Anda di halaman 1dari 4

DIALEK JAWA TIMURAN PADA VIDEO YOUTUBE KOREA

REOMIT: KAJIAN SOSIODIALEKTOLOGI

Fitri Fajaria Salsabila

Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas jember

210110201102@mail.unej.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini menjelaskan adanya campuran bahasa yang digunakan saat pembuatan atau
perekaman salah satu video di youtube salah satu youtuber yaitu Jang Hansol dengan channel
bernama Korea Reomit. Campuran bahasa umumnya terjadi pada beberapa daerah di Indonesia
seperti daerah di Jawa Timur salah satunya Surabaya dan Malang. Kebanyakan etnis yang
menggunakan campuran bahasa adalah etnis China. Namun, pada video ini dilakukan oleh yang
bukan etnis China tapi berasal dari Surabaya dan Malang. Bahasa campuran ini menjadi ciri khas
dari dialek Jawa Timuran.

Kata Kunci: bahasa campuran, dialek sosial, bahasa jawa, jawa timuran.

ABSTRACT

This study explains that there is a mixture of languages used when making or recording a video
on YouTube, one of the YouTubers, namely Jang Hansol with a channel called Korea Reomit.
Mixed languages generally occur in several regions in Indonesia, such as areas in East Java,
one of which is Surabaya and Malang. Most of the ethnic groups who use a mixture of languages
are Chinese. However, in this video it was carried out by non-ethnic Chinese but from Surabaya
and Malang.

Keywords: mixed language, social dialect, Javanese, East Java.

PENDAHULUAN

Bahasa menurut Djarjowidjojo (2012:16) merupakan simbol lisan yang digunakan


masyarakat untuk berkomunikasi dan berinteraksi sesuai dengan budaya mereka. Dalam
berkomunikasi bahasa memiliki peran penting untuk menginterpretasikan gagasan maupun
pikiran seseorang, bahasa itu sendiri selalu mengalami perubahan, pergeseran, dan
perkembangan seiring berkembangnya zaman yang dinamis. Pada dasarnya bahasa-bahasa di
dunia memiliki keragaman dan variasi. Variasi tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
letak geografis, pengaruh status sosial ataupun daerah, dan lain-lain.

Kajian sosiodialektologi merupakan kajian variasi bahasa yang mendasarkan cabang


dialek kebahasaan dengan variasi sosial penuturnya. Menurut Zulaeha (2010:31)
sosiodialektologi merupakan kajian antar dua bidang yaitu dialektologi dan sosiolinguistik. Pada
dasarnya kajian dialektologi saling berhubungan dengan kajian sosiolinguistik, hal tersebut
dikarenakan dialektologi selalu melibatkan unsur-unsur bahasa yang dihasilkan dari penuur
masyarakat bahasa tersebut. Berdasarkan tata kerjanya penelitian dialektologi dapat tidak hanya
mempelajari variasi bahasa yang dipengaruhi oleh letak geografis saja, akan tetapi juga
mempelajari variasi bahasa yang dipengaruhi oleh faktor sosial penuturnya.

METODE PENELITIAN

Metode yang dilakukan dalam penyusunan artikel ini adalah metode deskripsi kualitatif,
yaitu metode riset dengan memberikan penjelasan berupa deskripsi berdasarkan data dan
pengamatan pada video youtube. Data dan tersebut dikumpulkan, dianalisis, dan dikaji hingga
menghasilkan suatu kesimpulan. Kesimpulan inilah yang menjadi hasil dan pembahasan pada
artikel ini. Pada artikel ini data dan berupa teori-teori dari berbagai sumber terkait
sosiodialektologi, dan pengamatan pada video youtube.

PEMBAHASAN

Surabaya dan Malang merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang memiliki ciri
khas mencampur bahasa Jawa dan bahasa Indonesia secara bersamaan dalam pengucapan.
Campuran bahasa ini identik dengan dialek bahasa Jawa Timuran. Salah satunya yang terjadi
dalam salah satu video youtube Korea Reomit yang berjudul “Bandingan Makanan Jepang,
Korea, dan Indonesia Bintang Rendah vs Bintang Tinggi”. Dalam video tersebut menunjukkan
bahasa Jawa dialek Malang dan Surabaya yang mereka pakai dicampur dengan bahasa Indonesia.
Seperti pada data sebagai berikut.
1. Menit ke- 00:55
Jerome Polin: “kalo penampilannya kurang tapi makanannya enak yo enak to”
Pada frase ‘yo enak to’ merupakan salah satu dialek bahasa Jawa yang terlihat pada
penekanan kata ‘to’. ‘to’ umumnya digunakan oleh kebanyakan orang berbahasa Jawa
untuk menekankan sesuatu. Dari data tersebut dapat dilihat bercampurnya bahasa
Indonesia dan bahasa Jawa.
2. Menit ke- 2:06
Jang Hansol: “lek menurutku dari visualnya yang rating tinggi yang mana?”
Pada kata ‘lek’ menunjukkan bahasa Jawa yang berarti ‘kalau’. Pada frasa ‘lek
menurutku’ menunjukkan adanya pencampuran antara bahasa Jawa dan bahasa
Indonesia.
3. Menit ke- 2:38
Jang Hansol: “koyoke aku ambek ian hari iki makan tteokbokki 2 kali”
Pada kalimat diatas hampir semuanya memakai bahasa Jawa, namun ada kata-kata yang
tidak dirubah menjadi bahasa Jawa. Kata ‘hari’ dalam bahasa Jawa adalah ‘dino’,
sedangkan '2 kali’ jika dijadikan bahasa Jawa menjadi ‘peng loro’.
4. Menit ke- 4:02
Ian: “boleh gak iki tapi bumbune iku?”
Pada kalimat diatas terjadi percampuran bahasa Jawa dan bajasa Indonesia yakni pada
kata ‘boleh gak’ menggunakan bahasa Indonesia, sedangkan pada kata ‘iki tapi bumbune
iku’ menggunakan bahasa Jawa. Pada frasa ‘boleh gak’ seharusnya menggunakan ‘oleh
ora’ jika ingin di bahasa Jawakan.
5. Menit ke- 11:12
Jang Hansol: “kalo iki kayak sebenere uuueenakk gak sih”
Pada kata ‘uuueeenakk’ adalah sebuah dialek yang biasa digunakan oleh masyarakat
Jawa Timuran. Hal ini menandakan Hansol mencampur bahasa Indonesia dengan bahasa
Jawa dialek Jawa Timuran.

KESIMPULAN

Dari data yang telah dipaparkan, menunjukkan adanya campur kode bahasa Indonesia
dengan bahasa Jawa yang dialeknya Jawa Timuran. Campuran bahasa umumnya terjadi pada
beberapa daerah di Indonesia seperti daerah di Jawa Timur salah satunya Surabaya dan Malang.
Kebanyakan etnis yang menggunakan campuran bahasa adalah etnis China. Namun, pada video
ini dilakukan oleh yang bukan etnis China tapi berasal dari Surabaya dan Malang. Dialek Malang
dan Surabaya sangat kental dengan pencampuran bahasa, apalagi Surabaya yang notaben
masyarakat disana datang dari berbagai daerah yang membuat aksennya lebih campur tidak
spesifik pada satu aksen. Dari video Hansol pada channel Korea Reomit menunjukkan bahwa
campur kode banyak terjadi di pulau Jawa bagian timur.

DAFTAR PUSTAKA

Felicia Utorodewo, d. (2011). Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah. Depok:
Universitas Indonesia.

Harimurti, K. (2001). Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nababan, P. (1984). Sosiolinguistik : Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia.

Sutopo. (2002). Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Wedhawati. (2006). Tata Bahasa Jawa MUtakhir (Edisi Revisi). Yogyakarta: Kanisius.

Sumber lain

https://www.youtube.com/@KoreaReomit

Anda mungkin juga menyukai