Hibah berasal dari bahasa Arab “hiba” yang artinya pemberian yang dilakukan seseorang kepada orang lain secara sukarela tanpa mengharapkan imban. Hibah dapat dilakukan saat masih hidup maupun setelah meninggal dengan syarat adanya wasiat tentang hibah. Manfaatnya untuk menghilangkan sifat pamrih, kikir, dan bakhil, melapangkan rezeki, dan menumbuhkan rasa kasih sayang kepada sesama. Hukum melaksanakan hibah dapat berubah sesuai kondisi. Hukum hibah menjadi wajib apabila diberikan kepada istri dan anak sesuai kemampuan karena suami wajib menanggung nafkah anak dan istrinya. Hukum hibah menjadi makruh apabila diberikan dengan maksud untuk mendapatkan imbalan. Hukum hibah juga menjadi haram apabila harta yang diberikan haram atau harta yang telah dihibahkan ditarik kembali. Bila ingin memberikan hibah kepada orang lain, perlu diketahui ada beberapa rukun hibah. Berikut rukun hibah adalah: a. Orang yang berhibah (wahib). Syaratnya balig, berakal, dan cerdas. b. Orang yang menerima hibah (mauhub lah). c. Barang yang dihibahkan (mauhub). d. Ijab kabul (sigat). Syarat-syarat hibah sangat penting dalam menjalankan keberlakuan hukum transaksi. Berikut Syarat-syarat hibah adalah: a. Diberikan atas kemauan sendiri (tanpa paksaan dari pihak mana pun). b. Pemberi bukanlah orang yang hilang akal (mabuk atau gila). c. Barang yang diberikan dapat dilihat (wujud). d. Barang yang dihibahkan milik sendiri, bukan pinjaman atau hasil curian. e. Dapat dimiliki oleh penerima hibah. 2