Anda di halaman 1dari 9

Analisis Yuridis terhadap Kewajiban dan Tanggung Jawab Seorang

Notaris dalam Memberikan Suatu Pelayanan Sosial Kepada Masyarakat


yang Tidak Mampu

Proposal Tesis

Fakultas Hukum

Program Magister Kenotariatan

Jakarta

2024
HALAMAN PERSETUJUAN
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Kerangka Toeritis dan Kerangka Konseptual
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya kewajiban seorang Notaris adalah merupakan suatu hal yang sangat
wajib dilakukan oleh notaris dan jika tidak dilakukan ataupun dilanggar, maka dengan
dilakukannya pelanggaran tersebut akan dikenakan sanksi terhadap notaris. Maka pada
hakikatnya Profesi seorang Notaris memiliki kewajiban untuk dapat memberi pelayanan
jasa hukum kepada masyarakat yang membutuhkan jasanya1.

Suatu Pelayanan adalah merupakan suatu kegiatan yang dapat dilakukan agar dapat
memenuhi suatu kebutuhan seorang masyarakat pada bidang jasa dan suatu bidang
administrasi lainnya. 2 Semua hal yang menjadi suatu kebutuhan masyarakat akan sangat
dapat terpenuhi jika diberikan juga semua pelayanan sangat baik, yaitu dengan kesopanan
dan keramahan, kepastian dari pelayanannya, akurasi pelayanan, tanggung jawab,
kelengkapan , serta cara bagaimana mendapatkan kemudahan pelayanan itu sendiri.3

1
Siska Harun Buko, “Analisis Yuridis Tentang Kewajiban Notaris Dalam Memberikan Jasanya Kepada
Masyarakat Yang Tidak Mampu Berdasarkan UU No. 2 Tahun 2014”, Jurnal Lex Privatum, Vol. 5, No. 1, (2017),
Hlm. 90.
2
Krisdiana, S.H., “Implementasi Kewajiban Notaris Memberikan Pelayanan Jasa Hukum Bagi Orang Tidak
Mampu Berdasar Undang-Undang Jabatan Notaris”, Tesis, (2022), Hlm. 1.
Suatu jasa akan sangat diperlukan kehadirannya pada setiap kehiduppan seseorang.
Jasa pada dasarnya merupakan suatu hal berbentuk Tindakan maupun kegiatan yang akan
ditawarkan dari satu pihak lain kepada pihak yang lain. Pada tindakan tersebut tidak akan
berwujud secara fisik, serta juga tidak akan menimbulkan kepemilikan terhadap sesuatu. 4

Suatu Profesi Notaris adalah merupakan profesi pejabat umum yang mempunyai
suatu kewenangan agar dapat membuat suatu akta autentik, serta juga mempunayi
kewenangan-kewenangan lain yang dimaksudkan pada Undang-Undang Jabatan Notaris
ataupun pada Undang-Undang yang berkaitan.5

Suatu masyarakat pada pengertiannya, adalah merupakan sekumpulan manusia yang


tinggalnya pada suatu wilayah yang sama, serta juga dapat independen pada sekumpulan
orang yang letaknya di luar dari wilayah yang sama, akan tetapi mereka memiliki juga
budaya yang sama. Masyarakat tersebut akan melakukan suatu bentuk interaksi pada
wilayah tertentu dan juga yang mempunyai budaya yang sama dengan mereka. 6 Pada
masyarakat pasti mempunyai suatu kebutuhan dalam hidup mereka, dan di zaman yang
sangat modern ini kebutuhan mereka sangat banyak, maka salah satu dari kebutuhan
mereka tersebut adalah suatu kebutuhan pada jasa bidang kenotariatan. 7 Suatu masyarakat
yang mempunyai suatu kepentingan untuk dapat dibuatkannya suatu akta yang autentik,
maka masyarakat tersebut diwajibkan untuk menghadap kepada seseorang yang
berprofesi sebagai Notaris. Dalam hal masyarakat harus menghadap seseorang Notaris,
maka orang tersebut tidak dapat langsung menghadap seorang Notaris dimana pun
mereka berada. Seseorang yang mempunyai suatu keperluan untuk dapat menghadap
kepada seorang Notaris, maka diharuskan orang tersebut menghadap kepada Notaris yang
sesuai dengan daerah domisili orang tersebut ataupun terletak dalam satu kota yang sama
dengan wilayah kerja dari seorang Notaris tersebut, karena pada ketentuannya seorang
Notaris dilarang melakukan pekerjaan jabatannya jika diluar dari wilayah kerjanya
berdasarkan Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.8

3
Aziz Sanapah, “Pelayanan yang Berorientasi Kepada Kepuasan Masyarakat”, Jurnal Administrasi Negara,
Vol.6, No.1, (2000).
4
Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa Edisi Kedua, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), Hlm. 6.
5
Tim Citra Umbara, Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris. Cetakan Ketiga
(Bandung: Citra Umbara, 2020). Hlm. 66.
6
D. MARYANI Dan Nainggolan, Pemberdayaan Masyarakat. (Sleman: CV. Budi Utama, 2019), Hlm. 10.
7
Krisdiana, S.H., “Implementasi Kewajiban Notaris Memberikan Pelayanan Jasa Hukum Bagi Orang Tidak
Mampu Berdasar Undang-Undang Jabatan Notaris”, Tesis, (2022), Hlm. 3.
8
Tim Citra Umbara, op. cit. Hlm. 74.
Pada kehidupan masyarakat juga mengalami perkembangan yang sangat pesat ini,
maka hal ini memberikan suatu hal kepada masyarakat agar jika ingin melaksanakan
sesuatu hal harus didalamnya juga ada suatu hal yang menjadi kepastian hukum yang
berguna sebagai hal untuk dapat sebagai pelindung bagi para pihak yang terlibat. Seorang
Notaris maka mempunyai suatu peran untuk dapat membantu suatu Tindakan dari hukum
perdata yang telah dilakukan masyarakat. Maka, dengan adanya kehadiran seorang
Notaris yang merupakan seorang pejabat publik yang di mana mereka bukan merupakan
pejabat yang bagian dari suatu lembaga-lembaga kekuasaan dari negara baik dari bagian
eksekutif , legislative, dan juga yudikatif dapat memberikan suatu kepercayaan pada hal
dalam pembuatan suatu akta autentik sehingga tidak memihak siapa pun. Maka, akta
autentik yang telah dibuat telah dapat dipertanggung jawabkan, serta bisa melindungi
pihak-pihak yang terlibat melakukan suatu perbuatan hukum.9

Suatu masyarakat yang mereka bertempat tinggal di negara Indonesia mereka tidak
semuanya dapat mempunyai panggilan sebagai suatu masyarakat yang dapat dikatakan
termasuk ke dalam golongan mampu. Pada golongan masyarakat yang tidak mampu ini
mereka ada yang masih saja untuk memilih berdiam dengan tidak menggunakan jasa
pelayanan yang dapat diberikan oleh Notaris. Kejadian pada tipe masyarakat ini, pada
kebiasaannya mereka mempunyai pemikiran bahwa dalam hal menggunakan jasa dari
seorang Notaris pasti akan memiliki biaya-biaya yang sangat mahal. Seorang Notaris
yang pada dasarnya merupakan suatu pejabat yang mempunyai wewenang untuk dapat
membuat akta yang sehingga akta tersebut dapat dijadikan sebagai alat bukti yang tertulis.
Sehingga dengan adanya suatu kewenangan yang dimiliki oleh Notaris yang telah
diberikan oleh negara, maka pada penggunaan suatu pelayanan jasa dari Notaris maka
semua orang akan membutuhkan jasa tersebut, dalam hal ini tidak melihat mereka dari
kalangan yang mampu tetapi mereka juga yang dari kalangan tidak mampu tetap juga
membutuhkan pelayanan jasa tersebut. Pada hal kewajiban Notaris agar dapat
memberikan pelayanan jasa hukum nya secara cuma-cuma atau gratis kepada kalangan
masyarakat yang tidak mampu terdapat pada Pasal 37 ayat(1) Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris yang memberikan suatu harapan untuk masyarakat
dari kalangan yang tidak mampu agar mereka tetap bisa mendapatkan jasa dari Notaris. 10

9
S. Sagama, “Analisis Konsep Keadilan, Kepastian Hukum dam Kemanfaatam Dalam Pengelolaan Lingkungan”,
Jurnal Pemikiran Hukum Islam, Vol. 15, No. 1, (2016), Hlm. 28.
10
Tim Citra Umbara, op. cit, Hlm. 78.
Semua masyarakat dari berbagai kalangan, mereka tetap membutuhkan suatu
pelayanan jasa hukum khususnya di bidang kenotariatan. Masyarakat yang dari kalangan
yang mampu mereka dapat menikmati jasa di bidang kenotariatan dengan cara mereka
membayar jasa tersebut dengan honor yang telah disepakati atau telah ditentukan dengan
tanpa adanya suatu keberatan. Dalam pembayaran jasa pada Notaris mereka akan
merasakan suatu hal keberatan jika pembayaran tersebut dihadapkan pada mereka yang
dari kalangan ekonomi yang dapat dikatakan kebawah, karena masyarakat tersebut akan
terus mengingat tentang bagaimana mahalnya sutau pembayaran jasa yang harus
dibayarkan oleh mereka kepada notaris. 11 Dengan adanya perbedaan pada status ekonomi
mereka inilah yang mempunyai suatu pengaruh atas penggunaan suatu jasa dari notaris,
dan tentu saja hal ini akan memunculkan suatu bentuk dampak ketidakadilan pada
masyarakat tersebut jika pada kalangan ekonomi kebawah tersebut tidak bisa menikmati
suatu bentuk jasa hukum yang diberikan oleh seorang notaris.12

Pada seorang Notaris mereka mempunyai suatu kewajiban untuk dapat memberikan
suatu bentuk pelayanan jasa hukum kepada semua masyarakat, baik mereka dari kalangan
yang mampu maupun mereka yang dari kalangan tidak mampu. Tetapi hal ini sering kali
terjadi pada prakteknya sangat berbeda, banyak kali terjadi seorang notaris lebih
mengedepankan suatu material daripada hal sosial, karena seorang notaris pada satu sisi
mereka juga diharuskan agar untuk tetap menjaga suatu idealisme sebagai seorang pejabat
umum atas suatu peraturan perundang-undangan. Tetapi pada satu sisi yang lain pun,
seorang notaris juga terdesak dengan adanya kebutuhan-kebutuhan hidup yang materialis
yang tentu saja hal ini akan menimbulkan beberapa notaris membuatnya seperti
berdagang daripada melaksanakan suatu kewajiban sebagai seorang pejabat umum yang
dimana mereka harus mengedepankan suatu bentuk pelayanan jasa hukum nya yang akan
diberikan kepada mereka masyarakat yang membutuhkan. Suatu pelayanan jasa hukum
yang diberikan oleh notaris maka seorang notaris berhak mendapatkan suatu pembayaran
atas jasa nya, akan tetapi pada Pasal 37 Undang-Undang tentang Jabatan Notaris berbunyi
bahwa mengharuskan seorang notaris dapat memberikan pelayanannya kepada mereka
masyarakat dari kalangan yang tidak mampu. Notaris sebagai pejabat umum mereka
tidak mendapatkan suatu honorarium dari negara namun mendapatkan honorarium dari
masyarakat atas pelayanan jasa hukum yang diberikan oleh notaris sesuai dengan
11
Krisdiana, S.H., “Implementasi Kewajiban Notaris Memberikan Pelayanan Jasa Hukum Bagi Orang Tidak
Mampu Berdasar Undang-Undang Jabatan Notaris”, Tesis, (2022), Hlm. 4.
12
E. Rahmi, Majelis Pengawas Notaris & Khazanah Pendidikan Notaris, (Jakarta: Pentas Grafika, 2021), Hlm.
110.
kewenangannya yang ada. Pada penggunaan pelayanan jasa hukum yang diberikan oleh
seorang notaris kepada mereka masyarakat yang berasal dari kalangan mampu mereka
dapat melakukan suatu pembayaran jasa yang diberikan kepada notaris, tetapi mereka
yang dari kalangan kurang mampu dalam hal ini mereka tidak dapat memberikan suatu
bentuk pembayaran atas jasa yang diberikan oleh seorang notaris. Pada perbedaan status
ekonomi inilah akan mengakibatkan suatu hal atas penggunaan jasa hukum dari seorang
notaris. Dalam Pasal 37 ayat (1) Undang-Undang tentang Jabatan Notaris dikatakan
bahwa seorang notaris diharuskan memberikan suatu jasa hukum di bidang kenotariatan
secara gratis kepada mereka orang-roang yang tidak mampu, maka seorang notaris tidak
diperbolehkan menolak seorang klien yang datang kepadanya untuk membutuhkan suatu
pelayanan jasa hukum yang diberikan oleh notaris itu sendiri. Pada pasal ini sudah
menunjukkan bahwa merka masyarakat yang dari kalangan tidak mampu akan dapat
mendapatkan suatu jasa hukum dari notaris secara gartis jika mereka membutuhkannya.

Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka dalam penelitian tesis ini akan membahas dan
menganalisis mengenai kewajiban dan tanggungjawab seorang notaris dalam
memberikan pelayanan sosial kepada masyarakat yang tidak mampu, oleh sebab itu tesis
ini disampaikan dengan judul “Analisis Yuridis terhadap Kewajiban dan Tanggung Jawab
Seorang Notaris dalam Memberikan Suatu Pelayanan Sosial Kepada Masyarakat yang
Tidak Mampu”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan suatu
rumusan masalah penelitian, sebagai berikut :

1. Bagaimana seorang notaris melaksanakan suatu kewajibannya dalam memberikan


suatu pelayanan jasa nya kepada masyarakat yang kurang mampu ?
2. Apa saja kualifikasi yang dikatakan sebagai masyarakat yang kurang mampu, supaya
masyarakat tersebut bisa mendapatkan suatu pelayanan jasa dari seorang notaris ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dipahami pada bagian latar belakang, maka peneliti
merumuskan suatu tujuan penelitian ini agar utnuk mengetahui dan juga menganalisa
permasalahan penelitian, yaitu :

1. Seorang notaris menjalankan suatu kewajiban yang dimiliki dalam memberikan suatu
pelayanan jasa kepada masyarakat yang tidak mampu.
2. Kualifikasi apa saja yang dapat dikategorikan masyarakat tidak mampu , supaya
masyarakat tersebut menerima pelayanan jasa dari seorang notaris.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Dalam hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dalam bidang ilmu
hukum secara umum dan khususnya mengenai Analisis Yuridis terhadap
Kewajiban dan Tanggung Jawab Seorang Notaris dalam Memberikan Suatu
Pelayanan Sosial Kepada Masyarakat yang Tidak Mampu.
b. Dalam hasil penelitian ini diharapkan agar dapat memperluas referensi-referensi
serta literature pada Analisis Yuridis terhadap Kewajiban dan Tanggung Jawab
Seorang Notaris dalam Memberikan Suatu Pelayanan Sosial Kepada Masyarakat
yang Tidak Mampu
c. Dalam hasil penelitian ini agar bisa kedepannya diharapkan bisa digunakan untuk
sebagai bentuk acuan atas penelitian-penelitian yang sama pada jenjang yang
berikut.

2. Manfaat Praktis
Dalam hal ini merupakan sebagai suatu bentuk masukan dan juga diharapkan sebagai
bahan-bahan yang dapat dipertimbangkan dalam mengimplementasikan undang-
undang dari Undang-Undang tentang Jabatan Notaris dan juga dibarengi dengan kode
etik dari notaris atas Pasal 37 pada Undang-Undang tentang Jabatan Notaris, dalam
hal pemberian suatu pelayanan dari seorang notaris kepada mereka masyarakat yang
berasal dari mereka yang tidak mampu dan juga pemberian pelayanan dari notaris
kepada masyarakat secar gratis kepada mereka masyarakat yang tidak mampu.

Anda mungkin juga menyukai