Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ENTERPREUNERSHIP

FRAMING THE BUSINESS

Disusun Oleh Kelompok 6 :

Natasya Elvira 2014201069


Dewi Hakim Sekarningrum 2014201052
Cindy Septiani 2014201054
Silvia Marviani 2014201080
Zona Fauzi 2014201092

DOSEN PEMBIMBING :
NS.Helmanis Suci,M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH

PADANG PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan hidayah-nya kami dapat

menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “FRAMING THE BUSINESS" yang kamitulis

berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Enterpreunership.Dalam penulisan

makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik itu dari segi penulisan maupun segi

materi.Oleh karena itu kami mohon saran dan kritikannya yang bersifat untuk membangun makalah

ini.Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi saya maupun lainnya.

Padang , Maret 2024

Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Framing adalah metode untuk melihat cara bercerita (story telling) media atas peristiwa. Cara bercerita itu
tergambar pada “cara melihat” terhadap realitas yang dijadikan berita. “Cara melihat” ini berpengaruh terhadap hasil
akhir dari konstruksi realitas. Analisis framing adalah analisis yang dipakai untuk melihat bagaimana cara media
mengkonstruksi realitas.Analisis framing juga dipakai untuk melihat bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai
oleh media (Eriyanto, 2007).
Analisis framing adalah salah satu metode analisis media, seperti halnya analisis isi dan analisis semiotik.
Secara sederhana, Framing adalah membingkai sebuah peristiwa, atau dengan kata lain framing digunakan untuk
mengetahui bagaimana perspektif atau cara
pandang yang digunakan wartawan atau media massa ketika menyeleksi isu dan menulis
berita.
Framing merupakan metode penyajian realitas di mana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total,
melainkan dibelokkan secara halus, dengan memberikan penonjolan pada aspek tertentu. Penonjolan aspek-aspek
tertentu dari isu berkaitan dengan penulisan fakta. Ketika aspek tertentu dari suatu peristiwa dipilih, bagaimana
aspek tersebut ditulis. Hal ini sangat berkaitan dengan pamakaian diksi atau kata, kalimat, gambar atau foto, dan
citra tertentu untuk ditampilkan kepada khalayak. Analisis framing digunakan untuk mengkaji pembingkaian realitas
(peristiwa, individu, kelompok, dan lainnya) yang dilakukan oleh media massa.
Pembingkaian tersebut merupakan proses konstruksi, yang berarti realitas dimaknai dan direkonstruksi dengan cara
dan makna tertentu. Akibatnya, hanya bagian tertentu saja yang lebih bermakna, lebih diperhatikan, dianggap
penting, dan lebih mengena dalam pikiran khalayak. Dalam praktik, analisis framing banyak digunakan untuk melihat
frame surat kabar, sehingga dapat dilihat bahwa masing-masing surat kabar sebenarnya meiliki kebijakan politis
tersendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Framing

Framing ini adalah suatu ide yang dihubungkan dengan elemen-elemen yang berbeda dalam teks berita (setiap
kutipan sumber, latar informasi, pemakaian kata/kalimat tertentu) dalam teks keseluruhan. Frame ini berhubungan
dengan makna. Bagaimana seseorang memaknai suatu peristiwa, dapat dilihat dari perangkat tanda yang
dimunculkan dalam teks. Dalam pendekatan ini perangkat framing dibagi menjadi empat skruktur besar. Pertama,
struktur sintaksis, kedua struktur skrip, ketiga struktur tematik, keempat struktur retoris.
Menurut Sobur (2004:162), framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana persepektif atau cara
pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Berdasarkan pengertian
tersebut, framing adalah bagaimana cara wartawan melaporkan sebuah peristiwa berdasarkan sudut pandang yang
ingin disampaikan kepada pembaca.
Menurut Eriyanto (2002:10), framing adalah metode untuk melihat cara bercerita ( story telling) media atas
peristiwa.Cara bercerita itu tergambar pada ‘cara melihat’ terhadap realitas yang dijadikan berita. Analisis framing
adalah analisis yang dipakai untuk melihat bagaimana media mengkonstruksikan realitas. Analisis framing juga
dipakai untuk melihat bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai oleh media.Sedangkan Aditjandro, seperti yang
dikutip Sudibyo mendefinisikan Framing sebagai metode penyajian realitas di mana kebenaran tentang suatu kejadian
tidak diingkari secara total, melainkan dibelokkan secara halus,dengan memberikan sorotan terhadap aspek-aspek
tertentu saja,dengan menggunakan istilah-istilah yang punya konotoasi tertentu, dan dengan bantuan foto, karikatur,
dan alat ilustrasi lainnya (Sobur, 2004:165).Beberapa definisi lainnya, yaitu:
1. Menurut Robert Etman
Proses seleksi di berbagai aspek realitas sehingga aspek tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol
dibandingkan aspek lainnya. Ia juga menyatakan informasi- informasi dalam konteks yang khas sehingga tertentu
mendapatkan alokasi lebih besar daripada sisi lainnya.
2. Menurut Todd Gitlin
Bagaimana realitas atau dunia dibentuk dan disederhanakan sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada
khalayak. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian
khalayak pembaca. Itu dilakukan dengan seleksi, pengulangan, penekanan dan presentasi aspek tertentu dari realitas.
3. Menurut David Snow dan Robert Benford
Pemberian makna untuk ditafsirkan peristiwa dari kondisi yang relevan Frame mengorganisasikan system
kepercayaan dan diwujudkan dalam kata kunci tertentu, seperti anak kalimat, citra tertentu, sumber informasi dan
kalimat tertentu.
4. Menurut Zhongdan dan Pan Konsicki
Sebagai konstruksi dan memproses berita. Perangkat kognisi yang digunakan
dalam mengkode informasi, menafsirkan peristiwa dihubungkan dengan rutinitas dan konvensi pembentukan berita.
2. Model Framing

Ada beberapa model yang digunakan dalam analisis framing, antara lain sebagai berikut:
1) Framing model Murray Edelman
Edelman mensejajarkan framing sebagai kategorisasi. Kategorisasi dalam
pandangan Edeleman, merupakan abstraksi dan fungsi dari pikiran. Kategori, membantu manusia memahami realitas
yang beragam dan tidak beraturan tersebut menjadi realitas yang mempuyao makna (Eriyanto, 2002:158).
Edelman menambahkan kategorisasi merupakan kekuatan yang besar dalam mempengaruhi pikiran dan kesadaran
publik. Dengan kata lain, fungsi kategorisasi adalah untuk mempengaruhi pikiran dan kesadaran publik untuk
memahami realitas. Salah satu kategorisasi penting dalam pemberitaan rubrikasi. Rubrikasi ini haruslah dipahami
tidak semata-mata sebagai persoalan teknis atau prosedur standar dari pembuatan berita. Rubrikasi digunakan untuk
membantu pembaca agar lebih mudah memahami suatu peristiwa yang sudah dikontruksikan.
2) Framing Model Robert N. Entman
Konsep framing, oleh Entman, digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek
tertentu dari realitas oleh media. Framing dapat dipandang sebagai penempatan informasi-informasi dalam konteks
yang khas sehingga isu tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada isu yang lain.Framing bagi Entman
digunakan untuk menonjolkan suatu aspek yang ingin menonjolkan suatu aspek yang ingin ditonjolkan dengan
menempatkan isu-isu tertentu yang untuk
diketahui pembaca.
3) Framing model William A. Gamson
Menurut Gamson fungsi framing adalah untuk menghubungkan wacana yang ada dimedia dengan pendapat
umum yang sedang berkembang mengenai suatu peristiwa yang terjadi.
4) Framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki
Secara sederhana, analisis framing mencoba untuk membangun sebuah komunikasi bahasa, visual, dan pelaku dan
menyampaikannya kepada pihak lain atau menginterpretasikan dan mengklasifikasikan informasi baru. Melalui
analisa bingkai, kita mengetahui bagaimanakah pesan diartikan sehingga dapat diinterpretasikan secara efisien dalam
hubungannya dengan ide penulis. Framing didefinisikan sebagai proses membuat suatu pesan lebih menonjol,
menempatkan informasi lebih daripada yang lain sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan tersebut, menurut Pan
dan Konsicki ada dua konsep dari framing yang saling
berkaitan, yaitu konsep psikologis dan konsep sosiologis yaitu :
a) Konsep psikologis,
Framing dilihat sebagai penempatan informasi dalam suatu konteks khusus dan menempatkan elemen tertentu
dari suatu isu dengan penempatan lebih menonjol dalam kognisi seseorang. Elemen-elemen yang diseleksi itu menjadi
lebih penting dalam mempengaruhi pertimbangan seseorang saat membuat keputusan tentang realitas.
b) Konsep sosiologis
Dipahami sebagai proses bagaimana seseorang mengklasifikasikan,mengorganisasikan,dan menafsirkan
pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas diluar dirinya
C.Proses Analisis Framing
Proses analisis dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
a. Frame building (bangunan bingkai/frame)
Studi-studi ini mencakup tentang dampak faktor-faktor seperti pengendalian diri terhadap organisasi, nila-
nilai profesional dari wartawan, atau harapan terhadap audien terhadap bentuk dan isi berita.Meskipun
demikian, studi tersebut belum mampu menjawab bagaimanakah media dibentuk atau tipe pandangan/analisis
yang dibentuk dari proses ini. Oleh karena itu, diperlukan sebuah proses yang mampu memberikan pengaruhnya
terhadap kreasi atau perubahan analisa dan penulisan yang diterapkan oleh wartawan.Framing bulding meliputi
kunci pertanyaan: faktor struktur dan organisasi seperti apa yang mempengaruhi sistem media, atau karakteristik
individu wartawan seperti apa yang mampu mempengaruhi penulisan sebuah berita terhadap peristiwa.
b. Frame setting (pengkondisian framing)
Proses kedua yang perlu diperhatikan dalam framing sebagai teori efek media adalah frame setting. Para ahli
berargumen bahwa frame setting didasarkan pada proses identivikasi yang sangat penting. Frame setting ini termasuk
salah satu aspek pengkondisian agenda (agenda setting). Agenda setting lebih menitikberatkan pada isu-isu yang
menonjol/penting,frame setting, agenda setting tingkat kedua, yang menitik beratkan pada atribut isu-
isu penting.
Individual-Level Effect of Farming (tingkat efek framing terhadap individu)
Tingkat pengaruh individual terhadap seseorang akan membentuk beberapa variabel perilaku, kebiasaan, dan
variabel kognitif lainnya telah dilakukan dengan manggunakan model kota hitam (black-box model). Dengan kata
lain, studi ini terfokus pada input dan output, dan dalam kebanyakan kasus, proses yang menghubungkan variabel-
variabel kunci diabaikan.Kebanyakan penelitian melakukan percobaan pada nilai keluaran framing tingkat individu.
Meskipun telah memberikan kontribusi yang penting dalam menjelaskan efek penulisan berita di media dalam
hubungannya dengan perilaku, kebiasaan, dan variabel kognitif .Journlist as Audience (wartawan sebagai pendengar)
Pengaruh dari tata mengulas berita pada isi yang sama dalam media lain adalah fungsi beragam faktor. Wartawan
akan lebih cenderung untuk melakukan pemilihan konteks. Di sini, diharapkan wartawan dapat berperan sebagai
orang yang mendengarkan analisa pembaca sehingga ada timbal balik ide. Akibatnya, analisa wartawan tidak serta
merta dianggap paling benar dan tidak terdapat kelemahan.Questioning Answers or Answering Questioning
(Menjawab Pertanyaan atau Mempertanyakan Jawaban)?Perkembangan efek media, konsep pengulasan sebuah
peristiwa masih jauh dari apa yang sedang diintegrasikan dalam sebuah model teoritis. Hasilnya, sejumlah pendekatan
framing dikembangkan tahun-tahun terakhir, namun hasil perbandingan empiris masih jauh dari apa yang diharapkan
D.Efek Framing
Salah satu efek framing yang paling mendasar adalah realitas sosial yang kompleks, penuh dimensi, dan tidak
beraturan disajikan dalam berita sebagai sesuatu yang sederhana, beraturan, dan memenuhi logika tertentu sehingga
menolong khalayak untuk memprosesi informasi kedalam kategori yang dikenal, kata-kata kunci dan citra tertentu
(Eriyanto, 2007).
1) Menonjolkan Aspek Tertentu-Mengaburkan Aspek Lain
Framing umumnya ditandai dengan menonjolkan aspek tertentu dari realitas. Dalam penulisan sering
disebut sebagai fokus. Berita secara sadar atau tidak diarahkan pada aspek tertentu. Akibatnya, ada aspek lainnya
yang tidak mendapatkan perhatian yang memadai.
2) Menampilkan Sisi Tertentu-Melupakan Sisi Lain
Menampilkan aspek tertentu dalam suatu berita menyebabkan aspek lain yang penting dalam memahami
realitas tidak mendapatkan liputan yang memadai dalam berita.
3) Menampilkan Aktor Tertentu-Menyembunyikan Aktor
Berita seringkali juga memfokuskan pemberitaan pada aktor tertentu. Ini tentu saja tidak salah. Tetapi efek
yang segera terlihat adalah memfokuskan pada satu pihak atau aktor tertentu menyebabkan aktor lain yang mungkin
relevan dan penting dalam pemberitaan menjado tersembunyi.
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN

Framing ini adalah framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana persepektif atau cara
pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Berdasarkan pengertian
tersebut, framing adalah bagaimana cara wartawan melaporkan sebuah peristiwa berdasarkan sudut pandang yang
ingin disampaikan kepada pembaca dan suatu ide yang dihubungkan dengan elemen-elemen yang berbeda dalam teks
berita (setiap kutipan sumber, latar informasi, pemakaian kata/kalimat tertentu) dalam teks keseluruhan. Frame ini
berhubungan dengan makna. Bagaimana seseorang memaknai suatu peristiwa, dapat dilihat dari perangkat tanda yang
dimunculkan dalam teks.
Dalam pendekatan ini perangkat framing dibagi menjadi empat skruktur besar. Pertama, struktur sintaksis,
kedua struktur skrip, ketiga struktur tematik, keempat struktur retoris. Analisis framing adalah salah satu metode
analisis media, seperti halnya analisis isi dan analisis semiotik. Secara sederhana, Framing adalah membingkai
sebuah peristiwa, atau dengan kata lain framing digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang
yang digunakan wartawan atau media massa ketika menyeleksi isu dan menulis berita.Analisis framing didapatkan
dari data manifest dan latent dengan analisis akhir dan simpulan latent. Objek yang dianalisis khusus tentang berita.
Unit analisisnya berupa skema, produksi, dan reproduksi berita.
Daftar Pustaka

https://www.e_jurnal.web.id/2017/9/23
https://www.zamrikpi.com/2017/9/23
https://www.fikom.weblog.esaunggul.ac.id/2017/9/23
https://www.pakarkomunikasi.com/2017/9/23
Eriyanto. 2002. Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. (Jakarta: LkiS)

Anda mungkin juga menyukai