Anda di halaman 1dari 3

Diskusi Sesi 1 - Bahasa Indonesia Tatabahasa & Komposisi - Yuke Saptawati (048085126)

1. Karena saya berasal dari wilayah Jawa Barat, terutama di daerah yang berbahasa Sunda,
terdapat pemisahan antara bahasa kasar (basa kasar) dan bahasa halus (basa lemes).
Pemisahan ini terjadi dalam konteks diglosia, di mana basa kasar digunakan dalam situasi
informal atau dalam interaksi sehari-hari, sedangkan basa lemes digunakan dalam situasi
formal atau resmi.
Contoh-contoh penggunaan bahasa dalam bahasa Sunda adalah:
- Panggilan untuk "saya" (basa kasar): aing.
Panggilan untuk "saya" (basa lemes): abdi, hirang, urang.
- Panggilan untuk "kamu" (basa kasar): maneh, sia.
Panggilan untuk "kamu" (basa lemes): anjeun, maneh.
Dalam situasi formal, seperti dalam acara resmi, pidato, tulisan formal, atau komunikasi
dengan orang yang lebih tua atau berkedudukan lebih tinggi, basa santun menjadi pilihan
yang lebih tepat. Pemisahan antara basa kasar dan basa santun terjadi karena adanya
perbedaan tingkat kesopanan, hierarki sosial, dan norma-norma budaya yang mengatur
komunikasi dalam masyarakat Sunda.

Referensi:
- Modul 1 RBV, Ragam, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia:
https://pustaka.ut.ac.id/reader/index.php?subfolder=BING4212/&doc=M1.pdf
- Bahasa sunda halus dan kasar: https://kumparan.com/rozernaufal17/bahasa-sunda-
halus-dan-kasar-1yCYqqNLaKw/full

2. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan suatu bahasa daerah tertentu semakin punah:

- Dominasi Bahasa Nasional: Dominasi bahasa nasional atau bahasa resmi suatu negara
dapat menjadi faktor utama dalam penurunan penggunaan bahasa daerah. Ketika bahasa
nasional diutamakan dalam pendidikan, administrasi pemerintahan, dan media massa,
orang cenderung mengalihkan penggunaannya dari bahasa daerah ke bahasa nasional.
Hal ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah penutur dan penggunaan bahasa daerah.

- Urbanisasi dan Mobilitas Penduduk: Urbanisasi dan mobilitas penduduk yang tinggi
dapat mengakibatkan pergeseran bahasa yang digunakan. Ketika orang pindah ke kota-
kota besar atau berinteraksi dengan komunitas yang berbeda, mereka cenderung beralih
ke bahasa yang lebih dominan di wilayah tersebut. Hal ini dapat mengurangi penggunaan
bahasa daerah dan menyebabkan penurunan jumlah penutur.

- Perubahan Sosial dan Ekonomi: Perubahan sosial dan ekonomi yang cepat dapat
memiliki dampak negatif pada kelangsungan bahasa daerah. Faktor-faktor seperti
modernisasi, globalisasi, dan pergeseran ekonomi dapat mengubah pola komunikasi dan
nilai-nilai budaya. Akibatnya, generasi muda mungkin kurang tertarik atau kurang
mampu menggunakan bahasa daerah, menyebabkan penurunan penggunaan secara
bertahap.

- Kurangnya Dukungan dan Pemertahanan: Kurangnya dukungan dan pemertahanan


terhadap bahasa daerah juga dapat menyebabkan penurunan penggunaan dan punahnya
bahasa tersebut. Jika tidak ada upaya yang cukup untuk mempromosikan dan
melestarikan bahasa daerah, termasuk dalam pendidikan formal, literatur, media, dan
kegiatan budaya, maka generasi muda mungkin tidak memiliki kesempatan atau motivasi
untuk mempelajari dan menggunakan bahasa tersebut.

Contoh konkret dari bahasa daerah yang terancam punah adalah bahasa Ainu di Jepang,
bahasa Cornish di Inggris, dan bahasa Manx di Pulau Manx. Ketiga bahasa ini
menghadapi faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, seperti dominasi bahasa nasional,
urbanisasi, dan kurangnya dukungan pemertahanan.

Referensi:
- Inisiasi 1, SEJARAH, FUNGSI, DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
& BUNYI BAHASA DAN TATA BUNYI BAHASA :
https://elearning.ut.ac.id/mod/resource/view.php?id=22671533
- Kepunahan bahasa - bahasa daerah :
https://jmb.lipi.go.id/jmb/article/download/245/223/475

3. Perbedaan dalam pengucapan fonem /ng/ dan /ny/ antara bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris dapat dijelaskan oleh perbedaan dalam sistem fonologi kedua bahasa tersebut.

Dalam bahasa Indonesia, fonem /ng/ dan /ny/ adalah fonem konsonan yang umum dan
terdapat dalam banyak kata. Dalam pengucapannya, konsonan /ng/ diucapkan dengan
menutup langit-langit belakang dengan punggung lidah, sementara konsonan /ny/
diucapkan dengan menutup langit-langit belakang dengan ujung lidah.

Di sisi lain, dalam bahasa Inggris, pengucapan fonem /ng/ dan /ny/ tidak terjadi di tengah
suku kata. Fonem /ng/ dalam bahasa Inggris biasanya hanya muncul di posisi akhir kata
atau di akhir suku kata. Misalnya, dalam kata "sing" atau "song". Sedangkan fonem /ny/
dalam bahasa Inggris lebih sering muncul di awal kata atau di depan suku kata yang
memiliki vokal seperti dalam kata "new" atau "canyon".
Fenomena ini terjadi karena perbedaan sistem fonologi antara bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris. Sistem fonologi adalah aturan-aturan yang mengatur pengucapan bunyi-
bunyi dalam suatu bahasa. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi yang unik, termasuk
perbedaan dalam fonem yang digunakan dan pola pengucapannya.

Referensi:
- Fonetik, Fonologi, bunyi konsonan: https://www.slideshare.net/Ainious/fonetik-fonologi-
bunyi-konsonan?qid=da0241d2-fcd7-45be-9011-1a0bcf478e20&v=&b=&from_search=6

Anda mungkin juga menyukai