Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAN ALAT UKUR

OSILOSKOP 2

OLEH

(231344043) (Fiqih Juhan Fadilah)

Partner : 1. Iqlima Azka Gea Nagimi (231344047)

2. Kenny Raqiqa Arianto (231344048)

Kelompok : 4

Tanggal Praktik : Kamis, 2 November 2023

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2023
KETERANGAN

Kelompok :4

Judul Praktikum : Osiloskop

Tanggal Praktikum : 2 November 2023

Tanggal Pengumpulan Laporan Praktikum : 10 November 2023

Nama Praktikan : Fiqih Juhan Fadilah

Nama Partner : 1. Iqlima Azka Gea Nagimi

2. Kenny Raqiqa Arianto

Nama Dosen : Rifa Hanifatunnisa, S.ST., M.T

M Yusuf Fadhlan, S.ST., M.Sc

Nama Dosen Pembimbing Praktikum : Rifa Hanifatunnisa, S.ST., M.T

Kode Mata Kuliah : 21NK1002

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2
DAFTAR ISI

Ketarangan ………………………………………………………………
Daftar Isi ………………………………………………………………

I. Tujuan Praktikum …………………………………


II. Dasar Teori …………………………………
III. Alat Dan Bahan …………………………………
IV. Langkah Kerja ………………………………...
V. Tabel Percobaan ………………………………...
VI. Analisis Data ………………………………...
VII. Kesimpulan ………………………………...
VIII. Daftar Pustaka ………………………………..
IX. Lampiran ……………………………....

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

3
I. MAKSUD DAN TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa dapat menggunakan osiloskop sebagai alat penunjang praktek
2. Mahasiswa dapat mengukur tegangan AC menggunakan osiloskop
3. Mahasiswa dapat memahami cara kerja rangkaian osiloskop yang terhubung
dengan Function Generator
4. Mahasiswa dapat menghitung jumlah kotak vertical dan horizontal pada hasil
yang didapat osiloskop
5. Mahasiswa dapat menghitung nilai frekuensi dan waktu periode dengan hasil
jumlah kotak vertical dan horizontal

II. DASAR TEORI

A. Function Generator
Function Generator atau Generator Fungsi adalah suatu alat uji elektronik yang
mampu menghasilkan atau membangkitkan berbagai bentuk gelombang dimana
frekuensi serta amplitudonya dapat diubah-ubah. [8]

Bentuk gelombang yang bisa dihasilkan oleh function generator diantaranya seperti :

• gelombang sinus (Sine Wave),


• gelombang kotak (Square Wave),
• gelombang gigi gergaji (Saw Tooth Wave),
• gelombang segitiga (Triangular Wave) dan
• gelombang pulsa (Pulse).

Fungsi Function Generator

Generator fungsi digunakan dalam pengembangan, pengujian, dan perbaikan


peralatan elektronik. Misalnya, mereka dapat digunakan sebagai sumber sinyal untuk
menguji penguat atau untuk memasukkan sinyal kesalahan ke dalam loop kontrol.

• Function Generator Output, fungsinya buat mendapatkan keluaran (output)


bentuk gelombang yang diinginkan.
• Sweep Generator Output, fungsinya buat mendapatkan ayunan (Sweep)
bentuk gelombang yang diinginkan.
• Frequency Counter, fungsinya buat mengitung frekuensi.

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

4
Jenis – Jenis Function Generator :

1. Generator Fungsi Analog

Gambar 1. Function generator analog


Sumber : https://imex.co.uk/WebRoot/Store15/Shops/20249b99-f30f-43a5-8f50-
a5e2562eae4e/58E5/02E7/011D/BE5A/1457/0A48/3535/C288/tg310-700.jpg

Function Generator jenis ini adalah Function Generator yang paling pertama
dikembangkan yaitu sekitar tahun 1950-an dan pada saat itu, penggunaan teknologi
digital masih sangat terbatas. Meski masih memakai teknologi Analog, Function
Generator jenis ini mempunyai beberapa kelebihan, yaitu harga yang relatif lebih
murah dan cara penggunaannya juga mudah/sederhana.

2. Generator Fungsi Digital

Gambar 2. Function generator digital


Sumber : https://www.metravi.com/wp-content/uploads/2020/08/METRAVI-FG-1000-FUNCTION-
GENERATOR.jpg

Function Generator jenis ini memanfaatkan Teknologi Digital buat menghasilkan


bentuk gelombang. teknik yang paling umum dipakai yaitu teknik Direct Digital
Synthesis (Sintesis Digital Langsung) atau DDS. Digital Function Generator ini bisa
menghasilkan bentuk gelombang dengan tingkat akurasi dan stabilitas yang tinggi
karena rangkaian sistem Pewaktunya (clock) dikendalikan oleh Kristal
(Crystal).Digital Funciton Generator juga bisa menghasilkan spektral yang murni
(high spectral purity) dan Noise Fase yang rendah (low phase noise).

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

5
2. Generator Fungsi Sweep

Gambar 3. Function generator sweep


Sumber : https://bkpmedia.s3.amazonaws.com/photos/400xA_left2_lrg.jpg

Function generator jenis ini mempunyai kemampuan Sweep pada Frekuensinya.


Umumnya, Sweep Function Generator ini memakai Teknologi Digital, tapi ada juga
yang memakai teknologi Analog.

Bagian Bagian Function Generator :

• Beberapa tombol/saklar pengatur yang biasanya terdapat pada Generator


Fungsi diantaranya:
• Saklar Daya (Power Switch) : Berfungsi untuk menyalakan daya Generator
Fungsi.
• Terminal Output TTL/CMOS : Terminal yang menghasilkan keluaran yang
kompatibel dengan TTL/CMOS
• Duty Function : Tarik dan putar tombol ini untuk mengatur Duty Cycle
gelombang
• Selector TTL/CMOS : Ketika tombol ini ditekan, terminal output TTL/CMOS
akan mengeluarkan gelombang yang kompatibel dengan TTL. Sedangkan jika
tombol ini ditarik, maka besarnya tegangan kompatibel output (yang akan
keluar dari terminal output TTL/CMOS) dapat diatur antara5-15 Vpp, sesuai
besarnya tegangan yang kompatibel dengan CMOS
• DC Offset : Untuk memberikan offset (Tegangan DC) pada sinyal +/- 10V.
Tarik dan putar searah jarum jam untuk mendapatkan level tegangan DC
positif, atau putar ke arah yang berlawanan untuk mendapat level tegangan
DC negatif. Jika tombol ini tidak ditarik, keluaran dari geneartor sinyal adalah
murni tegangan AC
• Amplitudo Output : Putar searah jarum jam untuk mendapatkan tegangan
output yang maksimal, dan kebalikannya untuk output -20dB. Jika tombol
ditarik, maka output akan diperlemah sebesar 20dB.
• Selector Fungsi : Tekan salah satu dari ketiga tombol ini untuk memilih
bentuk gelombang output yang diinginkan
• Terminal Output utama : Terminal yang mengeluarkan sinyal output utama
• Tampilan Pencacah : tampilan nilai frekuensi dalam format 6×0,3″

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

6
• Selector Range Frekuensi : Tekan tombol yang relevan untuk memilih range
frekuensi yang dibutuhkan
• Pelemah 20dB : Tekan tombol ini untuk mendapat output tegangan yang
diperlemah sebesar 20dB

B. Multimeter

Multimeter adalah sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran
resistansi (hambatan), arus listrik, dan tegangan listrik. Multimeter juga dikenal dengan
AVO (Ampere,Volt,danOhm)meter. Multimeter dibagi menjadi dua jenis, yaitu
multimeter analog dan digital. Perbedaan kedua multimeter ini dapat terlihat dari segi
bentuk dan juga cara penunjukan hasil pengukuran. Pada multimeter analog hasil
pengukuran ditunjukkan dengan jarum skala pada papan skala, sementara hasil
pengukuran menggunakan multimeter digital dapat dilihat langsung pada layar digital.
[1]

Jenis Multimeter :

Multimeter Digital

Gambar 4. Multimeter digital


Sumber : https://www.static-src.com/wcsstore/Indraprastha/images/catalog/full//91/MTA-10209428/no-
brand_multitester-digital-dt-830b-avometer-dt830b-alat-ukur-multimeter_full01.jpg

Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi dan kegunaan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan multimeter analog.Tambahan satuannya lebih teliti dan opsi
pengukuran lebih banyak sehingga tidak terbatas pada ampere (A), volt (V), dan ohm (O)
saja. Hasil ukurannya juga lebih cermat karena menggunakan display 4 digit sehingga
mudah membaca dan memakainya.
Multimeter ini biasa dipakai pada penelitian atau pekerjaan mengukur yang memerlukan
kecermatan tinggi. Namun kekurangannya adalah susah memonitor tegangan yang tidak
stabil.

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

7
Multimeter Analog

Gambar 5. Multimeter Analog


Sumber : https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2022/12/02/multimeter.jpeg?w=669

Multimeter Analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti servis TV
atau komputer kebanyakan menggunakan jenis analog ini. Bila melakukan pengukuran
tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan multimeter analog.
Kelebihannya adalah tampilan yang lebih simple membuatnya mudah dibaca. Namun
memang akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi
sebaiknya menggunakan multimeter digital.

Fungsi Multimeter :

1. Pengukuran arus
Dinilai sebagai fungsi utama pengukuran arus (ampere). Meteran ini memiliki dua
jenis arus: DC (arus searah) dan AC (arus bolak-balik).
Tujuannya adalah untuk meminimalkan dan menghindari kerusakan. Oleh karena itu,
pengguna harus memperhatikan arus yang diukur. Jangan mengukur melebihi batas atas.

2. Pengukuran Tegangan
Fungsi kedua adalah untuk mengukur level tegangan atau tegangan yang dihasilkan
oleh komponen listrik.
Semua multimeter umumnya memiliki sakelar pemilih yang digunakan untuk
menentukan batas pengukuran maksimum. Dengan cara ini, tegangan tinggi dari
rangkaian dapat diperkirakan terlebih dahulu.

3. Mengukur Tahanan Listrik

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

8
Alat ini juga dapat mengukur tingkat tahanan atau tahanan suatu komponen kelistrikan
(resistor). Saat mengukur resistansi, elemen resistif harus ada. Ada juga batas
pengukuran resistansi yang digunakan.

4. Kemampuan Hfe
Tidak semua alat ukur multimeter tampaknya memiliki kemampuan Hfe. Digunakan
untuk mengetahui nilai gain factor transistor. Fungsi ini sering digunakan sebagai ukuran
gain transistor untuk tipe PNP dan NPN.
5. Pengukuran Kapasitansi Multimeter
Dapat mengukur nilai kapasitansi sebuah kapasitor. Pengukuran ini bisa digital atau
analog. Kedua tipe tersebut memiliki batas atas maksimum untuk pengukuran level
resistance. Oleh karena itu, jangan melebihi batas ini.
6. Pengukuran Frekuensi Sinyal
Terakhir, pengukuran frekuensi sinyal. Dapatkan nilai frekuensi yang tepat dari sinyal
yang dikirim dari komponen elektronik.

C. OSILOSKOP

Gambar 6. Osiloskop
Sumber : https://i0.wp.com/serviceacjogja.pro/wp-content/uploads/2019/06/Oscilloscope-
analog.jpg?fit=600%2C452&ssl=1

Osiloskop adalah alat ukur elektronik yang dapat digunakan untuk memproyeksikan
frekuensi dan sinyal listrik. Proyeksi frekuensi dan sinyal listrik tersebut dinyatakan
dalam bentuk grafik. Terdapat dua sumbu dalam grafik tersebut yaitu sumbu X dan
sumbu Y. Sumbu X menyatakan satuan waktu, sedangkan sumbu Y menyatakan nilai
tegangan. Nantinya, nilai frekuensi dan sinyal listrik tersebut dapat dibaca dan
dinyatakan dalam satuan tertentu. [6]

Fungsi Osiloskop :

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

9
Fungsi utama osiloskop adalah mengukur besarnya sinyal dan frekuensi suatu
perangkat elektronik. Beberapa fungsi lain dari osiloskop, yaitu:

• Alat ukur sinyal yang terisolasi


• Alat untuk mengukur besarnya tegangan listrik dan realisasinya terhadap waktu
• Untuk membantu membedakan arus listrik AC dan arus listrik DC
• Untuk mengecek sinyal dalam suatu rangkaian elektronik
• Untuk mengecek noise suatu rangkaian elektronik
• Menghitung perubahan aliran phase dalam sinyal input
• Mengukur amplitudo radiasi dari generator pemancar radio atau pembangkit
sinyal lainnya

Bagian - bagian dari Osiloskop :

• Volt atau Div: mengeluarkan arus AC


• CH 1 atau Input X: memasukkan gelombang atau sinyal yang akan diukur
• AC-DC: memilih tingkat besaran yang akan diukur
• Ground: memilih besaran gelombang yang akan diukur
• Posisi Y: mengatur garis pada layar (ke atas atau ke bawah)
• Variabel: kalibrasi osiloskop agar tetap akurat
• Selector: pemilihan channel
• Layar: menampilkan hasil pengukuran
• Intent: mengatur tingkat kecerahan
• Rotation: mengatur letak garis dalam layar
• Fokus: mengatur tingkat ketajaman grafik
• Posisi X: mengatur garis (kanan dan kiri)
• Sweep Time Div: mengubah periode waktu dan frekuensi
• Mode: memilih jenis mode
• Level: menghentikan gerakan grafik
• Exi Trigger: trigger di luar osiloskop
• Cal 0,5 vp-p: melakukan kalibrasi awal
• Ground Osiloskop: komponen perangkat elektronik yang sedang diukur
• CH Input Y: membaca hasil analisis gelombang yang diukur

D. Kalibrasi

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

10
Gambar 7. Kalibrasi pada Osiloskop
Sumber : https://i.ytimg.com/vi/AH7CJOnAT1Y/hqdefault.jpg

Kalibrasi adalah proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari alat ukur dengan cara
membandingkannya dengan standar/tolak ukur. Kalibrasi diperlukan untuk memastikan
bahwa hasil pengukuran yang dilakukan akurat dan konsisten dengan instrumen lainya.
[4]

Tujuan Kalibrasi :

• Untuk menentukan deviasi kebenaran yang ada pada suatu nilai konvensional.
Nilai tersebut didapatkan dari alat ukur yang sudah ditentukan sebelumnya.
• Untuk menjamin hasil pengukuran, sehingga sesuai dengan standar yang berlaku.
Jika dilakukan pada suatu objek, diharapkan objek tersebut dapat dihitung secara
menyeluruh tanpa adanya kesalahan.
• Untuk menjamin ketelitian, sehingga mendukung upaya untuk meningkatkan
mutu pelayanan atau objek dalam jangka waktu mendatang.
• Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan pada suatu objek atau aktivitas
dan mengukur apakah sebuah alat masih layak pakai atau tidak.
• Untuk mencapai kondisi layak pakai, sehingga objek bisa digunakan secara
optimal.

Cara kalibrasi pada Osiloskop :

• ON-kan Osiloskop.
• Sakelar TIME/DIV diputar ke 5msec (5 mili detik).
• Sakelar VOLT/DIV diputar ke 1 Volt (artinya 1 kotak atau 1 Div pada layar
Osiloskop adalah 1 Volt).
• Pasangkan Probe pada terminal cal pada osiloskop.
• atur gelombang untuk center pada bagian tengah layar dengan memutar skala
V/div

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

11
• Proses kalibrasi selesai

E. Frekuensi

Gambar 8. Frekuensi
Sumber : https://teknikelektronika.com/wp-content/uploads/2018/01/Pengertian-Frekuensi.png

FREKUENSI adalah banyaknya getaran atau gelombang listrik yang dihasilkan dalam
waktu setiap 1 detik. Dalam ilmu elektronika, frekuensi juga bisa diartikan sebagai
jumlah gelombang listrik yang dihasilkan dalam tiap detik. Satuan frekuensi adalah Hertz
(Hz), yang sering dilambangkan dengan huruf "f". Satu Hertz sama dengan satu getaran
atau satu gelombang listrik dalam satu detik.

Untuk menghitung frekuensi, kita perlu mengetahui periode atau waktu dalam satuan
detik (T). Rumus sederhana untuk menghitung frekuensi adalah f = 1/T atau T = 1/f,
dengan f sebagai frekuensi dalam Hertz (Hz) dan T sebagai periode dalam detik (s). [7]

F. Konektor BNC

Gambar 9. Konektor BNC


Sumber : https://swalayankomputer.com/wp-content/uploads/2023/02/Pahami-Definisi-BNC-
Connector-dan-Jenis-jenisnya.jpg

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

12
BNC (Bayonet Neill–Concelman) adalah jenis umum RF yang digunakan untuk
konektor kabel coaxial. Konektor ini biasa digunakan dalam kabel coaxial untuk televisi,
radio, komputer pada topologi tertentu. Konektor BNC ini juga biasanya disebut dengan
konektor audio/video. Konektor yang sangat umum adalah jenis RF Konektor digunakan
untuk terminating coaxial cable.

Penggunaan Konektor BNC yang digunakan untuk koneksi sinyal RF, untuk analog
dan Serial Digital Interface sinyal video, antena sambungan radio amatir, elektronik
penerbangan (avionics) dan berbagai jenis peralatan elektronik ujian.

Konektor BNC adalah alternatif dari Konektor RCA komposit bila digunakan untuk
video pada perangkat video komersial, walaupun banyak konsumen elektronik dengan
perangkat RCA jacks dapat digunakan dengan BNC hanya peralatan komersial video
melalui adaptor sederhana. Konektor BNC yang umum digunakan pada 10base2 tipis
jaringan Ethernet, baik pada kabel interconnections dan kartu jaringan, meskipun ada
sebagian besar telah diganti dengan yang baru, kabel perangkat Ethernet tidak
menggunakan coaxial cable. Beberapa jaringan ARCNET menggunakan BNC-terminated
coax. [2]

G. Jack/Capit buaya

Gambar 10. Capit buaya


Sumber : https://serviceku.files.wordpress.com/2014/02/scan00011.jpg

Jack/jepit buaya dipergunakan untuk menyalurkan energi listrik dari sumber daya
adaptor ke pemakai. Steker dan jack sebenarnya sama-sama konektor (penghubung).
Perbedaannya adalah jack merupakan penghubung untuk arus searah, sehingga antara
kawat yang satu dengan yang lain dibedakan dengan warna merah dan hitam, untuk
polaritas positif dan negatif. [3]

H. Arus Listrik AC

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

13
Gambar 11. Arus listrik AC
Sumber : https://assets-global.website-
files.com/62709318493cafbb465ed770/6290f679f6310f4780defb47_6037580a4971897c0260aec9_A
C.png

Alternating Current atau AC dapat disebut juga sebagai arus listrik bolak-balik. Arus ini
biasanya dihasilkan oleh generator yang dapat menghasilkan listrik, namun besar dan arahnya
selalu berubah setiap waktu. Arus bolak-balik ini akan membentuk sebuah gelombang dengan
frekuensi tertentu yang berbentuk sinus. Sehingga banyak juga yang menyebutkan arus listrik
AC berbentuk gelombang sinus. Karena selalu mengalir dua arah (bolak balik), adapun
sumber tegangan dari arus listrik AC antara lain arus listrik dari PLN, genset, dinamo, dan
turbin angin. Contoh pemanfaatan arus bertipe AC berkaitan erat dengan listrik yang
dihasilkan PLN. Karena pada dasarnya PLN memproduksi arus listrik AC yang menjadi
sumber daya pada perangkat elektronik saat ini. Sementara perangkat elektronik yang
menggunakan arus AC seperti mesin cuci, lampu, kompor listrik, pompa listrik, pendingin
ruangan dan sebagainya. Namun, ada sebagian barang yang menggunakan arus listrik DC tapi
dengan mengkonsumsi arus AC di dalamnya. [5]

III. ALAT-ALAT YANG DIPERGUNAKAN


1. Osiloskop
2. Multimeter Digital
3. Function Generator
4. Konektor BNC
5. Kabel Banana Hitam dan Merah
6. Capit Buaya

IV. LANGKAH KERJA DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

1. Siapkan alat-alat yang dipergunakan dan kalibrasikan osiloskop dan multimeter


digital.

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

14
2. Hubungkan kabel BNC to banana dan to clip, kabel banana dari osiloskop, multimeter
dan function generator.
3. Atur jenis gelombang, amplitude, dan frekuensi di function generator
4. Pada osiloskop atur v/div dan t/div di osiloskop sesuai permintaan yang tertera pada
tabel dan atur juga frekuensi pada multimeter
5. Catat hasil yang didapat pada multimeter dan lakukan perhitungan untuk mencari
jumlah kotak vertical,horizontal,Vrms, dan persentase error menggunakan hasil
multimeter yang didapat.
6. Dokumentasikan hasil yang ditampilkan pada multimeter dan osiloskop.

V. HASIL PERCOBAAN

No. Jenis Vpp f(Hz) v/div t/div Kotak Kotak


Gelombang (V) Vertikal Horizontal

1 Kotak 1 0,5 k 0,5 0,5 m 2 4

2 Segitiga 1 0,5 k 0,5 0,2 m 2 9

3 Sinus 1 0,5 k 0,5 1m 2 2

4 Sinus 1 1k 1 0,5 m 1 2

5 Sinus 1,5 2k 1 0,2 m 3 2,5

6 Segitiga 1,5 2k 0,5 0,5 m 1,5 1

7 Kotak 2,5 1,5 k 1 0,2 m 2,5 3,5

8 Sinus 3 1,5 k 1 0,2 m 3 3,5

9 Sinus 3,5 2k 1 0,2 m 3,5 2,5

10 Sinus 4 2k 1 0,2 m 4 2,5

No. Vrsm (teori) Tegangan % Error Tegangan AC


Multimeter
1 - 0,538 -
2 - 0,263 -
3 0,353 0,312 11,61%
4 0,353 0,308 12,75%
5 0,530 0,508 4,15%
6 - 0,423 -
7 - 1,293 -
8 1,061 1,018 4,05%
9 1,237 1,180 4,61%
10 1,414 1,339 5,30%

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

15
VI. ANALISIS

• Jumlah kotak vertikal dan horizontal


𝑉
Rumus : V = jumlah kotak arah vertikal ×
𝑑𝑖𝑣
1
F=
𝑇

T = jumlah kotak arah horizontal × t/div

1. V/div = 0,5 v Vpp = 1 t/div = 0,5 ms F = 0,5 kHz


𝑉𝑃𝑃 1
Jumlah kotak vertikal = 𝑉/𝑑𝑖𝑣 = 0,5 = 2 kotak

T = Jumlah kotak horizontal x t/div


1
= Jumlah kotak horizontal x t/div
𝐹
1 1
Jumlah kotak horizontal = 𝐹 .𝑡/𝑑𝑖𝑣 = 500 𝑥 0,5 𝑥 10−3 = 4 kotak

2. V/div = 0,5 V Vpp = 1 t/div = 0,2 ms F = 0,5 kHz


𝑉𝑃𝑃 1
Jumlah kotak vertikal = 𝑉/𝑑𝑖𝑣 = 0,5 = 2 kotak
1
= Jumlah kotak horizontal x t/div
𝐹
1 1
Jumlah kotak horizontal = 𝐹 .𝑡/𝑑𝑖𝑣 = 500 𝑥 0,2 𝑥 10−3 = 9 kotak

3. V/div = 0,5 V Vpp = 1 t/div = 1 ms F = 0,5 kHz


𝑉𝑃𝑃 1
Jumlah kotak vertikal = 𝑉/𝑑𝑖𝑣 = 0,5 = 2 kotak
1
= Jumlah kotak horizontal x t/div
𝐹
1 1
Jumlah kotak horizontal = 𝐹 .𝑡/𝑑𝑖𝑣 = 500 𝑥 1 𝑥 10−3 = 2 kotak

4. V/div = 1 V Vpp = 1 t/div = 0,5 ms F = 1 kHz

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

16
𝑉𝑃𝑃 1
Jumlah kotak vertikal = 𝑉/𝑑𝑖𝑣 = 1 = 1 kotak
1
= Jumlah kotak horizontal x t/div
𝐹
1 1
Jumlah kotak horizontal = 𝐹 .𝑡/𝑑𝑖𝑣 = 1000 𝑥 0,5 𝑥 10−3 = 2 kotak

5. V/div = 0,5 V Vpp = 1,5 t/div = 0,2 ms F = 2 kHz


𝑉𝑃𝑃 1,5
Jumlah kotak vertikal = 𝑉/𝑑𝑖𝑣 = 0,5 = 3 kotak
1
= Jumlah kotak horizontal x t/div
𝐹
1 1
Jumlah kotak horizontal = 𝐹 .𝑡/𝑑𝑖𝑣 = 2000 𝑥 0,2 𝑥 10−3 = 2,5 kotak

6. V/div = 1 V Vpp = 1,5 t/div = 0,5 ms F = 2 kHz


𝑉𝑃𝑃 1,5
Jumlah kotak vertikal = 𝑉/𝑑𝑖𝑣 = = 1,5 kotak
1
1
= Jumlah kotak horizontal x t/div
𝐹
1 1
Jumlah kotak horizontal = 𝐹 .𝑡/𝑑𝑖𝑣 = 2000 𝑥 1 𝑥 10−3 = 1 kotak

7. V/div = 1 V Vpp = 2,5 t/div = 0,2 ms F = 1,5 kHz


𝑉𝑃𝑃 2,5
Jumlah kotak vertikal = 𝑉/𝑑𝑖𝑣 = = 2,5 kotak
1
1
= Jumlah kotak horizontal x t/div
𝐹
1 1
Jumlah kotak horizontal = 𝐹 .𝑡/𝑑𝑖𝑣 = 1500 𝑥 0,2 𝑥 10−3 = 3,5 kotak

8. V/div = 1 V Vpp = 3 t/div = 0,2 ms F = 1,5 kHz


𝑉𝑃𝑃 3
Jumlah kotak vertikal = 𝑉/𝑑𝑖𝑣 = 1 = 3 kotak
1
= Jumlah kotak horizontal x t/div
𝐹
1 1
Jumlah kotak horizontal = 𝐹 .𝑡/𝑑𝑖𝑣 = 1500 𝑥 0,2 𝑥 10−3 = 3,5 kotak

9. V/div = 1 V Vpp = 3,5 t/div = 0,2 ms F = 2 kHz


𝑉𝑃𝑃 3,5
Jumlah kotak vertikal = 𝑉/𝑑𝑖𝑣 = = 3,5 kotak
1
1
= Jumlah kotak horizontal x t/div
𝐹

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

17
1 1
Jumlah kotak horizontal = 𝐹 .𝑡/𝑑𝑖𝑣 = 2000 𝑥 0,2 𝑥 10−3 = 2,5 kotak

10. V/div = 1 V Vpp = 4 t/div = 0,2 ms F = 2 kHz


𝑉𝑃𝑃 4
Jumlah kotak vertikal = 𝑉/𝑑𝑖𝑣 = 0,5 = 4 kotak
1
= Jumlah kotak horizontal x t/div
𝐹
1 1
Jumlah kotak horizontal = 𝐹 .𝑡/𝑑𝑖𝑣 = 2000 𝑥 0,2 𝑥 10−3 = 2,5 kotak

• Vrms dan %Error


𝑉𝑝 𝑉𝑟𝑚𝑠−𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
Rumus : Vrms = %Error = | | x 100 %
√2 𝑉𝑟𝑚𝑠

1. –

2. –

𝑉𝑝 0,5
3. Vrms = √2
= √2 = 0,353 V
0,353−0,312
%Error = | | x 100 % = 11,61%
0,353

𝑉𝑝 0,5
4. Vrms = √2
= √2 = 0,353 V
0,353−0,308
%Error = | | x 100 % = 12,75 %
0,353

𝑉𝑝 0,75
5. Vrms = = = 0,530 V
√2 √2
0,530−0,508
%Error = | | x 100 % = 4,15 %
0,530

6. –

7. –

𝑉𝑝 1,5
8. Vrms = √2
= √2 = 1,061 V
1,061−1,018
%Error = | | x 100 % = 4,05 %
1,061

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

18
𝑉𝑝 3,5
9. Vrms = = = 1,237 V
√2 √2
1,237−1,180
%Error = | | x 100 % = 4,61 %
1,237

𝑉𝑝 2
10. Vrms = √2
= √2 = 1,414 V
1,414−1,339
%Error = | | x 100 % = 5,3 %
1,414

VII. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dengan menggunakan function generator sebagai sumber AC dan
pengatur amplitudo pada osiloskop dan menggukur frekuensi serta tegangan AC pada
multimeter yang mengeluarkan nilai tegangan yang berbeda beda dari setiap input. Dengan
berubah setiap V/div atau t/div dan Vp pada osiloskop, berpengaruh pada tegangan AC pada
multimeter. Berbedanya frekuensi setiap input juga berpengaruh pada tegangan AC pada
multimeter.

Hasil perhitungan error pada rumus Vrms dengan nilai real dari tegangan AC pada
multimeter dapat disimpulkan bahwa masih terjadi error pada pengukuran Voltmeter AC.
Perbedaan frekuensi, V/div, dan juga t/div itulah yang membuat terjadinya perubahan serta
menimbulkan presentase error.

VIII. DAFTAR PUSTAKA (format IEEE)

References

[1] A. Aurellia, "detik.com," Detikbali, 2 December 2022. [Online]. Available:


https://www.detik.com/bali/berita/d-6439712/multimeter-adalah-jenis-multimeter-
beserta-cara-penggunaannya. [Accessed 29 October 2023].
[2] CCTV GARUDA, "CCTV GARUDA," [Online]. Available:
https://www.cctvgaruda.com/content/64-bnc-fungsi-dan-
jenisnya#:~:text=BNC%20(Bayonet%20Neill%E2%80%93Concelman),disebut%2
0dengan%20konektor%20audio%2Fvideo.. [Accessed 1 November 2023].
[3] SERVICEKU, "Serviceku," 7 February 2014. [Online]. Available:
https://serviceku.wordpress.com/tag/jepit-buaya/. [Accessed 1 November 2023].

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

19
[4] Admindpu, "dpu.kulonprogo," 25 May 2022. [Online]. Available:
https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/750/k-a-l-i-b-r-a-s-i. [Accessed 1 November
2023].
[5] A. Efendi, "titrto.id," 14 September 2021. [Online]. Available:
https://tirto.id/rangkuman-arus-listrik-perbedaan-ac-dc-contoh-sumber-tegangan-
gjt1. [Accessed 1 November 2023].
[6] Y. Erick, "stella maris college," 19 December 2021. [Online]. Available:
https://stellamariscollege.org/osiloskop/. [Accessed 1 November 2023].
[7] J. I. H. Pangemanan, "MediaIndonesia," 30 July 2023. [Online]. Available:
https://mediaindonesia.com/humaniora/600758/frekuensi-adalah-pengertian-rumus-
jenis-dan-contoh-soal. [Accessed 1 November 2023].
[8] h. pnp, "HMJ Teknik Elektro," 16 10 2020. [Online]. Available:
https://hmjepnp.home.blog/2020/10/16/170/. [Accessed 8 11 2023].

IX. Lampiran

Lampiran Foto 1.1


0,5k 1k 1,5k 2k

500,5 Hz 1.006 kHz 1.504 kHz 2.011 kHz

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

20
Lampiran Foto 1.2

No. Gambar grafik gelombang osiloskop Gambar pengukuran


tegangan AC

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

21
5

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

22
9

10

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

23

Anda mungkin juga menyukai