Anda di halaman 1dari 4

0

2. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2021 tentang Kebijakan Umum


Pertahanan Negara Tahun 2020-2024, guna meningkatkan kemampuan pertahanan negara
salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah Revitalisasi industri pertahanan dalam rangka
mewujudkan sebagai produsen alat peralatan pertahanan dan keamanan yang maju, kuat,
mandiri dan berdaya saing untuk memenuhi kebutuhan pertahanan negara. Bagaimana
konsep Pasis mengenai revitalisasi industri pertahanan tersebut agar bisa terlaksana
sesuai harapan ?
Jawaban:
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2021 tentang Kebijakan Umum Pertahanan Negara
(Jakumhanneg) 2020-2024 mengamanatkan revitalisasi industri pertahanan untuk kemandirian
dalam pemenuhan alat peralatan pertahanan dan kemananan guna memperkuat pertahanan
melalui perbaikan dalam manajemen industry pertahanan meliputi peningkatan daya
produktivitas, daya saing dan kapasitas produksi dalam memenuhi kebutuhan Alutsista
nasional. Untuk melaksanakan revitalisasi industri pertahanan sesuai dengan harapan beberapa
konsep dan langkah revitalisasi yang komprehensif yang perlu dipertimbangkan:
a. Penguatan Kelembagaan. Dalam melaksanakan revitalisasi industri pertahanan
yang komprehensif perlu adanya suatu Lembaga yang mewadahi dan mengoordinir
Industri Pertahanan dalam negeri yang bertugas merumuskan strategi dan kebijakan
industri pertahanan. Selain itu Kementerian Pertahanan perlu diperkuat dalam
menjalankan tugas pembinaan dan pengawasan industri pertahanan. Untuk mewujudkan
suatu Kerjasama yang simultan perlu meningkatkan koordinasi antar
kementerian/lembaga terkait, seperti BUMN, perguruan tinggi, dan swasta sehingga
mempunyai berbagai manfaat antara lain terwujudnya sinergitas sumber daya yang
dibutuhkan, terciptanya kolaborasi dalam penelitian dan pengambangan, adanya tratsfer
teknologi antar Lembaga, meningkatnya kualitas SDM dan dapat meningkatkan daya
saing.
b. Pengembangan Kapasitas Industri. Pengembangan kapasitas industri
mengacu pada upaya untuk meningkatkan kemampuan industri dalam negeri dalam
memproduksi barang dan jasa. Hal ini meliputi peningkatan infrastruktur, teknologi,
sumber daya manusia, dan sistem manajemen industri.Peningkatan produksi Alutsista
dalam negeri akan meningkatkan permintaan produk dari industri terkait, sehingga
mendorong pertumbuhan industri secara keseluruhan. Industri pertahanan yang maju
dapat menjadi lokomotif untuk pengembangan teknologi dan inovasi di berbagai sektor
industri. Industri pertahanan perlu diberdayakan dan dikembangkan kapasitasnya agar
1

mampu memproduksi alat-alat pertahanan dengan teknologi tinggi, kualitas yang baik,
dan dalam jumlah yang memadai

c. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia. Peningkatan kualitas sumber


daya manusia (SDM) sangat penting dalam revitalisasi industri pertahanan untuk
menghadapi tantangan dan persaingan global. Melalui pendidikan dan pelatihan, industri
pertahanan perlu meningkatkan kualitas SDM untuk menghasilkan tenaga kerja yang ahli
dan terampil dalam bidang teknologi pertahanan. Dengan peningkatan kualitas SDM
yang berkelanjutan, diharapkan industri pertahanan dapat menghasilkan produk-produk
yang berkualitas dan inovatif, serta dapat bersaing secara global.
d. Dukungan Pemerintah. Dukungan pemerintah sangat penting dalam revitalisasi
industri pertahanan untuk mencapai tujuan menjadi produsen alat peralatan pertahanan
dan keamanan yang maju, kuat, mandiri, dan berdaya saing. Beberapa bentuk dukungan
yang dapat diberikan oleh pemerintah antara lain 1) membuat kebijakan dan regulasi
yang mendukung pengembangan industri pertahanan, termasuk insentif fiskal,
perlindungan hukum, dan kemudahan birokrasi. 2) memberikan investasi langsung
maupun insentif kepada industri pertahanan untuk mengembangkan kapasitas produksi,
teknologi, dan SDM. 3) memberikan dukungan dalam pengembangan SDM melalui
program pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri pertahanan.
4) membantu promosi ekspor produk-produk industri pertahanan ke pasar luar negeri
melalui berbagai program dan kegiatan promosi. 5) Memberikan kebijakan untuk
melindungi pasar dalam negeri dari produk impor yang dapat mengancam industri
pertahanan dalam negeri.
e. Pengembangan Riset dan Inovasi. Efektifitas pertahanan negara turut
ditentukan juga oleh teknologi dan kemampuan industri pertahanan dalam memenuhi
kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dan Non
Alutsista1. Industri pertahanan perlu aktif dalam riset dan pengembangan untuk
menciptakan produk-produk yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan pertahanan
negara.Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan riset dan inovasi
dalam industri pertahanan antara lain adalah meningkatkan investasi dalam riset dan
pengembangan, meningkatkan kerja sama antara pemerintah, perguruan tinggi, dan
industri, serta memberikan insentif bagi industri untuk melakukan inovasi. Dengan

1
Wakil Menteri Pertahanan M Herindra, saat mewakili Menteri Pertahanan memberikan keynote speech video
conference pada “Seminar Pertahanan dan Keamanan Nasional Tahun 2021 : Disrupsi Teknologi Pada Industri
Pertahanan dan Pengembangan Pertahanan Siber Indonesia”, Kamis (18/02), di Kemhan, Jakarta.
2

pengembangan riset dan inovasi yang baik, diharapkan industri pertahanan suatu negara
dapat terus berkembang dan menghasilkan produk-produk yang berkualitas dan inovatif.
f. Peningkatan Daya Saing Global. Industri pertahanan perlu bersaing secara
global dengan meningkatkan kualitas, efisiensi, dan daya saing produk-produknya.
Industri pertahanan membutuhkan teknologi baru, mesin modern, dan sistem manajemen
yang canggih. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, industri pertahanan akan
mendorong pengembangan industri terkait, seperti industri elektronika, manufaktur
presisi, dan industri bahan baku. Hal ini akan memacu transfer teknologi dan
pengetahuan, serta meningkatkan kualitas dan daya saing industri dalam negeri secara
keseluruhan.
g. Pemanfaatan Sumber Daya Dalam Negeri. Penyelenggaraan industri pertahanan
nasional hingga kini masih dihadapkan pada realitas importasi Alpalhankam yang sangat
tinggi. Di lain pihak, industri pertahanan dalam negeri dituntut terus berbenah agar
menjadi mandiri, kuat, modern dan berdaya saing global. Untuk merealisasikan cita-cita
tersebut, pemerintah melakukan berbagai upaya, salah satunya menciptakan ekosistem
industri pertahanan yang mapan. Harapannya, ada kemajuan yang nyata pada
prosentase Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada produk dan jasa industri
pertahanan dalam negeri.
Kebijakan tentang kandungan lokal / TKDN mendorong pelaku industri untuk
meningkatkan kamampuan industri, penguasaan teknologi hingga pada penciptaan atau
penambahan nilai pada suatu produk. TKDN didefinisikan sebagai besaran kandungan
komponen dalam negeri dalam suatu produk baik barang, jasa ataupun gabungan barang
dan jasa. Nilai TKDN berbentuk persentasi yang diformulasi dari perbandingan biaya
komponen lokal terhadap total biaya produk barang. Tingginya TKDN dalam produk
Alpalhankam juga dapat menjadi indikator bahwa industri pertahanan memiliki
penguasaan teknologi dan kemampuan manufaktur dalam memenuhi kebutuhan
produksinya. Indikator ini dapat dilihat pembentukan dan penguatan rantai pasok dari
industri material dasar (industri tingkat-3) ke industri komponen (industri tingkat-2), hingga
industri produk (tingkat-1). Indikator dalam penguasaan teknologi dan kemampuan
manufaktur dalam industri pertahanan juga dapat kita lihat melalui instrumen perhitungan
TKDN dan bobot nilai yang diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian No 16 Tahun
2011.2 Dalam revitalisasi industry pertahanan perlu memprioritaskan penggunaan bahan
baku dan komponen dalam negeri untuk produksi Alutsista untuk meningkatkan peran

2
https://www.kkip.go.id/2022/08/11/tingkat-komponen-dalam-negeri-sebagai-parameter-kemandirian-industri-
pertahanan/
3

UMKM dalam rantai pasokan industri pertahanan serta mendukung pengembangan


industri penunjang, seperti elektronika dan manufaktur presisi.
h. Kerjasama Internasional. Dalam meningkatkan kualitas dan kemampuan dalam
memproduksi alutsista, maka harus membangun kerjasama dengan negara lain dalam
bidang industri pertahanan, seperti alih teknologi dan co-production sehingga teknologi
yang ada di Indonesia dapat berkembang mengikuti kemajuan teknologi terbaru.
Dengan mengimplementasikan konsep-konsep di atas, diharapkan revitalisasi industri
pertahanan dapat terlaksana sesuai harapan, sehingga Indonesia dapat menjadi produsen alat
peralatan pertahanan dan keamanan yang maju, kuat, mandiri, dan berdaya saing.

Anda mungkin juga menyukai