Anda di halaman 1dari 17

Abdul Haris, M.

HI
Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang
1
Jalur peralihan harta antara satu orang
kepada orang lain
1. Hibah (pemberian barang/harta benda secara sukarela
dari seseorang kepada orang lain tanpa adanya imbalan) ;
pemberi hibah tidak menerima/tidak mendapatkan
keuntungan materi.

2. Wasiat (pesan seseorang untuk memberikan harta


miliknya kepada orang tertentu setelah kematiannya) ;
pemberi wasiat tidak menerima/tidak mendapatkan
keuntungan materi.

3. Waris (peralihan hak kepemilikan atas harta benda


peninggalan pewaris kepada ahli waris) ; pewaris tidak
menerima/tidak mendapatkan keuntungan materi.
Abdul Haris, M.HI 2
1. Pengertian dan ketentuan mawaris

 Secara bahasa : berpindahnya sesuatu dari seseorang


kepada orang lain, atau dari suatu kaum kepada kaum
yang lain.

 Secara istilah : berpindahnya hak kepemilikan dari


orang yang meninggal kepada ahli warisnya yang
masih hidup, baik yang ditinggalkan itu berupa harta
(uang), tanah, atau apa saja yang berupa hak milik
legal secara syar'i.

 Secara istilah : kepemilikan seseorang atas sesuatu


yang telah ditinggal wafat oleh pemilik asalnya, dengan
sebab tertentu dan syarat-syarat tertentu.
Abdul Haris, M.HI 3
Kompilasi Hukum Islam buku II (hukum
waris) bab I (ketentuan umum) pasal 171
poin a :

Hukum kewarisan adalah hukum yang


mengatur tentang pemindahan hak
pemilikan harta peninggalan (tirkah)
pewaris, menentukan siapa-siapa yang
berhak menjadi ahli waris dan berapa
bagiannya masing-masing.

Abdul Haris, M.HI 4


 Harta waris tidak dibagi-bagi kepada para ahli
warisnya, juga tidak ditentukan berapa besar
masing-masing bagian, kecuali setelah pemiliknya
(muwarrits) meninggal dunia. Dengan kata lain,
pembagian waris dilakukan setelah pemilik harta itu

Abdul Haris, M.HI


meninggal dunia. Maka yang membagi waris pastilah
bukan yang memiliki harta itu.

 Pembagian waris itu hukumnya wajib dilakukan


sepeninggal muwarrits, karena merupakan salah
satu kewajiban atas harta
5
 Yang berhak menerima waris hanyalah orang-orang
yang terdapat di dalam daftar ahli waris dan tidak
terkena hijab hirman. Tentunya juga yang statusnya
tidak gugur karena adanya mawani’ul irtsi.

Abdul Haris, M.HI


 Harta yang dibagi waris sudah ada ketentuan
besarannya, yaitu sebagaimana ditetapkan di dalam
ilmu faraidh. Ada ashabul furudh yang sudah
ditetapkan besarannya, seperti 1/2, 1/3, 1/4, 1/6, 1/8
hingga 2/3. Ada juga para ahli waris dengan status
menerima ashabah, yaitu menerima warisan berupa
sisa harta dari yang telah diambil oleh para ashabul
furudh. Ada juga yang menerima lewat jalur furudh 6
dan ashabah sekaligus
Ketentuan mengenai kewarisan, wasiat dan
hibah dalam kompilasi hukum Islam
disebutkan secara rinci di dalam buku II
yang berisi enam bab sebagai berikut :

1. BAB I Ketentuan Umum (Pasal 171)


2. BAB II Ahli Waris (Pasal 172-175)
3. BAB III Besarnya Bahagian (Pasal 176-191)
4. BAB IV Aul dan Radd (Pasal 192-193)
5. BAB V Wasiat (Pasal 194-209)
6. BAB VI Hibah (Pasal 210-214)

Abdul Haris, M.HI 7


2. Pengertian dan Ketentuan Hibah

 Secara bahasa, hibah berarti tiupan angin.


 Secara istilah, hibah adalah memberikan
kepemilikan suatu benda secara langsung
dan dimutlakkan saat masih hidup tanpa
meminta imbalan, meski kepada orang yang
lebih tinggi derajatnya. (Lihat dalam kitab Fathul
Qarib)
 Hibah adalah pemberian benda -yang
umumnya dapat dijual- kepada orang lain
tanpa adanya pengganti/imbalan, dengan
ijab dan qabul, tanpa adanya ta’liq. (Lihat dalam
kitab Fathul Mu’in)
Abdul Haris, M.HI 8
Kompilasi Hukum Islam buku II (hukum waris)
bab I (ketentuan umum) pasal 171 poin g
menyebutkan:

Hibah adalah pemberian suatu benda


secara sukarela dan tanpa imbalan dari
seseorang kepada orang lain yang masih
hidup untuk dimiliki.

Abdul Haris, M.HI 9


 Hibah dapat diberikan kepada siapa saja, baik
kepada ahli waris maupun bukan ahli waris.
 Apabila orangtua hendak membagikan harta
secara hibah kepada anak-anaknya,
dianjurkan untuk membaginya secara sama
rata antara anak laki-laki dan perempuan.
 Serah terima harta hibah terjadi pada saat
pemberi dan penerima hibah masih hidup dan
sehat.
 Dalam fiqh klasik, hibah tidak ditentukan batas
maksimalnya. Sedangkan di KHI, hibah dibatasi
maksimal 1/3 harta.
 Secara rinci, Kompilasi Hukum Islam
menjelaskan mengenai hibah pada bab VI pasal
210 – 214
Abdul Haris, M.HI 10
3. Pengertian dan Ketentuan Wasiat

 Secara bahasa, wasiat berarti menyambung.


Disebut wasiat karena seseorang yang
berwasiat itu menyambung kebaikan dunia
dengan kebaikan akhirat melalui pemberian
harta miliknya kepada orang lain.

 Secara istilah, wasiat adalah bersedekah


sunnah dengan suatu hak yang disandarkan
pada masa setelah meninggal dunia.

Abdul Haris, M.HI 11


Kompilasi Hukum Islam buku II (hukum
waris) bab I (ketentuan umum) pasal 171
poin f menyebutkan :

Wasiat adalah pemberian suatu


benda dari pewaris kepada orang
lain atau lembaga yang akan berlaku
setelah pewaris meninggal dunia.

Abdul Haris, M.HI 12


Wasiat diambilkan dari sepertiga harta orang
yang berwasiat. Apabila lebih dari sepertiga,
maka harus ada persetujuan dari para ahli
waris yang mutlak tasarrufnya. Jika mereka
setuju, maka wasiat dengan lebih dari
sepertiga harta dapat ditunaikan. Jika
mereka menolak, maka wasiat hanya boleh
ditunaikan sebesar sepertiga saja.

Wasiat tidak boleh diberikan kepada ahli


waris, kecuali atas persetujuan dari seluruh
ahli waris yang mutlak tasarrufnya.

Abdul Haris, M.HI 13


4. Persamaan dan Perbedaan
antara waris, hibah, wasiat

WARIS HIBAH WASIAT


Jenis Peralihan kepemilikan tanpa adanya imbalan

Pemberi hibah
Pewaris Pemberi wasiat
Penerima hibah
Ahli waris Penerima wasiat
Rukun Harta
Sesuatu yang
Sesuatu yang
dihibahkan
warisan diwasiatkan
Ijab qabul

Laki-laki Laki-laki dan


Perbandingan Laki-laki dan
menerima 2 perempuan
bagian perempuan menerima
kali lipat bagian menerima bagian
penerima bagian sama besar
perempuan sama besar
Abdul Haris, M.HI 14
4. Persamaan dan Perbedaan
antara waris, hibah, wasiat
Waris Hibah Wasiat
Waktu Setelah Sebelum
Setelah wafat
penerimaan wafat wafat
Ahli waris &
Bukan ahli
Penerima Ahli waris bukan ahli
waris
waris
Sesuai
Nilai Bebas Maksimal 1/3
faraidh
Hukum Wajib Sunnah Sunnah

Abdul Haris, M.HI 15


Catatan :
 Ketentuan waris yang disebutkan secara jelas dan rinci di
dalam al Quran dan al hadits itu wajib dipatuhi dan
dijalankan, tidak boleh dirubah dan ditinggalkan.
 Meragukan keadilan Allah SWT dalam hal ketentuan
warisan, sama berdosanya dengan meragukan keadilan
Allah SWT dalam berbagai aturan syariat lainnya.
 Hibah dan wasiat merupakan jalan legal yang diberikan
oleh syariat untuk peralihan harta antara seseorang
dengan orang lain yang mana peralihan tersebut tidak
boleh terjadi dalam waris.
 Ketentuan waris tidak dapat diganggu gugat, namun
syariat sudah memberikan opsi hibah dan wasiat untuk
mengelola peralihan harta benda.
 Renungkan keindahan kasih sayang Allah SWT dalam
semua aturan yang ditetapkan-Nya.
Abdul Haris, M.HI 16
Link video penjelasan perbedaan persamaan antara
waris, hibah, wasiat
https://www.youtube.com/watch?v=SVUoqHis1lk&list=PLZOyC
eXFu5bdw_RAXIXk3nI-phKh7JfjP&index=3

Abdul Haris, M.HI 17

Anda mungkin juga menyukai