Anda di halaman 1dari 4

Definisi Penetapan Bahan Organik dalam Tanah

Salah satu komponen tanah, yakni bahan-bahan organik, memainkan peranan sangat penting
bagi kesuburan tanah. Berkat terdapatnya bahan-bahan organik, tanah menjadi gembur, sehingga
bisa menjadi media pertumbuhan dan pembiakan berbagai jasad renik yang bermanfaat.
Kemampuan tanah menyerap airpun meningkat. Demikian pula dengan daya serap dan kapasitas
tukar kationnya. Plastisitas, kohesi dan sifat-sifat buruk lainnya menjadi berkurang. Unsur-unsur
hara N,S dan P akan lebih mudah terserap dan tanahpun menjadi lebih subur (Foth, 2020). Bahan-
bahan organik tanah, yang antara lain berupa gula, zat pati, protein sederhana, protein kasar,
selulosa, lignin, lemak dan lilin, dihasilkan dari perombakan sisa-sisa tetumbuhan serta bangkai
hewan oleh mikrobia-mikrobia tanah. Berarti sumber-sumber bahan organik tanah dalam jumlah
banyak menjadi perlu; demikian pula dengan kehadiran mikrobia-mikrobia tanah, yang
kesemuanya bisa tersedia kalau bahan- bahan organik penyubur tanah cukup banyak (Raharjo,
2018).
Bahan organik dapat didefinisikan sebagai semua bahan yang berasal dari jaringan tanaman
dan hewan baik yang masih hidup maupun yang telah mati. Bahan organik tanah adalah bahan
yang kompleks dan dinamis, berasal dari sisa tanaman dan hewan di dalam tanah dan mengalami
perombakan secara terus menerus (Nangaro, 2020). Bahan organik tanah terbentuk dari jasad hidup
tanah yang terdiri atas flora dan fauna, perakaran tanaman yang hidup dan yang mati, yang
terdekomposisi dan mengalami modifikasi serta hasil sintesis baru yang berasal dari tanaman dan
hewan. Bahan organik tanah memegang peranan penting dalam menentukan sifat fisik, kimia, serta
aktivitas biologis di dalam tanah yang menentukan daya dukung dan produktivitas lahan Bahan
organik umunya ditemukan dipermukaan tanah dengan jumlah sekitar 3-5% saja (Saputra, 2024).
Bahan organik merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa
tanaman atau binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan
bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor fisika, biologi, dan kimia (Prasetya, 2022). Fungsi bahan
organik tanah di antaranya sebagai penyimpan unsur hara yang secara perlahan akan dilepaskan ke
dalam larutan air tanah dan disediakan untuk tanaman. Bahan organik di dalam atau di atas tanah
juga melindungi dan membantu mengatur suhu dan kelembaban tanah. Bahan organik juga dapat
meningkatkan daya sangga tanah (Handayanto, 2017).
Bahan organik adalah bahan-bahan yang berasal dari organisme hidup, dapat mengalami
dekomposisi, atau produk dekomposisi, atau bahan-bahan yang tersusun atas senyawa-senyawa
organik. Tanah tersusun atas bahan mineral dan bahan organik, termasuk organisme hidup (Sari,
2023). Bahan mineral berasal dari hasil pelapukan bahan induk tanah. Bahan organik tanah berasal
dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan. Kalau sisa-sisa tanaman dan hewan ini melapuk dan tidak
dapat dikenali lagi wujud aslinya, maka ia disebut sebagai bahan organik tanah. Kalau bahan
organik telah mengalami pelapukan lanjut menjadi substansi humik yang stabil dan tahan terhadap
dekomposisi selanjutnya, maka ia disebut humus. Dengan begitu, BOT terdiri atas semua bahan
organik dalam tanah, tidak termasuk bahan-bahan segar yang belum mengalami pelapukan
(Tangketasik, 2022).
Komponen Bahan Organik Tanah dan Fungsinya
Bahan organik tanah adalah bahan-bahan yang pada awalnya diproduksi oleh organisme
hidup (tumbuhan dan hewan) yang dikembalikan ke tanah dan mengalami proses-proses
dekomposisi. Pada waktu tertentu, BOT ini terdiri dari berbagai bahan dari jaringan asli tumbuhan
dan hewan yang utuh hingga campuran bahan-bahan yang telah terurai (dekomposisi) secara
substansial yang dikenal sebagai humus (substansi humik) (Tyasmoro, 2023). Sebagian besar
bahan organik tanah (BOT) berasal dari jaringan tanaman atau hewan. Residu tanaman
mengandung kadar air 60-90%. Bahan keringnya terdiri atas karbon (C), oksigen, hidrogen (H) dan
sejumlah kecil sulfur (S), nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg).
Meski ada dalam jumlah kecil, unsur hara ini sangat penting dari sudut pandang pengelolaan
kesuburan tanah (Ghozali, 2021).
Bahan organik tanah dapat dengan mudah dikelompokkan menjadi fraksi-fraksi yang
berbeda, namun hal ini tidak mewakili produk akhir yang bersifat statis. Sebaliknya, jumlah yang
ada mencerminkan ekuilibrium dinamis. Jumlah total dan fraksi bahan organik dalam tanah
dipengaruhi oleh sifat tanah dan jumlah masukan tahunan dari sisa tumbuhan dan hewan ke tanah
(Sugito, 2024). Bahan organik yang ada di permukaan tanah sebagai serasah residu tanaman dapat
membantu melindungi permukaan tanah dari pengaruh curah hujan, angina, dan matahari.
Pengambilan, penggabungan (pembenaman ke dalam tanah) atau pembakaran serasah residu ini
mengakibatkan tanah terkena dampak negatif dari iklim, dan pembuangan atau pembakaran serasah
ini dapat menghilangkan sumber energi utama bagi organisme tanah (Kartini, 2020).

Sumber Referensi:
1. Ghozali, A., & Chusnah, M. (2021). Penerapan Kombinasi Pupuk Organik Cair Eco
Fresh dan Pupuk Kimia terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza sativa L.)
Varietas INPARI 32. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas KH. A. Wahab Hasbullah.
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=EzZxEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA25&dq=buku+Penerapan+bahan+
organik+&ots=hpwGuvD55q&sig=vWQZLqygGN7SP1QalYaR9yHWqEU&redir_es
c=y#v=onepage&q&f=false
2. Tyasmoro, S. Y. (2023). Pertanian Organik: Penerapan Pupuk Organik Menuju
Pertanian Berkelanjutan. Universitas Brawijaya Press.
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=8_z6EAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR4&dq=buku+Penerapan+bahan+or
ganik+&ots=joyTZk6HAo&sig=5O8s8UjLOsdGDWEJEH1xFVRZtmU&redir_esc=y
#v=onepage&q=buku%20Penerapan%20bahan%20organik&f=false
3. Sugito, Y. (2024). Dasar-dasar agronomi. Universitas Brawijaya Press.
https://www.google.co.id/books/edition/Dasar_Dasar_Agronomi/
M1KZDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=0
4. Kartini, N. L., & Budaraga, I. K. (2020). Pertanian Organik Penyelamat Kehidupan.
Deepublish.
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=Au7kDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=buku+Penerapan+pertanian
+organik+pemasyarakatan+dan+pengembangannya&ots=JgJE4H5hXr&sig=_ktCnVa
2K2-IawFRHBhkir-EFug&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
5. Handayanto, E., Muddarisna, N., & Fiqri, A. (2017). Pengelolaan kesuburan tanah.
Universitas Brawijaya Press.
https://www.google.co.id/books/edition/Pengelolaan_Kesuburan_Tanah/
2odODwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=.
+Pengelolaan+Bahan+Organik+Tanah+untuk+Mendukung+Kelestarian+Pertanian+di
+Lahan+Basah.+Simposium+Nasional&printsec=frontcover
6. Prasetya, B., Nopriani, L. S., Hadiwijoyo, E., Hanuf, A. A., & Nurin, Y. M.
(2022). Pengelolaan Bahan Organik di Lahan Pertanian. Universitas Brawijaya Press.
https://www.google.co.id/books/edition/
Pengelolaan_Bahan_Organik_di_Lahan_Perta/BHagEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=0
7. Foth, Henry D, 2020, Dasar-dasar Ilmu Tanah, (Terjemahan Endang Dwi Purbayanti,
dkk), Gadjah Mada UniversityPress, Yogyakarta.
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=i1eDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=+Dasardasar+Ilmu+Tanah,
+&ots=vWK_k0MLSp&sig=xpZKS415rDE2EdYb8_w3LE9oaY&redir_esc=y#v=on
epage&q=Dasardasar%20Ilmu%20Tanah%2C&f=false
8. Raharjo, R. (2018). Penetapan Bahan Organik Tanah Tandus Secara Spektrofotometri
& Titrimetri. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 1(1), 33-36.
file:///C:/Users/MICROSOFT/Downloads/9084-28703-1-SM.pdf
9. Nangaro, R. A., Zetly, E., & Titah, T. (2020). Analisis kandungan bahan organik tanah
di kebun tradisional desa sereh kabupaten kepulauan talaud. In Cocos (Vol. 12, No. 4).
file:///C:/Users/MICROSOFT/Downloads/jm_cocos,+Jurnal+Riansen+A.
+Nangaro.pdf
10. Saputra, M. F. W., & Munir, M. (2024). Estimasi Kandungan Bahan Organik Tanah Di
Lahan Tanaman Jeruk, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang Menggunakan Indeks
Vegetasi Dan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Tanah dan Sumberdaya
Lahan, 11(1), 183-192.
file:///C:/Users/MICROSOFT/Downloads/20,+183-192,+920,+SAPUTRA+et+al+
(UB)-ARO-RUT.pdf
11. Sari, R., & Yusmah, R. A. (2023). Penentuan C-Organik Pada Tanah Untuk
Meningkatkan Produktivitas Tanaman Dan Keberlanjutan Umur Tanaman Dengan
Metoda Spektrofotometri Uv Vis. Jurnal Teknologi Pertanian, 12(1), 11-19.
file:///C:/Users/MICROSOFT/Downloads/2598-Article%20Text-6884-1-10-
20230703.pdf
12. Tangketasik, A., Wikarniti, N. M., Soniari, N. N., & Narka, I. W. (2022). Kadar bahan
organik tanah pada tanah sawah dan tegalan di Bali serta hubungannya dengan tekstur
tanah. Agrotrop, 2(2), 101-107.
file:///C:/Users/MICROSOFT/Downloads/7820-1-13755-1-10-20140122.pdf

Anda mungkin juga menyukai