Anda di halaman 1dari 57

62

(3) Hipotesis 3c Pengaruh Insentif Pajak Pertambahan Nilai

Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai yang

Dimoderasi Isomorfisma

H03c : Isomorfisma Tidak Memoderasi Pengaruh Insentif Pajak

Pertambahan Nilai terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan

Nilai

Ha3c : Isomorfisma Memoderasi Pengaruh Insentif Pajak

Pertambahan Nilai terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan

Nilai

b) Menentukan Taraf Nyata

Tingkat siginifikan sebesar 5%, tarif nyata dari tabel t

ditentukan dari derajat bebas (db) = n-k-1, taraf nyata (a) berarti

nilai Ftabel, taraf nyata dari Ftabel ditentukan dengan derajat bebas

(db) = n-k-1.

c) Jika Fhitung > Ftabel Maka H0 diterima atau Ha ditolak. Sebaliknya

jika Fhitung < Ftabel Maka H0 ditolak atau Ha diterima

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


63

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini berasal dari Sub Bagian

Umum dan Pengolahan Data dan Informasi (PDI) KPP Pratama Palembang

Ilir Barat. PDI berlokasi di Jl. Ki Ranggo Wirosantiko, Talang semut,

Kecamatan Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan. Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat adalah salah satu unit

vertikal dari Kantor Wilayah DJP Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka

Belitung, Direktorat Jenderal Pajak, dan Kementrian Keuangan Republik

Indonesia. Kantor ini mengumpulkan pajak penghasilan, pajak pertambahan

nilai, pajak penjualan barang mewah, dan bea materai.

Dengan kantor pusat di Palembang, Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Palembang Ilir Barat bertanggung jawab langsung kepada Wilayah DJP

Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung. Sesuai dengan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 31/PMK.01/2006 Tentang Organisasi

dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat

Jenderal Pajak telah menerapkan sistem administrasi pajak kontemporer.

Penggabungan Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Pajak

Bumi dan Bangunan (KPPBB) serta Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan

Pajak (KPP) adalah salah satu perubahan yang dilakukan.

KPP Pratama Palembang Ilir Barat beroperasi di enam kecamatan di

Kota Palembang: Ilir Barat I, Ilir Barat II, Bukit Kecil, Sukarami, Alang-

alang Lebar, dan Gandus. Luasnya area kerja KPP Pratama Palembang Ilir
64

Barat adalah seluas 190.730 km2. KPP Pratama Palembang Ilir Barat

berbatasan langsung dengan Kecamatan Talang Kelapa di Utara, Sungai

Musi di Selatan, Kecamatan Talang Kelapa di Barat dan Kecamatan Ilir

Timur di Timur.

Visi KPP Pratama Palembang Ilir Barat adalah menjadi KPP yang

berintegritas tinggi dan bekerja secara profesional dalam memberikan

pelayanan terbaik. Dengan misi menghimpun penerimaan negara demi

terwujudnya kemandirian bangsa dengan berpegang teguh pada nilai-nilai

kementerian. Motto pelayanan KPP Pratama Palembang Ilir Barat adalah

memberikan pelayanan yang tuntas, adil, dan tepat waktu dengan

mengedepankan transparansi dan kualitas.

Struktur organisasi KPP Pratama Palembang Ilir Barat dibagun

berdasarkan fungsi, tidak lagi menurut seksi-seksi berdasarkan jenis pajak.

Struktur organisasi yang baru dirancang berdasarkan fungsi yaitu:

a. Fungsi pelayanan (Seksi Pelayanan serta Seksi Pengawasan dan

Konsultsi)

b. Fungsi penegakan hukum (Seksi Pemeriksaan dan Seksi penagihan),

dan

c. Fungsi pendukung (Sub Bagian Umum serta Seksi Pengolahan Data dan

Informasi)
65

Gambar IV. 1
Sturktur Organisasi KPP Pratama Palembang Ilir Barat

Sumber: Sub. Bagian Umum KPP Pratama Palembang Ilir Barat (2023)

2. Tingkat Pengembalian Kuesioner

Penyebaran kuesioner kepada wajib pajak badan yang terdaftar di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat dilakukan dalam

penelitian ini telah diperoleh oleh peneliti. Responden dalam penelitian ini

yang berjumlah 392 wajb pajak badan memperoleh kuesioner dari peneliti

dengan didistribusikan melalui kuesioner Googleform sebanyak 392 buah

dimana jumlah ini menyesuaikan jumlah sampel yang digunakan berjumlah

392 wajib pajak badan. Sebanyak 104 kuesioner kembali dari 392 kuesioner

yang dibagikan. Berikut tabel pengembalian kuesioner perwilayah kerja

Kantor Pajak Pratama Palembang Ilir Barat:


66

Tabel IV. 1
Rekapitulasi Pembagian Kuesioner
No Keteranganan Jumlah Presentase
1 Kuesioner yang disebar 392 100%
2 Kuisioner yang tidak kembali 288 73,5%
3 Kuesioner yang di kembalikan 104 26,5%
Sumber: Penulis, 2024

Tabel IV. 2
Daftar Pembagian Kuesioner dan Kuesioner yang Kembali di
Wilayah Kerja KPP Pratama Palembang Ilir Barat
No. kecamatan Jumlah WP Badan Jumlah Kuesioner kembali
1. Alang-Alang Lebar 57 16
2. Bukit Kecil 43 13
3. Gandus 19 11
4. Ilir Barat I 140 37
5. Ilir Barat II 29 13
6. Sukarami 104 14
Jumlah 392 104
Sumber: Penulis, 2024

3. Gambaran Umum Responden Penelitian

Data yang diperoleh dalam penelitian ini didapatkan melalui

pengumpulan data-data melalui beberapa pertanyaan menggunakan media

kuesioner. Pertanyaan dalam kuesioner ini menggambarkan karakteristik

yang dimiliki oleh responden seperti jabatan, jenis kelamin, jenjang

pendidikan, lama bekerja, dan kelurahan perusahaan tempat responden

bekerja. Kuesioner telah dibagikan kepada 392 responden diterima kembali

dengan jumlah 104 kepada peneliti dengan status telah diisi responden, dan

data tersebut menjadi sumber yang layak diuji untuk analisis lebih lanjut.

Berikut tabel karakteristik responden penelitian


67

Tabel IV. 3
Karakteristik Responden

No. Keterangan Jumlah Presentase


Pemilik 24 23,1%
Staf Perpajakan 24 23,1%
1 Jabatan Staff Keuangan 37 35,6%
Lainya 19 18,2%
Jumlah 104 100%
Laki-laki 54 51,9%
2 Jenis Kelamin Perempuan 50 48,1%
Jumlah 104 100%
20 – 30 Tahun 41 39,4%
30 – 40 Tahun 32 30,8%
3 Umur 40 – 50 tahun 27 26%
˃ 50 Tahun 4 3,8%
Jumlah 104 100%
D1 2 1,9%
D3 13 12,5%
S1 52 50%
4 Jenjang Pendidikan S2 22 21,2%
S3 6 5,8%
Lainya 9 8,6%
Jumlah 104 100%
< 1 Tahun 2 2,9%
1 – 3 Tahun 51 49%
5 Lama bekerja 4 – 5 Tahun 27 26%
˃ 5 Tahun 23 22,1%
Jumlah 104 100%
Sumber: Data yang diolah, 2024

Tabel IV. 3 menunjukan bahwa jabatan dari rata-rata responden

adalah staff keuangan dengan presentase sebesar 35,6%, disusul dengan

staff perpajakan dengan presentase 23,1%, pemilik dengan presentase

23,1%, dan lainnya dengan presentase 18,2%. Responden laki-laki memiliki

presentase yang lebih tinggi yakni sebesar 51,9% dari perempuan dengan

Presentase 48,1%. Rata-rata umur responden adalah rentang 20-30 tahun

dengan presentase sebesar 39,4%, diikuti dengan rentang 30-40 tahun

sebesar 30,8%, rentang 40-50 tahun dengan presentase 26%, dan lebih dari

50 tahun dengan presentase sebesar 3,8%. Rata-rata jenjang pendidikan


68

responden adalah sarjana dengan presentase sebesar 50%, diikuti magister

sebesar 21,2%, diploma III sebesar 12,5%, lainnya sebesar 8,6%, doktor

sebesar 5,8%, dan diploma I sebesar 1,9%. Rata-rata lama bekerja

responden adalah rentang 1-3 tahun dengan presentase 49%, diikuti rentang

4-5 tahun sebesar 26%, lebih dari lima tahun sebesar 22,1%, dan kurang dari

satu tahun sebesar 2,9%.

4. Jawaban Responden

Dasar penelitian yang dilakukan ini adalah dengan transformasi data

penelitian dalam tabulasi, sehingga data mudah untuk dimnegerti dan

dipahami. Kuesioner yang telah dibagikan oleh peneliti sebanyak 392

kuesioner kembali sebesar 26,5% atau dengan jumlah 104, data yang

dikembalikan responden kepada peneliti layak dijadikan sumber untuk

dilakukannya analisis penelitian lebih lanjut.

Kuesioner yang dibagikan kepada responder terdiri 5 (lima) variabel

yang terdiri dari 3 (tiga) variabel bebas yaitu pembayaran berbasis kartu

elektronik, konsumsi rumah tangga, dan insentif pajak pertmabahan nilai,

lalu 1 (satu) variabel terikat yaitu penerimaan pajak pertmabahan nilai, dan

1 (satu) varibel pemoderasi yaitu isomorfisma.

Butir pernyataan dari variabel pembayaran berbasis kartu elektronik

(X1) terdiri dari 10 (sepuluh) pernyataan yang terbagi kedalam 4 (empat)

indikator. 4 (empat) pernyataan untuk indikator kepemilikan kartu

elektronik, 3 (tiga) pernyataan untuk indikator manfaat kepemilikan kartu


69

elektronik, 1 (satu) pernyataan untuk indikator daya tarik kartu elektronik,

dan 2 pernyataan untuk indikator kerugian penggunaan kartu elektronik.

Butir pernyataan dari variabel konsumsi rumah tangga (X2) terdiri

dari 4 (empat) pernyataan yang terbagi atas 3 (tiga) indikator. 2 (dua)

pernyataan untuk indikator ekspektasi, 1 (satu) pernyataan indikator jumlah

penduduk, dan 1 (satu) pernyataan untuk indikator tingkat harga.

Butir pernyataan dari variabel insentif pajak pertambahan nilai (X3)

terdiri dari 5 (lima) pernyataan yang terbagi atas 2 (dua) indikator. 3 (tiga)

pernyataan untuk indikator keadilan dalam pemberian insentif pajak dalam

pengurangan perpajakan, dan 2 (dua) pernyataan untuk indikator dampak

yang ditimbulkan dari peraturan yang dibuat.

Butir pernyataan dari variabel isomorfisma (X4) terdiri dari 5 (lima)

pernyataan yang terbagi atas 3 (tiga) indikator. 2 (dua) pernyataan untuk

indikator isomorfisma koersif, 2 (dua) pernyataan untuk indikator

isomorfisma normatif, dan 1 (satu) pernyataan isomorfisma mimetik.

Butir pernyataan dari variabel penerimaan pajak pertambahan nilai

(Y) terdiri 6 (enam) pernyataan yang terdiri dari 5 (lima) indikator. 1 (satu)

pernyataan untuk indikator penerimaan pajak pertambahan nilai, 1 (satu)

pernyataan untuk indikator penerimaan pajak pertambahan nilai dari

bertambahnya wajib pajak, 1 (satu) pernyataan untuk indikator penerimaan

pajak pertambahan nilai sudah diadministrasikan secara teratur, 1 (satu)

pernyataan untuk indikator kerja sama fiskus dan wajib pajak diperlukan
70

dalam meningkatkan penerimaan PPN di masa depan, 2 (dua) pernyataan

untuk indikator peningkatan penerimaan PPN memegang peranan strategis

karena akan meningkatkan kemandirian pembiayaan pemerintah.

Setelah skor dikumpulkan, data disusun ke dalam tabulasi yang

memungkinkan peneliti melakukan berbagai analisis penelitian dengan

memberikan informasi yang diperlukan. Selanjutnya, skor dari semua

responden digabungkan berdasarkan variabel masing-masing. Berikut tabel

tabulasi data ordinal maupun interval:

Tabel IV. 4
Hasil Jawaban Responden

Data Ordinal Data Interval


Responden
X1 X2 X3 X4 Y X1 X2 X3 X4 Y
1 50 20 25 25 30 43,474 17,676 22,362 20,573 25,543
2 32 16 20 19 24 20,854 11,967 15,597 12,129 17,029
3 50 20 25 23 25 43,474 17,676 22,362 17,656 18,399
4 48 19 23 23 28 40,680 16,216 19,562 17,695 22,714
5 40 16 20 20 24 29,171 11,967 15,330 13,501 17,029
6 44 16 23 25 25 34,968 11,967 19,518 20,573 18,362
7 45 18 22 22 27 36,373 14,794 18,103 16,348 21,126
8 47 17 20 19 26 39,158 13,349 15,780 12,483 20,081
9 46 19 21 22 26 37,611 16,295 16,713 16,348 19,793
10 40 16 20 20 24 29,171 11,967 15,330 13,501 17,029
11 46 20 22 24 28 37,815 17,676 18,146 19,104 22,677
12 46 18 23 23 28 37,799 14,835 19,535 17,856 22,738
13 47 18 24 22 29 39,178 14,771 20,973 16,838 24,210
14 35 18 9 20 21 25,329 14,850 6,284 14,531 13,361
15 38 14 10 12 16 28,962 9,424 7,098 5,000 7,006
16 49 20 25 25 30 42,089 17,676 22,362 20,573 25,543
17 39 16 11 13 19 27,795 11,967 7,288 6,372 11,070
18 38 17 19 22 25 26,729 13,428 14,091 16,179 18,501
19 40 16 20 20 24 29,171 11,967 15,330 13,501 17,029
Sumber: Data yang diolah, 2024
71

Tabel IV. 5
Hasil Jawaban Responden (Lanjutan)

20 43 18 23 22 26 33,537 14,835 19,535 16,418 19,974


21 42 18 21 17 24 32,520 14,732 16,741 9,888 17,029
22 40 17 22 21 23 29,253 13,428 18,103 14,939 16,343
23 38 12 15 16 18 26,991 6,739 9,618 8,675 8,918
24 39 19 20 19 26 28,754 16,216 16,062 12,708 20,193
25 45 18 22 23 27 36,405 14,771 18,146 17,715 21,304
26 35 14 20 20 25 24,102 9,265 15,474 13,823 18,595
27 44 13 13 20 18 35,046 9,122 8,460 13,501 8,918
28 46 20 25 25 24 38,562 17,676 22,362 20,573 17,777
29 44 18 22 23 26 34,825 14,771 18,152 17,856 20,011
30 46 18 22 21 27 37,810 14,873 18,174 14,808 21,381
31 44 16 22 23 26 35,080 12,209 18,103 17,695 19,834
32 47 19 23 24 27 39,238 16,216 19,563 19,135 21,191
33 46 17 22 22 27 37,801 13,428 18,130 16,218 21,344
34 45 18 23 22 29 36,182 14,771 19,589 16,379 24,033
35 46 20 23 22 29 37,720 17,676 19,518 16,218 24,071
36 45 18 22 24 28 36,319 14,850 18,135 19,135 22,677
37 46 18 22 22 27 37,592 14,794 18,157 16,257 21,344
38 45 17 23 22 27 36,272 13,428 19,589 16,218 21,228
39 46 18 22 22 27 37,791 14,794 18,157 16,218 21,191
40 46 19 22 22 28 37,592 16,254 18,157 16,257 22,638
41 45 17 20 23 28 36,229 13,349 15,502 17,791 22,738
42 45 19 23 23 27 36,682 16,295 19,563 17,856 21,548
43 39 17 20 21 24 28,455 13,390 15,330 14,969 17,029
44 41 16 22 21 25 30,555 11,967 18,129 14,910 18,501
45 43 19 22 23 25 33,505 16,254 18,420 17,695 18,539
46 42 18 21 21 26 32,081 14,835 16,713 14,910 19,732
47 41 15 21 20 27 33,228 10,483 16,713 13,501 21,446
48 46 18 23 22 27 37,784 14,850 19,514 16,359 21,446
49 46 17 22 23 26 37,707 13,349 18,124 17,856 19,732
50 44 18 20 22 26 34,914 14,835 15,621 16,779 19,834
51 41 14 22 21 25 31,178 10,017 18,589 15,370 18,682
52 42 14 21 20 27 31,958 9,442 16,741 13,501 21,228
53 43 17 22 21 24 33,521 13,428 18,103 14,969 17,029
54 44 19 23 22 28 36,106 16,216 19,540 16,407 22,738
55 36 15 18 20 26 25,633 10,767 12,941 13,840 19,783
56 41 17 24 22 23 30,836 13,428 20,973 16,310 15,672
57 50 19 23 24 30 43,474 16,295 19,518 19,163 25,543
58 39 16 20 21 24 28,461 12,227 15,330 14,910 17,029
59 42 19 21 22 25 33,159 16,254 16,719 16,277 18,423
60 44 15 12 18 26 34,876 10,642 8,903 11,064 20,128
Sumber: Data yang diolah, 2024
72

Tabel IV. 6
Hasil Jawaban Responden (Lanjutan)

61 42 19 21 21 28 32,195 16,216 16,713 14,910 22,840


62 36 16 18 21 22 25,210 11,967 12,941 15,466 14,508
63 41 16 21 22 26 30,747 11,967 16,746 16,418 19,858
64 42 15 22 23 27 33,761 10,483 18,178 17,797 21,330
65 44 15 21 21 27 35,312 10,864 16,713 14,910 21,268
66 44 14 21 18 24 34,787 9,321 16,762 11,111 17,076
67 40 17 21 25 25 30,267 13,390 16,741 20,573 18,399
68 41 18 21 21 27 30,949 14,809 16,719 14,949 21,446
69 43 19 22 22 26 33,376 16,216 18,135 16,359 19,934
70 43 17 19 20 27 33,367 13,390 14,390 13,501 21,304
71 45 18 21 21 26 36,163 14,873 16,762 14,910 19,872
72 38 15 20 19 21 26,769 10,767 15,330 12,483 13,361
73 39 15 19 22 25 27,825 10,767 14,188 16,348 18,423
74 43 19 21 22 25 33,376 16,254 16,713 16,379 18,539
75 44 19 22 19 29 34,706 16,231 18,312 12,580 24,071
76 44 16 23 23 27 35,053 11,967 19,535 17,817 21,228
77 44 19 23 23 27 34,989 16,295 19,557 17,725 21,344
78 45 18 22 23 27 36,373 14,771 18,103 17,856 21,344
79 44 18 23 23 27 34,854 14,850 19,535 17,856 21,381
80 44 17 23 23 27 35,053 13,428 19,535 17,817 21,228
81 44 19 22 23 26 34,883 16,216 18,129 17,725 19,934
82 45 19 22 22 27 36,365 16,216 18,103 16,246 21,126
83 46 19 23 23 29 37,849 16,216 20,004 17,656 24,149
84 47 19 24 22 29 39,836 16,231 20,930 17,409 24,149
85 50 20 25 24 30 43,474 17,676 22,362 19,135 25,543
86 41 18 21 21 26 30,832 14,809 16,719 14,969 20,128
87 47 18 23 23 28 39,139 14,850 19,568 17,827 22,714
88 45 19 22 22 26 36,365 16,216 18,103 16,246 19,841
89 46 18 23 22 27 37,720 14,873 19,540 16,418 21,167
90 46 17 22 23 28 37,939 13,349 18,174 17,656 22,637
91 44 18 23 23 27 35,053 14,850 19,535 17,817 21,228
92 44 18 23 22 27 34,989 14,850 19,557 16,277 21,126
93 46 19 22 22 28 37,939 16,216 18,129 16,277 22,561
94 40 15 19 24 27 29,591 10,767 14,181 19,265 21,167
95 44 17 21 20 26 34,663 13,412 16,746 13,501 19,797
96 42 16 20 23 25 32,497 11,967 15,330 17,856 18,501
97 44 18 21 23 26 34,857 14,850 16,762 17,725 19,934
98 44 17 22 22 25 34,751 13,390 18,124 16,257 18,362
99 45 20 23 24 28 36,173 17,676 19,546 19,104 22,775
100 45 18 24 23 28 36,273 14,794 20,930 17,715 22,638
101 37 15 21 20 23 25,727 10,767 16,741 13,322 15,743
Sumber: Data yang diolah, 2024
73

Tabel IV. 7
Hasil Jawaban responden (Lanjutan)

102 41 19 22 21 27 30,717 16,231 18,146 15,361 21,446


103 46 19 23 22 28 37,810 16,231 19,557 16,277 22,714
104 44 18 22 22 25 34,874 14,794 18,103 16,359 18,618
Sumber: Data yang diolah, 2024

Salah satu syarat untuk melakukan analisis regresi adalah data harus

interval, seperti yang ditunjukkan oleh hasil tabulasi responden Pada Tabel

IV. 4 sampai tabel IV. 7. Program Microsoft Successive Interval (MSI)

digunakan untuk mengubah data ordinal menjadi data interval. Namun,

setelah pengujian, hasil analisis dengan data ordinal lebih baik daripada data

interval, jadi dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data ordinal.

5. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Pada bagian ini hasil uji statistik akan di uraikan. Terdapat 5 (lima)

variabel yang terdiri dari 3 (tiga) variabel bebas yaitu pembayaran berbasis

kartu elektronik, konsumsi rumah tangga, dan insentif pajak pertmabahan

nilai, lalu 1 (satu) variabel terikat yaitu penerimaan pajak pertmabahan nilai,

dan 1 (satu) varibel pemoderasi yaitu isomorfisma.

a. Variabel Pembayaran Berbasis Kartu Elektronik (X1)

Terdapat 10 (sepuluh) pernyataan yang terbagi kedalam 4 (empat)

indikator yang digunakan dalam variabel pembayaran berbasis kartu

elektronik (X1). 4 (empat) pernyataan untuk indikator kepemilikan

kartu elektronik, 3 (tiga) pernyataan untuk indikator manfaat

kepemilikan kartu elektronik, 1 (satu) pernyataan untuk indikator daya

tarik kartu elektronik, dan 2 pernyataan untuk indikator kerugian


74

penggunaan kartu elektronik. Variabel pembayaran berbasis kartu

elektronik dengan 4 indikator dapat dilihat dibawah ini:

1) Kepemilikan kartu elektronik

Tabel IV. 8
Rekapitulasi Jawaban Kuesioner indikator
Kepemilikan Kartu Elektronik

HK1 HK2 HK3 HK4


Keterangan
Σ % Σ % Σ % Σ %
Sangat Setuju 42 40,4% 47 45,2% 41 39,4% 40 38,5%
Setuju 53 51% 51 49% 51 49% 53 51%
Netral 8 7,7% 5 4,8% 8 7,7% 7 6,7%
Tidak Setuju 1 1% 1 1% 4 3,8% 3 2,9%
Sangat Tidak Setuju 0 0% 0 0% 0 % 1 1%
Jumlah 104 100% 104 100% 104% 100% 104 100%
Sumber: Data yang diolah, 2024

Berdasarkan tabel IV. 8, pernyataan pertama indikator

kepemilikan kartu elektronik yaitu saya sering menggunakan kartu

pembayaran elektronik, didapat rata-rata jawaban setuju sebanyak

51% atau sejumlah 53 orang dan jawaban sangat setuju 40,4% atau

sejumlah 42 orang. Pernyataan kedua indikator kepemilikan kartu

elektronik yaitu saya sudah lama menggunakan kartu elektronik,

didapat rata-rata jawaban setuju sebanyak 49% atau sejumlah 51

orang dan jawaban sangat setuju sebanyak 45,2% atau sejumlah 47

orang. Pernyataan ketiga indikator kepemilikan kartu elektronik

yaitu uang cash masih menjadi primadona dalam melakukan

transaksi pembayaran (belanja), didapat rata-rata jawaban setuju

sebanyak 49% atau sejumlah 51 orang dan jawaban sangat setuju

sebanyak 39,4% atau sejumlah 41 orang . Pernyataan keempat


75

indikator kepemilikan kartu elektronik yaitu Saya menggunakan

kartu elektronik setiap bulannya hampir 5-10 kali, didapat rata-rata

jawaban setuju sebanyak 51% atau sejumlah 53 orang dan jawaban

sangat setuju sebanyak 38,5% atau sejumlah 40 orang.

2) Manfaat Kepemilikan Kartu Elektronik


Tabel IV. 9
Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Indikator Manfaat
Kepemilikan Kartu Elektronik

HK1 HK2 HK3


Keterangan
Σ % Σ % Σ %
Sangat Setuju 49 47,1% 54 51,9 44 42,3%
Setuju 52 50% 45 43,3% 51 49%
Netral 3 2,9% 3 2,9% 9 8,7%
Tidak Setuju 0 0% 2 1,9% 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0% 0 0% 0 0%
Jumlah 104 100% 104 100% 104 100%
Sumber: Data yang diolah, 2023

Berdasarkan tabel IV. 9, pernyataan pertama indikator

manfaat kepemilikan kartu elektronik yaitu saya merasa

memperoleh manfaat dari penggunaan kartu pembayaran elektronik,

didapat rata-rata jawaban setuju sebanyak 50% atau sejumlah 52

orang dan jawaban sangat setuju sebanyak 47,1% atau sejumlah 49

orang. Pernyataan kedua indikator manfaat kepemilikan kartu

elektronik yaitu saya merasakan kemudahan dalam bertransaksi

merupakan alasan banyak orang menggunakan kartu pembayaran

elektronik, didapat rata-rata jawaban sangat setuju sebanyak 51,9%

atau sejumlah 54 orang dan jawaban setuju sebanyak 43,3% atau

sejumlah 45 orang. Pernyataan ketiga indikator manfaat


76

kepemilikan kartu elektronik yaitu saya merasa penggunaan kartu

elektronik meningkatkan konsumsi dan tawaran yang berikan

penggunaan kartu tersebut menjadi alasan konsumen juga dalam

menggunakan kartu elektronik tersebut, didapat rata-rata jawaban

Setuju sebanyak 49% atau sejumlah 51 orang dan jawaban sangat

setuju sebanyak 42,3% atau sejumlah 44 orang .

3) Daya Tarik Kartu Elektronik

Tabel IV. 10
Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Indikator Daya Tarik Kartu
Elektronik

HK1
Keterangan
Σ %
Sangat Setuju 44 42,3%
Setuju 55 52,9%
Netral 5 4,8%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 104 100%
Sumber: Data yang diolah, 2024

Berdasarkan tabel IV. 10, pernyataan indikator daya tarik

kartu elektronik yaitu saya merasa keamanan, kecepatan transakasi,

dan fleksibel menjadi faktor daya tarik yang sangat besar sebagai

daya tarik penggunaan kartu elektronik, didapat rata-rata jawaban

setuju sebanyak 52,9% atau sejumlah 55 orang dan jawaban sangat

setuju sebanyak 42,3% atau sejumlah 44 orang.


77

4) Kerugian Penggunaan Kartu Elekronik

Tabel IV. 11
Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Indikator Kerugian
Penggunaan Kartu Elektronik

HK1 HK2
Keterangan
Σ % Σ %
Sangat Setuju 37 35,6% 41 39,4%
Setuju 55 52,9% 57 54,8%
Netral 8 7,7% 5 4,8%
Tidak Setuju 3 2,9% 1 1%
Sangat Tidak Setuju 1 1% 0 0%
Jumlah 104 100% 104 100%
Sumber: Data yang diolah, 2024

Berdasarkan tabel IV. 11, pernyataan pertama indikator

kerugian penggunaan kartu elektronik yaitu saya merasa

penggunaan dari kartu elektronik membuat pengeluaran menjadi

lebih boros, didapat rata-rata jawaban setuju sebanyak 52,9% atau

sejumlah 55 orang dan jawaban sangat setuju sebanyak 35,6% atau

sejumlah 37 orang. Pernyataan kedua indikator kerugian

penggunaan kartu elektronik yaitu saya mengeluhkan adanya biaya

tambahan dalam kartu elektronik, didapat rata-rata jawaban setuju

sebanyak 54,8% atau sejumlah 57 orang dan jawaban sangat setuju

sebanyak 39,4% atau sejumlah 41 orang.

b. Variabel Konsumsi Rumah Tangga (X2)

Pernyataan dari variabel konsumsi rumah tangga (X2) terdiri dari

4 (empat) pernyataan yang terbagi atas 3 (tiga) indikator. 2 (dua)

pernyataan untuk indikator ekspektasi, 1 (satu) pernyataan indikator


78

jumlah penduduk, dan 1 (satu) pernyataan untuk indikator tingkat harga.

Konsumsi rumah tangga dengan 3 indikator dapat dilihat dibawah ini:

1) Ekspektasi

Tabel IV. 12
Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Indikator Ekspektasi

HK1 HK2
Keterangan
Σ % Σ %
Sangat Setuju 43 41,3% 50 48,1%
Setuju 55 52,9% 47 45,2%
Netral 6 5,8% 6 5,8%
Tidak Setuju 0 0% 1 1%
Sangat Tidak Setuju 0 0% 0 0%
Jumlah 104 100% 104 100%
Sumber: Data yang diolah, 2024

Berdasarkan tabel IV. 12, pernyataan pertama indikator

ekspektasi yaitu saya berekspektasi bahwa keadaan dimasa yang

akan datang sangat mempengaruhi konsumsi rumah tangga pada

masa kini, didapat rata-rata jawaban setuju sebanyak 52,9% atau

sejumlah 55 orang dan jawaban sangat setuju sebanyak 41,3% atau

sejumlah 43 orang. Pernyataan kedua indikator ekspektasi yaitu saya

memiliki keyakinan bahwa pada masa mendatang akan

mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi akan mendorong rumah

tangga untuk meningkatkan konsumsinya dimasa sekarang, didapat

rata-rata jawaban sangat setuju sebanyak 48,1% atau sejumlah 50

orang.
79

2) Jumlah Penduduk

Tabel IV. 13
Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Indikator Jumlah Penduduk

HK1
Keterangan
Σ %
Sangat Setuju 42 40,4%
Setuju 55 52,9%
Netral 6 5,8%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 104 100%
Sumber: Data yang diolah, 2024

Berdasarkan tabel IV. 13, pernyataan indikator jumlah

penduduk yaitu tingkat konsumsi bukan saja tergantung pada tingkat

pendapatan yang diperoleh seseorang tetapi juga yang diterima

penduduk secara keseluruhan, didapat rata-rata jawaban setuju

sebanyak 52,9% atau sejumlah 55 orang dan jawaban sangat setuju

sebanyak 40,4% atau sejumlah 42 orang.

3) Tingkat Harga

Tabel IV. 14
Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Indikator Tingkat Harga

HK1
Keterangan
Σ %
Sangat Setuju 45 43,3%
Setuju 49 47,1%
Netral 9 8,7%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 104 100%
Sumber: Data yang diolah, 2024
80

Berdasarkan tabel IV. 14, pernyataan indikator tingkat harga

yaitu tingkat harga adalah tetap, maka setiap kenaikan pendapatan

berarti terjadi kenaikan pendapatan riel, didapat rata-rata jawaban

setuju sebanyak 47,1% atau sejumlah 49 orang dan jawaban sangat

setuju sebanyak 43,3% atau sejumlah 45 orang.

c. Variabel Insentif Pajak Pertambahan Nilai (X3)

Pernyataan dari variabel insentif pajak pertambahan nilai (X3)

terdiri dari 5 (lima) pernyataan yang terbagi atas 2 (dua) indikator. 3

(tiga) pernyataan untuk indikator keadilan dalam pemberian insentif

pajak dalam pengurangan perpajakan, dan 2 (dua) pernyataan untuk

indikator dampak yang ditimbulkan dari peraturan yang dibuat. Insentif

pajak pertambahan nilai dengan 2 indikator dapat dilihat dibawah ini:

1) Keadilan Dalam Pemberian Insentif Pajak Dalam Pengurangan

Perpajakan

Tabel IV. 15
Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Indikator Keadilan Dalam
Pemberian Insentif Pajak Dalam Pengurangan Perpajakan

HK1 HK2 HK3


Keterangan
Σ % Σ % Σ %
Sangat Setuju 35 33,7% 37 35,6% 39 37,5%
Setuju 58 55,8% 58 55,8% 54 51,9%
Netral 7 6,7% 6 5,8% 8 7,7%
Tidak Setuju 1 1% 3 2,9% 2 1,9%
Sangat Tidak Setuju 3 2,9% 0 0% 1 1%
Jumlah 104 100% 104 100% 104 100%
Sumber: Data yang diolah, 2024

Berdasarkan tabel IV. 15, pernyataan pertama indikator

keadilan dalam pemberian insentif pajak dalam pengurangan


81

perpajakan yaitu saya merasa pemberian insentif bagi semua sektor

atau usaha telah diberikan secara proporsional, didapat rata-rata

jawaban setuju sebanyak 55,8% atau sejumlah 58 orang dan jawaban

sangat setuju sebanyak 33,7% atau sejumlah 35 orang. Pernyataan

kedua indikator keadilan dalam pemberian insentif pajak dalam

pengurangan perpajakan yaitu saya merasa ada jaminan dari

keamanan investasi dari pemerintah, didapat rata-rata jawaban

setuju sebanyak 55,8% atau sejumlah 58 orang dan jawaban sangat

setuju sebanyak 35,6% atau sejumlah 37 orang. Pernyataan ketiga

indikator keadilan dalam pemberian insentif pajak dalam

pengurangan perpajakan yaitu saya merasa merasa ada proteksi

terhadap sektor usaha yang prospektif dari pemerintah, didapat rata-

rata jawaban setuju sebanyak 51,9% atau sejumlah 54 orang dan

jawaban sangat setuju sebanyak 37,5% atau sejumlah 39 orang.

2) Dampak Yang Ditimbulkan Dari Peraturan Yang Dibuat

Tabel IV. 16
Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Indikator Dampak Yang
Ditimbulkan Dari Peraturan Yang Dibuat

HK1 HK2
Keterangan
Σ % Σ %
Sangat Setuju 51 49% 37 35,6%
Setuju 44 42,3% 57 54,8%
Netral 5 4,8% 8 7,7%
Tidak Setuju 3 2,9% 2 1,9%
Sangat Tidak Setuju 1 1% 0 0%
Jumlah 104 100% 104 100%
Sumber: Data yang diolah, 2024
82

Berdasarkan tabel IV. 16, pernyataan pertama indikator

dampak yang ditimbulkan dari peraturan yang dibuat yaitu saya

merasa mendapat kemudahan yang diperoleh dari program insentif

pajak, didapat rata-rata jawaban sangat setuju sebanyak 49% atau

sejumlah 51 orang dan jawaban setuju sebanyak 42,3% atau

sejumlah 44. Pernyataan kedua indikator dampak yang ditimbulkan

dari peraturan yang dibuat yaitu saya merasa kemampuan

pemerintah dalam mengungakapkan tak expenditur yang terkait

dengan insentif pajak telah dilakukan secara transparan, didapat

rata-rata jawaban setuju sebanyak 54,8% atau sejumlah 57 orang dan

jawaban sangat setuju sebanyak 35,6% atau sejumlah 37 orang.

d. Variabel Isomorfisma (X4)

Butir pernyataan dari variabel isomorfisma (X4) terdiri dari 5

(lima) pernyataan yang terbagi atas 3 (tiga) indikator. 2 (dua) pernyataan

untuk indikator isomorfisma koersif, 2 (dua) pernyataan untuk indikator

isomorfisma normatif, dan 1 (satu) pernyataan isomorfisma mimetik.


83

1) Isomorfisma Koersif

Tabel IV. 17
Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Indikator Isomorfisma Koersif

HK1 HK2
Keterangan
Σ % Σ %
Sangat Setuju 40 38,5% 42 40,4%
Setuju 48 46,2% 53 51%
Netral 12 11,5% 9 8,7%
Tidak Setuju 4 3,8% 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0% 0 0%
Jumlah 104 100% 104 100%
Sumber: Data yang diolah, 2024

Berdasarkan tabel IV. 17, pernyataan pertama indikator

isomorfisma koersif yaitu wajib pajak badan cepat beradaptasi

terhadap perubahan lingkungan seperti peraturan perundang-

undangan perpajakan dan peraturan lainya, didapat rata-rata

jawaban setuju sebanyak 46,2% atau sejumlah 48 orang dan jawaban

sangat setuju sebanyak 38,5% atau sejumlah 40 orang. Pernyataan

kedua indikator isomorfisma koersif yaitu ketidakpuasan wajib

pajak terhadap sistem perpajakan mendorong wajib pajak

melakukan kecurangan pajak, didapat rata-rata jawaban setuju

sebanyak 51% atau sejumlah 53 orang dan jawaban sangat setuju

sebanyak 40,4% atau 42 orang.


84

2) Isomorfisma Normatif

Tabel IV. 18
Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Indikator Isomorfisma Normatif

HK1 HK2
Keterangan
Σ % Σ %
Sangat Setuju 44 42,3% 47 45,2%
Setuju 53 51% 51 49%
Netral 4 4,8% 4 3,8%
Tidak Setuju 2 1,9% 2 1,9%
Sangat Tidak Setuju 0 0% 0 0%
Jumlah 104 100% 104 100%
Sumber: Data yang diolah, 2024

Berdasarkan tabel IV. 18, pernyataan pertama indikator

isomorfisma normatif yaitu wajib pajak badan memiliki kebijakan

mengenai pelatihan karyawan untuk menjadikan karyawan

profesional, didapat rata-rata jawaban setuju sebanyak 51% atau

sejumlah 53 orang dan jawaban sangat setuju sebanyak 42,3% atau

sejumlah 44 orang. Pernyataan kedua indikator isomorfisma

normatif yaitu perusahaan membutuhkan efisiensi dan kelangsungan

hidup ekonomi, didapat rata-rata jawaban setuju sebanyak 49% atau

sejumlah 51 orang dan jawaban sangat setuju sebesar 45,2% atau

sejumlah 47 orang.
85

3) Isomorfisma Mimetik

Tabel IV. 19
Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Indikator Isomorfisma
Mimetik
HK1
Keterangan
Σ %
Sangat Setuju 47 45,2
Setuju 52 50%
Netral 5 4,8%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 104 100%
Sumber: Data yang diolah, 2024

Berdasarkan tabel IV. 19, pernyataan indikator isomorfisma

mimetik yaitu perusahaan harus meniru perusahaan lain dalam hal

tata kelola organisasi, didapat rata-rata jawaban setuju sebanyak

50% atau sejumlah 52 orang dan jawaban sangat setuju sebanyak

45,2% atau sejumlah 47 orang.

e. Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

pernyataan dari variabel penerimaan pajak pertambahan nilai (Y)

terdiri 6 (enam) pernyataan yang terdiri dari 5 (lima) indikator. 1 (satu)

pernyataan untuk indikator penerimaan pajak pertambahan nilai, 1

(satu) pernyataan untuk indikator penerimaan pajak pertambahan nilai

dari bertambahnya wajib pajak, 1 (satu) pernyataan untuk indikator

penerimaan pajak pertambahan nilai sudah diadministrasikan secara

teratur, 1 (satu) pernyataan untuk indikator kerja sama fiskus dan wajib

pajak diperlukan dalam meningkatkan penerimaan PPN di masa depan,

2 (dua) pernyataan untuk indikator peningkatan penerimaan PPN


86

memegang peranan strategis karena akan meningkatkan kemandirian

pembiayaan pemerintah. Penerimaan pajak pertambahan nilai dengan 5

(Lima) indikator dapat dilihat dibawah ini:

1) Jumlah Penerimaan PPN

Tabel IV. 20 Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Indikator


Jumlah Penerimaan PPN

HK1
Keterangan
Σ %
Sangat Setuju 41 39,4%
Setuju 49 47,1%
Netral 14 13,5%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 104 100%
Sumber: Data yang diolah, 2024

Berdasarkan tabel IV. 20, pernyataan indikator jumlah

penerimaan PPN yaitu penerimaan PPN di KPP Pratama Palembang

Ilir barat pada tahun 2018-2023 terjadi peningkatan, didapat rata-

rata jawaban setuju sebanyak 47,1% atau sejumlah 49 orang dan

jawaban sangat setuju sebanyak 39,4% atau 41 orang.

2) Peningkatan Penerimaan PPN dari bertambahnya Wajib Pajak

Tabel IV. 21
Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Indikator Peningkatan
Penerimaan PPN dari bertambahnya Wajib Pajak

HK1
Keterangan
Σ %
Sangat Setuju 38 36,5%
Setuju 55 52,9%
Netral 10 9,6%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 104 100%
Sumber: Data yang diolah, 2024
87

Berdasarkan tabel IV. 21, pernyataan pertama indikator

peningkatan penerimaan PPN dari bertambahnya wajib pajak yaitu

peningkatan penerimaan PPN di KPP Pratama Palembang Ilir Timur

pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2021 disebabkan oleh

ekstensifikasi dan intensifikasi, didapat rata-rata jawaban setuju

sebanyak 52,9% atau sejumlah 55 orang dan jawaban sangat setuju

sebanyak 36,5% atau sejumlah 38 orang.

3) Semua Penerimaan PPN Sudah Diadministrasikan Secara Teratur

Tabel IV. 22
Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Indikator Semua
Penerimaan PPN Sudah Diadministrasikan Secara Teratur

HK1
Keterangan
Σ %
Sangat Setuju 40 38,5%
Setuju 58 55,8%
Netral 6 5,8%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 104 100%
Sumber: Data yang diolah, 2024

Berdasarkan tabel IV. 22, pernyataan indikator semua

penerimaan ppn sudah diadministrasikan secara teratur yaitu

penundaan pembayaran dan pengurangan pajak dapat merugikan

negara, didapat rata-rata jawaban setuju sebanyak 55,8% atau

sejumlah 58 orang dan jawaban sangat setuju sebanyak 38,5% atau

sejumlah 40 orang.
88

4) Kerjasama Fiskus dan Wajib Pajak Diperlukan Dalam

Meningkatkan Penerimaan Pajak Di Masa Depan

Tabel IV. 23
Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Indikator Kerjasama Fiskus
dan Wajib Pajak Diperlukan Dalam Meningkatkan
Penerimaan Pajak di Masa Depan

HK1
Keterangan
Σ %
Sangat Setuju 48 46,2%
Setuju 53 51%
Netral 3 2,9%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 104 100%
Sumber: Data yang diolah, 2024

Berdasarkan tabel IV. 23, pernyataan indikator kerjasama

fiskus dan wajib pajak diperlukan dalam meningkatkan

penerimaan pajak di masa depan yaitu kerjasama antara fiskus

dan wajib pajak sangat diperlukan untuk meningkatkan

penerimaan PPN, didapat rata-rata jawaban setuju sebanyak

51% atau sejumlah 53 orang dan jawaban sangat setuju

sebanyak 46,2% atau sejumlah 48 orang.


89

5) Peningkatan Penerimaan PPN Memegang Peranan Strategis Karena

Akan Meningkatkan Kemandirian Pembiayaan Pemerintah

Tabel IV. 24
Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Indikator Peningkatan
Penerimaan PPN Memegang Peranan Strategis Karena Akan
Meningkatkan Kemandirian Pembiayaan Pemerintah

HK1 HK2
Keterangan
Σ % Σ %
Sangat Setuju 45 43,3% 49 47,1%
Setuju 52 50% 45 43,3%
Netral 6 5,8% 9 8,7%
Tidak Setuju 1 1% 1 1%
Sangat Tidak Setuju 0 0% 0 0%
Jumlah 104 100% 104 100%
Sumber: Data yang diperoleh, 2024

Berdasarkan tabel IV. 24, pernyataan pertama indikator

peningkatan penerimaan ppn memegang peranan strategis karena

akan meningkatkan kemandirian pembiayaan pemerintah yaitu

penerimaan Negara dari sektor pajak sudah mendapatkan hasil yang

maksimal, didapat rata-rata jawaban setuju sebanyak 50% atau

sejumlah 52 orang dan jawaban sangat setuju sebanyak 43,3% atau

sejumlah 45 orang. Pernyataan kedua indikator peningkatan

penerimaan ppn memegang peranan strategis karena akan

meningkatkan kemandirian pembiayaan pemerintah yaitu KPP

Pratama Palembang Ilir Barat telah melakukan sosialisasi bahwa

besarnya penerimaan PPN untuk menunjang pembangunan

infrastruktur dan fasilitas umum., didapat rata-rata jawaban sangat

setuju sebanyak 47,1% atau sejumlah 49 orang dan jawaban setuju

sebanyak 43,3% atau sejumlah 45 orang.


90

B. Hasil Pengolahan Data

1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan pengujian hipotesis

adalah dengan menguji validitas dan reliabilitasnya agar pengujian tersebut

dapat di uji kebenarannya atau dibuktikan, hasil penelitian sangat

dipengaruhi oleh uji validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas dan

pengujian reliabilitas perlu dilakukan terlebih dahulu untuk memastikan

data valid dan reliabel pada saat diterima oleh peneliti.

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan terhadap item-item pernyataan dari

masing-masing variabel dalam kuesioner. Tujuan dari uji validitas ini

adalah untuk mengetahui seberapa baik item-item yang membentuk

gagasan yang disusun dapat mewakili variabel penelitian. Apabila nilai

r hitung dari pernyataan lebih besar dari nilai r tabel maka butir

pernyataan dinyatakan valid.

Nilai rtabel dari tabel product moment untuk sampel yang

digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 104 responden dengan

tingkat kepercayaan 90% atau signifikan 5% dan nilai n = 104 adalah

0,191. Jadi apanila rhitung nilainya lebih kecil dari 0,191 maka pernyataan

dianggap tidak valid. Pengujian validitas dengan spss ini diperoleh hasil

sebegai berikut:
91

1) Pembayaran Berbasis Kartu Elektronik

Berikut pengujian validitas pada butir pernyataan variabel

pembayaran berbasis kartu elektronik:

Tabel IV. 25
Hasil Pengujian Validitas Butir Pernyataan Variabel
Pembayaran Berbasis Kartu Elektronik

Butir rhitung rtabel Status


pernyataan
1 0,398 0,191 Valid
2 0,549 0,191 Valid
3 0,565 0,191 Valid
4 0,627 0,191 Valid
5 0,430 0,191 Valid
6 0,503 0,191 Valid
7 0,596 0,191 Valid
8 0,456 0,191 Valid
9 0,523 0,191 Valid
10 0,447 0,191 Valid
Sumber: Data yang diolah, 2024

Butir pernyataan variabel pembayaran berbasis kartu elektronik

yang dilakukan pengujian validitasnya didapatkan hasil yang valid

pada setiap butir pernyataannya dengan rhitung > rtabel.

2) Konsumsi Rumah Tangga

Berikut pengujian validitas dari butir pernyataan pada variabel

konsumsi rumah tangga:


92

Tabel IV. 26
Hasil Pengujian Validitas Butir Pernyataan Variabel
Konsumsi Rumah Tangga

Butir pernyataan rhitung rtabel Status


1 0,520 0,191 Valid
2 0,751 0,191 Valid
3 0,720 0,191 Valid
4 0,722 0,191 Valid
Sumber: Data yang diolah, 2024

Butir pernyataan variabel konsumsi rumah tangga yang dilakukan

pengujian validitasnya didapatkan hasil yang valid pada setiap butir

pernyataannya dengan rhitung > rtabel.

3) Insentif Pajak Pertambahan Nilai

Berikut pengujian validitas dari butir pernyataan pada variabel

insentif pajak pertambahan nilai:

Tabel IV. 27
Hasil Pengujian Validitas Butir Pernyataan Variabel
Insentif Pajak Pertambahan Nilai

Butir pernyataan rhitung rtabel Status


1 0,836 0,191 Valid
2 0,733 0,191 Valid
3 0,745 0,191 Valid
4 0,782 0,191 Valid
5 0,677 0,191 Valid
Sumber: Data yang diolah, 2024

Butir pernyataan variabel insentif pajak pertambahan nilai yang

dilakukan pengujian validitasnya didapatkan hasil yang valid pada

setiap butir pernyataannya dengan rhitung > rtabel.

4) Isomorfisma

Berikut pengujian validitas dari butir pernyataan pada variabel

Isomorfisma:
93

Tabel IV. 28
Hasil Pengujian Validitas Butir Pernyataan Variabel
Isomorfisma

Butir pernyataan rhitung rtabel Status


1 0,658 0,191 Valid
2 0,535 0,191 Valid
3 0,725 0,191 Valid
4 0.736 0,191 Valid
5 0,523 0,191 Valid
Sumber: Data yang diolah, 2024

Butir pernyataan variabel isomorfisma yang dilakukan pengujian

validitasnya didapatkan hasil yang valid pada setiap butir

pernyataannya dengan rhitung > rtabel.

5) Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

Berikut pengujian validitas dari butir pernyataan pada variabel

penerimaan pajak pertambahan nilai:

Tabel IV. 29
Hasil Pengujian Validitas Butir Pernyataan Variabel
Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

Butir pernyataan rhitung rtabel Status


1 0,637 0,191 Valid
2 0,689 0,191 Valid
3 0,510 0,191 Valid
4 0,601 0,191 Valid
5 0,682 0,191 Valid
6 0,740 0,191 Valid
Sumber: Data yang diolah, 2024

Butir pernyataan variabel penerimaan pajak pertambahan nilai yang

dilakukan pengujian validitasnya didapatkan hasil yang valid pada

setiap butir pernyataannya dengan rhitung > rtabel.


94

b. Uji Reliabilitas

Pengujian realibilitas dilakukan terhadap pernyataan-pernyataan yang

sudah valid untuk mengetahui seberapa konsisten hasil pengukuran apabila

dilakukan ulang pada kelompok yang sama dengan alat pengukuran yang

sama. Koefisien Alpha Cronbach digunakan untuk pengujian tersebut, dan

program SPSS 25 jawaban lebih dari dua digunakan. Suatu alat dianggap

reliabel jika koefisien Alpha Cronbachnya lebih dari 0,60.

Hasil pengujian reliabilitas untuk variabel pembayaran berbasis kartu

elektronik (X1), konsumsi rumah tanggg (X2), insentif pajak pertambahan

nilai (X3), isomorfisma (X4), penerimaan pajak pertambahan nilai (Y) dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel IV. 30
Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel Cronbanch’s Cronbanch’s Status


Alpha Item Alpha
X1 0,685 0,6 Reliabel
X2 0,615 0,6 Reliabel
X3 0,813 0,6 Reliabel
X4 0,633 0,6 Reliabel
Y 0,720 0,6 Reliabel
Sumber: Data yang diolah, 2024

Hasil pengujian reliabilitas yang telah dilakukan terhadap masing-

masing variabel mendapatkan nilai Cronbanch’s Alpa yang memenuhi

standar reliabilitas. Dapat dibastikan bahwa butir pernyataan yang lolos

dalam uji validitas dan uji reliabilitas merupakan data yang valid dan
95

reliabel. Data yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya dapat menjadi

data yang bisa digunakan untuk diolah pada tahap berikutnya.

2. Statistik Deskriptif

Tabel IV. 31
Hasil Pengujian Deskriptif
Descriptive Statistics
Std.
Ran Mini Maxi Deviati Vari
N ge mum mum Mean on ance Skewness Kurtosis
Stati Stati Stati Stati Stati Std. Statisti Stati Stati Std. Stati Std.
stic stic stic stic stic Error c stic stic Error stic Error
X1 104 18 32 50 43,2 ,336 3,429 11,7 - ,237 ,648 ,469
8 56 ,665
X2 104 8 12 20 17,4 ,170 1,733 3,00 - ,237 ,087 ,469
1 2 ,708
X3 104 16 9 25 21,2 ,277 2,829 8,00 - ,237 7,25 ,469
3 4 2,42 9
4
X4 104 13 12 25 21,6 ,208 2,123 4,50 - ,237 5,62 ,469
2 8 1,75 0
9
Y 104 14 16 30 25,9 ,242 2,463 6,06 - ,237 3,67 ,469
9 8 1,51 2
1
Valid N 104
(listwise)
Sumber: Data yang diolah, 2024

Gambaran atau deskripsi suatu daya yang dilihat dari nilai rata rata,

nilai terendah, nilai tertinggi dan standar deviasi dari masing masing

variabel menggambarkan hasil uji statistik deskriptif. Hasil perhitungan

statistik menggunakan SPSS terhadap masing-masing variabel memperoleh

hasil bahwa variabel pembayaran berbasis kartu elektronik (X 1) memiliki

nilai terendah 32 nilai tertinggi 50 rata-rata 43,28 dan standar deviasi 3,429.

Variabel konsumsi rumah tangga (X2) memiliki nilai terendah 12 nilai

tertinggi 20 rata-rata 17,41 dan standar deviasi 1,733. Variabel insentif

pajak pertambahan nilai (X3) memiliki nilai terendah 9 nilai tertinggi 25


96

rata-rata 21,23 dan standar deviasi 2,829. Variabel isomorfisma (X4)

memiliki nilai terendah 12 nilai tertinggi 25 rata-rata 21,62 dan standar

deviasi 2,123. Variabel penerimaan pajak pertambahan nilai (Y) memiliki

nilai terendah 16 nilai tertinggi 30 rata-rata 25,99 dan standar deviasi 2,463.

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum uji analisis data dilakukan, hal

ini bertujuan untuk mendapatkan hasil regresi yang baik yang bebas dari

multikolinearitas dan heterokedastisitas. Berikut pengujiam penyimpangan

asumsi klasik:

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada

nilai residu yang dihasilkan dari regresi terdistribusi normal atau tidak.

Memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal adalah model

regresi yang terbaik. Berikut histogram uji normalitas:

Gambar IV. 2
Uji Normalitas
97

Sumber: Data yang diolah, 2024

Berdasarkan gambar IV. 2 output Chart dapat melihat bahwa titik-

titik ploting yang terdapat pada gambar Normal P-P Plot of Regression

Standardized Residual selalu mengikuti dan mendekati garis

diagonalnya. Oleh karena itu, sebagaimana dasar atau pedoman

pengambilan keputusan dalam uji normalitas teknik probability plot

dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal. Dengan

demikian maka asumsi normalias untuk nilai residual dalam analisis

regresi linear sederhana dalam penelitian ini dapat terpenuhi.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menentukan apakah

penyimpanan asumsi klasik ada atau tidak. Tujuan dari uji

multikolinearitas adalah untuk mengetahui apakah ada korelasi antara

variabel independen atau antar variabel dalam model regresi. Nilai

ketahanan dan faktor perbedaan inflasi (VIF) dapat digunakan untuk

mengetahui apakah terjadi multikolinearitas. Jika nilai ketahanan lebih

besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih rendah dari 10,00, maka terjadi

multikolinearitas. Hasil berikut menunjukkan bahwa uji

multikolinearitas penelitian ini dibantu oleh SPSS versi 25.


98

Tabel IV. 32
Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Standard
ized
Unstandardized Coefficie Collinearity
Coefficients nts Statistics
Std. Tolera
Model B Error Beta t Sig. nce VIF
1 (Const 3,183 2,082 1,529 ,130
ant)
X1 ,171 ,060 ,237 2,853 ,005 ,539 1,854
X2 ,236 ,115 ,166 2,051 ,043 ,569 1,758
X3 ,300 ,083 ,345 3,639 ,000 ,415 2,408
X4 ,228 ,105 ,197 2,172 ,032 ,456 2,194
a. Dependent Variable: Y

Sumber: Data yang diolah, 2024

Berdasarkan tabel IV. 32 nilai tolerance setiap variabel lebih besar

dari 0,10 dan nilai VIF setiap variabel lebih kecil dari nilai 10,00 maka

dapat disimpulkan tidak terjadi gejala multikolinearitas antar variabel

bebas dalam penelitian ini.

c. Uji Heterokedastisitas

Dalam model regresi, uji heteroskedastisitas dilakukan untuk

mengetahui apakah ada ketidaksamaan dalam varians residual dari satu

pengamatan ke pengamatan lainnya. Variasi dari satu pengamatan ke

pengamatan lain disebut homokedastisitas, sedangkan varian dari

pengamatan lain disebut heteroskedastisitas.


99

Tabel IV. 33
Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3,901 1,371 2,846 ,005
X1 ,021 ,039 ,070 ,539 ,591
X2 -,115 ,076 -,192 -1,514 ,133
X3 -,057 ,054 -,155 -1,045 ,299
X4 -,025 ,069 -,051 -,359 ,721
a. Dependent Variable: Abs_RES

Sumber: Data yang diolah, 2023

Berdasarkan dari tabel IV. 33 hasil uji heterokedastisitas dengan

metode glejer didapat nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 pada

setiap variabel, maka dapat dinyatakan tidak terjadi terjadi gejala

heterokedastisitas pada model regresi.

4. Pengujian Hipotesis

Tujuan dari penelitian ini untuk melihat pengaruh pembayaran

berbasis kartu elektronik, konsumsi rumah tangga, dan insentif pajak

pertambahan nilai terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai dengan

menggunakan SPSS.

a. Uji Koefisian Determinasi (R2)

Dalam regresi, koefisien determinasi yang ditunjukkan dengan R2

adalah ukuran penting. Kemampuan variabel dependen diwakili oleh

determinasi R2. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel


100

dependen. Nilai R2 menunjukkan seberapa besar sebagian besar variasi

variabel tidak bebas yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.

Dengan bantuan SPSS versi 25, koefisien determinasi (Adjusted R

Square) diuji, dan hasilnya adalah sebagai berikut.

Tabel IV. 34
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 ,783a ,613 ,601 1,556
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
Sumber: Data yang diolah, 2024

Berdasarakan tabel IV. 34 dapat dilihat nilai dari R Square dari

hasil uji koefisien determinasi adalah sebesar 0,613. Hal yang

ditunjukan dari uji koefisien determinasi adalah variabel penerimaan

pajak pertmabahan nilai (Y) dipengaruhi sebesar 61,3% oleh variabel

variabel pembayaran berbasis kartu elektronik (X1), konsumsi rumah

tangga (X2), insentif pajak pertambahan nilai (X3), dan variabel

penerimaan pajak pertmabahan nilai (Y) 38,7% dipengaruhi oleh faktor

lain salah satunya seperti penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2018)

yang menyatakan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak memiliki

pengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai.

b. Uji Hipotesis Secara Bersama-sama (Uji F)

Uji F dilakukan untuk menentukan apakah pembayaran berbasis

kartu elektronik (X1), konsumsi rumah tangga (X2), insentif pajak


101

pertambahan nilai (X3) berpengaruh terhadap variabel penerimaan pajak

pertambahan nilai (Y).. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel IV. 35
Hasil Uji F

ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 382,894 3 127,631 52,719 ,000b
Residual 242,096 100 2,421
Total 624,990 103
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X3, X2, X1

Sumber: Data yang diolah, 2024

Pengujian hipotesis yang telah dilakukan di tabel IV. 35 diketahui

nilai Fhitung adalah sebesar 52,719 dengan tarif nyata (α) sebesar 5% atau

0,05 serta Ftabel = (k; n - k) dimana k jumlah variabel yakni 3 dan n adalah

jumlah responden yakni 104 maka Ftabel = (3; 104-3) = (3; 101) = 2,695.

Dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima karena Fhitung >

Ftabel dengan angka 52,719 > 2,695. H0 ditolak dan H1 diterima diperkuat

dengan nilai sig. 0.00 > 0.05. kesimpulannya variabel pembayaran

berbasis kartu elektronik (X1), konsumsi rumah tangga (X2), insentif

pajak pertambahan nilai (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel penerimaan pajak pertambahan nilai (Y).


102

c. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Tabel IV. 36
Hasil Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Standardi
zed
Unstandardized Coefficien
Coefficients ts
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4,648 2,006 2,317 ,023
X1 ,187 ,060 ,260 3,095 ,003
X2 ,276 ,116 ,194 2,382 ,019
X3 ,398 ,071 ,457 5,636 ,000
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data yang diolah, 2024

Berdasarkan tabel IV. 36 hasil analisi regresi linier berganda

variabel pembayaran berbasis kartu elektronik (X1), konsumsi rumah

tangga (X2), insentif pajak pertambahan nilai (X3) terhadap penerimaan

pajak pertambahan nilai (Y) didapatkan persamaan yang akan dijelaskan

sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

Y = 4,648 + 0,187X1 + 0,276X2 + 0,398X3

1) Nilai konstanta sebesar 4,648 sudah diketahui nilainya dari

persamaan tersebut, artinya jika variabel variabel pembayaran

berbasis kartu elektronik (X1), konsumsi rumah tangga (X2), insentif

pajak pertambahan nilai (X3) nilainya konstan maka variabel

penerimaan pajak pertambahan nilai (Y) bernilai 4,648.


103

2) Nilai koefisien regresi dari variabel pembayaran berbasis kartu

elektronik (X1) adalah sebesar 0,187 yang berarti jika variabel

pembayaran berbasis kartu elektronik (X1) bertambah sebesar 1 dan

variabel lain nilainya konstan maka Penerimaan Pajak pertambahan

nilai (Y) bertambah sebesar 0,187

3) Nilai koefisien regresi variabel konsumsi rumah tangga (X 2) adalah

sebesar 0,276 yang berarti jika variabel konsumsi rumah tangga (X2)

bertambah sebesar 1 dan variabel lainnya konstan maka variabel

penerimaan pajak pertambahan nilai (Y) bertambah sebesar 0,276.

4) Nilai koefisien regresi variabel insentif pajak pertambahan nilai (X3)

adalah sebesar 0,398 yang berarti jika insentif pajak pertambahan

nilai (X3) bertambah sebesar 1 dan variabel lainnya konstan maka

variabel penerimaan pajak pertambahan nilai (Y) bertambah sebesar

0,398.

Uji t dilakukan untuk menentukan apakah variabel pembayaran

berbasis kartu elektronik (X1), konsumsi rumah tangga (X2), insentif

pajak pertambahan nilai (X3) berpengaruh secara parsial terhadap

variabel penerimaan pajak pertambahan nilai (Y). hasil uji t dapat dilihat

pada tabel IV. 36 dan akan di jelaskan sebagai berikut:

1) Hasil uji t pada tabel IV. 36 diketauhui nilai thitung variabel

pembayaran berbasis kartu elektronik (X1) adalah sebesar 3,095

dengan signifikansi sebesar 5% atau 0,05 ttabel = (α/2; n – k - 1) =

(0,025; 100) = 1,987 dan nilai sig. = 0,003. Hal ini menunjukan
104

bahwa H020 ditolak dan Ha2a diterima, pernyataan tersebut didikung

oleh nilai thitung > ttabel yakni 3,095 > 1,987 dan diperkuat oleh nilai

sig. < 0,05 yakni 0,003 < 0,05. Maka kesimpulannya variabel

pembayaran berbasis kartu elektronik (X1) berpengaruh secara

signifikan terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai (Y).

2) Hasil uji t pada tabel IV. 36 diketauhui nilai thitung variabel konsumsi

rumah tangga (X2) adalah sebesar 2,382 dengan signifikansi sebesar

5% atau 0,05 ttabel = (α/2; n – k - 1) = (0,025; 100) = 1,987 dan nilai

sig. = 0,019. Hal ini menunjukan bahwa H02b ditolak dan Ha2b

diterima, pernyataan tersebut didikung oleh nilai t hitung > ttabel yakni

2,382 > 1,987 dan diperkuat oleh nilai sig. < 0,05 yakni 0,019 < 0,05.

Maka kesimpulannya variabel konsumsi rumah tangga (X2)

berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan pajak

pertambahan nilai (Y).

3) Hasil uji t pada tabel IV. 36 diketauhui nilai t hitung variabel insentif

pajak pertambahan nilai (X3) adalah sebesar 5,636 dengan

signifikansi sebesar 5% atau 0,05 t tabel = (α/2; n – k - 1) = (0,025;

100) = 1,987 dan nilai sig. = 0,00. Hal ini menunjukan bahwa H02c

ditolak dan Ha2c diterima, pernyataan tersebut didikung oleh nilai

thitung > ttabel yakni 5,636 > 1,987 dan diperkuat oleh nilai sig. < 0,05

yakni 0,00 < 0,05. Maka kesimpulannya variabel insentif pajak

pertambahan nilai (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap

penerimaan pajak pertambahan nilai (Y).


105

d. Pengujuan Hipotesis Secara Moderasi

Pengujian hipotesis moderasi bertujuan untuk menentukan apakah

hubungan antara dua variabel dipengaruhi atau dimoderasi oleh variabel

ketiga. Dalam hal ini, variabel pertama dan kedua disebut sebagai

variabel independen dan dependen, dan variabel ketiga disebut sebagai

variabel moderasi. Variabel moderasi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah isomorfisma (X4). Pengujian hipotesis secara moderasi adalah

sebagai berikut:

Tabel IV. 37
Hasil Uji MRA
Pembayaran Berbasis Kartu Elektronik (X1) Terhadap
penerimaan Pajak Pertambahan Nilai yang Diomoderasi
Isomorfisma (X4)
Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2,237 2,178 1,027 ,307
X1 ,295 ,057 ,410 5,208 ,000
X4 ,509 ,091 ,438 5,565 ,000
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data yang diolah, 2024
106

Tabel IV. 38
Hasil Uji MRA
Pembayaran Berbasis Kartu Elektronik (X1) Terhadap
penerimaan Pajak Pertambahan Nilai yang Diomoderasi
Isomorfisma (X4)
Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Consta -32,654 19,382 -1,685 ,095
nt)
X1 1,142 ,471 1,590 2,424 ,017
X4 2,126 ,897 1,833 2,369 ,020
X1X4 -,039 ,022 -2,261 -1,811 ,073
a. Dependent Variable: Y

Sumber: Data yang diolah, 2024

Uji Moderated Regression Analysis yang telah dilakukan pada

variabel pembayaran berbasis kartu elektronik (X1) terhadap

penerimaan pajak pertambahan nilai (Y) yang diomoderasikan dengan

isomorfisma (X4) diperoleh persamaan sebagai berikut:

Y = 2,237 + 0,295X1 + 0,509X4

Y = -32,654 + 1,142X1 + 2,126X4 – 0,039X1X4

Hasil pengujian interaksi yang pertama ditunjukkan pada tabel IV.

37 memperolah hasil nilai interaksi sebesar 0,00 yang berarti terjadi

signifikansi pada analisis yang pertama yang dibuktikan dengan nilai

interaksi < taraf (α) (0,00 < 0,05). Hasil pengujian interaksi yang kedua

ditunjukkan pada tabel IV. 38 memperoleh hasil nilai interaksi sebesar

0,073 yang berarti tidak terjadi signifikansi pada analisis yang kedua
107

dibuktikan dengan nilai interaksi > taraf (α) (0,073 > 0,05). Hal ini dapat

disimpulkan bahwa Ha3a ditolak dan H03a diterima, isomorfisma (X4)

tidak memoderasi pengaruh antara pembayaran berbasis kartu

elektronik (X1) terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai (Y)

ditunjukkan dari kedua pengujian tersebut diketahui bahwa pada

pengujian interaksi yang pertama terjadi interaksi yang signifikan

sedangkan pengujian yang kedua terjadi interksi yang tidak signifikan,

hal ini menandakan bahwa variabel moderasi isomorfisma (X4) adalah

predictor moderator artinya variabel isomorfisma hanya berperanan

sebagai variabel prediktor dalam model hubungan yang dibentuk.

Tabel IV. 39
Hasil Pengujian MRA
Konsumsi Rumah Tangga (X2) Terhadap penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai yang Diomoderasi Isomorfisma (X4)
Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Consta 5,390 1,967 2,740 ,007
nt)
X2 ,502 ,115 ,353 4,373 ,000
X4 ,548 ,094 ,473 5,856 ,000
a. Dependent Variable: Y

Sumber: Data yang diolah, 2024


108

Tabel IV. 40
Hasil Pengujian MRA
Konsumsi Rumah Tangga (X2) Terhadap penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai yang Diomoderasi Isomorfisma (X4)
Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Consta -26,813 12,938 -2,072 ,041
nt)
X2 2,497 ,800 1,756 3,119 ,002
X4 2,063 ,609 1,778 3,390 ,001
X2X4 -,093 ,037 -2,372 -2,517 ,013
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data yang diolah, 2024

Uji Moderated Regression Analysis yang telah dilakukan pada

variabel konsumsi rumah tangga (X2) terhadap penerimaan pajak

pertambahan nilai (Y) yang diomoderasikan dengan isomorfisma (X 4)

diperoleh persamaan sebagai berikut:

Y = 5,390 + 0,502X2 + 0,548X4

Y = -26,813 + 2,497X2 + 2,063X4 – 0,093X1X4

Hasil pengujian interaksi yang pertama ditunjukkan pada tabel IV.

39 memperolah hasil nilai interaksi sebesar 0,00 yang berarti terjadi

signifikansi pada analisis yang pertama yang dibuktikan dengan nilai

interaksi < taraf (α) (0,00 < 0,05). Hasil pengujian interaksi yang kedua

ditunjukkan pada tabel IV. 40 memperoleh hasil nilai interaksi sebesar

0,013 yang berarti terjadi signifikansi pada analisis yang kedua

dibuktikan dengan nilai interaksi < taraf (α) (0,013 < 0,05). Hal ini dapat

disimpulkan bahwa H03b ditolak dan Ha3b diterima, isomorfisma (X4)


109

memoderasi pengaruh antara konsumsi rumah tangga (X2) terhadap

penerimaan pajak pertambahan nilai (Y) ditunjukkan dari kedua

pengujian tersebut diketahui bahwa pada pengujian interaksi yang

pertama dan kedua terjadi interaksi yang signifikan, hal ini menandakan

bahwa variabel moderasi isomorfisma (X4) adalah quasi moderator

artinya isomorfisma (X4) memoderasi bagaimana variabel prediktor dan

variabel moderasi semu berinteraksi satu sama lain.

Tabel IV. 41
Hasil Pengujian MRA
Insentif Pajak Pertambahan Nilai (X3) Terhadap penerimaan
Pajak Pertambahan Nilai yang Diomoderasi Isomorfisma (X4)

Coefficientsa

Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Consta 9,212 1,668 5,521 ,000
nt)
X3 ,440 ,083 ,506 5,336 ,000
X4 ,344 ,110 ,296 3,126 ,002
a. Dependent Variable: Y

Sumber: Data yang diolah, 2024


110

Tabel IV. 42
Hasil Pengujian MRA
Insentif Pajak Pertambahan Nilai (X3) Terhadap penerimaan
Pajak Pertambahan Nilai yang Diomoderasi Isomorfisma (X4)
Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Consta 4,294 5,889 ,729 ,468
nt)
X3 ,707 ,317 ,812 2,229 ,028
X4 ,601 ,316 ,518 1,905 ,060
X3X4 -,014 ,016 -,494 -,871 ,386
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data yang diolah, 2024

Uji Moderated Regression Analysis yang telah dilakukan pada

variabel insentif pajak pertambahan nilai (X3) terhadap penerimaan

pajak pertambahan nilai (Y) yang diomoderasikan dengan isomorfisma

(X4) diperoleh persamaan sebagai berikut:

Y = 9,212 + 0,440X3 + 0,344X4

Y = 4,294 + 0,707X1 + 0,601X4 – 0,014X1X4

Hasil pengujian interaksi yang pertama ditunjukkan pada tabel IV.

41 memperolah hasil nilai interaksi sebesar 0,02 yang berarti terjadi

signifikansi pada analisis yang pertama yang dibuktikan dengan nilai

interaksi < taraf (α) (0,02 < 0,05). Hasil pengujian interaksi yang kedua

ditunjukkan pada tabel IV. 42 memperoleh hasil nilai interaksi sebesar

0,386 yang berarti tidak terjadi signifikansi pada analisis yang kedua

dibuktikan dengan nilai interaksi > taraf (α) (0,386 > 0,05). Hal ini dapat

disimpulkan bahwa Ha3c ditolak dan H03c diterima, isomorfisma (X4)


111

tidak memoderasi pengaruh antara insentif pajak pertambahan nilai (X3)

terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai (Y) ditunjukkan dari

kedua pengujian tersebut diketahui bahwa pada pengujian interaksi yang

pertama terjadi interaksi yang signifikan sedangkan pengujian yang

kedua terjadi interksi yang tidak signifikan, hal ini menandakan bahwa

variabel moderasi isomorfisma (X4) adalah predictor moderator artinya

variabel isomorfisma hanya berperanan sebagai variabel prediktor

dalam model hubungan yang dibentuk.

C. Hasil dan Pembahasan

1. Pengaruh Pembayaran Kartu Elektronik, Konsumsi Rumah Tangga,

dan Insentif Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai

H1: Terdapat Pengaruh Pembayaran Kartu Elektronik, Konsumsi Rumah

Tangga, dan Insentif Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai.

Berdasarkan pengujian hipotesis secara simultan atau uji F diperolah

hasil Fhitung lebih besar dari Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya

Pembayaran Kartu Elektronik, Konsumsi Rumah Tangga, dan Insentif

Pajak Pertambahan Nilai berpengaruh signifikan terhadap Terhadap

Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori kepentingan dimana

pembagian beban pajak pada penduduk seluruhnya harus didasarkan atas

kepentingan orang masing-masing dalam tugas Negara/pemerintah (yang


112

bermanfaat baginya), termasuk juga perlindungan atas jiwa orang-orang itu

terhadap tugas Negara, maka sudah selayaknya bahwa biaya-biaya yang

dikeluarkan oleh Negara untuk menunaikan kewajibannya dibebankan

kepada seluruh penduduk tersebut (Zamzam, 2013:20).

Penelitian ini juga di dukung dengan teori asas gaya beli dimana

fungsi pemungutan pajak disamakan dengan pompa, yaitu mengambil gaya

beli dari rumah tangga dalam masyarakat untuk rumah tangga Negara, dan

kemudian menyalurkannya kembali ke masyarakat dengan maksud untuk

memelihara hidup masyarakat dan untuk membawanya ke arah tertentu

(Zamzam, 2013:24).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hondroyiannis &

Papaoikonomou (2017), Lestari (2021), Mahendra (2019), Penelitian Andi

Hakib (2019), Kotlinska dkk. (2020), Sudirman & Alhudhori (2018), Zuli

Alfina (2021), Prasetyo (2020) yang memperoleh hasil pembayaran

berbasis kartu elektronik, konsumsi rumah tangga, dan insentif pajak

pertambahan nilai berpengaruh terhadap penerimaan pajak pertambahan

nilai. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ismail (2019),

Purba (2023), Tapparan (2020), Indahsari & Fitriandi (2021), Bagus dkk.

(2020) yang memperoleh hasil pembayaran berbasis kartu elektronik,

konsumsi rumah tangga, dan insentif pajak pertambahan nilai tidak

berpengaruh terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai.


113

2. Pengaruh Pembayaran Berbasis Kartu Elektronik Terhadap

Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

H2a: Terdapat Pengaruh Pembayaran Berbasis Kartu Elektronik Terhadap

Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

Berdasarkan pengujian secara parsial atau uji t, variabel pembayaran

berbasis kartu elektronik memiliki nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel

maka H02a ditolak dan Ha2a diterima, artinya pembayaran berbasis kartu

elektronik berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak pertambahan

nilai.

Hal ini sejalan dengan teori asas gaya beli dimana fungsi pemungutan

pajak disamakan dengan pompa, yaitu mengambil gaya beli dari rumah

tangga dalam masyarakat untuk rumah tangga Negara, dan kemudian

menyalurkannya kembali ke masyarakat dengan maksud untuk memelihara

hidup masyarakat dan untuk membawanya ke arah tertentu (Zamzam,

2013:24).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hondroyiannis &

Papaoikonomou (2017), Lestari (2021), Mahendra (2019) yang

memperoleh hasil dimana pembayaran berbasis kartu elektronik memilik

pengaruh terhadapan penerimaan pajak pertambahan nilai dimana hal ini

secara garis besar memingkatkan pertumbuhan ekonomi negara. Hasil

penelitian tidak sejalan dengan penelitian Penelitian Ismail (2019), Purba


114

(2023) yang memperoleh hasil dimana pembayaran berbasis kartu

elektronik tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai

3. Pengaruh Konsumsi Rumah Tangga Terhadap Penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai

H2b: Terdapat Pengaruh Konsumsi Rumah Tangga Terhadap Penerimaan

Pajak Pertambahan Nilai

Berdasarkan pengujian secara parsial atau uji t, variabel konsumsi

rumah tangga memiliki nilai thitung yang lebih besar dari t tabel maka H02b

ditolak dan Ha2b diterima, artinya konsumsi rumah tangga berpengaruh

signifikan terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai.

Hal ini sejalan dengan teori asas gaya beli dimana fungsi pemungutan

pajak disamakan dengan pompa, yaitu mengambil gaya beli dari rumah

tangga dalam masyarakat untuk rumah tangga Negara, dan kemudian

menyalurkannya kembali ke masyarakat dengan maksud untuk memelihara

hidup masyarakat dan untuk membawanya ke arah tertentu (Zamzam,

2013:24).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Andi Hakib (2019),

Kotlinska dkk. (2020), Sudirman & Alhudhori (2018) memperoleh hasil

bahwa terdapat konsumsi rumah tangga memiliki pengaruh dan kaitan yang

signifikan terhadap penerimaan Pajak pertambahan nilai yang secara garis

besar meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara. Hasil penelitian ini

tidak sejalan dengan penelitian Tapparan (2020) yang memperoleh hasil


115

konsumsi rumah tangga tidak memiliki pengaruh terhadap penerimaan

pajak pertambahan nilai.

4. Pengaruh Insentif Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Penerimaan

Pajak Pertambahan Nilai

H2c: Terdapat Penngaruh Insentif Pajak Pertambahan Nilai Terhadap

Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

Berdasarkan pengujian secara parsial atau uji t, variabel insentif pajak

pertambahan nilai memiliki nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel maka H02c

ditolak dan Ha2c diterima, artinya insentif pajak pertambahan nilai

berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori kepentingan dimana

pembagian beban pajak pada penduduk seluruhnya harus didasarkan atas

kepentingan orang masing-masing dalam tugas Negara/pemerintah (yang

bermanfaat baginya), termasuk juga perlindungan atas jiwa orang-orang itu

terhadap tugas Negara, maka sudah selayaknya bahwa biaya-biaya yang

dikeluarkan oleh Negara untuk menunaikan kewajibannya dibebankan

kepada seluruh penduduk tersebut (Zamzam, 2013:20).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Zuli Alfina (2021),

Prasetyo (2020) memperoleh hasil bahwa insentif pajak pertambahan nilai

memberikan stimulus atau rangsangan terhadap kepatuhan wajib pajak yang

secara langsung juga memberikan dampak pada penerimaan pajak termasuk

pajak pertambahan nilai. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
116

Indahsari & Fitriandi (2021), Bagus dkk. (2020) memperoleh hasil bahwa

insentif pajak pertambahan nilai tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai.

5. Pengaruh Pembayaran Berbasis Kartu Elektonik Terhadap

Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Yang Dimoderasi Oleh

Isomorfisma

H3a: Terdapat Pengaruh Pembayaran Kartu Elektronik, Konsumsi Rumah

Tangga, Dan Insentif Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai Yang Dimoderasi Isomorfisma

Hasil pengujian regresi linear pada tabel IV. 37 menunjukan interaksi

yang signifikan dan pengujian Moderated regression Analysis (MRA) pada

tabel IV. 38 menunjukkan hasil interaksi yang tidak signifikan maka Ha3a

ditolak dan h03a diterima, artinya isomorfisma tidak memoderasi pengaruh

antara pembayaran berbasis kartu elektronik terhadap penerimaan pajak

pertambahan nilai.

Penelitian ini tidak sejalan dengan peneli Penelitian Dewi (2021),

Harianto (2021) memperoleh hasil penelitian dimana isomorfisma memiliki

pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak yang mana kepatuhan wajib pajak

ini memiliki hubungan dengan jumlah penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

dan hanya menjadi Predictor Moderator bagi hubungan antar variabel yang

dibentuk.
117

6. Pengaruh Konsumsi Rumah Tangga Terhadap Penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai Yang Dimoderasi Isomorfisma

H3b: Terdapat Pengaruh Konsumsi Rumah Tangga Terhadap Penerimaan

Pajak Pertambahan Nilai Yang Dimoderasi Isomorfisma.

Hasil pengujian regresi linear pada tabel IV. 39 menunjukan interaksi

yang signifikan dan pengujian Moderated regression Analysis (MRA) pada

tabel IV. 40 menunjukkan hasil interaksi yang signifikan maka H03b ditolak

dan ha3b diterima, artinya isomorfisma memoderasi pengaruh antara

konsumsi rumah tangga terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai.

Penelitian ini sejalan dengan Penelitian Dewi (2021), Harianto

(2021) memperoleh hasil penelitian dimana isomorfisma memiliki

pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak yang mana kepatuhan wajib pajak

ini memiliki hubungan dengan jumlah penerimaan Pajak Pertambahan

Nilai.

7. Pengaruh Insentif pajak pertambahan nilai terhadap penerimaan

pajak pertambahan nilai yang dimoderasi oleh isomorfisma

H3c: terdapat pengaruh insentif pajak pertambahan nilai terhadap

penerimaan pajak pertambahan nilai yang dimoderasi isomorfisma

Hasil pengujian regresi linear pada tabel IV. 41 menunjukan interaksi

yang signifikan dan pengujian Moderated regression Analysis (MRA) pada

tabel IV. 42 menunjukkan hasil interaksi yang tidak signifikan maka Ha3c

ditolak dan h03c diterima, artinya isomorfisma tidak memoderasi pengaruh


118

antara insentif pajak pertambahan nilai terhadap penerimaan pajak

pertambahan nilai.

Penelitian ini tidak sejalan dengan peneli Penelitian Dewi (2021),

Harianto (2021) memperoleh hasil penelitian dimana isomorfisma memiliki

pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak yang mana kepatuhan wajib pajak

ini memiliki hubungan dengan jumlah penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

dan hanya menjadi Predictor Moderator bagi hubungan antar variabel yang

dibentuk.

Anda mungkin juga menyukai