Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS FRAMING PESAN MORAL DALAM FILIM “ ADA SURGA

DIRUMAH MU”
Tasya Salsabila,Prodi Komunikasi Penyiaran Islam,Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara.

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Kemuliaan seseorang terletak pada akhlaknya.Seseorang dapat di nilai baik atau buruk sesuai
dengan tingkah laku yang secara terus menerus di lakukan sesuai norma-norma yang berlaku di
masyarakat.Ajaran akhlak bersumber dari Alquran dan Hadist,yang mana dari kedua sumber
tersebut dapat diketahui man perbuatan baik dan buruk.Seseorang yang berakhlak mulia,dia akan
melakukan kewajiban yang menjadi hak diri nya terhadap Tuhan nya,terhadap makhluk lain,dan
terhadap sesama manusia (Abdullah,200:4).
Dewasa ini aering kita jumpai di berbagai berita akhlak seorang anak maupun pelajar yang
tergolong masih remaja sungguh memprihatinkan.Bagaimana tidak,sebagian remaja sekarang
sudah banyak yang terlibat dalam tindak kriminal,mulai dari mabuk mabukan,penyalahgunaan
narkotika, pergaulan bebas (yang mengarahkan kepada seks bebas) menjadi gengste
motor,tawuran bahkah yang lebih keji adalah sampai kepada membunuh kedua orang tua nya,dan
memukuli guru nya.
Tidak hanya remaja,bahkan anak di bawah umur kurang memiliki akhlak yang mana mereka
seperti remaja dan dewasa yang kenakalan nya tidak semestinya di umur mereka yang masih di
bawah umur.Mereka melakukan hal yang demikian karena mengikuti pada umum nya di sekitar
mereka.Mereka sudah berani terhadap guru ketika sedang masa belajar bahkan sudah berani
terhadap orang tua nya,berkata kasar.Sudah peraturan di sekolah bahwa tidak di perbolehkan
membawa Hp,ketika ketahuan oleh guru akan di sita,namun siswa sekarang ketika Handphone
disita,mereka justru memukuli guru mereka.
Pada masa sekarang ini komunikasi sangat di butuhkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai
manusia.Komunikasi sangat mempunyai peran penting bagi manusia untuk dapat berinteraksi
dengan seseorang dan agar mendapatkan informasi yang kita inginkan.Melalui komunikasi dapat
seseorang menyampaikan berbagai hal yang ada dalam pikiran sehingga pesan yang dimaksudkan
dapat tersampaikan.Melihat dari beberapa penomena tersebut peran dan pengawasan dari orang
tua sangat lah penting bagi pendidikan akhlak sesorang anak.Orang tua nya harus memberikan
pendidikan tentang prilaku dan akhlak terhadap siapapun sejak dini sehingga akan dibawa hingga
dewasa.Akan tetapi lingkungan juga dapat mempengaruhi dan ini menjadi pelajaran khusus bagi
para orang tua untuk mendidik anak mereka dengan baik.Sebagai seorang anak yang akan
mengerti sebuah akan prilaku dan akhlak terhadap siapapun seharus nya menerapkan apa yang
mereka tahu dan paham mana yang baik dan mana yang buruk.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang akan di teliti diatas,penulis dapat merumuskan masalah :
1.Apa pesan moral dalam film “Ada Surga Dirumahmu”?
TEORI YANG DIGUNAKAN
a.Teori Analisis Framing

a. Teori Analisis Framing


Analisis framing merupakan versi terbaru dari pendekatan analisis wacana, khususnya dalam
menganlisis teks media. Gagasan mengenai framing diawali oleh Beterson pada tahun 1995,
awalnya frame dimaknai sebagai stuktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang
mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana, serta yang menyediakan kategori-
kategori standar untuk mengapresiasikan realitas. Framing adalah pendekatan untuk melihat
bagaimana realitas dibentuk dan dikonstruksi oleh media. Proses pembentukan dan konstruksi
realitas itu, hasil akhirnya adalah adanya bagian tertentu dari relitas yang lebih menonjol dan lebih
mudah dikenal.Penonjolan yang dimaksud adalah mempertinggi probabilitas penerima akan
informasi, sehingga dapat melihat pesan tersebut dengan lebih tajam dan dapat tersimpan dalam
ingatan penerima pesan. Media massa – khususnya film menghadirkan sebuah cerita dengan
mengemas atau membingkai (framing) cerita tersebut dari realitas suatu peristiwa. Karena media
apapun tidak terlepas dari biasbias yang berkaitan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya dan agama.

b. Analisis Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Koscki


Pada awalnya dilontarkan oleh Beterson tahun 1955. Dahulu, frame dimaknai sebagai
struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan,
dan wacana serta yang menyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas.
Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Goffman pada 1974, yang mengandaikan
frame sebagai kepingan-kepingan perilaku yang membimbing individu dalam membaca
realitas.12 Dalam perkembangan terakhir, konsep ini digunakan untuk menggambarkan proses
penyeleksian dan penyorotan aspek-aspek khusus sebuah realitas oleh media
Zhongdang Pan dan Gerald M. Koscki mendefinisikan framing sebagai strategi konstruksi
dan memproses berita. Perangkat kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi,
menafsirkan peristiwa, dan dihubungkan dengan rutinitas dan konvensi pembentukan berita.
Perangkat framing atau struktur analisis tersebut adalah sintaksis, skrip, tematik dan retoris.

1. Struktur Sintaksis
Struktur sintaksis berhubungan dengan bagaimana penulis menyusun gagasan dalam sebuah
cerita. Bagian-bagian yang diamati adalah judul, latar dan lainnya. Bagian ini disusun dalam
bentuk tetap dan teratur sehingga membentuk skema yang menjadi pedoman bagaimana cerita
hendak disusun.
Dalam sebuah plot (peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang berdasarkan
sebab akibat), hal yang sangat esensial untuk diperhatikan adalah peristiwa, konflik dan klimaks.
Eksistensi plot itu sendiri sangat ditentukan oleh ketiga unsur tersebut. Demikian pula dengan
masalah kualitas dan kadar kemenarikan sebuah cerita fiksi peristiwa dapat dibedakan dalam tiga
jenis, yaitu: peristiwa fungsional, kaitan dan acuan. Peristiwa fungsional adalah peristiwa-
peristiwa yang menentukan dan atau mempengaruhi perkembangan plot. Urutan-urutann peristiwa
fungsional merupakan inti cerita sebuah karya fiksi yang bersangkutan. Peristiwa kaitan adalah
peristiwa-peristiwa yang berfungsi mengaitkan peristiwa-peristiwa penting dalam pengurutan
penyajian cerita. Peristiwa acuan adalah peristiwa yang tidak secara langsung berpengaruh dan
atau berhubungan dengan perkembangan plot, melainkan mengacu pada unsur-unsur lain,
misalnya berhubungan dengan masalah perwatakan atau suasana yang melingkupi batin seorang
tokoh. Dalam hal ini konflik internal atau konflik batin adalah konflik yang terjadi dalam hati,
jiwa seseorang tokoh atau tokoh-tokoh cerita.

2. Struktur Skrip
Struktur skrip melihat bagaimana strategi penulis cerita mengisahkan atau menceritakan
peristiwa sesuai dengan plotnya, dan berdasarkan nilai konstruksi dramatik sebuah cerita dalam
skenario. Dalam berita, wartawan menggunakan beberapa perangkat dalam struktur skrip ini yaitu
What (apa), When (kapan), Who (siapa), Where (di mana), Why (mengapa) dan How
(bagaimana). Begitu juga dengan penulis cerita tetap menggunakan unsur-unsur tersebut dalam
mengisahkan cerita, namun sudah dikemas dalam unsur-unsur skenario film. Cerita adalah
perjuangan protagonis dalam mengatasi problema tama dan untuk bisa mencapai goal. Lintasan
perjuangan terssebut berupa rangkaian adegan, yakni adegan yang merupakan pokok- pokok
cerita, adegan-adegan yang indah dan memiliki nilai dramatik, yakni yang mengandung konflik,
suspense, ketakutan dan sebagainya.

3. Struktur Tematik
Struktur tematik berhubungan dengan cara penulis cerita mengungkapkan pandangannya
atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat, atau hubungan antarkalimat yang membentuk teks
secara keseluruhan. Perangakat framing yang digunakan adalah detail, koherensi, bentuk kalimat
dan kata ganti. Melalui perangkat-perangkat ini membantu melihat bagaimana pemahaman itu
diwujudkan dalam bentuk yang lebih kecil. Detail merupakan strategi komunikator
mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit. Komunikator detail dalam mengemas
pesan, mana yang dikembangkan dan mana yang diceritakan dengan detail yang besar, akan
menggambarkan bagaimana wacana yang dikembangkan oleh media.
Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, proposisi, atau kalimat. Sehingga cerita yang
tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seseorang menghubungkannya.
Koherensi memiliki beberapa macam kategori: pertama, koherensi sebab-akibat, yaitu proposisi
atau kalimat satu dipandang akibat atau sebab dari proposisi lain. Kedua, koherensi penjelas,
yakni proposisi atau satu kalimat sebagai penjelas proposisi atau kalimat lain. Ketiga, koherensi
pembeda, yakni proposisi atau kalimat satu dipandang menjadi kebalikan atau lawan dari
proposisi atau kalimat lain.
Adapun kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal, dan
gagasan yang bersegi dinyatakan dalam kalimat majemuk. Kata ganti merupakan alat yang dipakai
oleh komunikator untuk menunjukkan di mana posisi seseorang dalam wacana.
4 .Struktur Retoris
Retoris berhubungan dengan bagaimana penulis cerita menekankan arti tertentu ke dalam
cerita. Struktur ini akan melihat bagaimana penulis cerita memakai pilihan kata, idiom, bentuk
citra yang ditampilkan sebagai penekanan arti tertentu kepada pembaca atau penonton. Leksikon
adalah pemilihan dan pemakaian kata-kata tertentu untuk menandai atau menggambarkan
peristiwa.
Pilihan kata-kata yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi tertentu. Sedangkan metafora,
dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu dari suatu cerita. Pemakaian metafora ini bisa menjadi
petunjuk utama untuk mengerti makna suatu teks. Penulis cerita menggunakan kepercayaan
masyarakat, ungkapan sehari-hari, peribahasa, pepatah, petuah leluhur, kata-kata kuno, bahkan
mungkin ungkapan yang diambil dari ayat-ayat suci untuk memperkuat pesan utama. Penggunaan
metafora ini sebagai landasan berpikir atas pendapat atau gagasan tertentu kepada publik.

Anda mungkin juga menyukai