirumah sakit yang

diukur dalam jam atau hari.70

2. Perawatan selama masa rawatan dirumah sakit

Pada bayi prematur yang dirawat di rumah sakit perlu diperhatikan

beberapa hal keadaan ini :

a. Inkubator

b. Oksigen

c. Nutrisi

d. Obat - obatan

e. Bantuan pernapasan
49

f. Penimbangan berat badan

g. Pengawasan tanda vital

h. Pemeriksaan laboratorium

i. Membantu proses adaptasi

3. Indikator bayi prematur diperbolehkan pulang

Bayi diperbolehkan pulang berdasarkan pedoman pelayanan neonatalogi

dikelompokkan sebagai berikut :71

a. Tingkat II Non Infeksi

Neonatus dari perawatan non infeksi bisa dipindahkan ke ruang

rawat gabung atau dapat langsung pulang bila memenuhi kriteria :

1) Tidak ada gangguan nafas

2) Neonatus bblr / prematur minimal berat badan ≥ 2500 gram atau

berat badan sudah naik melebihi berat badan lahir

3) Reflek hisap kuat dan bisa menetek ibu

4) Toleransi feeding atau diet baik (target diet sesuai dengan

kebutuhan nutrisi per hari, tidak ada residu lambung, tidak ada

distensi abdomen)

5) Orang tua atau keluarga sudah siap merawat bayi dirumah

b. Tingkat II Infeksi

Neonatus dari perawatan infeksi bisa dipindahkan ke tingkat non

infeksi sebelum pindah ruang rawat gabung atau langsung pulang

bila memenuhi kriteria :

1) Sama dengan kriteria pasien non infeksi


50

2) Tidak ada tanda-tanda infeksi

3) Hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal

c. Tingkat.III

Neonatus pasca perawatan di tingkat III sebelum pulang atau

dipindah ke ruang rawat gabung terlebih dahulu distabilkan di

tingkat II dengan kriteria :

1) Neonatus sudah lepas alat bantu nafas (ventilator / CPAP /

NIPPV) 1 x 24 jam

2) Bebas kejang 1 x 24 jam

3) Neonatus pasca bedah 1 x 24 jam dan hemodinamik stabil

4) Hemodinamik stabil ( Nadi, denyut jantung, laju pernapasan,

Sp02 )

5) Tidak ada inbalance elektrolit berat

4. Asuhan kebidanan bayi prematur sesuai evidance based prosedure

Asuhan kebidanan yang ditemui di rumah sakit yang menjadi tempat

penelitian mencakup beberapa hal yang perlu diperhatikan, meliputi :71

a. Tujuan : untuk memberikan pelayanan yang komprehensif, cepat,

tepat, akurat dan optimal agar bayi prematur / BBLR terhindar dari

komplikasi gejala sisa atau kematian.

b. Kebijakan prosedur dalam pelayanan asuhan bayi prematur, terdiri

dari :

1) Persiapan alat, meliputi : infant warmer, inkubator, bedset

monitor dan nesting


51

2) Pelaksanaan, meliputi beberapa indikator yang dicapai :

a) Monitor keadaan umum (KU) dan pola napas bayi (sianosis,

retraksi dada napas, cuping hidung)

b) Berikan injeksi vitamin K1mg (intramuskular), ukur

antropometri bayi : BB, TB, LK, LD dan cek kadar gula

darah sewaktu (ODS)

c) Masukkan bayi ke dalam inkubator yang sudah di atur

suhunya terlebih dahulu

d) Tutup seluruh permukaan kaca inkubator dengan penutup

kain dan matikan lampu ruangan setelah selesai tindakan

untuk meminimalkan bayi dari stressor cahaya

e) Hindarkan bayi dari kebisingan dan rangsangan yang

membuat bayi menjadi stress. Buka dan tutup inkubator

secara perlahan

f) Pasang bedset monitor / pulse oxymetri untuk memantau

HR dan saturasi oksigen

g) Pantau keadaan umum termoregulasi pola napas, status

nutrisi dan cairan bayi secara terus menerus

h) Jika usia kehamilan bayi kurang dari 32 minggu dan tidak

ada gangguan napas, bayi tetap diberikan alat bantu napas

CPAP dengan tujuan membuka alveoli paru-paru selama 24

jam atau secepatnya bisa langsung disapih


52

i) Jika bayi tidak bugar dan ada gangguan napas sedang maka

harus segera untuk diberikan alat bantu napas CPAP jika

bayi masih ada nafas spontan jika tidak ada napas spontan

bayi harus segera dilakukan tindakan inkubasi

j) Pasang infus umbilikal jika diperlukan untuk pemberian

cairan dan obat-obatan

k) Pantau bayi secara terus menerus keadaan umum,

termoregulasi, pola napas, status nutrisi dan cairan sesuai

dengan kebutuhan

l) Lakukan tindakan dengan minimal handling dengan prinsip

steril

m) Lakukan PMK ( Perawatan Metode Kangguru) dengan

pemantuan jika kondisi bayi sudah stabil dan tanpa

memakai alat – alat yang menempel dibadan bayi

3) Pemantauan

a) Pengaturan suhu tubuh ditujukan untuk mencapai

lingkungan suhu netral sesuai dengan protocol

b) Terapi oksigen dan bantuan ventilasi

c) Terapi cairan dan elektrolit yang seimbang

d) Pemberian asupan nutrisi dengan sonde maupun nutrisi

parenteral

e) Pantau kadar gula darah dan kadar hiperbilirubin

f) Berikan antibiotik spektrum luas


53

g) Pada umur 1 bulan bayi dikonsultasikan ke dokter spesialis

mata untuk kemungkinan adanya ROP

F. Stimulasi Taktil Kinestetik

1. Definisi

Stimulasi taktil merupakan tindakan sentuhan ringan berupa

belaian dengan tekanan sedang mulai dari daerah atas sampai bawah

pada tubuh bayi. Sedangkan stimulasi kinestetik merupakan terapi

gerakan latihan pasif yang lembut dengan menggunakan bagian

ekstermitas tangan maupun kaki pada bayi. Berfungsi untuk

memudahkan dalam merelaksasikan fungsi persendian dan organ-organ

otot pada bayi.19

Stimulasi taktil atau terapi rangsangan rabaan berupa hal yang

paling penting dalam perkembangan. Stimulasi sentuhan berupa hal yang

paling berkembang saat lahir. Dengan memegang, menepuk, memberikan

ASI, mengganti popok, memijat serta memandikan merupakan stimulasi

sentuhan yang bervariasi. Stimulasi rangsangan yang dilakukan sejak dini

dan dilakukan terus menerus bervariasi dengan suasana yang

menyenangkan akan memacu perkembangan bayi dari berbagai sudut

aspek. Stimulasi yang dilakukan di kulit merupakan reseptor terluas pada

tubuh dan stimulasi pada kerja ini bisa menjadi reseptor atau alat

komunikasi non verbal serta dapat meningkatkan ungkapan cinta kasih ke

bayi dapat disampaikan melalui terapi sentuhan.72


54

2. Manfaat

Bayi yang baru lahir sangat peka terhadap lingkungan sekitarnya

sehingga adanya pemberian stimulasi taktil sangat penting untuk

perkembangan otak maupun membantu bayi mengatasi stres pada bayi

prematur, meningkatkan dan mendukung kesehatan fisik serta stimulasi

sentuhan juga mendukung perkembangan emosional.73 Efek positif yang

lain dari terapi sentuhan berupa : peningkatan berat badan, respon nyeri

menurun, perbaikan pencernaan dan pengeluaran energi yang lebih

sedikit, kenaikan suhu, efek positif pada laju pernafasan, berkurangnya

stress yang tercermin pada kada kortisol serum lebih rendah, peningkatan

pematangan aktivitas elektroensefalografi dan fungsi visual,

perkembangan neurologis, motor serta perilaku yang membaik.14

Selain itu, Menurut penelitian yang telah dikaitkan dengan terapi

sentuhan memiliki manfaat secara fisiologis yaitu :

a. Dampak biokimia positif : penurunan kadar hormon stres,

peningkatan kekebalan terutama IgG, IgA dan IgM.

b. Dampak klinis yang positif : peningkatan jumlah sel dan daya toksin

dari sistem imunitas, memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan,

merangsang fungsi pencernaan dan pembuangan, mengubah

gelombang otak secara positif, meningkatkan kenaikan berat badan,

mengurangi depresi, membuat tidur terlelap, mengurangi rasa sakit,

meningkatkan hubungan orang tua dan bayi, meningkatkan volume

air susu ibu.74


55

3. Komponen dalam tindakan stimulasi taktil kinestetik

Dalam pemberian stimulasi taktil dan kinestetik ada 6 komponen yang

mencakup :

a. Durasi : lamanya proses pemberian sentuhan yang diberikan

kepada bayi prematur. Pada beberapa penelitian durasi yang

digunakan mencakup selama 10 menit pada stimulasi taktil dan

selama 5 menit pada stimulasi kinestetik yang dilakukan oleh Field

dan selama 20 menit yang dilakukan oleh Smith, Lux, Haley etc.75, 76

b. Lokasi : berupa bagian tubuh bayi prematur yang mendapat

stimulasi taktil dan kinestetik pada daerah kepala, bahu, punggung,

lengan , kaki dan bokong.

c. Pelaksanaan : pada saat pelaksanaan terapi sentuhan memerlukan

tindakan secara prosedural atau bertahap. Pada saat bayi merasa

nyaman ketika mendapatkan terapi sentuhan maka pemberian

tindakan dapat diteruskan.

d. Intensitas : pemberian stimulasi taktil dapat dilakukan dengan

intensitas lembut sebab tubuh bayi prematur sangat rentan dan rapuh.

e. Frekuensi : jumlah stimulasi taktil yang diberikan kepada bayi

prematur pada setiap harinya. Frekuensi yang dilakukan bisa

sebanyak 2 - 3 x dalam dan 5 hari sesuai penelitian yang dilakukan

oleh Diego etc.19


56

4. Prosedur sebelum pemberian stimulasi taktil kinestetik

a. Sebelum memberikan stimulasi taktil dan kinestetik diwajibkan

untuk mencuci kedua tangan dengan benar terlebih dahulu

menggunakan antiseptik

b. Keringkan kedua tangan kemudian hangatkan kedua tangan

menggunakan pemanasan yang hangat sampai suhu telapak tangan

terasa hangat atau usap kedua tangan satu sama lain agar hangat

c. Pemberi sentuhan atau terapis merilekskan kedua lengan dan otot

kedua bahu selama 1 menit dan dapat menarik nafas terlebih dahulu

untuk memusatkan energi ke telapak tangan

d. Lakukan pemberian stimulasi taktil kinestetik melalui tiga cara tahap

pemberian, yaitu stimulasi taktil (5 menit), stimulasi kinestetik (5

menit) dan stimulasi taktil kembali (5 menit).19, 25

5. Protokol stimulasi taktil kinestetik

a. Stimulasi taktil

Bayi diletakkan dengan posisi supine / terlengkup dengan pemberian

sentuhan rabaan menggunakan tekanan sedang dan lembut. Stimulasi

sentuhan taktil tiap gerakan dilakukan dalam waktu 2 x 5 detik dan

dikerjakan sebanyak 6 kali pengulangan tiap satu langkah prosedur

sehingga waktu yang dibutuhkan selama 5 menit tiap keseluruhan

prosedur stimulasi taktil.


57

1) Kepala :

Gunakan dengan kedua telapak tangan, usap kepala dari puncak

kepala sampai leher kemudian kembali lagi ke puncak kepala.

2) Bahu :

Dengan dua jari tangan kanan dan kiri usap kedua belah bahu

bayi dari pertengahan punggung ke pangkal lengan, kemudian

kembali ke pertengahan punggung.

3) Punggung :

Dengan dua jari kedua tangan usaplah dari punggung atas bayi

ke bokong, kemudian kembali ke punggung bagian atas.


58

4) Kaki :

Dengan dua jari kedua tangan usaplah kedua kaki secara

bersamaan dari pangkal paha ke pergelangan kaki, kemudian

kembali ke pangkal paha.

5) Lengan :

Dengan dua jari kedua tangan usaplah kedua lengan secara

bersamaan dari pangkal bahu ke pergelangan tangan, kemudian

kembali ke pangkal bahu.

b. Stimulasi kinestetik

Bayi diletakkan dengan posisi terlentang atau prone, tindakan

kinestetik dilakukan satu persatu pada kedua tangan maupun kaki.

Tiap satu langkah prosedur gerakan dilakukan dalam waktu 2 x 5

detik dan diulang sebanyak 6 kali pengulangan tiap gerakan sehingga

membutuhkan waktu selama 5 menit.


59

1) Lengan :

Lakukan satu per satu pada lengan kanan maupun kiri, pegang

lengan pada pergelangan tangan kemudian tekuklah pada siku

2) Kaki :

Lakukan satu per satu pada kaki kanan maupun kiri, pegang

pergelangan kaki kemudian tekuklah pada daerah lutut dan

pinggang

3) Kaki :

Lakukan satu per satu pada bagian kanan dan kiri, pegang

pergelangan kaki kemudian tekuklah pada daerah lutut sampai

menekan daerah perut.


60

c. Stimulasi taktil

Pada tahap ketiga ini diberikan pemberian stimulasi taktil kembali

seperti pemberian pada tahap awal.19, 77

6. Hal yang perlu diperhatikan ketika pengambilan keputusan mengenai

stimulasi sentuhan

a. Memodifikasi semua penanganan atau sentuhan yang mendukung,

sensitif, tenang dan sinkron dengan kondisi bayi serta isyarat

perilakunya

b. Memantau respon perilaku atau tanggapan bayi selama semua

prosedur penanganan sentuhan

c. Hindari pada semua bayi yang kecil rapuh dan secara medis tidak

stabil.78

7. Mekanisme dasar Fisilogis Stimulasi Taktil Kinestetik

Fisiologis sentuhan merupakan sistem sensorik paling awal pada

bayi dihari pertama kehidupannya. Sentuhan yang diberikan pada

permukaan kulit akan merangsang ujung-ujung syaraf yang dilanjutkan

melalui syaraf tulang belakang. Hal ini akan merangsang peredaran darah

dan menambah energi akibat gelombang oksigen yang dikirim ke otak

dan seluruh tubuh. Dengan pemberian rangsangan dapat meningkatkan

pertumbuhan dan kematangan otak bergantung pada neurotransmiter

serotonin yang responsif terhadap stimulasi sentuhan ringan dan

lembut.79 Hipotalamus bekerja sebagai sistem mediator yang bertindak

sebagai sistem syaraf otonom yang berdampak untuk menghilangkan


61

stress dan kecemasan. Sentuhan yang diberikan tidak hanya mencakup

aspek fisik namun sebagai rangsangan afektif.18 Rangsangan sentuhan

tidak memiliki efek buruk pada parameter fisiologis bayi prematur.79

Mekanisme fisiologis stimulasi taktil menurut penelitian yang

telah dilakukan oleh Liaw bahwa stimulasi sentuhan mempunyai dasar

mekanisme perjalanan fisiologis yang terdiri dari pengeluaran beta

endorpin, aktivitas nervus vagus dan produksi serotinin.72

Pengeluaran beta endorpin mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan bayi sedangkan kinerja aktivitas nervus vagus

mempengaruhi mekanisme penyerapan makanan. Pada penelitian yang

telah dilakukan oleh Field and etc. bahwa pada bayi yang diberikan

rangsangan belaian rabaan mengalami peningkatan tonus nervus vagus

(syaraf otak ke 10) yang akan menyebabkan peningkatan kadar enzim

penyerapan gastrin dan insulin atau insulin - like growth factor 1 (IGF -1)

sehingga penyerapan makanan akan menjadi lebih baik. Keadaan

aktivitas nervus vagus yang meningkat menyebabkan produksi volume

ASI semakin banyak sehingga bayi akan cepat lapar. Maka keadaan ini

dapat mengakibatkan pertumbuhan bayi prematur semakin optimal.15, 74,


80

Selain itu, pada produksi serotonin dapat meningkatkan daya tahan

tubuh. Adanya pemberian stimulasi taktil maka akan meningkatkan

aktivitas neurotransmitter serotonin, yaitu meningkatkan kapasitas sel

reseptor yang berfungsi mengikat glucocorticoid. Proses keadaan ini


62

menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin dan kortisol

(hormon stres). Penurunan kadar stres ini akan meningkatkan daya tahan

tubuh terutama IgM (Immunoglobulin M) dan IgG (Immunoglobulin G).

Dengan keadaan ini dapat memberikan kenyamanan kepada bayi, dapat

menghilangkan rasa sakit sebab dengan sentuhan ini dapat mengubah

gelombang otak dengan menurunkan gelombang alpha serta

meningkatkan gelombang betha dan tethra yang berdampak bayi dapat

tertidur lebih lelap, lebih siaga (alertness) dan konsentrasi.74 Dampak

yang ditimbulkan ini berefek pada adanya tingkat kestabilan kondisi

tanda vital yang disebabkan relaksasi yang di alami oleh bayi.18

Pada keadaan stimulasi kinestetik dapat melatih aktivitas

pergerakan latihan pasif pada ekstermitas tangan dan kaki bayi yang

mengakibatkan terjadinya relaksasi pada persendiaan otot yang

berdampak pada relaksasi tubuh bayi dan meningkatkan laju

pertumbuhan bayi.19 Relaksasi otot tubuh bayi mempengaruhi terjadinya

penurunan hormon adrenalin yang berefek pada tingkat kestressan bayi

semakin menurun sehingga dapat menghasilkan stabilisasi pada tanda

vital bayi, sedangkan berdampak pula pada stimulasi pertumbuhan bayi

yang dapat mempengaruhi penambahan berat badan bayi prematur.81

8. Efektifitas asuhan kebidanan stimulasi taktil kinetetik terhadap

pertumbuhan, kondisi tanda vital dan lama rawatan

Permasalahan yang terdapat pada bayi prematur beragam jenis

mulai dari masalah pembentukan organ tubuh yang belum sempurna


63

sampai minimnya sentuhan yang di dapat pada bayi prematur

dikarenakan bayi berada didalam inkubator sehingga harus adanya

intervensi yang dapat membantu masalah pada bayi prematur. Intervensi

yang sudah ada dan diterapkan di rumah sakit berupa perawatan metode

kanguru (PMK), intervensi ini membantu dalam proses adaptasi dan

perbaikan kondisi bayi prematur. Namun, eksistensi intervensi PMK saja

yang di dapat kurang membantu dalam proses penurunan lama rawatan

sehingga harus adanya intervensi lain yang perlu diamati lebih rinci

berupa intervensi stimulasi taktil kinestetik.

Hasil analisis penelitian sebelumnya yang sudah ada mengenai

pertumbuhan bayi prematur terutama kenaikan berat badan menunjukkan

hasil kebermanfaatan yang lebih tinggi, terbukti berat badan mengalami

peningkatan sebesar 25% dan nilai mean 3250 gram dengan diberikannya

intervensi 3 x sehari selama 14 hari.24

Penelitian lain yang telah dilakukan dihasilkan analisis bahwa

kestabilan kondisi tanda vital bayi prematur dengan stimulasi taktil

kinestetik terhadap kenaikan suhu tubuh mengalami peningkatan sebesar

0,750C, terhadap penurunan nadi sebesar 1,40 x/menit dengan nilai mean

134,27 x/menit, terhadap penurunan respirasi sebesar 2 x/menit dengan

nilai mean 44,09 x/menit serta terhadap peningkatan saturasi oksigen

sebesar 0,2 % dengan nilai mean 94,28%. Pemberian intervensi ini pada

variabel suhu tubuh, nadi, respirasi dan saturasi oksigen dilakukan 1 x

sehari selama 5 hari.22, 25, 27


64

Analisis lain pada keadaan lama rawatan bayi prematur dengan

menggunakan stimulasi taktil kinestetik dilakukan 1 x sehari selama 7

hari menghasilkan lama rawatanyanglebih singkat seminggu atau 7 hari

dari kelompokyang tidak diberikan perlakuan stimulasi taktil kinestetik.4

Melihat analisis hasil penelitian diatas bahwa stimulasi taktil

kinestetik memiliki eksistensi yang kuat terhadap peningkatan berat

badan, perbaikan kondisi tanda vital dan penurunan lama rawatan,

sehingga dengan hasil yang didapat ini dilakukan pengembangan

penelitian lanjutan mengenai stimulasi taktil kinestetik dengan

pengamatan observasi yang lebih pendek durasinya 2 x sehari selama 3

hari pada bayi prematur dengan keadaan dapat memberikan efektifitas

dan memperbaiki keadaan bayi prematur menjadi lebih optimal dari

sebelumnya .

G. Teori Konservasi Levine

Teori konservasi levine merupakan model keperawatan pada bayi

prematur yang digunakan untuk memantau praktik keperawatan neonatal.

Adanya teori ini membantu bayi untuk bertahan dilingkungan ekstrauterine

serta dapat digunakan untuk memastikan kebutuhan asuhan keperawatan

menyeluruh untuk bayi dan keluarga terpenuhi. Teori ini menganut tiga

diagram utama konseptual levine yaitu : Konservasi, Adptasi dan Wholeness

(keutuhan / holistik). Konservasi merupakan perlindungan yang berfungsi

sebagai hukum alam yang menjadi dasar ilmu pengetahuan. Konsep


65

konservasi ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan adaptasi dan

memelihara keutuhan (keholistikan) dengan menggunakan prinsip konservasi

(perlindungan).82

Model keperawatan konservasi levine mempunyai 4 prinsip utama

konservasi, yaitu : 83

1. Konservasi keseimbangan energi

Munculnya konservasi ini disebabkan karena berkurangnya kematangan

fisiologis bayi prematur untuk kelangsungan hidup mandiri dilingkungan

ekstrauterin sebagai ancaman terhadap keseimbangan energi. Konservasi

energi termasuk dalam mendukung sistem paru dan kardiovaskuler,

menjaga integritas jalan nafas, menilai sirkulasi pernapasan, memantau

kecukupan oksigenasi dan ventilasi, memberikan oksigen tambahan,

ventilasi mekanis sesuai indikasi, memposisikan bayi untuk

meningkatkan fungsi paru dan kenyamanan yang optimal serta

memastikan asupan nutrisi yang tepat.

2. Konservasi integritas struktural

Munculnya konservasi ini disebabkan karena munculnya potensi cedera

reversible atau ireversible akibat ketidakmatangan struktural bayi

prematur sebagai ancaman integritas struktural. Sistem fisiologis yang

berkembang menghadapi banyak ancaman terhadap integritas struktural.

Seperti gangguan pada kulit bayi dan sistem kekebalan tubuh yang belum

dewasa meningkatkan resiko infeksi, paru-paru yang belum matang

beresiko displasia bronkopulmonal, gastrointestinal belum matang


66

beresiko enterokolitis nekrosis, perforasi usus, peritonitis serta dapat

berisiko meluas ke sistem muskuloskeletal yang dapat mengganggu

perkembangan masa kanak-kanak dalam proses berjalan.

3. Konservasi integritas pribadi

Munculnya konservasi ini disebabkan karena adanya ketidakmatangan

neurologis dan snsorik untuk modulasi tekanan lingkungan eksternal

sebagai ancaman terhadap integritas pribadi. Konsep integritas pribadi

levine berhubungan dengan identitas diri, harga diri seseorang.

Lingkungan NICU menimbulkan resiko besar untuk integritas pribadi

bayi prematur terutama karena sifat rapuh atau belum optimalnya sistem

syaraf pusat yang berkembang. Sistem syaraf pusat yang memadai

berfungsi sebagai landasan untuk konservasi integritas pribadi.

Dengan adanya teori ini maka perawat harus dapat berkomunikasi

terhadap bayi secara efektif dengan mengenali respon holistik terutama

dalam mengidentifikasi sifat adaptasi yang terjadi pada bayi prematur.

Respon holistik ini tidak hanya komunikasi bahasa namun komunikasi

non verbal juga diterapkan. Dengan tindakan ini maka perawat tidak

hanya menafsirkan isyarat fisiologis (seperti penilaian fisik, tanda vital

dan hasil laboratorium) namun dapat mengenali perilaku bayi dengan

meminimalkan tanda-tanda stress dan meningkatkan perilaku pengaturan

diri bayi prematur.

4. Konservasi integritas sosial

Munculnya konservasi ini disebabkan karena terganggunya sistem


67

keluarga sebagai ancaman integritas sosial. Tujuan utama asuhan ini

untuk melestarikan integritas sosial dengan membantu keluarga melewati

periode krisis seputar kelahiran prematur. Intervensi keperawatan dalam

integritas sosial berfokus dalam membantu orang tua untuk meredakan

kehilangan bayi baru lahir yang sehat dan memberikan dukungan untuk

mengatasi stressor yang terkait dengan kelahiran prematur dan

lingkungan NICU.

H. Kerangka teori narasi

Kejadian bayi prematur dapat diketahui dari beberapa penyebab.

Keadaan bayi yang lahir prematur mempunyai masalah dalam imaturitas

organ dalam tubuhnya seperti adanya ketidakstbilan suhu tubuh, kesulitan

bernafas, masalah gastrointestinal dan nutrisi yang menyebabkan sulitnya

berat badan bayi untuk bertambah, masalah imaturitashati, ginjal, imunologis,

neurologis, kardiovaskuler, hematologis dan masalah metabolisme.

Beberapa upaya pemberian penatalaksanaan perawatan dilakukan

untuk meningkatkan kesehatan pada bayi prematur berupa perawatan

farmakologis maupun perawatan non farmakologis. Penatalaksaan perawatan

bayi prematur ini harus dilakukan untuk upaya dalam memberikan

pertumbuhan maupun perkembangan bayi prematur menjadi lebih baik serta

untuk perbaikan kondisi vital bayi prematur yang ditandai dengan adanya

peningkatan berat badan, kestabilan suhu, nadi, respirasi dan saturasi oksigen
68

bayi prematur. Dengan adanya kestabilan kondisi tanda vital ini diharapkan

lama masa rawatan yang bayi alami menjadi lebih singkat.

Salah satu perawatan non farmaklogis pada bayi prematur yang dapat

dilakukan untuk mempertahankan pertumbuhan dan kestabilan tanda vital

bayi yaitu dengan terapi stimulasi taktil kinestetik. Stimulasi sentuhan taktil

merupakan sentuhan sensorik yang paling berkembang saat lahir. Stimulasi

sentuhan akan diproses di Hypotalamus otak dan di mediasi oleh kulit

sehingga mempengaruhi kinerja sistem syaraf otonom. Dari sistem syaraf

otonom mengubah menjadi gelombang otak positif yang menghasilkan

gelombang beta endorpin, meningkatkan aktivitas nervus vagus dan

meningkatkan produksi serotonin. Dengan adanya stimulasi sentuhan dapat

meningkatkan tonus nervus vagus atau syaraf otak ke 10 yang menyebabkan

terjadinya meningkatakan enzim gastrin dan insulin atau insulin like growth

factor 1 (IGF -1) sehinggga berdampak pada nafsu makan bayi prematur

bertambah yang ditandai dengan bayi cepat lapar (volume ASI meningkat).

Keadaan bayi seperti ini dapat menyebabkan berat badan bayi meningkat.

Selain itu, pemberian stimulasi sentuhan akan meningkatan aktivitas

neurotransmitter produksi serotonin, yaitu meningkatkan kapasitas sel

reseptor yang berfungsi dalam mengikat glucocorticoid. Proses keadaan ini

menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin (hormon stres).

Penurunan kadar stres ini akan meningkatkan daya tahan tubuh terutama IgM

(Immunoglobulin M) dan IgG (Immunoglobulin G). Dengan meningkatnya

imunoglobin berdampak pada bayi prematur menjadi lebih tenang, relaks dan
69

bayi dapat tertidur lelap sehingga keadaan ini menyebabkan terjadi kestabilan

tanda vital (suhu, nadi, respirasi dan saturasi oksigen) bayi prematur.

Pada stimulasi kinestetik mempengaruhi meningkatnya pergerakan

latihan gerakan pasif pada ekstermitas tangan dan kaki bayi untuk membantu

gerakan mobilisasi persendian otot bayi yang berdampak pada terjadinya

relaksasi otot tubuh bayi dan pertumbuhan bayi. Relaksasi otot dinamis pada

tubuh bayi mempengaruhi terjadinya penurunan hormon adrenalin yang

berefek pada tingkat kestressan bayi semakin menurun sehingga dapat

menghasilkan stabilisasi pada tanda vital bayi, sedangkan berdampak pula

pada stimulasi pertumbuhan bayi yang dapat mempengaruhi penambahan

berat badan bayi prematur.

Tercapai pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi lebih baik

serta ditandai dengan adanya pertambahan kenaikan berat badan dan

kestabilan tanda vital maka keadaan bayi prematur menjadi optimal sehingga

berdampak diperbolehkan bayi untuk pulang yang menyebabkan masa

rawatan bayi prematur selesai atau berakhir.


70

I. Kerangka Teori
Faktor Penyebab Bayi Prematur

Masalah pada Bayi Prematur


1. Gastrointestinal & nutrisi
Perawatan Farmakologis: 2. Ketidakstabilan suhu Perawatan Non Farmakologis :
1. Inkubator 3. Kesulitan pernapasan 1. Terapi pendengaran ( terapi
2. Oksigen 4. Imaturitas hati, ginjal, musik, rekaman suara ibu, irama
3. Nutrisi imunologi dan neurologis jantung ibu)
4. Obat –obatan 5. Kardiovaskuler
2. Perawatan metode kangguru
5. Bantuan pernapasan 6. Hematologis 3. Intervensi stimulasi visual
6. Penimbangan berat badan 7. Masalah metabolisme 4. Perawatan Positive Touch
7. Pengawasan tanda vital
8. Pemeriksaan laboratorium a. Stimulasi taktil dan
Pemberian Penataksanaan
9. Membantu proses adaptasi kinestetik
Perawatan Bayi Prematur

Stimulasi Taktil Stimulasi Kinestetik

Sentuhan Sensorik Latihan gerakan pasif meningkat

Hypotalamus Otak Mobilisasi persendiaan otot

Sistem syaraf otonom


Relaksasi tubuh Pertumbuhan
Menghasilkan Gelombang Otak Positif

Aktivitas nervus vagus Peningkatan produksi serotonin

Peningkatan tonus nervus Aktivitas neurotransmitter serotonin


vagus (syaraf otak ke 10)
Mengikat glucocorticoid
Enzim gastrin dan insulin meningkat
Hormon adrenalin menurun
Penyerapan nutrisi lebih baik
Faktor yang Imunoglobin meningkat (IgM & IgG meningkat)
mempengaruhi Bayi cepat lapar
berat badan : Bayi tenang dan relaks
ASI Berat badan meningkat Bayi tertidur lelap Faktor yang
mempengaruhi:
Stabilisasi tanda vital : Suhu, Nadi, Suhu
Laju respirasi, Saturasi oksigen lingkungan

Bayi prematur stabil dan membaik

Durasi lama rawatan menjadi lebih pendek

Gambar 2.1 Kerangka Teori, Ket : Diteliti dan tidak diteliti

Anda mungkin juga menyukai