Anda di halaman 1dari 1

PROSEDUR PEMBERIAN SURAT PERINGATAN SESUAI DENGAN UNDANG-UNDANG NO

13 TAHUN 2003

PROSEDUR PEMBERIAN SURAT PERINGATAN TERHADAP KARAYAWAN YANG DITERBITKAN


OLEH PERUSAHAAN SESUAI DENGAN UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003

Pasal 161 UNDANG-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. (1) dalam hal
pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan
perusaan atau perjanjian kerja bersama, pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan
kerja, setelah kepada pekerja/buruh yang bersangkutan diberikan surat peringatan pertama,
kedua, dan ketiga secara berturut-turut.

(2) surat peringatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) masing berlaku untuk paling lama 6
(enam) bulan , kecuali ditetapkanlain dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau
perjanjian kerja bersama.

(3) pekerja atau buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja dengan alasan sebagaimana
dimaksud dalam dalam ayat (1) memperoleh uang pesangon sebesar 1 (satu) kali ketentuan
pasal 156 ayat (2) , uang pesangon masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan pasal 156 ayat (3)
dan uang penggantian hak sesuai ketentuan pasal 156 ayat(4) UU ketenagakerjaan.[1]

1. Surat peringatan pertama, kedua dan ketiga tidak perlu diberikan menurut urut-
urutannya, tapi dinilai dari besar kecilnya pelanggran yang dilakukan karyawan
2. Tingkatan surat peringatan ditentukan bersama oleh atasan langsung minimal setingkat
manager dengan Bagian Sumeber Daya Manusia dan di setujui oleh direksi
3. Dalam hal surat peringatan diterbitkan secara berurutan maka surat peringatan pertama
berlaku untuk jangka waktu 6 (enam) bulan.
4. Apabila karyawan melakukan pelanggran sebelum berakhirnya masa berlaku surat
peringatan pertama, maka perusahaan dapat menerbitkan surat peringatan kedua, yang
juga mempunyai jangka waktu berlaku selama 6 (enam)bulan sejak diterbitkannya
peringatan kedua.
5. Apabila karyawan masih melakukan pelanggaran sebelum surat peringatan kedua habis
masa berlakunya, maka perusahaan dapat menerbitkan peringatan ketiga (terakhir yang
berlaku selama 6 (enam) bulan sejak diterbitkannya peringatan ketiga.
6. Apabila karyawan masih melakukan pelanggaran sebelum surat peringatan ketiga habis
masa berlakunya, maka perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja.
7. Dalam jangka waktu 6(enam) bulan sejak diterbitkannya surat peringatan sudah
terlampaui, maka apabila karyawan yang bersangkutan melakukan pelanggaran maka
surat peringatan yang diterbitkan oleh perusahaan adalah kembali sebagai peringatan
pertama, kedua atau ketiga sesuai besar kecilnya pelanggran yang dilakukan karyawan
8. Tenggang waktu 6 (enam) bulan dimaksudkan sebagai upaya mendidik karyawan agar
dapat memperbaiki kesalahannya dan di sisi lain waktu 6 (bulan) ini merupakan waktu
yang cukup bagi pengusaha untuk melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan yang
bersangkutan.[2]

Anda mungkin juga menyukai