Anda di halaman 1dari 1

1.

Kewajiban lancar dan kewajiban tidak lancar

Kewajiban lancar adalah kewajiban-kewajiban yang diperkirakan akan dibayar dengan


menggunakan sumber dana yang berasal dari aset lancar. Contoh utang usaha, utang gaji
dan upah, utang bunga, utang wesel, utang pajak, utang jangka panjang yang jatuh, utang
tahun depan.

Kewajiban tidak lancar adalah kewajiban yang akan dibayar dalam waktu lebih lama dari
siklus normal kegiatan operasional atau menggunakan sumber dana yang berasal dari aset
tidak lancar atau dengan menimbulkan kewajiban tidak lancar. Contoh utang hipotek, utang
wesel jangka panjang, utang sewa guna usaha, utang obligasi, utang jangka panjang lain.

2. Pengukuran utang digunakan untuk mengakui kewajiban atau utang adalah nilai saat ini
(present value) dari arus kas keluar di masa depan untuk menyelesaikan kewajiban tersebut.
Umumnya, ini adalah jumlah kas yang dibutuhkan untuk melikuidasi atau melunasi jika
kewajiban tersebut dibayar hari ini. Namun kalau selisih antara nilai saat ini dan nilai
nominal, maka nilai nominal ini dapat disajikan dalam neraca. Jika suatu klaim tidak dibayar
sampai suatu saat di masa depan, dalam hal ini misalnya utang tidak lancar, klaim tersebut
harus menetapkan bunga yang harus dibayarkan terhadap utang atau kewajiban seharusnya
dilaporkan pada nilai diskonto dari jumlah jatuh temponya. Dapat dibagi dalam 3 kategori
sebagai berikut : utang dengan jumlah yang pasti, utang yang jumlah harus ditaksir, utang
bersyarat.
3. Utang wesel Rp 10.000.000

Biaya bunga Rp 300.000

Kas Rp 10.300.000

Anda mungkin juga menyukai