Anda di halaman 1dari 2

Bonus Demografi, Peluang atau Masalah?

Bagaimana Menghadapinya?

Oleh: Madaniya Hiya Efendi


25 Desember 2014

Saat ini Indonesia


merupakan negara
dengan jumlah
penduduk terbesar ke 4
di dunia. Menurut hasil
sensus penduduk tahun
2010 yang dirilis oleh
Badan Pusat Statistik
(BPS), total penduduk
Indonesia mencapai
237,56 juta jiwa. Hingga
sekarang jumlah
penduduk Indonesia
Gambar 1. Ilustrasi bonus demografi, usia produktif mendominasi usia non peroduktif
terus mengalami
Sumber: www.google.com, 25 Desember 2014 peningkatan. Dengan
adanya peningkatan
jumlah penduduk dari tahun ke tahun, tak menutup kemungkinan akan ada banyak isu-isu
kependudukan yang terjadi di Indonesia.
Bonus demografi (rasio ketergantungan terhadap penduduk tak produktif) dan
population ageing merupakan dua isu kependudukan yang akan dihadapi Indonesia di masa
mendatang. Mengutip dari Hukum Online.com, menurut Armida S Alisjahbana yakni mantan
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) menjelaskan bahwa Indonesia telah
memasuki bonus demografi sejak tahun 2012, yakni sebesar 49,6 %. Atas dasar itu, komposisi
penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Indonesia lebih besar dibandingkan dengan
penduduk usia non produktif (dibawah 15 tahun dan di atas 65 tahun) dalam rentang tahun
2012 hingga tahun 2045.
Isu kependudukan seperti bonus demografi harus dimanfaatkan dan dipersiapkan
dengan dengan baik agar bisa menjadi pelung yang menguntungkan bagi Indonesia. Bonus
demografi merupakan peluang bagi Indonesia untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi
karena sepertiga dari pertumbuhan ekonomi disumbang oleh bonus demografi.Tanpa
persiapan yang matang, bonus demografi hanya akan menjadi beban pemerintah saja dan
bisa meningkatkan angka pengangguran. Hal inilah yang menyebabkan bonus demografi
dapat menjadi masalah bagi Indonesia kedepannya. Menurut Sonny Harry Harmadi, Kepala
Lembaga Demografi Universitas Indonesia (LDUI) mengungkapkan bahwa ada empat syarat
untuk dapat memanfaatkan peluang bonus demografi, pertama terwujudnya penduduk
berkualitas dengan tersedianya pendidikan yang baik, kemudian tersedianya layanan
kesehatan yang baik, memiiki etos kerja, dan kebijakan yang menopang usia produktif agar
berdaya guna (Warta Andalas.com).
Selain itu, mengutip dari website Pusat Penelitian Kependudukan
(kependudukan.lipi.go.id), Wasisto Raharjo Jati dalam tulisannya mengungkapkan bahwa
ledakan penduduk usia kerja akan memberikan keuntungan ekonomi bila memenuhi
persyaratan seperti, penawaran tenaga kerja yang besar meningkatkan pendapatan perkapita
jika mendapat kesempatan kerja yang produktif, peranan perempuan dengan jumlah anak
yang sedikit memungkinkan permpuan memasuki pasar kerja dan membantu peningkatan
pendapatan, tabungan masyarakat yang diinvestasikan secara produktif, dan modal manusia
yang berkualitas.
Dari kedua pendapat tersebut, dalam menghadapi bonus demografi diharapkan
kualitas penduduk memenuhi syarat pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Yaitu dengan
memperluas kesempatan kerja yang dapat dilakukan dengan cara menggalakkan
pengembangan sektor informal dan pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah.
Peningkatan mutu pendidikan dan fasilitas pendidikan, serta memperbarui sistem pendidikan
juga diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang mandiri dan dapat menyesuaikan dengan
kebutuhan dunia kerja. Di samping itu, idealnya masyarakat dapat mengetahui apa bonus
demografi tersebut, yaitu dengan memahami posisi merka dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dengan begitu, tidak hanya pemerintah saja yang mempersiapkan segala hal
dalam menghadapi bonus demografi tetapi masyarakat khususnya usia produktif dan usia
muda yang akan menginjak usia produktif juga harus mempersiapkan diri untuk
menghadapinya.
Source:
Nata, Lismomon. 2014. Menyambut Bonus Demografi Mesti dengan Gerakan Bersama.
Dikutip dari Warta Andalas.com pada 22 Desember 2014: http://warta-
andalas.com/berita-menyambut-bonus-demografi-mesti-dengan-gerakan-
bersama.html.
Anonim. 2014. Bonus Demografi Berpotensi Tumbuhkan Ekonomi. Dikutip dari Hukum
Online.com pada 22 Desember 2014:
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt52f4d97aa7ea3/bonus-demografi-
berpotensi-tumbuhkan-ekonomi.
Anonim. 2014. Bonus Demografi sebagai Mesin Pertumbuhan Ekonomi: Jendela Peluang atau
Jendela Bencana?. Dikutip dari kependudukan.lipi.go.id pada tanggal 24
Desember 2014: http://kependudukan.lipi.go.id/id/berita/seputar-kegiatan-
ppk/169-bonus-demografi-sebagai-mesin-pertumbuhan-ekonomi-jendela-
peluang-atau-jendela-bencana.

Anda mungkin juga menyukai