Jakumhanneg
Jakumhanneg
mampu memproduksi alat-alat pertahanan dengan teknologi tinggi, kualitas yang baik,
dan dalam jumlah yang memadai
1
Wakil Menteri Pertahanan M Herindra, saat mewakili Menteri Pertahanan memberikan keynote speech video
conference pada “Seminar Pertahanan dan Keamanan Nasional Tahun 2021 : Disrupsi Teknologi Pada Industri
Pertahanan dan Pengembangan Pertahanan Siber Indonesia”, Kamis (18/02), di Kemhan, Jakarta.
2
pengembangan riset dan inovasi yang baik, diharapkan industri pertahanan suatu negara
dapat terus berkembang dan menghasilkan produk-produk yang berkualitas dan inovatif.
f. Peningkatan Daya Saing Global. Industri pertahanan perlu bersaing secara
global dengan meningkatkan kualitas, efisiensi, dan daya saing produk-produknya.
Industri pertahanan membutuhkan teknologi baru, mesin modern, dan sistem manajemen
yang canggih. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, industri pertahanan akan
mendorong pengembangan industri terkait, seperti industri elektronika, manufaktur
presisi, dan industri bahan baku. Hal ini akan memacu transfer teknologi dan
pengetahuan, serta meningkatkan kualitas dan daya saing industri dalam negeri secara
keseluruhan.
g. Pemanfaatan Sumber Daya Dalam Negeri. Penyelenggaraan industri pertahanan
nasional hingga kini masih dihadapkan pada realitas importasi Alpalhankam yang sangat
tinggi. Di lain pihak, industri pertahanan dalam negeri dituntut terus berbenah agar
menjadi mandiri, kuat, modern dan berdaya saing global. Untuk merealisasikan cita-cita
tersebut, pemerintah melakukan berbagai upaya, salah satunya menciptakan ekosistem
industri pertahanan yang mapan. Harapannya, ada kemajuan yang nyata pada
prosentase Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada produk dan jasa industri
pertahanan dalam negeri.
Kebijakan tentang kandungan lokal / TKDN mendorong pelaku industri untuk
meningkatkan kamampuan industri, penguasaan teknologi hingga pada penciptaan atau
penambahan nilai pada suatu produk. TKDN didefinisikan sebagai besaran kandungan
komponen dalam negeri dalam suatu produk baik barang, jasa ataupun gabungan barang
dan jasa. Nilai TKDN berbentuk persentasi yang diformulasi dari perbandingan biaya
komponen lokal terhadap total biaya produk barang. Tingginya TKDN dalam produk
Alpalhankam juga dapat menjadi indikator bahwa industri pertahanan memiliki
penguasaan teknologi dan kemampuan manufaktur dalam memenuhi kebutuhan
produksinya. Indikator ini dapat dilihat pembentukan dan penguatan rantai pasok dari
industri material dasar (industri tingkat-3) ke industri komponen (industri tingkat-2), hingga
industri produk (tingkat-1). Indikator dalam penguasaan teknologi dan kemampuan
manufaktur dalam industri pertahanan juga dapat kita lihat melalui instrumen perhitungan
TKDN dan bobot nilai yang diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian No 16 Tahun
2011.2 Dalam revitalisasi industry pertahanan perlu memprioritaskan penggunaan bahan
baku dan komponen dalam negeri untuk produksi Alutsista untuk meningkatkan peran
2
https://www.kkip.go.id/2022/08/11/tingkat-komponen-dalam-negeri-sebagai-parameter-kemandirian-industri-
pertahanan/
3