Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONFLIK, KEKERASAN, DAN PENYELESAIAN

Disusun Oleh :
1. Amelia Anggraini Firdaus /04
2. Dayinta Amaranggana Raras /08
3. Nazhifah Fikriyyah /29
4. Siti Musyarrofah /33
5. Sofiatun /34
6. Sukma Panca Wati /35

XI IPS II
SMA NEGERI 8 SURABAYA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan
kesempatan juga segala inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul “konflik dan pemecahannya dalam kelompok”

Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beserta segenap keluarga sahabat dan pengikutnya sampai hari kiamat.
Dalam penulisan makalah ini banyak kendala yang penulis hadapi, salah satunya disebabkan
karena keterbatasan ilmu penulis itu sendiri.Walaupun demikian, penulis sangat berharap
semoga makalah ini dapat memberikan sedikit tambahan ilmu kepada pembaca sekalian.

Selanjutnya kata terima kasih penulis ucapkan kepada guru sosio yang telah
membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, serta kawan-kawan
yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi kepada penulis.

Akhirnya tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah ini pastilah masih
jauh dari kesempurnaannya.Oleh sebab itu, tegur dan sapa dari pembaca tetap penulis terima
dengan senang hati.

Surabaya, 18 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II : PEMBAHASAN
A. KONFLIK
B. KEKERASAN
C. PENYELESAIAN
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Individu mempunyai sifat yang sangat unik dengan keinginan, kebutuhan, dan
tujuan yang berbeda-beda. Konflik merupakan adanya suatu perbedaan pendapat yang
berarti berbeda keinginan, karna pada dasarnya konflik ini bersumber dari keinginan
dan tidak semuanya pendapat yang berbeda itu dinamakan konflik. Konflik ini
merupakan adanya suatu proses yang terjadi karena munculnya ketidak sepakatan dan
ketidak sesuaian antar kedua pendapat tersebut yang tidak sepadaan (berbeda sudut
pandang) baik itu positif maupun negatife. Konflik ini mempunyai ciri-ciri yang
dilatarbelakangi oleh individual dalam suatu interaksi.
Perbedaan-perbedaan konflik diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Karena
adanya ciri-ciri individual dalam suatu interaksi sosial, maka konflik tersebut
merupakan hal yang wajar dalam setiap bermasyarakat dan tidak sekali pun
masyarakatnya pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok
masyarakat lainnya, konflik tersebut akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri. Konflik tidak jauh dari sebuah perselisihan , kekerasan atau
pertengkaran dengan pihak lain, karena konflik yang di latar belakangi oleh sebuah
hal yang tidak sehat dan terpimpin kecil kemungkinan untuk penyelesaian
permasalahan yang terjadi.
Konflik tersebut bertentangan dengan adanya integrasi, agar konflik dan
integrasi dapat berjalan sebagai sebuah siklus dimasyarakat. Konflik yang terkontrol
akan menghasilkan integrasi. Maka dari itu dalam makalah ini menjelaskan
permasalahan konflik yang yang terjadi di masyarakat dalam berbagai bidang,
sehingga pembaca dapat memahami dan mendapatkan konflik yang sehat dan efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konflik
1. Pengertian Konflik
Konflik merupakan adanya suatu proses yang terjadi karena ketidak sesuian
dan kesepakatan yang antara kedua pendapat yang tidak sepadan (berbeda sudut
pandang) baik itu positif maupun negatif. Perbedaan pendapat tidak selalu berarti
berbeda keinginan,karna pada dasarnya konflik bersumber dari keinginan, dan
tidak semuanya pendapat yang berbeda itu dinamakan konflik.
Konflik tidak selalu dihindari , karena tidak selalu konflik yang mengandung
negatif, dengan cara mengatasi konflik dan menanggulangi dengan keinginan dan
perundingan antara kedua belah pihak maka kita dapat mengatasi konflik yang
terjadi , atau dengan adanya musyawarah.
Ada beberapa definisi konflik menurut para ahli:
Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain,
kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini,
pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang
diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249).
Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku
komunikasi (Folger & Poole: 1984).
Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan
kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada
berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara
dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang
terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan
organisasi (Muchlas, 1999).Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang
sangat dekat hubungannya dengan stres.
2. Jenis - jenis Konflik
Konflik memiliki beberapa jenis, antara lain:
 Konflik Intrapersonal
Yaitu konflik dengan dirinya sendiri , di sumberkan karena seseorang memiliki
dua keinginan yang ingin di penuhi dalam waktu sama dan tak mungkin
terpenuhi sekaligus. Kita lihat di jaman sekarang ini orang ingin memiliki
kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing.
 Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain
karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara
dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
 Konflik antar Individu dan Kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-
tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh
kelompok kerja mereka.
 Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-
organisasi.Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja – manajemen
merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok.
 Konflik antara organisasi
Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara
lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan
persaingan.Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan
timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru,
harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.

3. Sumber – sumber Konflik


 Konflik menyangkut informasi
Pada banyak kejadian, pihak-pihak yang berkonflik tidak memiliki informasi
yang cukup, atau bahkan tidak meiliki informasi yang sama tentang suatu
situasi. Mengumpulkan dan mengklarifikasikan fakta-fakta yang diperlukan
dapat menolong meredakan ketegangan yang terjadi.dalam situasi berbeda
pihak-pihak yang bertikai menafsirkan informasi dengan cara yang berlainan
atau memberikan bobot kepentigan yang berbeda terhadap informasi yang
sama. Diskusi yang terbuka dan masukan dari pihak yang dapat dipercaya
akan membantu dalam menilai relevansi dari informasi yang tersedia.
 Konflik menyangkut Sumberdaya
Konflik menyangkut berbagai sumberdaya seperti tanah, uang atau benda lain
biasanya mudah diidentifikasikan dan sering diselesaikan lewat jalan tawar-
menawar / negosiasi. Namun, kadang-kadang walaupun dipermukaan pihak-
pihak yang berkonflik seolah saling mempertikaikan sumberdaya tertentu,
tetapi sesungguhnya konflik itu menyangkut suatu perkara lain, mungkin
tentang relasi atau kebutuhan psikologis salah satu atau kedua belah pihak
 Konflik tentang Relasi
Dalam hubungan keluarga, kemitraan bisnis atau organisasi kemasyarakatan,
orang sering berselisih pendapat tentang berbagai perkara, tetapi kadang-
kadang saling ketergantungan yang tercipta oleh relasi mereka itu melahirkan
dimensi destruktif pada aneka perbedaan yang terjadi yang semestinya mudah
diselesaikan.Berbagai kejadian dimasa lampau atau kesan dan prasangka yang
sudah terbentuk selama bertahun-tahun dapat membuat orang menjadi sangat
kaku atau tidak mau mencoba menempuh solusi yang sangat jelas yang
berkaitan dengan tujuan, peranan, tangung jawab, dan perbedaan pandangan
yang ada.
 Konflik menyangkut Kepentingan atau Kebutuhan
Aneka kebutuhan manusiawi yang penting dan kuat seperti kebutuhan akan
jati diri, harga diri, atau partisipasi seringkali menjadi inti konflik yang di
permukaan terkesan seperti persaingan menyangkut benda-benda materi
belaka. Kesempatan yang konstruktif bagi individu atau kelompok masyarakat
untuk mengungkapkan aneka kebutuhan mereka dan merasakan bahwa diri
mereka telah didengarkan seringkali amat menentukan dalam mengatasi jenis-
jenis kebutuhan ini.Pemecahan jangka panjang terhadap suatu konflik yang
berkisar pada sumberdaya seringkali ditentukan baik oleh penguasa aneka
kepentingan atau kebutuhan orang-oarang yang terlibat maupun oleh
pembagian berbagai sumberdaya tersebut secara adil.
 Konflik Menyangkut Struktur
Struktur kemasyarakatan dan organisasi menentukan siapa yang memiliki
akses pada kekuasaan atau sumberdaya, siapa yang wajib memberi hormat
kepada siapa, dan siapa yang memiliki wewenang untuk membuat berbagai
keputusan.Konflik menyangkut atau di dalam struktur seringkali melibatkan
persoalan tentang keadilan dan tujuan-tujuan yang saling tidak
sejalan.Konflik-konflik semacam itu seringkali menuntut usaha bertahun-tahun
untuk menghasilkan perubahan yang konstruktif.
 Konflik Menyangkut Nilai-Nilai Hidup
Berbagai nilai hidup dan keyakinan dibentuk oleh pengalaman hidup dan iman
kepercayaan.Karena ancaman terhadap nilai hidup seseorang seringkali
dipandang sebagai ancaman terhadap jati dirinya, maka konflik-konflik
menyangkut nilai-nilai hidup biasanya paling sulit dipecahkan.Kebanyakan
orang bereaksi secara defensif terhadap ancaman semacam ini dan menolak
untuk bernegosiasi, mengira bahwa pemecahan konflik tersebut menuntut
mereka untuk mengubah nilai-nilai hidup.Dalam kenyataan, dengan memberi
kesempatan kepada orang yang bertikai untuk menjernihkan nilai-nilai hidup
mereka dan merasa bahwa mereka telah didengarkan serta dipahami seringkali
langkah itu dapat membuat mereka meniggalkan sikap defensif dan belajar
hidup bersama dengan saling menerima berbagai perbedaan yang ada di antara
mereka.

4. Peranan Konflik
 Pandangan Tradisional
Konflik hanya merugikan organisasi, karena itu harus dihindarkan dan
ditiadakan. Konflik ditimbulkan karena perbedaan kepribadian dan karena
kegagalan dalam kepemimpinan. Konflik diselesaikan melalui pemisahan fisik
atau dengan intervensi manajemen tingkat yang lebih tinggi.
 Pandangan Modern
Konflik adalah suatu akibat yang tidak dapat dihindarkan dari interaksi
organisasional dan dapat diatasi dengan mengenali sumber-sumber
konflik.Konflik pada umumnya adalah hasil dari kemajemukan sistem
organisasiKonflik diselesaikan dengan cara pengenalan sebab dan pemecahan
masalah. Konflik dapat merupakan kekuatan untuk pengubahan positif di
dalam suatu organisasi.

5. Faktor terjadinya Konflik

Adapun cara untuk menangani konflik harus terlebih dahulu mengetahui


kemampuan individu/kelompok atau organisasi :

 Introspeksi diri
 Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat
 Identifikasi terjadinya konflik
 Menetapkan keputusan baru dengan keputusan yang adil dan bijaksana.

Adapun cara untuk menangani konflik harus terlebih dahulu mengetahui


kemampuan individu/kelompok atau organisasi :

 Introspeksi diri
 Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat
 Identifikasi terjadinya konflik
 Menetapkan keputusan baru dengan keputusan yang adil dan bijaksana.

6. Hakikat Konflik dan Kepentingan


Menurut world book dictionary, konflik berarti pertarungan, perjuangan,
pertempuran ketidak setujuan, perselisihanan, atau pertengkaran.Suatu konflik
dapat berupa sekecil bentuk ketidak setujuan atau sebesar peperangan. Kata
konflik berasal dari bahasa latin conflictus, yang berarti “menyerang dengan
sekuat tenaga secara bersamaan.” Terdadapt suatu waktu ketika keinginan tujuan
anggota kelompok “menyerang bersamaan” dan menghasilakan efek memecah
belah untuk memahami apa arti dari konflik kepentingan itu, hal pertama yang
harus kita lakukan adalah menggartikan kata kepentingan itu sendiri.
Kita semua adalah individu yang unik dengan keinginan, kebutuhan, dan
tujuan yang berbeda-beda.Oleh karena itu, dalam suatu usah bersama, konflik
kepentingan pasti terjadi. Untuk memahami konflik kepentingan, kita harus
memahami apa itu kepentingan, kebutuhan, dan tujuan terlebih dahulu ( Johnson
dan Johnson, 2005). Keinginan adalah hasrat akan sesuatu. Pada dasarnya setiap
orang mempunyai suatu keinginan yang unik.Kebutuhan adalah keperluan untuk
bertahan. Kebutuhan lebih universal .setiap orang butuh untuk bertahan dan
menghasilkan ( minum, makan, berteduh, seks), kepemilikan ( merasakan
mencintai, berbagi, dan bekerja sama), mempunyai kekuasaan, kebebasan, dan
kegembiraan ( Glasster, 1984). Berdasarkan keinginan dan kebutuhan, kita
merancang tujuan.Tujuan adalah pernyataan ideal yang kita nilai dan kita bekerja
untuk mencapainya. Tujuan berhubungan dengan saling ketergantungan sosial.
Ketika kita mempunyai tujuan yang saling mengguntungan, kita berada dalam
hubungan kerja sama, tetapi ketika tujuan kita bertentangan, kita berada dalam
hubungan persaingan. Kepentingan adalah keuntungan yang kita raih dengan
mencapai tujuan kita.
Konflik kepentingan terjadi jika tindakan seseorang bermaksud untuk
memaksimalkan keuntungan diri sendiri dengan mencegah, menghalangi,
mencampuri, menyakiti atau dengan suatu cara yang membuat tindakan orang
lain yang juga sedang berusaha memaksimalkan keuntungan menjadi kurang
efektif (Deutsch, 1973). Konflik kepentingan dapat di dasarkan pada (1)
perbedaan dalam keinginan, kebutuhan, tujuan, dan nilai-nilai, (2) kekuangan
sumber-sumber tertentu seperti kekuasaan, pengaruh, uang, waktu, ruang,
popularitas, dan kedudukan, atau (3) Persaingan. Konflik kepentingan dapat
terjadi secara alami maupun di sengaja.Pengaturan konflik kepentingan
merupakan aspek penting dalam keberhasilan kelompok.

7. Konflik dapat merusak atau membangun


Sifat yang melekat pada semua jenis konflik berpotensi untuk menghasilkan
hasil yang merusak atau yang membangun (Deutsch, 1973; Johnson & Johnson,
1995, 2005).Pada sisi yang merusak, konflik dapat menciptakan kemarahan,
permusuhan, kebencian yang tidak berkesudahan, bahkan kekerasan.Konflik dapat
berakhir pada sakit hati dan kesedihan. Konflik juga dapat berakhir pada tuntutan
hukum , perceraian, dan peperangan. Pengelolahan konflik yang merusak harus di
bayar mahal oleh kelompok, menghancurkan ke efektifan kelompok,
menghancurkan suatu hubungan, menyabotase pekerjaan, memperlambat, dan
menurunkan, upaya belajar mengajar, dan menghancurkan komitmen individu
dalam mencapai tujuan kelompok, rasa aman, dan perasaan pribadi (Janz &222
Tjosvold, 1985). Konflik yang di kelola dengan buruk menyebabkan anggota
kelompok banyak menghabiskan waktu untuk berpikir dan bertengkar dari pada
bekerja untuk mencapai tujuan kelompok.
Akan tetapi, konflik juga dapat membawa potensi hasil positif.Konflik dapat
membuat kita untuk memusatkan perhatian pada masalah-maslah yang harus di
selesaikan, memberi energi dan memotifasi anggota kelompok untuk
menyelesaikan masalah tersebut.Konflik dapat menjelaskan bagaimana anggota
kelompok perlu untuk berubah.Pola prilaku yang menyimpang di tekankan dan di
jelaskan oleh konflik. Konflik dapat menjelaskan apa dan kepada siapa anggota
kelompok peduli dan berkomitmen. Konflik menjelaskan identitas dan nilai-nilai
dari anggota kelompok.Konflik membantu anggota kelompok untuk memahami
nilai-nilai dan identitas teman sekelompok.Konflik membuat hubungan antara
anggota kelompok bersih dari kemarahan dan kebencian dan mempererat
kepercayaan diri anggota kelompok sehingga mereka dapat menyelesaikan konflik
secara membangun. Konflik dapat melepaskan kemarahan, kegelisahan, rasa tidak
aman, dan kesedihan yang, jika di simpan di dalam akan membuat seseorang sakit
secara fisik dan mental. Konflik dapat menyenangkan. Hidup akan membosankan
jika tidak ada konflik
Sebenarnya yang menentukan konflik bersifat merusak atau membangun
bukan keberadaan konflik itu sendiri, tetapi bagaimana cara konflik tersebut di
kelola. Konflik di katakan membangun jika:Hasilnya merupakan suatu
persetujuan yang memperbolehkan setiap peserta mencapai tujuannya. Persetujuan
memaksimalkan hasil bersama, menguntungkan semua pihak, dan merupakan
kepentingan terbaik dari semua peserta.
Mempererat hubungan antar peserta dengan meningkatkan kesukaan, rasa
hormat, dan kepercayaan satu sama lain. Meningkatkan kemampuan peserta untuk
memecahkan konflik satu sama lain di masa yang akan datang secaran
membangun.

8. Cara mengatasi konflik

Hal-hal yang Perlu Diperhati-kan Dalam Mengatasi Konflik:

1. Ciptakan sistem dan pelaksanaan komunikasi yang efektif.

2. Cegahlah konflik yang destruktif sebelum terjadi.


3. Tetapkan peraturan dan prosedur yang baku terutama yang menyangkut hak
karyawan.

4. Atasan mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan konflik yang


muncul.

5. Ciptakanlah iklim dan suasana kerja yang harmonis.

6. Bentuklah team work dan kerja-sama yang baik antar kelompok atau unit kerja.

7. Semua pihak hendaknya sadar bahwa semua unit atau eselon merupakan mata
rantai organisasi yang saling mendukung, jangan ada yang merasa paling hebat.

8. Bina dan kembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling pengertian antar
unit/departemen/ eselon

B. Kekerasan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kekrasan didefinisikan sebagai
perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang
lain, atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Menurut Soerjono
Soekanto, kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik secara paksa terhadap orang
atau benda. Adapun kekerasan sosial adalah kekerasan yang dilakukan terhadap orang
dna barang karena orang dan barang tersebut termasuk dalam kategori sosial tertentu..
Menurut Abdul Munir Mulkan, kekerasan adalah Tindakan fisik yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang untuk melukai, merusak atau menghancurkan orang
lain atau harta benda dan segala fasilitas kehidupan yang merupakan bagian dari orang
lain tersebut.

Jenis – jenis kekerasan adalah sebagai berikut:

1. Kekerasan Fisik
2. Kekerasan Struktural
3. Kekerasan Psikologis
C. Penyelesaian
Menurut Saad dan Chani (2008), penyelesaian atau pemecahan masalah adalah
proses terencana yang dilakukan untuk menghasilkan penyelesaian tertentu dari
permasalahan yang mungkin tidak didapat dengan segera. Menurut Evans (1994),
pemecahan masalah merupakan kegiatan yang dihubungkan dengan penyeleksian
suatu cara yang cocok untuk Tindakan dan merubah suasana saat ini menjadi suasana
yang diharapkan. Menurut Marxano, dkk (1998), pemecahan masalah merupakan
salah satu begian dari proses berpikir yang berwujud kemampuan untuk
menyelesaikan suatu persoalan. Upaya penyelesaian konflik sosial adalah sebagai
berikut:
1. Mediasi
2. Arbitrase
3. Adjudikasi
4. Kompromi
5. Konsiliasi
6. Koersi
7. Stalemate
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konflik merupakan adanya suatu proses yang terjadi karena ketidak sesuian
dan kesepakatan yang antara kedua pendapat yang tidak sepadan (berbeda sudut
pandang) baik itu positif maupun negatif. Perbedaan pendapat tidak selalu berarti
berbeda keinginan,karna pada dasarnya konflik bersumber dari keinginan, dan tidak
semuanya pendapat yang berbeda itu dinamakan konflik.
Konflik tidak selalu dihindari , karena tidak selalu konflik yang mengandung
negatif, dengan cara mengatasi konflik dan menanggulangi dengan keinginan dan
perundingan antara kedua belah pihak maka kita dapat mengatasi konflik yang terjadi
, atau dengan adanya musyawarah.Tidak semua konflik kepentingan dapat
diselesaikan.Adalah sebuah kesalahan untuk menganggap bahwa anda dapat selalu
menyelesaikan konflik secara terbuka.Ada sewaktu waktu ketika konflik sebaiknya
dihindari.Biasanya melalui perhatian yang lebih terhadap peristiwa masuknya
perserta dan keadaan yang memicu atau menghalangi suatu konflik, waktu yang
optimal untuk penyelesaian yang membangun dapat diplilh.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik_dalam_kelompok

Abdhul, Yusuf. 2022. Pengertian Konflik Menurut Para Ahli.


https://deepublishstore.com/materi/pengertian-konflik-menurut-para-
ahli/#:~:text=Konflik%20menurut%20Soerjono%20Soekanto%20(2006,dan%20menimbulka
n%20ancaman%20dan%20kekerasan

Rabbani, Aletheia. 2017. Pengertian Kekerasan Menurut Ahli.


https://www.sosiologi79.com/2017/04/pengertian-kekerasan-menurut-ahli.html?m=1

-, 2020. 16 Pengertian Pemecahan Masalah Menurut Para Ahli.


https://www.mingseli.id/2020/11/pengertian-pemecahan-masalah-menurut-para-
ahli.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai