Anda di halaman 1dari 2

Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta

Nama : Zico Abelardo P.S.


Semester : Enam (6)
Mata Kuliah : Filsafat Ketuhanan
Dosen Pengampu : Yonky Karman & Binsar J. Pakpahan Ph.D.
Kamis, 21 Maret 2024

Pemahaman tentang Tuhan Edmund Husserl: Fenomenologi dan


Religiositas Manusia

Fenomenologi, yang merupakan pemahaman dari seorang filsuf terkenal asal


Jerman, yakni Edmund Husserl. Dalam pemahamannya, Husserl memiliki kontribusi
penting dalam pemikiran filsafat yang melibatkan konsep tentang Tuhan. Ia tidak secara
langsung membahas Tuhan dalam karyanya, namun ia mendalaminya pada berbagai
prinsip fenomenologisnya yang memberikan landasan bagi pemahaman mendalam
mengenai bagaimana manusia mengalami dan memahami keberadaan Tuhan.
Dalam pemahaman fenomenologisnya, Husserl menyoroti hubungan intim
antara manusia dan Tuhan. Pengalaman subjektif manusia tentang Tuhan
memungkinkan mereka untuk merasa terhubung dengan realitas yang lebih besar dan
lebih tinggi, yang memberikan makna dan tujuan dalam kehidupan mereka. Manusia
mencari Tuhan sebagai titik acuan tertinggi, sumber kebijaksanaan, atau kekuatan
transenden yang memberikan kedamaian dan penghiburan dalam kehidupan mereka.
Husserl menekankan bahwa pengalaman subjektif manusia merupakan titik
berangkat bagi pemahaman tentang Tuhan. Baginya, Tuhan tidak dapat dipahami secara
objektif melalui argument logis atau konsep abstrak semata, tetapi lebih merupakan
pengalaman pribadi dan subjektif yang muncul dalam kesadaran manusia. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap individu dapat memiliki pengalaman yang unik dan berbeda
tentang Tuhan, yang tercermin dalam berbagai bentuk keagamaan dan spiritualitas.
Fenomenologi, sebagaimana pemahaman yang dikembangkan oleh Husserl
merupakan pendekatan filosofis yang berfokus pada deskripsi langsung dari
pengalaman subjektif. Husserl menekankan bahwa penting untuk menyoroti “epoche”
atau penangguhan penilaian untuk memperoleh pengetahuan yang lebih murni tentang
objek-objek pengalaman. Dalam konteks ini, pemahaman tentang Tuhan juga dipahami
melalui pengalaman subjektif manusia. Selain itu, Husserl juga menekankan pentingnya
pengalaman keagamaan dalam kehidupan manusia. Meskipun Husserl sendiri bukanlah
seorang teolog, ia mengakui bahwa pengalaman keagamaan merupakan bagian integral
dari fenomena manusia. Pengalaman keagamaan dapat termasuk pengalaman spiritual,
pengalaman tentang makna hidup, atau pengalaman mengenai keberadaan Tuhan.
Lantas, pada intinya adalah pemahaman Edmund Husserl melalui pendekatan
fenomenologisnya memberikan suatu perspektif yang baru tentang Tuhan dan manusia.
Dalam pemahamannya, saya berefleksi bahwa perlu adanya inklusivitas dalam
pemahaman tentang Tuhan yang memengaruhi praktik keagamaan serta moralitas
manusia. Meskipun pendekatannya mungkin menimbulkan tantangan bagi dogma
keagamaan yang mapan, konsepnya juga menghadirkan peluang untuk pengalaman
keagamaan yang lebih personal dan mendalam. Manurut saya, pemahaman seperti ini
yang diperlukan oleh setiap orang untuk dapat memahami dan menghargai pandangan
satu dengan yang lain. Namun, pertanyaan yang muncul adalah apakah pengalaman
subjektif tentang Tuhan dapat membentuk etika dan nilai-nilai yang dianut oleh
individu dan masyarakat? Bagaimana konsep ini memengaruhi pandangan manusia
tentang diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka?

Anda mungkin juga menyukai