Anda di halaman 1dari 27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengetahuan
2.1.1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah bagian esensial dari eksistensi manusia, karena
pengetahuan merupakan buah dan aktivitas berfikir yang dilakukan oleh
manusia. Berfikir merupakan diffensia yang memisahkan manusia dari
semua genus lainnya seperti hewan. Pengetahuan dapat berupa
pengetahuan empiris dan rasional. Pengetahuan empiris menekankan
pada pengalaman indrawi dan pengamatan atas segala fakta tertentu.
Pengetahuan ini disebut juga pengetahuan yang bersifat apesteriori.
Adapun pengetahuan rasional, adalah pengetahuan yang didasarkan
pada budi pekerti, pengetahuan ini bersifat apiriori yang tidak menekankan
pada pengalaman melainkan hanya rasio semata (Dila rukmi oktaviana,
2021).
Definisi pengetahuan ada banyak definisi pengetahuan dan saat ini
masih dalam perdebatan antara satu ahli dengan ahli lainnya tentang
pengetahuan. dikutip dalam Ketut Swarjana 2022. Beberapa definisi
tentang pengetahuan dapat disimak pada ulasan berikut ini :
a. Pengetahuan adalah pemahaman atau informasi tentang subjek
yang anda dapatkan melalui pengalaman maupun studi yang
diketahui baik oleh satu orang atau oleh orang-orang pada
umumnya. Understanding of or information about a subject that you
get by experience or study. I don't know by one person or by people
generally (Cambridge,2020)
b. Pengetahuan adalah informasi, pemahaman, dan keterampilan
yang anda peroleh melalui pendidikan atau pengalaman. The
information, understanding and skills that you gain through
education or experience (oxford,2020)
c. Pengetahuan adalah informasi dan pemahaman tentang sebuah
subjek subjek yang dimiliki seseorang atau yang dimiliki oleh
semua orang. Knowledge is information and understanding about a
subject which a person has, or which all people have (Collins,2020)
2.1.2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (dalam Albunsyary, 2020) pengetahuan mempunyai
6 tingkatan yaitu :
a. Tahu (Know)
Merupakan tinkat pengetahuan yang paling rendah diartikan
mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang sesuatu dengan
menggunakan kata kerja antara lain menyebutkan, mendefinisikan,
menguraikan dan sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Bila telah paham secara objektif, maka kita
harus menjelaskan, menerangkan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (aplication)
Baru makan suatu kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.
d. Analisis (analysis)
Merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
objek ke dalam komponen-komponen tertentu, tetapi dalam struktur
organisasi tersebut dan mempunyai hubungan satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
Menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
f. Evaluasi (evaluation)
Diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
2.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor pengaruhi pengetahuan Menurut Mubarak (dikutip
dalam ivan elisabet purba Dkk. 2023) adalah sebagai berikut :
a. Tingkat pendidikan
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan seseorang agar dapat memahami
suatu hal. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi
pendidikan seseorang, semakin mudah orang tersebut menerima
informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan
di m ana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi,
maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya.
b. Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan terutama
untuk memenuhi kebutuhan setiap hari. Lingkungan pekerjaan
dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan
pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Misalnya, seseorang yang bekerja sebagai tenaga medis akan lebih
mengerti mengenai penyakit dan pengelolaannya daripada non
tenaga medis
c. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Dengan bertambahnya usia individu, daya tangkap dan
pola pikir seseorang akan lebih berkembang, sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
d. Minat
Minat merupakan suatu keinginan yang tinggi terhadap sesuatu
hal. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni,
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam.
e. Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu kejadian yang dialami seseorang
pada masa lalu. Pada umumnya semakin banyak pengalaman
seseorang, semakin bertambah pengetahuan yang didapatkan.
dalam hal ini, pengetahuan ibu dari anak yang pernah atau bahkan
yang sering mengalami diare Seharusnya lebih tinggi daripada
pengetahuan ibu dari anak yang belum pernah mengalami diare
sebelumnya.
f. Lingkungan
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologi, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam
individu yang berada di dalam lingkungan tersebut. Contohnya,
apabila suatu wilayah mempunyai sikap menjaga kebersihan
lingkungan, maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya
mempunyai sikap menjaga kebersihan lingkungan.

g. Informasi
Informasi Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang
lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. pada
umumnya semakin Mudah memperoleh informasi semakin cepat
seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.
3.2 Penyakit Degeneratif
2.5.1. Pengertian Penyakit Degeneratif
Penyakit degeneratif adalah istilah medis untuk menjelaskan suatu
penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh dari
keadaaan normal menjaddi lebih buruk. Degeneratif merupakan proses
berkurangnya fungsi sel saraf secara bertahap tanpa sebab yang
diketahui. Kondisi ini berakibat pada sel saraf yang sebelumnya berfungsi
normal menjadi lebih buruk sehingga tak berfungsi sama sekali. Penyebab
penyakit sering tidak diketahui,Termasuk diantaranya kelompok penyakit
yang dipengaruhi oleh faktor keturunan.
Degeneratif menunjukkan proses yang lebih cepat dari kerusakan neuron,
myelin dan jaringan dengan akibat timbulnya produk-produk degeneratif
dan reaksi penghancur sel yang hebat. Penyakit seperti itu menunjukkan
adanya penurunan daya tahan sel saraf dan mengakibatkan kematian sel
lebih cepat.
Konsep di atas menunjukkan bahwa proses penuaan dan penyakit
degeneratif dari sel mempunyai proses dasar yang sama. Semakin
bertambahnya usia seseorang maka semakin terasa adanya penyakit-
penyakit, mulai dari Tubuh terasa kaku, kesulitan tidur, gemetar, hingga
adanya fungsi organ tubuh tertentu. Ada sekitar 50 penyakit degeneratif.
Penyakit yang masuk dalam kelompok ini, antara lain diabetes melitus,
stroke, jantung koroner, kardiovaskuler, obesitas, dislipidemia,
osteoporosis, osteoarthritis, prostatitis, dan sebagainya. Penjelasan dari
aspek pengenalan penyakit, faktor risiko, dan upaya pencegahan tentang
10 penyakit degeneratif yang banyak dialami oleh masyarakat akan
dipaparkan lebih lanjut.
Penyakit degeneratif dapat terjadi diawali dengan terjadinya perubahan
proses metabolisme tubuh Dengan berkurangnya produksi hormon pada
usia 65 tahun keatas, akibat pergeseran porsi makan atau pola hidup ke
porsi makan yang tinggi lemak tetapi rendah serat dan karbohidrat,
sehingga terjadi peningkatan kolesterol tubuh dan kelebihan zat gizi yang
menunjang tingginya kejadian stres oksidatif. Penyakit degeneratif terjadi
pada lebih banyak orang yang memiliki pola hidup yang tidak sehat, yang
lebih banyak mengkonsumsi makanan berkalori tinggi, memiliki kebiasaan
merokok dan sedikit melakukan aktivitas fisik(Triandita & Putri,2019)
Berikut 5 penyakit degeneratif yang banyak dialami oleh masyarakat :
a. Diabetes Militus
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit
merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya terus
mengalami peningkatan di dunia, baik pada negara maju ataupun
negara sedang berkembang. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa
diabetes melitus sudah menjadi masalah kesehatan atau penyakit
Global pada masyarakat.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa lebih
dari 346 juta orang di seluruh dunia mengidap diabetes. Jumlah Ini
kemungkinan akan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030 tanpa
intervensi. Hampir 80% kematian diabetes terjadi di negara
berpenghasilan rendah dan menengah. Pada masyarakat, diabetes
melitus dikenal sebagai penyakit kencing manis karena
penderitanya sering kencing dan rasanya manis. Karena manis,
dari tadi yang sering dikerumuni semut. Hal ini terjadi karena
tingginya kadar gula yang terkandung dalam air kencing penderita.
Diabetes melitus merupakan kelompok penyakit metabolik yang
ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah atau hiperglikemia
akibat jumlah dan atau fungsi insulin terganggu.
Beberapa faktor memegang peranan penting dalam
perkembangan kasus diabetes melitus. Kemajuan di bidang
teknologi menyebabkan perubahan gaya hidup, seperti
Tersedianya berbagai produk teknologi yang memberikan
kemudahan sehingga aktivitas manusia menjadi kurang bergerak.
Perubahan perilaku dan pola makan yang mengarah pada
makanan siap saji dengan kandungan tinggi energi,, lemak, dan
rendah serat berkontribusi besar pada peningkatan prevalensi DM.
Konsekuensi dari peningkatan angka kejadian DF adalah
meningkatnya masalah kesehatan lain akibat komplikasi yang
ditimbulkan. Komplikasi akut dampak berupa hipoglikemia,
ketoasidosis diabetes, atau koma hiperosmolar, nonketotik.Tak
hanya itu, komplikasi jangka panjang termasuk penyakit
kardiovaskuler.
b. Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah


kesehatan yang cukup dominan di negara-negara. Di Indonesia,
ancaman hipertensi tidak boleh diabaikan. Yang dapat dibuktikan
dengan gen hari Penderita hipertensi di Indonesia semakin
meningkat. Namun, sayangnya dari jumlah total penderita
hipertensi tersebut, baru sekitar 50% yang terdeteksi. Di antara
penderita tersebut, han setengahnya yang berobat secara teratur.
Bagi golongan masyarakat tingkat atas, hipertensi benar-benar
telah menjadi momok yang menakutkan (Sutanto dalam Upik
Rahmi 2022). Dalam mengendalikan tekanan darah tinggi, ternyata
ada beberapa faktor yang menyulitkan, seperti faktor umur, dan ras.
Namun terapi berkembang pesat dengan semakin berubahnya
zaman, baik pengetahuan patofisiologi maupun tentang
pengobatannya. Masyarakat mulai tanggap pada akibat hipertensi
sehingga dilakukan upaya mendeteksi hipertensi secara Dini
sebelum timbul berbagai komplikasi. walaupun demikian, hipertensi
masih kurang mendapat perhatian yang memadai. Banyak
penderitanya tidak menyadari bahwa mereka menyerap Penyakit ini
karena baru menunjukkan gejala setelah tingkat lanjut (Khomsan
dalam Upik Rahmi,2022).
c. Aterosklerosis
Aterosklerosi bukanlah penyakit yang baru dikenal dan hanya
diderita oleh masyarakat modern.Pembuluh darah pada sebuah
mumi di Mesir lebih dari 3500 tahun yang lalu ternyata telah
mengidap penyakit ini. Penyakit autopsi pertama dilakukan pada
tahun 1931 menunjukkan adanya tanda-tanda pada pembuluh
koroner seorang mumi wanita berusia 50 tahun pengapuran para
pembuluh koroner seorang mumi wanita berusia 50 tahun
(Khomsan, dalam Upik Rahmi, 2022).
Aterosklerosis atau proses pengapuran dan penimbunan
elemen-elemen tidak jarang sudah mulai terjadi pada usia masih
sangat muda. Proses mengerasnya pembuluh darah merupakan
suatu proses yang berjalan diam-diam, perlahan namun pasti.
Komponen penting yang berperan dalam proses pengapuran atau
penimbunan elemen-elemen ini adalah kolesterol. Satu hal yang
tidak bisa dipungkiri bahwa kolesterol dalam batas normal juga
sangat penting bagi tubuh. Kolesterol adalah prekursor bagi sintesis
asam empedu(untuk mencerna lemak) dan beberapa hormon
seks(seperti progesteron dan testosteron). Bagi anak-anak Balita,
kolesterol merupakan penyusun otak sehingga bermanfaat untuk
tumbuh kembang anak. Masalahnya akan berbeda ketika asupan
kolesterol berlebihan. Kolesterol dapat menempel pada permukaan
sebelah dalam dinding pembuluh darah.
d. Penyakit Stroke
Data hasil penelitian dari resep kesehatan(riskesdas) tahun
2007 menunjukkan fakta bahwa stroke menjadi penyebab kematian
tertinggi di wilayah perkotaan. Jumlahnya mencapai 15,9% dari
proporsi penyebab kematian di Indonesia. Berbeda dengan di
pedesaan, stroke hanya menempati peringkat kedua dengan
proporsi 11,5%.
Stroke adalah kondisi ketika pasokan darah ke otak terganggu
karena penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh
darah (stroke hemoragik). Kondisi ini menyebabkan area tertentu
pada otak tidak mendapat suplai oksigen dan nutrisi sehingga
terjadi kematian sel-sel otak. Stroke merupakan keadaan darurat
medis. Oleh karena itu, tanpa suplai oksigen dan nutrisi, sel- sel
pada bagian otak yang terdampak bisa mati hanya dalam hitungan
menit. Akibatnya, bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otot
tersebut tidak bisa berfungsi dengan baik.
Gejala stroke umumnya terjadi di bagian tubuh yang
dikendalikan oleh area otak yang rusak. Gejala yang dialami
penderita Stroke bisa meliputi:
1. Lemah pada otot- otot wajah yang membuat satu sisi wajah
turun
2. Kesulitan mengangkat kedua lengan akibat Lemas atau mati
rasa
3. Kesulitan berbicara
4. Disartria
5. Kesemutan
6. Kesulitan mengenal wajah (prosopagnosia)

Penyebab stroke secara umum terbagi menjadi dua yaitu,


adanya gumpalan darah pada pembuluh darah di otak dan
pecahnya pembuluh darah di otak. Penyempitan atau pecahnya
pembuluh darah tersebut dapat terjadi akibat beberapa faktor,
seperti tekanan darah tinggi, penggunaan obat pengencer darah,
aneurisma otak, dan trauma otak.

e. Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid Arthritis (RA) atau radang sendi rematik adalah
gangguan krnis inflamasi sistemik yang dapat memengaruhi banyak
jaringan organ, tetapi terutama menyerang fleksibel (sinovial) sendi.
Proses ini melibatkan suatu respons inflamasi dari kapsul sekitar
sendi (sinovium), sekunder pembengkakan (hiperplasia) sel sinovial
berlebihan, serta pengembangan jaringan fibrosa (pannus) di
sinovium. Patologi dari proses penyakit ini sering menyebabkan
penghancuran tulang rawan artikular dan ankilosis (fusi) dari sendi.
Rheumatoid arthritis juga dapat menghasilkan peradangan difus
diparu-paru, membran disekitar jantung, selaput paru-paru, dan
putih mata, dan juga lesi nodular yang paling umum dalam jaringan
subkutan. Meskipun penyebab rheumatoid arthritis tidak diketahui,
autoimunitas memainkan peran penting baik dalam kronisitas dan
kemajuan. Oleh karena itu, RA dianggap sebagai penyakit
autoimun sistemik.

2.5.2. Penyakit degeneratif


Definisi umum penyakit degeneratif adalah penyakit ini merupakan
suatu proses kemunduran fungsi organ tubuh yang biasanya terjadi pada
usia lanjut. Namun terkadang bisa juga muncul di usia muda sehingga
mengakibatkan kesehatan buruk yang seringkali disusul penyakit. Akibat
yang paling berbahayadari penyakit ini adalah rasa sakit dan biayanya
juga sangat mahal, apalagi di usia tua,dan juga bisa menyebabkan
kematian. Biasanya sebelum seseorang mengidap atau mengalami
penyakit degeneratif, sudah ada gejala-gejala yang mengarah pada
penyakit tersebut. Namun hal ini sering diabaikan. Sindrom ini disebut
sindrom metabolik. Sindrom metabolik dapat diartikan sebagai keadaan
dimana seseorang mengalami tekanan darah tinggi, obesitas, gula darah
tinggi dan kadar lemak darah yang tidak normal.
2.5.3. Faktor Penyebab
Faktor penyebab penyakit degeneratif Faktor risiko utama penyakit
degeneratif adalah pola makan yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik,
tembakau . penggunaan dan peningkatan stres serta paparan terhadap
penyebab penyakit degeneratif. Perubahan gaya hidup terkait konsumsi
makanan terutama disebabkan olehpeningkatan sektor pendapatan
perekonomian, tingginya partisipasi angkatan kerja, dan promosi makanan
barat yang trendi, terutama makanan cepat saji, yang populer di Amerika
dan Eropa, namun tidak diimbangi dengan pengetahuan dan kesadaran
gizi. Terakhir, budaya pangan berubah menjadi tinggi lemak jenuh dan
gula, rendah serat, dan rendah zat gizi mikro. Perubahan sosial ekonomi
dan selera pangan menyebabkan perubahan pola makan masyarakat
yang cenderung menjauhkan diri dari konsep gizi seimbang sehingga
berdampak negatif terhadap kesehatan dan gizi. Pola makan yang tinggi
lemak jenuh dan gula serta rendah serat dan mikronutrien menyebabkan
masalah terkait obesitas, kelebihan gizi, dan peningkatan radikal bebas,
yang pada akhirnya menyebabkan perubahan pola penyakit dari infeksi
menjadi penyakit kronis tidak menular atau penyakit degeneratif.
2.5.4. Dampak dari Penyakit Degeneratif
Akibat penyakit degeneratif antara lain:
a. Diabetes
Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas
tidak memproduksi cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif.
b. Hipertensi
Jika sistem kompleks yang mengatur tekanan darah tidak
bekerja dengan baik, maka tekanan pada arteri akan
meningkat.Peningkatan tekanan yang terus menerus dan terus
menerus disebut dengan tekanan darah tinggi. Tekanan darah
dianggap tinggi bila tekanan sistolik secara konsisten 140 mmHg
atau lebih, atau keduanya.
c. Aterosklerosis

Aterosklerosis adalah suatu kondisi di mana dinding arteri


menjadi lebih tebalakibat penumpukan zat lemak seperti kolesterol.

d. Jantung

Penyakit jantung merupakan penyakit yang terjadi pada jantung


akibat tidak berfungsinya jantung dalam memompa darah. Penyakit
jantung adalah semua penyakit yang mempengaruhi sistem
kardiovaskular.

e. Kanker

Kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh


pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel kanker
tumbuh dengan cepat, tidak terkendali dan terus membelah,
kemudian menyerang jaringan sekitarnya dan menyebar melalui
jaringan ikat, darah, serta menyerang organ vital dan sumsum
tulang belakang.

f. Stroke
Stroke adalah kelainan fungsi otak yang bermanifestasi
sebagai kematian sel sarafurologis akibat gangguan aliran
darah pada salah satu bagian otak.
g. Osteoporosis
Osteoporosis merupakan penyakit tulang metabolik yang
paling sering terjadi di masyarakat berkembang, terutama pada
wanita lanjut usia setelah menopause. Menurut definisi WHO,
osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan
penipisan tulang dan gangguan struktur tulang, sehingga tulang
menjadi rapuh dan mudah patah.
h. Asam urat
Asam urat yang termasuk dalam golongan radang sendi
merupakan penyakit yang disebabkan oleh gangguan
metabolisme purin yang menyebabkan tingginya kadar asam
urat dalam darah yang kemudian mudah mengkristal akibat
metabolisme purin yang tidak sempurna.
i. Artritis reumatoid
Artritis reumatoid Ini adalah penyakit autoimun (penyakit yang
terjadi ketika tubuh menyerang sistem kekebalannya sendiri)
yang menyebabkan radang sendi jangka panjang. Penyakit ini
menyerang sendi dan biasanya menyerang banyak persendian,
ditandai dengan radang sinovial dan struktur sendi, serta atrofi
otot dan penipisan tulang.
2.5.5. Penanggulangan Penyakit Degeneratif
Pengobatan penyakit degeneratif Penanggulangan yang
dapat dilakukan anatara lain :
a. Biasakan diet seimbang
b. Pertahankan berat badan yang sehat
c. Mengatasi obesitas dan pengendalian berat badan
d. Ubah kebiasaan makan Anda (diet sehat dan kurangi garam)
e. Hindari stres
f. Memperbaiki gaya hidup tidak sehat
g. Periksa tekanan darah
h. Tingkatkan aktivitas fisik
i. Menjaga tekanan darah, gula darah, dan berat badan normal
j. berhenti merokok.
2.5.6. Pencegahan Penyakit Degeneratif
Untuk dapat hidup sehat, upaya utama yang perlu dilakukan adalah dengan
mengendalikan tekanan darah, kadar lemak darah kadar lemak darah,
menjaga berat badan ideal, makan dengan pola gizi seimbang, aktif
berolahraga, tidak merokok dan menjauhi alkohol. Apabila terdapat faktor risiko
atau sudah ada gejala awal penyakit, segeralah ke dokter untuk mendapatkan
perawatan atau penanganan sehingga kejadian penyakit dapat dicegah.
Diperlukan suatu paradigma baru dalam cara memandang hidup ini dan masa
depan, yaitu dengan melakukan berbagai perubahan gaya hidup dengan
menekan resiko sekecil mungkin untuk timbulnya penyakit degeneratif.
a. Mengubah Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup merupakan kunci utama keberhasilan
pencegahan penyakit degeneratif. Istilah perubahan gaya hidup atau
perubahan kebiasaan(behavior) mencakup tiga hal penting, yaitu diet,
aktivitas fisik dan perubahan kebiasaan. Sebelum melakukan
perubahan gaya hidup Buatlah beberapa catatan untuk menilai hal-hal
yang perlu segera diubah.
Kita memerlukan 6 jenis zat gizi meliputi karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, dan air. Karbohidrat, Lemak, dan protein
merupakan komponen utama pengguna energi selain fungsi utama
masing-masing. Itu memerlukan energi secukupnya. Hal ini dapat di
monitor melalui perubahan berat badan setiap saat (per hari atau per
minggu). Di sisi lain, komposisi zat gizi sumber energi idealnya bagi
penduduk Indonesia adalah terdiri dari 60- 70% karbohidrat, 20 - 25%
lemak, dan 10 - 15 % protein.
b. Mengatasi Obesitas
Untuk mengatasi obesitas secara tepat, diperlukan usaha-usaha yang
apat membantu diri sendiri sehingga memberikan hasil yang baik.
Beberapa upaya yang mendukung keberhasilan penurunan berat badan
dalam mengatasi obesitas adalah sebagai berikut.
c. Membuat komitmen.
Kita harus benar-benar termotivasi menurunkan berat badan karena itu
keinginan kita sendiri, bukan keinginan orang lain. Hanya kita yang
dapat menurunkan berat badan kita sendiri. Dokter, ahli gizi, atau alsi
kesehatan lain dapt memberi saran progaram yang sebaiknya dilakukan.
Jangan ragu-ragu untuk meminta dukungan dari pasangan, keluarga,
dan teman.
d. Berpikir positif.
Hal yang memberatkan dalam melakukan sesuatu adalah melepaskan
kebiasaan yang umunya terasa lebih baik dari pada yang dilakukan
sekarang. Untuk dapat berpikir positif, sebaiknya jangan memikirkan
kenikmatan yang terlepas selama menurunkan berat badan. Akan tetapi,
berkonsentrasilah pada kemajuan yang dicapai.
e. Tentukan skala prioritas.
Apapun yang merencanakan, jika dijadwalkan terlebih dahulu, dafa
dipastikan dapat berjalan lebih lancar. Jadwal program itu penting.
Baiklah, tidak mencoba menurunkan berat badan Jika masih ada
masalah besar lain. Yang besar hal itu hanya akan berakhir dengan
kegagalan. Energi mental dan fisik yang besar untuk mengubah
kebiasaan. Masih ada masalah keluarga atau keuangan atau sedang
tidak baik dari segi kehidupan yang lain, makan sulit untuk
melaksanakan niat baik.
f. Buat target realistis.
Jangan coba mencapai berat badan ideal menurut masyarakat, tetapi
tidak realistis. sebaiknya, buatlah target berat badan yang akan
memperbaiki tekanan darah, kadar gula darah, dan kadar kolesterol
darah.
g. Pada saat mengatasi obesitas, terjadinya berat badan kembali atau
weight regain merupakan satu hal yang sering terjadi. Banyak orang
yang sudah turun berat badan. Apabila berhenti atau tidak disiplin sedikit
saja, makanan lemak dan manis akan membuatnya makan lebih
banyak. Satu hal yang sulit dilakukan dalam mengendalikan berat badan
adalah ketika diharapkan pada peluang untuk tidak menaati program
yang sedang dijalankan, misalnya Ketika Harus Pergi makan di luar
rumah dengan keluarga atau keluarga,menghadiri resepsi, syukuran,
atau undangan pesta.
h. Kendalikan Stres
Kebanyakan orang yang hidup pada zaman ini mengalami tingkat
kecemasan yang diakibatkan oleh tekanan-tekanan yang semakin rumit,
kompetitif, dan tidak selalu mendukung. Memang stres terkadang
diperlukan pada tingkat tertentu untuk menjaga agar tubuh tetap siaga
dan waspada. Namun, bila tingkat stress terlalu besar, akan berdampak
kurang baik bagi tubuh dan mulai timbul gejala- gejala fisik dan psikis
(Iskandar,dalam Upik Rahmi 2022). Stres memiliki pengaruh yang cukup
besar terhadap sistem metabolisme tubuh karena akan menguras
vitamin dan mineral. Stres merangsang pengeluaran hormon adrenalin
secara berlebihan, sedangkan untuk memproduksi hormon tersebut
dibutuhkan vitamin B, mineral,zink, kalium, dan kalsium. Stres dapat
menguras zat-zat yang hormon tersebut. Pada saat seseorang
mengalami tekanan emosional, penggunaan vitamin C akan meningkat.
Seseorang bahkan bisa kehilangan vitamin C sehingga 2500 mg ketika
dalam kondisi marah (Sutanto dalam Upik Rahmi 2022).
Teori 4 sehat 5 sempurna, konsumsis susu, aktivitas fisik

3.3 Pra Lansia


2.4.1. Defenisi Lanjut Usia
Menurut Nugroho dalam yessi Dessi (2020), benua adalah proses
yang terus-menerus berlanjut secara alamiah, dimulai sejak lahir, dan
umum dialami pada semua makhluk hidup. Menua merupakan suatu
proses yang dimulai saat konsepsi dan merupakan bagian normal dari
masa pertumbuhan dan perkembangan serta merupakan penurunan
kemampuan dalam mengganti sel-sel yang rusak. Dapat disimpulkan bahwa
menua adalah suatu proses yang terus-menerus berlanjut secara ilmiah serta
merupakan bagian normal dari masa pertumbuhan dan perkembangan di
mana terjadinya penurunan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri.
2.4.2. Klasifikasi Lansia
Menurut WHO, lansia dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:
1. usia pertengahan(middle Age), yaitu kelompok usia 45- 59 tahun
2. lansia(edderly), yaitu kelompok usia 60-74 tahun
3. lansia tua (old), yaitu kelompok usia 75-90 tahun
4. saya sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90 tahun

2.4.3. Karakteristik Lansia


Karakteristik lansia menurut Kemenkes RI dikutip dalam yessi Dessi
(2020), Diantaranya :
1. Seseorang dikatakan lansia ketika telah mencapai usia 60 tahun kelas
atas.
2. Usia harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan usia
harapan hidup laki-laki, sehingga presentase lansia perempuan yang
berstatus cerai mati lebih banyak dan laki-laki lansia laki-laki
umumnyakawin lagi.
3. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi
2.4.4. Perubahan yang Terjadi pada Lansia
Semakin bertambahnya umur manusia, proses penuaan secara
degeneratif yang biasanya akan berdampak pada perubahan-perubahan
pada jiwa atau diri manusia. Pada lansia tidak hanya perubahan fisik,
kognitif, dan psikososial (national& pillars,2020) perubahan fisik Sistem
tubuh pada lansia mengalami beberapa perubahan seiring umur
lansia,diantaranya:
a. Sistem keseluruhan Berkurangnya tinggi dan berat badan, bertambahnya
fat to lean body tu, mass ratio dan berkurangnya cairan tubuh b sistem
indra sistem pendengaran; Prebiakusis (gangguan pada pendengaran)
karena hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam,
terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang
tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia di atas 60
tahun.
b. Sistem integumen Pada lansia mengalami kulit atropi, kendur, tidak elastis
kering dan berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis
dan berbercak. Kekeringan kulit disebabkan atrofi glandula sebasea dan
glandula sudoritera, timbul pigmen berwarna pada kulit dikenal dengan
Liver Spot. Kulit wajah, leher, lengan, ,tangan menjadi lebih kering dan
keriput karena menurunnya cairan, hilangnya jaringan Adiposa, kulit pucat,
dan terdapat bintik-bintik aliran darah ke kulit, menurutnya sel-sel jam
10.00 yang memproduksi pigmen, kuku jari tangan dan kaki menjadi tebal
serta Rapuh. Pada wanita usia lebih dari 60 tahun, rambut menepis, warna
rambut kelabu, serta kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.
Fungsi kulit sebagai proteksi menurun.
c. Sistem muskular Kecepatan dan kekuatan kontraksi otot skeletal
berkurang, pengecilan otot akibat menurunnya serabut otot, namun pada
otot polos tidak begitu terpengaruh,
d. Sistem kardiovaskuler Massa jantung bertambah, ventrikel kiri mengalami
hipertrofi dan kemampuan peregangan jantung berkurang karena
perubahan pada jaringan ikat dan penumpukan lipopusin dan klasifikasi sa
not dan jaringan konduksi berubah menjadi jaringan ikat. Konsumsi oksigen
pada tingkat maksimal berkurang, sehingga kapasitas kapasitas paru
menurun, latihan berguna untuk meningkatkan maksimum, mengurangi
tekanan darah, dan berat badan.
e. Sistem perkemihan Ginjal mengecil, nefron menjadi atrofi, aliran darah ke
ginjal menurun sampai 50%, filtrasi glomerulus menurun sampai 50%,
kapasitas kandung kemih menurun 200 mili karena otot-otot yang
melemah.
f. Sistem penglihatan perubahan sistem penglihatan pada lansia erat
kaitannya dengan presbiopi.Ketajaman penglihatan dan daya akomodasi
dari jarak jauh atau dekat berkurang.
g. Sistem pendengaran Fresh biar khusus (gangguan pada pendengaran)
oleh karena hilangnya kemampuan(daya) pendengaran pada telinga
dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, sulit
mengerti kata-kata, suara yang tidak jelas, 50% terjadi pada usia di atas
umur 65 tahun.
h. Perubahan kognitif Banyak lansia mengalami perubahan kognitif, tidak
hanya lansia biasanya anak-anak muda juga mengalami seperti:
Memori(daya ingat dan ingatan ). Pada lansia, seringkali memori jangka
pendek, pikiran, kemampuan berbicara dan kemampuan motorik
terpengaruh. Lansia akan kehilangan kemampuan dan pengetahuan yang
telah didapatkan sebelumnya. Lansia cenderung mengalami demensia.
2.4.5. Perubahan psikososial.
Sebagian orang yang akan mengalami hal ini dikarenakan berbagai
masalah hidup ataupun yang kali ini dikarenakan umur seperti:
a. Kesepian Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal
terutama jika lansia Mengalami penurunan kesehatan, seperti menderita
penyakit fisik berat, gangguan mobilitas atau gangguan sensorik terutama
pendengaran.
b. Gangguan cemas Dibagi dalam beberapa golongan: Phobia,, panik,
gangguan cemas umum,gangguan stress setelah trauma dan gangguan
obsesif kompulsif, gangguan obsesif kompulsif, gangguan tersebut
merupakan kelanjutan dari dewasa muda dan berhubungan dengan
sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek samping obat, atau gejala
penghentian mendadak dari suatu obat.
c. Gangguan tidur Perubahan waktu tidur pada lansia juga dikenal sebagai
penyebab morbilitas yang signifikan. Ada beberapa dampak serius
gangguan tidur pada lansia misalnya mengantuk berlebihan di siang hari,
gangguan atensi dan memori, mod depresi, sering terjatuh, penggunaan
hipnotik yang tidak Semestinya, dan penurunan kualitas hidup, angka
kematian, angka sakit jantung dan kanker lebih tinggi pada seseorang yang
lama tidurnya lebih dari 9 jam atau kurang dari 6 jam per hari bila
dibandingkan dengan seseorang yang lama tidurnya antara 7 sampai 8 jam
per hari
d. Pensiun perubahan fisika sosial yang dialami lansia erat kaitannya dengan
keterbatasan produktivitas kerja. Lansia yang memasuki masa-masa pensi
finansial (pendapatan berkurang). Kehilangan status atau jabatan pada
posisi tertentu ketika masih bekerja dulu, kegiatan atau aktivitas, rasakan
atau sadar akan kematian, tuhan dalam cara hidup, perubahan
kemampuan ekonomi akibat pergantian dari jabatan, penyakit kronis dan
ketidakmampuan fisik.

3.4 Pemenuhan Nutrisi


2.5.1. Keseimbangan gizi
Bertambahnya usia akan disertai dengan penurunan fungsi dan
metabolisme serta komposisi tubuh. Perubahan-perubahan itu terhadap zat
gizi dan jumlah asupan makanan berubah. Bila perubahan kebutuhan dan
asupan zat gizi makanan tersebut tidak diantisipasi dengan pemberian nutrisi
secara tepat, maka akan timbul masalah nutrisi yang dapat mempercepat
atau memperburuk kondisi fisik lansia. Ditambah dengan penurunan daya
tahan tubuh sehingga manusia mudah terkena penyakit dan bila terserang
penyakit akan lama proses penyembuhannya serta mengakibatkan korosi
hidup manusia menjadi rendah. Masalah gizi dan penyakit yang dipengaruhi
oleh makanan yang seringkali menimpa manusia adalah berkaitan dengan
masalah kekurangan dan kelebihan gizi.
a. Kekurangan gizi yang kerap adalah kekurangan energi,, protein,
anemia karena kurang asam folat(vitamin b kompleks) dan vitamin
B12(kobalamin), seng, serta kalsium.
b. Kelebihan gizi yang lazim menimpa lansia adalah berupa kelebihan
energi dalam bentuk kelebihan berat badan dan obesitas.
c. Beberapa penyakit yang dipengaruhi oleh makanan yang sering
diderita lansia adalah penyakit jantung pembuluh darah, diabetes
melitus tekanan darah tinggi yang osteoporosis.
d. Vitamin b kompleks terdapat pada hati, terong-terongan, bayam,,
asparagus, tuna, ikan laut, dan umbi-umbi.
e. Vitamin B12 terdapat pada hati, kepiting, ikan Sal,, ikan sarden, kuning
telur, keju,susu dan daging. Seng (zinc ) terdapat pada ikan darat,
daging, hati, dan tidur.

Asupan makanan yang mempengaruhi lansia adalah proses


degeneratif pada saluran pencernaan di mana saluran pencernaan
mengalami perubahan mulai dari rongga mulut sampai ke usus. proses
degeneratif pada otot ditandai dengan berkurangnya jumlah dan ukuran
serabut otot. Kurangnya aktivitas fisik merupakan Sebab utama
munculnya ukuran diameter serabut otot. Susunan makanan lansia harus
mengandung semua unsur gizi, yaitu karbohidrat, protein, mineral, lemak,
vitamin, air, dan serat dalam jumlah yang cukup sesuai kebutuhan serta
seimbang Dalam komposisinya. Jumlah kebutuhan energi per hari
disesuaikan dengan berat badan dan tingkat aktivitas fisik. Dalam
keadaan normal lansia pria membutuhkan energi sebesar 35 kKal/kgBB /
hari. Dan wanita lansia membutuhkan sekitar 32- 34 kkal/kg BB/hari.
Kebutuhan energi tersusun atas karbohidrat 60-70% lemak20-25 %,
protein 15-2o% dari total kebutuhan energi.

Komposisi cairan tubuh manusia akan menurun sesuai dengan


bertambahnya umur. Pada lansia komposisi air tubuhnya kurang dari 60
%. P enurunan komposisi air dalam tubuh lansia lebih disebabkan karena
menurunnya cairan didalam sel akibat mengecilnya sel dan berkurangnya
massa otot. Berkurangnya cairan mengakibatkan berkurangnya
kemampuan adaptasi lansia terhadap susu udara luar. Suhu tubuh lansia
akan cepat naik bila suhu udara panas dan suhu tubuh akan cepat turun
bila suhu udara dingin.

Susunan makanan lansia harus mengandung semua unsur gizi, yaitu


karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, air, dan serat dalam jumlah
yang cukup sesuai kebutuhan serta seimbang dalam komposisinya.
Dianjurkan pula untuk makan makanan yang mengandung serat yang larut
dalam air seperti apel, jeruk,pir, kacang merah, dan kedelai. Selain
sebagai sumber serat, buah dan sayuran juga merupakan sumber vitamin
dan mineral. Selain sebagai sumber kalsium, minum susu dapat juga
menambah konsumsi air yang kurang pada lansia. Kebutuhan air pada
lansia sekitar 2 sampai 3 liter/hari (10 sampai 15 gelas) Mana yang
disusun untuk makanan sehari hendaknya disajikan dalam keadaan masih
panas(hangat), segar, dan porsi kecil. Frekuensinya 7-8 kali, terdiri atas 3
kali makanan utama (pagi, siang, malam) serta tiga kali4-5 kali makanan
selingan. Contoh :
Pukul05.00 susu/jus
Pukul07.00 makanan utama
Pukul09.30 makan minum selingan
Pukul 12.00 makanan utama
Pukul 15.00 makanan minum selingan
Pukul 18.30 makanan utama
sebelum tidur makan minum selingan

2.5.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi

Secara umum, faktor-faktor yang pada lansia antara lain sebagai


berikut.

a. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan Akibat


kerusakan gigi atau ompong.
b. Berkurangnya rasa(kurang asin, kurang manis)
c. Berkurangnya koordinasi otot-otot
d. Keadaan fisik yang kurang baik
e. Faktor ekonomi dan sosial
f. Faktor penyerapan makanan/ daya absorpsi

3.5 Sikap
2.2.1. Pengertian Sikap

Ada banyak definisi tentang sikap, Berikut ini adalah beberapa definisi
tentang sikap.

a. Dalam Cambridge Dictionary disebutkan bahwa sikap adalah sebuah


perasaan atau opini tentang sesuatu atau seseorang. A feeling or
opinion about something or someone (Cambridge,2021).
b. Oxford Learner’s Dictionaries menyebutkan bahwa sikap adalah cara
Anda berpikir dan merasakan tentang seseorang atau sesuatu. Sikap
juga dikatakan sebagai cara Anda berperilaku terhadap seseorang
atau sesuatu yang menunjukkan bagaimana Anda berpikir dan
merasakan. The way that you think and feel about somebody/
something; the way that you behave towards somebody/ something
that shows how you think and feel (oxford,2021).
2.2.2. Fungsi Sikap

Menurut Sudirman Sommeng (dikutip dalam Nurwihdatul Umma 2020)


Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri Fungsi sikap dapat
dibagi menjadi 4 golongan, yaitu :

a. Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri


Sikap adalah sesuatu yang bersifat communicable, artinya
sesuatu yang mudah menjalar, sehingga mudah pula menjadi milik
bersama, oleh karena itu, suatu golongan yang mendasar atas
kepentingan bersama dan pengalaman bersama biasanya ditandai
oleh adanya sikap anggotanya yang sama terhadap suatu objek.,
sehingga, sikap bisa menjadi rantai penghubung antara orang dengan
kelompoknya atau anggota kelompoknya yang lain. Oleh karena itu,
anggota-anggota kelompok yang sama terhadap objek tertentu dapat
meramalkan tingkah laku terhadap anggota-anggota lainnya.
b. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku
Bahwa tingkah laku anak kecil dan binatang pada umumnya
merupakan aksi-aksi sekitarnya. Antara perangsang dan reaksi tidak
ada pertimbangan, tetapi pada anak dewasa dan yang sudah lanjut
usianya perangsang itu pada umumnya tidak diberi reaksi secara
spontan, akan tetapi terdapat adanya proses secara sadar untuk
menilai perangsang-perangsang itu. Jadi, antara perangsang dan
reaksi terdapat sesuatu yang disisipkannya yaitu sesuatu yang
berwujud pertimbangan-pertimbangan/ penilaian penilaian terhadap
rangsangan itu sebenarnya bukan hal yang berdiri sendiri, tetapi
merupakan sesuatu yang erat hubungannya dengan cita-cita, tujuan
hidup orang, peraturan- peraturan kesusilaan yang ada dalam
masyarakat, keinginan-keinginan pada orang itu dan sebagainya.
c. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman
Hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia di dalam menerima
pengalaman-pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak pasif, tetapi
diterima secara aktif. Artinya semua pengalaman yang berasal dari
dunia luar itu tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia
memilih mana-mana yang dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi,
semua pengalaman ini diberi penilaian, lalu dipilih. Tentu saja
pemilihan ini ditentukan atas tinjauan Apakah pengalaman-
pengalaman atau tidak. Tanpa pengalaman tidak ada keputusan dan
tidak dapat melakukan perbuatan.
d. Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian
Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang, disebabkan karena
sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya. Oleh
karena itu, dengan melihat sikap-sikap objek-objek tertentu, sedikit
banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi sikap
sebagai pernyataan pribadi. Apabila kita akan mengubah sikap
seseorang, kita harus mengetahui keadaan sesungguhnya dan sikap
orang tersebut dan dengan mengetahui keadaan sikap itu kita akan
mengetahui pula mungkin tidak hanya sikap tersebut diubah dan
bagaimana cara mengubahnya sikap-sikap tersebut.
2.2.3. Karakteristik Sikap

Sikap berdiri atas beberapa karakteristik, yaitu:

a. sikap selalu memiliki objek, ya itu selalu mempunyai sesuatu hal yang
dianggap penting, objek sikap dapat berupa konsep abstrak atau
berupa sesuatu yang nyata.
b. Konsistensi sikap, sikap merupakan gambaran perasaan seorang,
dan perasaan tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya, karena itu,
sikap memiliki konsistensi dengan perilaku.
c. Sikap positif, negatif dan netral berarti setiap orang memiliki
karakteristik Valance dari sikap antara individu satu dengan yang
lainnya
d. Intensitas sikap, seseorang terhadap sesuatu.
e. Resistensi sikap adalah seberapa besar sikap seorang bisa berubah
f. Persistensi sikap adalah karakteristik sikap yang menggambarkan
bahwa sikap akan berubah karena berlalunya waktu
g. Keyakinan sikap adalah kepercayaan seseorang mengenai
kebenaran sikap yang dimilikinya. Sikap seorang terhadap objek
seringkali muncul dalam konteks situasi. Menurut Ujang Sumarwan,
dikutip dalam Ivan Elisabeth Purba, (2023).

2.2.4. Tingkatan Sikap


Sikap terdiri dari beberapa tingkatan:
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap
orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian
orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang gizi.
b. Merespons (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan,
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan
atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas dari pekerjaan itu
benar atau salah. Adalah berarti bahwa orang menerima ide
tersebut. Misalnya seorang Ustadz yang memberikan respon
kepada istrinya Ketika sang istri ditawarkan untuk menggunakan
kontrasepsi kepada istrinya.
c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mendiskusikan suatu masalah adalah


suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang ibu Mengajak ibu
yang lain(tetangganya, saudaranya dan sebagainya) untuk pergi
menimbangkan anaknya ke Posyandu atau mendiskusikan tentang
gizi, adalah suatu bukti bahwa si Ibu tersebut telah mempunyai
sikap positif terhadap gizi anak.

d. Bertanggung jawab (responsible)


Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya
seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat
tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri (MRL, jaya,&
mahendra, 2019).
3.6 Pendidikan
3.6.1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didi secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan
yang diperlukan dieinya dan masyarakat.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terbitan
balai pustaka menjelaskan, bahwa kata Pendidikan berasal dari kata dasar
didik, yangartinya memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan,
pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran, sehingga arti dari
Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan, proses, cara, dan perbuatan mendidik. Abd
Rahman, dkk.(2022)
3.6.2. U
3.6.3.

3.7 Sumber Informasi


Menurut Kusrini & Andri Koniyo dalam Yasir & Amru (2020) informasi
adalah data yang sudah di olah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi
pengguna, yang bermanfaaf dalam pengambilan keputuasn saan ini atau
mendukung sumber informasi. Data belum memiliki nilaisedangkan informasi
sudah memiliki nilai. Informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih besar
dibanding biaya untukmendapatkannya.
Menurut Giandari dalam Yasir & Amru (2020) informasi adalah data
yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya.
Berdasarkan defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa informasi
adalah data yang telah diolah terlebih dahulu dan memberikan manfaat serta
sebagai sumber informasi dalam meberikan bahan keputusan kepada
penerima.
3.8 Kerangka Konsep
Skema 2.1 Kerangka Konsep ‘’ hubungan pengetahuan lansia tentang
hubungan asupan nutrisi terhadap pencegahan penyakit degeneratif di
Desa Matiti 2 Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan
Tahun 2024’’

Variabel Independen Variabel Dependen


1. Pengetahuan
2. Sikap Pencegahan Penyakit Degeneratif
3. Pendidikan
c. 
4. Sumber informasi

3.9 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

2.9.1 Ha : Ada hubungan antara Pengetahuan lansia tentang hubungan


asupannutrisi terhadap pencegahan penyakit degeneratif di Desa Matiti 2.
2.9.2 Ha : Ada hubungan antara sikap lansia tentang hubungan asupan nutrisi
terhadap pencegahan penyakit degeneratif di Desa Matiti 2.
2.9.3 Ha : Ada hubungan antara
2.9.4 Ha : Ada hubungan antara Pendidikan lansia tentang hubungan asupan
nutrisi terhadap pencegahan penyakit degeneratif di Desa Matiti 2
2.9.5 Ha : Ada Hubungan antara sumber informasi lansia tentang hubungan
asupan nutrisi terhadap pencegahan penyakit degeneratif di Desa Matiti 2

Anda mungkin juga menyukai