Anda di halaman 1dari 10

TEKNIK DAN STRATEGI RESOLUSI KONFLIK

(STUDI KASUS KERUSUHAN ANTAR SUPPORTER SEPAK BOLA

PERSIB BANDUNG MELAWAN PERSIJA JAKARTA)

Disusun oleh:
NAMA : A. LUTFI KASMIR

NIM : 200701501122

KELAS :D

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan trugas yang berjudul “Teknik Dan Strategi
Resolusi Konflik (Studi Kasus Kerusuhan Antar Supporter Sepak Bola Persib Bandung
Melawan Persija Jakarta)” yang mana tugas ini merupakan tugas mata kuliah Perdamaian dan
Resolusi Konflik. Tugas ini dibuat dengan tujuan agar kita lebih memahami mengenai teknik
dan strategi konflik yang dapat digunakan dalam kasus sehari-hari. Penulis mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah terlibat dalam menyelesaikan tugas ini.
Penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan tugas ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman sebagai mahasiswa. Untuk itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini.

Makassar, 12 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL .............................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................................... 2
D. Manfaat ..................................................................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN KONSEPTUAL ............................................................................... 3

BAB III. ANALISIS PEMBAHASAN .............................................................................. 4

BAB IV. RANCANGAN TEKNIK DAN STRATEGI RESOLUSI KONFLIK ........... 5

REFERENSI ........................................................................................................................ 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konflik merupakam perseteruan antara dua pihak atau lebihm baik individu ataupun
kelompok karena adanya ketidaksesuaian kepentingan, perbedaan pendapat, ataupun
keyakinan (Wirawan, 2010). Adapun inti dari konflik adalah karena adanya perseteruan
yang merupakan bentuk interaksi negarif dari kedua belah pihak atau lebih. Konflik yang
terjadi seringkali memiliki dampak merugikan bagi pihak-pihak yang terlibat maupun
masyarakat sekitar yang tidak terlibat.
Konflik dapat terjadi dalam berbagai setting, mulai dari individu, kelompok, ataupun
masyarakat. Konflik antar kelompok merupakan sebuah proses yang berawal ketika satu
kelompok merasakan bahwa kelompok lain telah mempengaruhi secara negatif, atau akan
secara negatif mempengaruhi, sesuatu yang menjadi perhatian kelompok pertama (Robbins
& Judge, 2015). Contoh kasus dari konflik antar kelompok yang umum dijumpai adalah
konflik atau tawuran antar pelajar.
Tawuran antar pelajar merupakan bentrok fisik yang melibatkan pelajar dari kelompok
sekolah yang sama atau dari dua sekolah atau lebih yang berbeda dengan menggunakan
kekerasan sehingga mengakibatkan cidera atau kerusakan (Sulianta, 20120). Salah satu
contoh konflik antar kelompok berupa tawuran antar pelajar adalah tawuran antar pelajar
SMAN 11 Makassar.
Menguttip dari sindonews.com kasus tersebut terjadi pada Rabu, 26 Februari 2020
sekitar pukul 11.00 WITA di depan SMA Nasional, Jalan Dr Ratulangi Makassar. Tawuran
ini melibatkan siswa kelas 2 dan 3 di SMAN 11 Makassar, yang terletak di Jalan
Mappaouddang Makassar. Adapun motif dari tawuran ini adalah aksi belas dendam
terhadap penganiayaan yang dilakukan siswa kelas 3 terhadap siswa kelas 2. Kemudian ada
serangan balik dari siswa kelas 2 kepada kelas 3, sehingga terjadi keributan.
Aksi tawuran tersebut berupa lemparan anak panah dan batu. Polisi pun terpaksa
melepaskan tembakan peringatan karena para pelajar ini semakin tak terkendali.
Beruntung, dalam kejadian itu tidak ada korban jiwa. Hanya saja sejumlah kaca jendela
kelas pecah akibat tawuran tersebut.
Kasus ini tentu saja menimbulkan kecaman dari berbagai pihak karena menimbulkan
kerugian dan juga mengganggu ketertiban proses belajar mengajar. Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu resolusi konflik yang dapat mendamaikan kedua belah pihak yang

1
berselisih. Salah satu teknik dan strategi resolusi konflik yang dapat digunakan menurut
penulis adalah menggunakan pendekatan mediasi.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan mediasi dapat membantu menyelesaikan konflik atau tawuran
antar pelajar di SMAN 11 Makassar?
C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana penerapan mediasi dapat membantu menyelesaikan
konflik atau tawuran antar pelajar di SMAN 11 Makassar.
D. Manfaat
1. Memberikan pemahaman lebih baik tentang konflik individu dalam masyarakat.
2. Menawarkan wawasan mengenai strategi penyelesaian konflik yang efektif.
3. Memberikan rekomendasi untuk pihak terkait dalam menangani konflik serupa di
masyarakat.
4. Menjadi landasan untuk pencegahan konflik di masa depan dan mempromosikan
rekonsiliasi sosial dalam komunitas.

2
BAB II
TINJAUAN KONSEPTUAL

Putri (2022) menegaskan bahwa manajemen konflik dan resolusi konflik merupakan dua
hal yang berbeda. Manajemen konflik mendorong pihak-pihak yang bertikai untuk
bekerjasama, bahkan dalam situasi konflik yang sedang berlangsung. Sementara resolusi
konflik berusaha untuk mengakhiri atau mengurangi intensitas konflik dengan mencari solusi
penyelesaian. Salah satu teknik pencarian solusi untuk penyelesaian masalah adalah mediasi.
Mooere (2003) menjelaskan bahwa mediasi merupakan intervensi terhadap suatu sengketa
atau negosiasi oleh pihak ketiga yang diterima, tidak memihak, netral dan yang membantu para
pihak yang bersengketa untuk mencapai kesepakatan secara sukarela. Kemudian Wirawan
(2012) mendefinisikan mediasi sebagai suatu proses penyelesaian sengketa melalui
keikutsertaan pihak ketiga yang tidak memihak, netral, dan tidak memiliki kewenangan
memutuskan.
Serupa dengan definisi sebelumnya, Wall dan Dunne (2012) menuliskan bahwa mediasi
adalah suatu proses penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak ketiga yang tidak berpihak
dan bersikap netral untuk membantu para pihak menemukan penyelesaian. Berdasarkan
beberapa definisi tersebut, mediasi dapat di artikan sebagai proses penengahan konflik oleh
pihak netral yang disebut mediator, dengan tujuan membantu para pihak menemukan solusi
terbaik bagi semua pihak secara sukarela.
Adapun tahapan mediasi menurut Fitirani dan Diana (2019) adalah pertama, kedua pihak
sepakat untuk menempuh proses mediasi; kedua, pihak-pihak yang terlibat memahami masalah
yang ada; ketiga, memunculkan pilihan-pilihan yang dapat digunakan untuk pemecahan
masalah; dan keempat, mencapai kesepakaatan dan melaksanakan kesapakatan yang telah
disepakati.
Mediasi memiliki tiga ciri khusus menurut Black (1990) yaitu:
1. Ada campur tangan pihak ketiga yang netral dan tidak memihak dalam sengketa.
2. Pihak ketiga tersebut memberikan saran dan pendapatnya.
3. Tujuannya adalah membantu para pihak yang berselisih untuk mencapai kesepakatan dan
penyelesaian sengketa.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Atmaja (2020) terkait penerapan mediasi
untuk menyelesaikan tawuran antar warga, diketahui bahwa teknik resolusi konflik berupa
mediasi untuk menyelesaikan kasus tawuran antar warga efektif dan dapat dijadikan sebagai
alternatif resolusi konflik dan juga dapat mengurangi beban kerja pengadilan.
3
BAB III

ANALISIS PEMBAHASAN

Kasus tawuran antar siswa SMAN 11 Makassar tersebut dapat diselesaikan melalui
proses mediasi daripada harus sampai ricuh dan melibatkan pihak kepolisian. Menurut
teori mediasi dari Moore (2003) yang disebut mediation problem-solving, akar masalah
konflik yang terjadi antara siswa SMAN 11 adalah aksi balas dendam timbal balik.
Pihak ketiga netral seperti kepala sekolah, guru BK, atau dinas pendidikan dapat
bertindak sebagai mediator.
Pihak-pihak netral tersebut tersebut dapat memfasilitasi komunikasi antarpihak
yang berseteru untuk saling mendengar keluh kesah masing-masing. Dengan mediasi
diharapkan tercapai win-win solution, tidak ada pihak yang merasa kalah tetapi justru
lega dan puas karena aspirasinya didengar (Wilmot & Hocker 2011).
Secara spesifik, mediator bisa mendamaikan dengan menemukan solusi agar siswa
yang jadi korban pengeroyokan merasa keadilannya dipulihkan, sementara pelaku
pengeroyokan juga tidak di-bully balik. Konflik tidak berlarut dan semua pihak di
sekolah kembali rukun. Dengan demikian mediasi dapat menyelesaikan konflik
antarsiswa SMAN 11 Makassar ini secara damai tanpa adanya kekerasan. Dibutuhkan
mediator netral serta kemauan para pihak untuk duduk bersama.

4
BAB IV
RANCANGAN TEKNIK DAN STRATEGI RESOLUSI KONFLIK

Tujuan utama dari penerapan mediasi dalam kasus tawuran antar pelajar SMAN 11
Makassar adalah untuk menciptakan dialog yang efektif antara pihak yang berselisih dan
mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. Selain itu mediasi juga
bertujuan untuk:
1. Menghentikan aksi tawuran secara total sehingga tidak ada lagi korban luka maupun
kerusakan fasilitas.
2. Menciptakan rasa aman bagi warga sekolah dan mengembalikan citra positif sekolah
dimata masyarakat.
3. Mendamaikan dan merukunkan kembali seluruh warga sekolah khususnya antar kelas
yang bertikai.
4. Menyelesaikan akar masalah antar kelas secara tuntas agar insiden serupa tidak
terulang.
Secara umum langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penerapan mediasi
antara lain:
1. Identifikasi masalah: identifikasi masalah yang menjadi sumber konflik antara kedua
belah pihak.
2. Pemilihan mediator: pilih mediator yang netral dan terlatih dalam mediasi. Mediator
harus dapat memfasilitasi dialog antara kedua belah pihak dan membantu mereka
mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.
3. Persiapan mediasi: persiapkan mediasi dengan mengumpulkan informasi tentang
konflik dan mempersiapkan pertemuan antara kedua belah pihak.
4. Pertemuan mediasi: selama pertemuan mediasi, mediator akan memfasilitasi dialog
antara kedua belah pihak dan membantu mereka mencapai kesepakatan yang dapat
diterima oleh kedua belah pihak.
5. Implementasi kesepakatan: setelah kesepakatan dicapai, kedua belah pihak harus
mengimplementasikan kesepakatan tersebut. Mediator dapat membantu memastikan
bahwa kesepakatan diikuti dan menyelesaikan sengketa secara damai.
Adapun langkah-langkah mediasi yang dapat dilakukan dalam konflik tawuran
antar pelajar di SMAN 10 Makassar yaitu:
1. Mediator bertemu siswa perwakilan kelas 2 dan kelas 3 secara terpisah untuk
mendengarkan keluh kesah masing-masing.
5
2. Mediator mengidentifikasi akar masalah yang menyebabkan kedua belah pihak saling
serang.
3. Mediator memfasilitasi pertemuan siswa kelas 2 dan kelas 3 untuk berdialog dan
menemukan penyelesaian yang menguntungkan bagi keduanya (win-win solution).
4. Kepala sekolah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi disekolah memberikan
kebijakan yang mencegah aksi pembalasan dendam lebih lanjut dari kedua belah pihak.
5. Mediator terus memantau kedua belah pihak agar implementasi kesepakatan dan
perdamaian berlangsung efektif.

6
REFERENSI

Atmaja, A. W. (2020). PENERAPAN MEDIASI PENAL DALAM PENYELESAIAN KASUS


TAWURAN ANTAR WARGA DI WILAYAH KECAMATAN UJUNG KOTA
PAREPARE (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
Black, H.C., Nolan, J.R, & Nolan-Haley, J.M. (1990). Black’s Law Dictionary. St. Paul Minn. West
Publishing Co.
Fitriani, R., & Diana, L. Teknik Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa dalam
Masyarakat Adat. Riau Law Journal, 3(1), 149-164.
Moore, C.W. (2003). The Mediation Process: Practical Strategies for Resolving Conflict. San
Francisco: Jossey-Bass.
Risal, M. C. (2023). Analisis Kritis Terhadap Implementasi Restorative Justice Dalam Sistem
Peradilan Pidana. JURNAL AL TASYRI'IYYAH, 55-70.
Robbins, S.P., & Judge, T.A. (2015). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Tim Sindonews. (2020, 26 Februari). Siswa SMAN 11 Makassar Tawuran, Polisi Lepas Tembakan
Peringatan. Sindonews.com. Diakses dari Siswa SMAN 11 Makassar Tawuran, Polisi Lepas
Tembakan Peringatan - SINDO Makassar (sindonews.com) pada 12 November 2023.
Wall, J.A. & Dunne, T.C. (2012). Mediation Research: A Current Review. Negotiation Journal,
28(2), 217-244.
Wilmot, W.W., & Hocker, J.L. (2011). Interpersonal Conflict. New York: McGraw-Hill.
Wirawan. (2010). Konflik dan Manajemen Konflik: Teori, Aplikasi, dan Penelitian. Jakarta: Salemba
Humanika.
Wirawan. (2012). Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai