ORANG TUA
(Studi Kasus Mahasiswa Di Institut Agama Islam Negeri Kerinci)
SKRIPSI
OLEH :
MALA AULIA
NIM : 1910207067
SKRIPSI
Disusun Oleh:
MALA AULIA
NIM. 1910207067
i
Dosi Juliawati, M.Pd., Kons Sungai Penuh, Mei 2023
Agung Tri Prasetia, M.Pd., Kons Kepada Yth :
DOSEN IAIN KERINCI Bapak Rektor IAIN Kerinci
di-
Sungai Penuh
NOTA DINAS
Assalamu’alaikum wr.wb
Dengan hormat, Setelah membaca dan mengadakan bimbingan dan
perbaikan, maka kami berpendapat bahwa skripsi saudari: MALA AULIA, NIM.
1910207067 yang berjudul : “KESIAPAN WANITA UNTUK MENIKAH
PASCA PERCERAIAN ORANG TUA (Studi Kasus Mahasiswa Di Institut
Agama Islam Negeri Kerinci)”, telah dapat diajukan untuk dimunaqasyahkan
guna melengkapi tugas dan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd), pada Jurusan Bimbingan Konseling Pendidikan Islam Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci. Maka
dengan ini kami ajukan skripsi tersebut, agar dapat diterima dengan baik.
Demikianlah kami ucapkan terimakasih semoga bermanfaat bagi Agama,
Bangsa dan Negara.
ii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KERINCI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. Kapten Muradi Sungai Penuh. Telp (0748) 21065 Fax. (0748) 22114. Kode Pos 37112
PENGESAHAN
Skripsi oleh Mala Aulia Nim. 1910207067 dengan judul “Kesiapan Wanita
Untuk Menikah Pasca Perceraian Orang Tua (Studi Kasus Mahasiswa Di Institut
Agama Islam Negeri Kerinci”, telah diuji dan dipertahankan pada tanggal
Dewan Penguji
Penguji I …………………………..
Penguji II …………………………...
Mengesahkan Mengetahui,
Dekan Ketua Jurusan
iii
SURAT PERNYATAAN
NIM : 1910207067
Apabila dikemudian hari ternyata ada gugatan dari pihak lain maka hal tersebut
MALA AULIA
NIM. 1910207067
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
Aulia, Mala. 2023. Readiness of Woman to Get Married After Parent Divorce
(Student Case Study at the Kerinci Isamic Institute).Thesis. Departement
of Islamic Education Guidance and Counseling Kerinci State Islamic
Intitute. (I) Dosi Juliawati, M.Pd., Kons (II) Agung Tri Prasetia, M.Pd
Kons
vi
PERSEMBAHAN DAN MOTTO
Sembah sujud beserta syukur kepada Allah Swt atas segala cinta dan
kasih sayangnya yang telah memberikanku kekuatan dan membekaliku dengan
ilmu, ku persembahkan karya kecilku ini untuk cahaya hidupku yang senantiasa
ada saat suka maupun duka…
Teruntuk wonder woman, ibundaku tercinta (WARDIANA) terima kasih
telah menjadi ibu yang luar biasa hebatnya untukku. Engkau yang
mengajarkanku arti kehidupan, ketulusan dan keikhlasan yang sebenarnya.
Terima kasih atas cinta kasih sayang dan dukungan yang tiada terhingga.
Semoga ini menjadi awal untuk membuat ibu bahagia karena kusadari selama ini
belum bisa berbuat yang lebih. Untuk ibu yang selalu mendoakanku dan selalu
menasehatiku agar menjadi lebih baik…
Teruntuk ayahandaku (MARJOHAN) terima kasih juga atas semuanya
biar Allah yang tau segalanya. Dan untuk seluruh keluarga besar tercinta terima
kasih karna selalu mensupport dan memberi motivasi yang selalu mau mendengar
keluh kesahku selama ini. Kupersembahkan karya kecil ini kepada orang-orang
yang telah membahagiakanku.
MOTTO
ٰٓي َاُّيَه ا اَّلِذ ْي َن ٰا َم ُنوا اْس َت ِع ْي ُنْو ا ِبالَّصْب ِر َو الَّص ٰل وِةۗ ِاَّن َهّٰللا َمَع الّٰص ِبِر ْي َن
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah
dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar." (Q.S Al-Baqarah: 153)
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT atas berkah, rahmat dan
dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Kesiapan Wanita Untuk Menikah
Pasca Perceraian Orang Tua (Studi Kasus Mahasiswa Di Institut Agama Islam
Negeri Kerinci”. Skripsi ini dibuat dalam rangka untuk melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada
SAW sebagai pedoman hidup manusia yang membawa risalah Allah SWT, dan
semoga diyaumil hisab nanti kita mendapatkan syafaat dari beliau. Amin Ya
Robbal Alamin.
rahmat, karunia serta petunjuk dari Allah SWT dengan segala kemudahan,
kelancaran dan keringanan dari-Nya. Dan juga penulis penulis menyadari bahwa
sesungguhnya skripsi ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak. Karena itu melalui lembaran ini, penulis sampaikan
viii
1. Yth. kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda MARJOHAN dan Ibunda
doa, nasehat serta memberikan semangat yang luar biasa dan pengorbanan
KERINCI.
Dr. Ahmad Jamin, M. Ag, Wakil Rektor II Bapak Dr. Jafar Ahmad, M. Si,
dan Wakil Rektor III Bapak Dr. Halil Khusairi, M. Ag Institut Agama
3. Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam
Suhaimi, M. Pd, dan Wakil Dekan III Bapak Eva Ardinal, M.A yang telah
Islam Bapak Betaria Putra, S.Pd M.Pd yang telah memberikan motivasi
Bapak Agung Tri Prasetia M.Pd Kons yang telah meluangkan waktu
ix
memberikan petunjuk serta arahan dan motivasi kepada penulis untuk
6. Yth. Bapak Kepala dan Staf Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Kerinci.
7. Yth. Seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta Karyawan Institut Agama Islam
8. Yth. Ketua jurusan PAI IAIN Kerinci Bapak yang telah bersedia
IAIN Kerinci.
motivasi dalam proses pengerjaan skripsi ini. Dan terima kasih seluruh
juga untuk teman-teman selokal angkatan 2019 BKPI IAIN Kerinci atas
Semoga Allah SWT membalas budi baik mereka semua dengan ganjaran
x
Penulis telah berupaya menyusun skripsi ini sesuai petunjuk dan prosedur
yang ada. Namun penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat
membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan
Penulis,
MALA AULIA
NIM. 1910207067
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………… i
NOTA DINAS………………………………………………………….. ii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………. iii
SURAT PERNYATAAN………………………………………………. iv
ABSTRAK………………………………………………………………. v
PERSEMBAHAN DAN MOTTO……………………………………...vii
KATA PENGANTAR………………………………………………….viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………....ix
DAFTAR TABEL.....................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah...................................................................... 9
C. Batasan Masalah........................................................................... 9
D. Rumusan Masalah......................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian.......................................................................... 10
F. Manfaat Penelitian........................................................................ 10
G. Defenisi Operasional.................................................................... 11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori............................................................................. 12
B. Kesiapan Menikah........................................................................ 12
C. Perceraian ..................................................................................... 17
D. Penelitian Relevan......................................................................... 24
E. Kerangka Berpikir.........................................................................
26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian.................................................................. 28
B. Lokasi Penelitian.......................................................................... 29
C. Informan Penelitian...................................................................... 29
D. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 30
E. Instrumen Penelitian..................................................................... 30
F. Teknik Analisis Data.....................................................................
xii
30
G. Teknik Pemikiran Keabsahan Data...............................................
31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian...............................................................................
33
B. Pembahasan ................................................................................... 38
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................
43
B. Saran .............................................................................................. 45
BIBLIOGRAPHY..................................................................................... 46
BAB I
PENDAHULUAN
ikatan antara pria dan wanita yang permanen atau hubungan yang diharapakan
menjadi idaman setiap keluarga tujuan dari pernikahan itu sendiri adalah untuk
(Munandar: 2001).
َو ِم ْن ٰا ٰي ِتٖٓه َاْن َخ َلَق َلُك ْم ِّم ْن َاْنُفِس ُك ْم َاْز َو اًجا ِّلَتْس ُك ُنْٓو ا ِاَلْيَها َو َجَعَل َبْيَنُك ْم َّمَو َّد ًة َّو َر ْح َم ًةۗ ِاَّن ِفْي
antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu
berpikir”.
1
2
Usia yang matang untuk menikah yaitu sekitar 20 tahun ke atas karena
jika belum memiliki usia yang matang sangat di khawatirkan belum memiliki
perceraian, karena seseorang yang sudah memiliki pikiran yang matang yaitu
beberapa kepentingan yang harus disiapkan sebelum menikah yaitu siap dalam
sosial, emosi, usia yang siap, peran yang siap, finansial yang siap, pengetahuan
dipersiapkan oleh orang yang ingin menikah agar terhindar dari konflik dan
untuk pasangan yang saleh. Pasangan yang saleh pastinya dapat memberikan
bimbingan kepada pasangan menuju ajaran yang benar sesuai dengan ajaran
dari agamanya dan mengikuti apa saja hal-hal yang boleh dan juga yang tidak
istri selanjutnya akan terasa bahagia satu sama lain di dunia maupun akhirat,
menikah akan menimbulkan efek besar terhadap anak, efek dari konflik
saja aspek yang berpengaruh terhadap kesiapan menikah yaitu level atau
untuk membina hubungan seksual yang intim, orang tua yang memberikan
pernikahan merupakan ijab kabul antara calon pengantin pria dengan pihak
sebagai suatu cara untuk mewujudkan suatu rumah tangga atau keluarga yang
maha esa.
berasal dari kata nikah yang menurut Bahasa artinya mengumpulkan, saling
adalah hal yang penting dan untuk menikah hal yang utama dimiliki seseorang
yaitu telah memiliki umur yang cukup atau sudah memiliki usia yang matang
disebut juga telah beranjak dewasa. Seseorang yang telah memutuskan dirinnya
untuk menikah artinya dirinya sudah memiliki kesiapan menikah yang baik dan
4
juga matang, karena seseorang yang telah memutuskan untuk menikah pastinya
mereka sudah tau hal apa saja yang akan ada nantinya di dalam rumah tangga
dan juga sudah siap menanggung segala beban yang timbul didalam kehidupan
pernikahannya nanti.
perkawinan yang terjadi sekali seumur hidup adalah perkawinan yang baik
dalam kehidupan atau bersifat kekal. Namun, banyak juga orang yang belum
lingkungan di sekitar, dan terpengaruh olehnya, dan menikah karena untuk rasa
kepuasan diri saja,yang dimana jika menikah hanya sekedar untuk kepuasan
diri atau karena melihat atau mengikuti orang lain mak hal itu akan
menikah.
lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk hidup
bersama dalam suatu rumah tangga dan untuk berketurunan, yang dilaksanakan
masalah yang sedang dihadapi setiap pasangan harus menemukan cara mereka
menyelesaikan masalahnya banyak sekali yang terbawa emosi dan tidak dapat
terlebih dari hal yang baik pasti juga akan mengalami masalah, justru di setelah
ketika mengalami masalah yang terus menerus maka pasangan suami istri akan
merasa lelah dan bosan menghadapi masalah tersebut hal ini akan membuat
pasangan suami istri tidak dapat lagi berfikir secara positif dan tenang dalam
dihadapi.
suami istri dapat di artikan dengan bercerai atau berpisah yang disebabkan
sudah tidak ada lagi rasa nyaman, saling percaya, tidak ada lagi kecocokan dan
rasa ketertarikan satu sama lain sehingga berdampak buruk terhadapat rumah
tangga. Perceraian bukan saja berdampak terhadap suami istri saja, ternyata
bisa berdampak pada anak khususnya usia remaja, (Untari, dkk: 2019).
penyesuaian diri baru bagi anak-anak, mereka akan mengalami reaksi emosi
dan perilaku karena kehilangan satu orang tua, bagaimana anak bereaksi
terhadap perceraian orang tuannya sangat dipengaruhi oleh cara orang tua
dukungan, kepekaan dan kasih sayang yang lebih besar untuk membantunya
seorang anak yang sejak kecilnya sudah mengalami atau melihat kejadian yang
mengalami marah, dan kekecewaan yang begitu mendalam atau mungkin pada
saat masih kecil tidak pernah meluapkan tentang apa yang di rasakan sehingga
rasa marah dan dendam di bawa sampai dengan usia dewasa dan di pikiran
bawah sadar seorang anak ini memiliki rasa takut dan kurangnya rasa percaya
7
dengan orang atau pasangan yang bersamanya bahkan ada juga yang
kedua orang tua, dan juga rasa marah dan kecewa yang dialami itu bisa dari
pada saat perceraian kedua orang tua seorang anak tersebut yang memiliki
harapan atau ekspektasi bahkan mungkin ingin mendapat perhatian lebih oleh
mengatakan bahwa adanya perceraian yang terjadi pada orang tuanya tersebut
membuat dirinya ragu untuk menikah atau sulit untuk membuka hati dan
kecil dirinya selalu melihat adanya pertengkaran antara kedua orang tuannya
dan berujung perceraian, dirinya sempat merasa benci kepada ayahnya yang
pada saat kejadian itu meninggalkan dirinya dengan ibu dan kedua kakaknya
begitu saja, sehingga dari kejadian itulah yang membuat dirinya memiliki
ketakutan dan keraguan untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis dan
pernikahan, dirinya selalu memiliki persepsi yang kurang baik terhadap suatu
ayahnya, ketakutan dan keraguan tersebut masih sulit untuk dihilangkan karena
dengan kesiapan menikah pada dewasa yang orang tuanya bercerai, sikap
Respon tersebut dapat berupa respon positif maupun negatif yang kemudian
akan membentuk sebuah sikap. Sikap terhadap terhadap pernikahan inilah yang
pandangan yang negatif tentang suatu pernikahan seperti yang sering dilihat
dapat kasih sayang. Untuk perempuan yang mengalami perceraian orang tua
namun tidak dapat menerima keputusan orang tuanya, ketika memasuki dunia
ketakutan bahwa pernikahan mereka kelak akan juga akan berakhir sama
seperti orang tuannya, hal tersebut juga dapat membuat seseorang tidak
diri orang lain melalui intimacy yang sebenarnya, (Aminah, dkk 2014).
9
2005).
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan fokus maka di perlukan adanya batasan
Orang Tua yang di alami oleh Mahasiswa di IAIN Kerinci jurusan PAI
semester akhir.
D. Rumusan Masalah
2. Faktor apa saja yang menjadi penyebab kurangnya kesiapan seorang wanita
E. Tujuan Penelitian
perceraian
F. Manfaat Penelitian
3. Bila perceraian orang tua tidak dapat di elakkan, seorang anak tetap
G. Defenisi Operasional
harus siap dengan tugas dan peran baru yang tidak mudah kemampuan
2. Pernikahan adalah suatu kewajiban bagi setiap individu seperti yang sudah
pernikahan memiliki makna yang suci atau sakral, yang pada dasarnya
suatu pernikahan tentunya harus memiliki kesiapan yang matang baik fisik,
yang dulunya berstatus sebagai sepasang suami istri, perceraian ini dapat
terjadi dari berbagai hal atau masalah yang dialami selama bersama yang
KAJIAN TEORI
A. Kesiapan Menikah
pengertian nikah, atau nikah itu sendiri. Kata nikah berasal dari bahasa arab
ada sebuah kata yang memiliki arti yang sama dengan kata nikah yaitu
pernikahan. Tidak ada perbedaan arti antara kata “nikah” dan kata
kata pernikahan. Artinya, kata nikah hanya digunakan khusus untuk orang,
seperti pernikahan antara pria dan wanita, atau sebaliknya, tetapi kata kawin
Australia, perkawinan pohon karet dengan pohon karet lain, dan perkawinan
pohon kelapa dengan pohon kelapa lain. Didalam pernikahan ada suatu
dan bahkan bisa pula haram. Ibn Daqiq Al-‘id menjelaskan bahwa nikah
12
13
jika tidak dilakukan ia bisa terjerumus pada perzinaan. Nikah juga bisa
suami, baik dalam hal nafkah lahir maupun batin, menjadi sunnah jika ia
mampu menikah yang diartikan oleh masyarakat sebagai siap secara fisik
dan materi. Parameter lahiriah lebih sering menjadi tolak ukur, termasuk
menghidupi keluarga.
tersebut untuk melakukan aturan yang ada dalam pernikahan dan memenuhi
manusia diciptakan dan dilahirkan kea lam dunia ini sebagai makhluk
individu sekaligus makhluk sosial. Oleh karena itu manusia sering pula
jawab baru, harapan itu sering kandas dan tidak menjadi kenyataan, hal ini
disebabkan karena penyesuaian diri bukan suatu hal yang mudah bagi
pasangan baru.
manusia adalah makhluk sosial. Tidak ada satu orangpun didunia ini yang
diatas, kecuali ada bantuan dari manusia lainnya. Salah satu kebutuhan
Dariyo (2003), perkawinan adalah ikatan suci antara pasangan laki-laki dan
karena adanya persekutuan antara laki- laki dan perempuan diakui secara
sah dalam hukum agama. Kesiapan menikah merupakan hal yang sangat
1) Faktor fisiologis
menikah.
4) Faktor psikologis
harapan
B. Perceraian
1. Pengertian Perceraian
perpisahan atau tidak ada lagi ikatan sah antara seorang laki-laki dan
seorang perempuan. Sementara itu disebut dengan istilah fiqh talak. Ini
berarti membuka ikatan dan memilih untuk bercerai. Menurut Kamus Besar
istri melalui kata, isyarat, atau perbuatan untuk jangka waktu tertentu atau
antara ibu dan bapak, untuk yang beragama islam di pengadilan agama, dan
keimanan kepada Yang Maha Esa. Oleh karena itu, perceraian adalah
putusnya hubungan lahir dan batin antara suami istri, yang juga
b) Perceraian
19
bukan atas dasar kemauan bersama atau kehendak salah satu pihak,
pengadilan.
dengan sukarela maupun tidak, ini tidak perlu campur tangan pihak
kepastian hukum.
dengan ketentuan, maka ketentuan ini juga berlaku bagi umat Islam.
oleh Ibnu Majah dari Abdullah bin Umar, artinya “perbuatan halal
keadaan atau kondisi bahkan bisa membawa kebaikan bagi dirinya dan
ada kalanya talak itu wajib, Mubah, Sunnah dan haram. Alasan perceraian
(penyebab dan waktu) tergantung pada situasi dan kondisi perceraian, yaitu
sebagai berikut:
21
keduanya.karena perceraian akan lebih baik bagi suami dan istri, itu akan
b. Mubah, yaitu cerai jika ada niat yang baik dikarenakan seorang istri atau
suami memiliki perilaku dan pergaulan yang tidak baik yang tidak dapat
yang tidak sesuai yang di harapkan atau janji yang tidak di tepati,
yang wajib, seperti shalat, yang tidak dapat dipaksakan oleh suami, atau
istri yang tidak menjaga kesucian moral. Oleh karena itu, perceraian
adalah hukum sunnah, jika tidak dapat dilanjutkan dalam keluarga, dan
perceraian terjadi tanpa sebab pada saat wanita tersebut sedang haid atau
3. Penyebab Perceraian
dan memang ada sebab-sebab terjadinya perceraian, maka ada beberapa hal
a. Tidak lagi bahagia, tidak nyaman atau kehilangan rasa senang terhadap
secara fisik atau mental oleh suaminya. Oleh karena itu, jika istri
mendapat aniaya (KDRT) secara fisik dan mental oleh suaminya, dia
suaminya.
c. Jika menderita suatu penyakit, atau jika istri atau suami sakit dan
d. salah satu pihak mengalami cacat atau sakit mereka tidak dapat
Tahun 1975 dan Pasal 116 serta kompilasi Hukum Islam, salah satu
terjadi.
23
pun mengecil hingga batas terendah. Diantara ajaran ini adalah sebagai
berikut.
akhlaknya.
e. Restu atau persetujuan dari wali perempuan harus dipandang wajib atau
semua pihak.
24
i. Menasihati suami agar bijaksana dalam segala hal. Jika ada tindakan istri
emosi, sambil memohon bantuan Allah agar mengubah hal itu menjadi
lebih baik.
dilakukan secara bijaksana dan perlahan, yakni tidak terlalu lembut dan
C. Penelitian Relevan
Perceraian Orang Tua Dengan Kesiapan Untuk Menikah Pada Remaja” yang
Yeti Fauzia ini merepukan salah satu penelitian yang relevan dengan penelitian
Dengan Harga Diri Pada Remaja Pasca Perceraian Orang Tua” yang ditulis
Barbara Dessyandi Raskass Wangge ini merupakan salah satu penelitian yang
ditulis oleh Nina Soraya yang berjudul “Perilaku Sosial wanita Pasca
pada perilaku sosial wanita muda pasca perceraian sedangkan penelitian yang
D. Kerangka Berfikir
kerangka teori, karena kerangka teori ini masih bersifat abstrak maka perlu di
sementara.
variable yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah
hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis dan teknik analisis statistic yang akan
berlandaskan pada masalah penelitian, teori-teori, dan jenis eknik analisis yang
digunakan.
menikah pasca perceraian orang tua dan dapat dilihat sebagai berikut:
27
adanya ketraumaan dimasa kecil terhadap perceraian kedua orang tua, dari
BAB III
METODE PENELITIAN
pengumpulan data, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih bermakna dari pada digeneralisasikan. Ini adalah bentuk penelitian untuk
pertanyaan penelitian how atau why, sedikit waktu yang dimiliki peneliti untuk
secara intensif, terinci dan mendalam tentang suatu program, peristiwa, dan
tersebut. Biasanya peristiwa yang dipilih yang selanjutnya disebut kasus adalah
hal yang aktual. Stake (2005) menyatakan bahwa penelitian studi kasus
28
29
sebagai objek atau target penelitian. Pernyataan ini menekankan bahwa peneliti
Studi Kasus ialah suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara
intensif, terinci dan mendalam tentang suatu program, peristiwa, dan aktivitas,
Pada intinya metode studi kasus hampir sama dengan metode hitoris
observasi, dan dalam beberapa situasi dapat terjadi observasi partisipan dan
manipulasi informal.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan sumber data dan objek dari tempat yang
C. Informan Penelitian
(purposive sample). Hal yang menjadi informan utama dari penelitian ini
adalah mahasiswi wanita di IAIN Kerinci jurusan PAI yang mengalami trauma
1. AF 2008
2. SDA 2005
3. AP 2007
langsung suatu obyek dalam jangka waktu tertentu dan mencatat secara
E. Instrumen Penelitian
menanyakan tentang sesuatu yang ingin ditanyakan kepada informan dan pada
menyusun item atau jumah pertanyaan yang akan dijawab informan yang
31
1. Reduksi data, yaitu data dari lapangan sangat banyak dan perlu dicatat
para ahli dengan data dalam penelitian ini. Artinya, kami menggunakan
maka dibutuhkan alat perekam seperti kamera atau alat lain sejenisnnya
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Kerinci terkait dengan pengaruh dari perceraian orang tua dengan kesiapan
untuk menikah.
“Pada saat orang tua saya bercerai saya berusia 12 tahun disaat itu
saya melihat semua kejadian antara kedua orang tua saya, yang membuat
saya ketakutan dan masih teringat dan membekas sampai sekarang saya
sangat takut dan membenci ayah saya sampai sekarang karena perlakuan
ayah terhadap ibu saya yang begitu kasar dan melakukan kekerasan fisik
33
34
kepada ibu sampai ibu saya menangis tanpa bersuara dihadapan saya dan
ayah meninggalkan kami begitu saja, hal itu sangat membekas dihati saya
sehingga sampai sekarang saya masih takut dan tidak mempercayai laki-laki
mengatakan:
“Perceraian orang tua saya terjadi pada saat saya masih duduk
dibangku SD saya tinggal bersama nenek saya setelah orang tua saya
bercerai dikarenakan ibu saya terpaksa harus bekerja keras sebagai TKI di
negeri jiran untuk menghidupi saya dan kakak saya, kami hidup tanpa ada
nafkah dari ayah sampai saya besar saya belum pernah ditemui oleh ayah
saya,saya merasakan bahwa tidak ada tanggung jawab dari seorang laki-laki
“Orang tua saya bercerai pada saat saya berumur sekitar 10 tahun,
sebelum orang tua saya bercerai saya sangat di manjakan oleh kedua orang
tua saya, perceraian orang tua saya terjadi adanya masalah yang tidak saya
membuat saya sangat ketakutan dan trauma karena hal itu, yang dimana
saya belum pernah melihat hal seperti itu terjadi di dalam keluarga saya,
pertengkaran itu terjadi dan berujung perceraian yang saya dengar sendiri
35
saya sangat syok dan tidak percaya bahwa orang tua saya ingin bercerai, dan
saya belum bisa menerima kenyataan bahwa orang tua saya bercerai,
kejadian itu membuat saya menjadi seorang yang pendiam dan tidak suka
terjadi dan tidak ada satu orangpun yang menjelaskan kenapa dan apa alasan
orang tua saya bercerai, dan bahkan ibu saya menghindari jika saya bertanya
tentang hal itu, dan saya memiliki persespsi buruk terhadap pernikahan dari
kejadian orang tua saya bahwa perceraian bisa terjadi kapan saja jika ingin
dari perceraian orang tua terhadap kesiapan wanita untuk menikah yang
dimana trauma kejadian dan pengalaman dimasa kecil atau masa lalu yang
orang tuanya bercerai membuat seseorang anak yang telah dewasa memiliki
2. Faktor apa saja yang menjadi penyebab kurangnya kesiapan untuk menikah
hancur laki-laki yaitu ayah saya yang saya anggap tidak menyayangi kami
dan jahat membuat saya tidak mempercayai laki-laki dan membuat saya
saya menjadi terlalu berfikir bahwa laki-laki itu semuanya sama, karena
terhadap sikap ayah saya setelah bercerai membuat saya takut untuk
menjadi ketakutan tersendiri bagi saya pikiran saya tidak bisa teralihkan dari
“Saya masih trauma dengan kejadian yang terjadi dengan orang tua
saya, dari keluarga yang saya rasa sangat bahagia dan sekarang menjadi
keluarga yang tidak utuh, saya sangat membenci keadaan saya yang
sekarang, saya belum siap untuk menjalin suatu hubungan dengan seorang
kenyataan bahwa orang tua saya berpisah banyak ketakutan yang saya
negatif tersebut didapatkan dari kejadian dan rasa trauma yang dilihatnya
Perceraian Orang Tua yang dialami Mahasiswa jurusan PAI Institut Agama
Islam Kerinci.
“Dari kejadian perceraian orang tua saya pada saat itu pandangan
saya mengenai suatu pernikahan menjadi tidak baik,saya belum siap untuk
“Banyak hal yang saya pikirkan setelah perceraian orang tua saya,
“Perceraian kedua orang tua saya membuat saya tidak suka bergaul
dan bahkan berhubungan serius dengan lawan jenis, bahkan saya sangat
antara keluarga atau konflik orang tua yang berakhir dengan perceraian
individu itu sendiri dalam menjalani berbagai kondisi dan pengalaman yang
dilihatnya atau sesuatu kejadian yang dilihatnya dengan kata lain sikap
positif atau negative itu tergantung dari apa dan bagaimana pandangannya
terhadap pernikahan.
B. Pembahasan
Setiap rumah tangga pasti ada yang namanya perselisihan dan pertengkaran
sebuah perceraian membawa pengaruh buruk terhadap suami istri maupun anak
yang dimana anak dari keluarga yang hancur karena perceraian orang tua
lingkungan sosialnya dan sulit untuk membangun hubungan baik dengan orang
39
lain, hal ini juga menyebabkan anak korban perceraian orang tua yang
memasuki fase usia dewasa akan sulit untuk membangun rumah tanggan
karena trauma perceraian orang tua yang dialami pada masa kanak-kanaknya.
Hal ini sesuai dengan pernyataan beberapa mahasiswa dari hasil wawancara
Menikah
dengan tujuan penelitian ini didapatkan hasil bahwa adanya pengaruh, dari
perceraian orang tua terhadap kesiapan wanita untuk menikah, yang dimana
yang mengatakan bahwa setelah perceraian orang tuanya yang terjadi pada
saat berusia masih anak-anak itu membuat adanya rasa trauma yang
mendalam hal itu terjadi karena suatu kejadian di masa kecil yang dilihat
dari orang tuanya, adanya pertengkaran serta kekerasan fisik secara terus
menerus yang terjadi hal ini membuat timbulnya rasa takut dan kurangnya
Hasil dari penelitian ini juga sesuai dengan landasan teori yang di
ajukan dari beberapa ahli bahwa perceraian orang tua berdampak buruk bagi
psigologis seorang anak terutama seorang anak yang sejak kecilnya sudah
40
begitu mendalam atau mungkin pada saat kecil tidak pernah meluapkan
tentang apa yang dirasakan sehingga rasa marah dan dendam dibawa sampai
dengan usia dewasa dan pikiran bawah sadar seorang anak ini memiliki rasa
takut dan kurangnya rasa percaya dengan orang dan pasangan yang
bersamanya.
terutama anak yang masih usia sekolah dasar hal ini juga di ungkapkan oleh
beberapa mahasiswa PAI yang menjadi korban perceraian orang tua sejak
usia anak-anak yang melihat langsung kejadian buruk anatara kedua orang
buruk dan juga perceraian orang tua merupakan faktor terjadi kurangnya
dan rasa trauma yang dilihatnya dari kejadian perceraian yang dialami
orang tuanya.
ragu terhadap seorang laki-laki ini terjadi karena perlakuan ayah terhadap
ibunya yang sangat kasar sehingga membuat persepsi buruk terhadap suatu
dibesarkan dari keluarga yang utuh dan harmonis akan memiliki sikap dan
Orang tua
seperti yang di alami oleh orang tua beberapa mahasiswa PAI yang dimana
untuk menjadi jalan keluar tanpa disadari oleh orang tua bahwa perceraian
itu.
bahwa orang tua yang bercerai memiliki hubungan yang signifikan antara
42
pernikahan orang tua yang biasa dipandang baik oleh anak dan tiba-tiba
fase dewasa. Dewasa yang berasal dari keluarga bercerai memiliki harapan
dimasa depan.
43
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menikah.
menikah hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara kepada beberapa
mengatakan bahwa adanya rasa ketakutan dan trauma yang dialami dari
kejadian masa lalu yang membuat persepsi buruk terhadap suatu pernikahan
yang membuat dirinya sulit untuk meyakinkan diri untuk siap terhadap
yaitu rasa takut dan trauma dari kejadian di masa kecil, hilangnya rasa
percaya diri akan hubungan yang berjalan baik, takut jika nanti merasakan
hal yan sama dengan orang tua, takut mendapatkan laki-laki yang kasar dan
43
44
Orang Tua.
menikah dengan perceraian orang tua hal ini ditunjukkan dari adanya
terhadap pernikahan.
B. Saran
sebagai berikut:
Hal ini agar anak-anak dapat berpikir tentang perceraian itu dari sudut
walaupun telah berpisah dan juga apapun hal buruk yang terjadi terhadap
pernikahan orang tua itu bukan berarti akan sama dan terjadi kepada dirinya.
berharga yang harus diterima dan sebagai bekal untuk dirinya jauh lebih
baik untuk mengarungi bahtera rumah tangga agar terhindar dari perceraian
BIBLIOGRAPHY
Abdul Thalib dan Admiral , Hukum Keluarga Dan Perikatan, Uir Press,
Pekanbaru, 2007 Alfabeta.
Aminah, Andayani, & Karyanta. 2014. Proses Penerimaan Anak (Remaja Akhir)
Terhadap Perceraian Orangtua Dan Konsekuensi Psikososial Yang
Menyertainya. Jurnal. Fakultas Kedokteran Program Studi Psikologi
Universitas Sebelas Maret.
Badger, S. (2005). Ready or not? Perceptions of marriage readiness among
emerging adults. Brigham Young University.
Bass Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si. 2017. STUDI KASUS DALAM
PENELITIAN KUALITATIF: KONSEP DAN PROSEDURNYA.
Dariyo, A. (2003). Psikologi perkembangan dewasa muda. Jakarta : PT Grasindo
Desmita, R. (2008). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hana, L. (2012). Taaruf: proses perjodohan sesuai syari islam. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Duvall dan Miller.(1985). Marriage and Family Development. Newyork: Harper
& Row. Fatimah, E. (2010).Psikologi Perkembangan. Bandung: Pustaka
Setia.
Ernaningsih, Wahyu dan Putu Samawati, Hukum Perkawinan Indonesia, PT.
Rambang Palembang, Palembang, 2006.
Ghozali, A. R. 2008. Perk awinan huk um islam. Jakarta: Kencana karya.
Kim, H. S. (2011). Consequences of parental divorce for child development.
American Sociological Review, 76(3), 487-511
Mulyana, Deddy.2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja
Rosda
Munandar, S. C. U. 2001. Psikologi Perkembangan Pribadi dari Bayi Sampai
Lanjut Usia. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)
Ningrum, P.Rosalia. 2013. Perceraian Orang Tua Dan Penyesuaian Diri Remaja.
eJournal Psikologi,
Savitri, L. 2001. Pengaruh Perceraian Pada Anak. Jakarta: Kementerian
Pendidikan Nasional.
Stake, Robert E. 2005. Case Study Methods in Educational Research: Seeking
Sweet Water. In R. M. Jaeger (Ed.) Complementary methods for research
47