Anda di halaman 1dari 43

CRICTICAL BOOK REVIEW

Disusun Oleh :
Nama : Adelia Charoline Amayta Br Surbakti
Kelas : C reguler 2020 Pendidikan Sejarah
Nim : 3203321042

FAKULTAS ILMU SOSIAL


PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dankaruniaNya
saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review pada mata kuliah Sejarah indonesia masa
kemerdekaan sampai dengan reformasi.Saya juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya di dalammenyelesaikan tugas Critical Book Review ini.

Tugas Critical Book Report ini pasti jauh darikesempurnaan, baik dalam format maupun isinya.
Karena itu, dengan segala kerendahan hati dantangan terbuka, saya mengharapkan
saran,kritik,masukan,tanggapan,dari pembaca dan pemerhati yang bersifat membangun demi perbai
kan tugas ini untuk seterusnya.Semoga Critical Book Review ini memberikan manfaat bagi
pembaca, akhir kata saya ucapkan terimakasih.

Medan, November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Contents
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.Rasionalisasi CBR...............................................................................................................4
2.Tujuan penulisan CBR........................................................................................................4
3.Manfaat CBR.......................................................................................................................4
D.Identitas Buku.....................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................6
RINGKASAN BUKU................................................................................................................6
A.Buku Pertama.....................................................................................................................6
B.Buku Kedua......................................................................................................................22
BAB III.....................................................................................................................................36
PEMBAHASAN......................................................................................................................36
A.Kelebihan buku.................................................................................................................36
B.Kekurangan buku..............................................................................................................36
BAB IV....................................................................................................................................37
PENUTUP................................................................................................................................37
A.Kesimpulan.......................................................................................................................37
B.Saran.................................................................................................................................37
BAB I
PENDAHULUAN
1.Rasionalisasi CBR
Terkadang kita bingung untuk memilih buku refrensi untuk dibaca maupun untuk di pahami.
Oleh karena itu,penulis membuat crictical book review ini mempermudah pembaca dalam
memilih buku refrensi terkhususnya buku tentang pengantar Sejarah indonesia masa
kemerdekaan sampai dengan reformasi.
2.Tujuan penulisan CBR
1.Menambah Wawasan Pembaca Pentingnya Memahami Sejarah indonesia masa
kemerdekaan sampai dengan reformasi
2.Meningkatkan Motivasi Pembaca Dalam Mengenal Sejarah indonesia masa kemerdekaan
sampai dengan reformasi
3.Menguatkan Pemahaman Pembaca Tentang Pentingnya Mempelajari Sejarah indonesia
masa kemerdekaan sampai dengan reformasi
3.Manfaat CBR
1.Memenuhi Tugas Dari Mata Kuliah Sejarah indonesia masa kemerdekaan sampai dengan
reformasi
2.Melatih Penulis Dalam Membuat CBR Dan Mengkritik Buku
3.Untuk Menambah Pengetahuan Pembaca Mengenai Sejarah indonesia masa kemerdekaan
sampai dengan reformasi
D.Identitas Buku
Buku Pertama
1. Judul : Titik silang jalan kekuasaan tahun 1966
2. Penulis : Rum Aly
3. Penerbit : Kata Hasta Pustaka
4. Kota Terbit : Jakarta
5. Tahun Terbit: 2006
6. ISBN : 979-1056-01-3
Buku Kedua
1. Judul : Modul Sejarah
2. Penulis : Ricu Sidiq
3. Penerbit : -
4. Kota Terbit : -
5. Tahun Terbit: -
6. ISBN : -
BAB II
RINGKASAN BUKU
A.Buku Pertama
Bab 1
Soekarno dan tentara : meninggalkan titik Naditr
Soekarno dalam seragam jas putih pada tanggal 5 juli 1949 merupakan dekrit itu iya
sesungguhnya sedang bergerak naik meninggalkan wilayah titik nadir dalam kekuasaannya
dan menetapkan satu. Baru yang sama beberapa tahun ke depan akan menjadi awal
menjulangnya satu garis tegak lurus menuju puncak kekuasaan dirinya sebelum terhampas
kembali ke Titik terendah kekuasaannya sekitar 6 tahun kemudian Jadi Bapak baru dalam
perjalanan kehidupannya dalam pergerakan politik dan Kanca kekuasaan negara yang
dimulainya sejak 44 tahun sebelumnya di usia 15 tahun sebelum dekrit ia berada hanya di
balik bayang-bayangan kekuasaan parlementer Terutama sejak terbentuknya dewan
perwakilan rakyat hasil pemilihan umum yang amat liberal di tahun 1955 Ia adalah
proklamator dan presiden pertama negeri keadaan yang secara subjektif tidak
menggembirakan baginya setelah pemilihan umum partai-partai politik tak pernah mampu
menunjukkan perilaku politik yang konstruktif dalam menjalankan dan daya gunakan
demokrasi untuk kepentingan rakyat banyak dari Monumen 5 Juli dukungan militer yang
berhasil diperolehnya melalui pemugaran kembali hubungan baiknya dengan Nasution
Soekarno bergerak cepat ia membenahi beberapa institusi kenegaraan membubarkan kabinet
karya yang dipimpin Insinyur Juanda 10 Juli 1959 setelah Dekrit dibentuk kabinet dibentuk
Kabinet kerja yang dipimpinnya sendiri. Dewan perwakilan rakyat hasil pemilihan umum
1955 dibubarkan melalui dekrit, 22 Juli menyatakan kesediaan sukarela berdasarkan UUD
1945 oleh Soekarno keesokan harinya Presiden Soekarno melantik Dewan Pertimbangan
agung mengangkat Muhammad Yamin sebagai ketua dewan perancangan nasional, Sri Sultan
Hamengkubuwono 9 pada itu diangkat sebagai ketua dan penggagas kegiatan operator negara
sehingga institusi institusi tersebut pada hari peringatan proklamasi ke-14 17 Agustus 1945
menyatakan konsep politiknya yang terpenting Melalui pidato kenegaraannya berjudul
penemuan kembali revolusi kita sebagai manifesto politik Republik Indonesia pada akhir
tahun pelajaran Soekarno mengeluarkan peraturan presiden pada akhir tahun pelajaran
Soekarno mengeluarkan Peraturan Presiden nomor nomor 13 tanggal 31 Desember 1959
tentang pembentukan front nasional. Para pemimpin militer memilih jalan terakhir mereka
mundur tapi sadar atau tidak sekaligus mencipta satu titik balik sejumlah perwira militer di
beberapa daerah melakukan pengambilan komando teritorium dari tangan panglima-panglima
yang pada peristiwa 17 Oktober 1952 mendukung pernyataan pimpinan Angkatan Perang dan
Angkatan Darat setelah selama berhari-hari Kolonel Nasution diperiksa Kejaksaan Agung
terjadinya pergolakan di beberapa teritorium ksad Kolonel A H Nasution menyatakan diri
bertanggung jawab sepenuhnya dan mengajukan pengunduran diri dengan serta partai
Presiden Soekarno menerima pengunduran diri tersebut maksudnya meletakkan jabatan
sebagai KSAD.
Dipa Nusantara Aidit : mengibarkan bendera merah
Selain tentara angkatan darat dan sejumlah kekuatan politik lainnya menjadi penopang
sebagai partner taktis Soekarno Terutama sejak diletakkannya. Dasar baru bagi kekuasaannya
melalui dekrit 5 Juli 1959 ada tiga kelompok kekuatan yang signifikan yakni kelompok
politik Islam yang terutama diwakili oleh partai NU, kemudian PNI dan PKI yang mewakili
kelompok politik ideologi nasional dan ideologi komunis ketiganya termasuk 4 besar
pemilihan umum 1955 bersama Masyumi yang telah tersingkir setelah dinyatakannya sebagai
partai terlarang oleh Soekarno karena dianggap terlibat dan mendukung pemberontakan PRRI
Permesta titik-titik pemberontakan PRRI pemuda yang digerakkan untuk militer luar Jawa
dilatarbelakangi pemikirannya masukkan faktor anti komunis sebagai dan salah satu alasan
pemberontakan Selain faktor kesenjangan kepentingan pusat. Pemberontakan komunis yang
memperkenalkan kepada politik yaitu alimin dan musuh oleh seorang tokoh yang telah aku
selamatkan jiwa yang dicantumkan Jepang ialah Amir Syarifuddin secara langsung
mengaitkan komunis dengan secara tak langsung mengaitkan komunis dengan atheisme
meskipun Soekarno menyebutkan peristiwa Madiun September 1948 sebagai pemberontakan
komunis yang pertama sebenarnya dengan Tahun 1948 Kamu komunis telah dua kali
melakukan pemberontakan pemberontakan pertama pada tahun 1926 sampai 1927 PKI baru
berusia 6 menuju tahun sejak didirikannya pada 23 Mei selama 2020 untuk sebagian masih
dikategorikan dalam konteks perlawanan terhadap kaum kolonial pemberontakan tahun 1926
sampai 1927 oleh kalangan perjuangan lainnya yang kamu justru merugikan perlawanan
terhadap kolonial secara keseluruhan karena suatu perlawanan seperti itu belum waktunya
dilakukan dan Hanya mengundang penindasan yang lebih besar dari pengawasan kunjungan
Belanda setelah kegagalan pemberontakan tahun 1926 sampai 1927 tokoh-tokoh PKI yang
tidak tertangkap atau berhasil melarikan diri ke luar negeri terpaksa bergerak di bawah tanah
namun tak ada hasil yang dihasilkan untuk kepentingan partai sejak pertengahan 1928 hingga
1930-an dan awal 1940-an praktis PKI menjadi partai bawah tanah dan baru kembali ke
permukaan setelah proklamasi di tahun 1935 komitmen atau gerakan komunis internasional
mengutus musuh kembali ke Indonesia untuk menghidupkan lagi partai dengan bantuan
beberapa tokoh komunis yang tersisa, musuh dan perjuangan tanaman gagal dan tahun
berikutnya ia terpaksa lari kembali ke luar negeri sejak waktu itu masa penduduk Jepang tak
ada sesuatu kegiatan berarti dari PPKI yang terlarang itu kemudian PKI disalurkan melalui
gerindrom gerakan rakyat Indonesia yang dimotori oleh Amir Syarifudin dari pengalaman
setelah kegagalan pemberontakan tahun 1912 sampai 1977 telah menjalankan gerakan
dengan damai dan bersikap hati-hati serta berbaik-baik terhadap polutan kolonial Belanda
dengan penyelamatan Amerika serifuddin oleh Soekarno yang menjadi mata rantai sejarah
menyambung antara PKI masa kolonial dengan PKI setelah proklamasi PKI sendiri lahir dari
dua cikal bakal dalam kesana secara politik Indonesia dari dua kutub ideologi yang dianggap
bertolak belakangnya Ini ideologi komunis dan ideologi Islam masisme menjadi Alan
landasan utama.
Letnan Jenderal Ahmad Yani : Dilema politikkan uniform
Secara nasional periode 1960-an hingga 1965 Letnan Jenderal Ahmad Yani dan negara
pimpinan angkatan darat yang ada di sekitarnya sesungguhnya tak bisa lagi membantahkan
dengan jelas bab 5 Panglima Daerah Militer mana saja yang benar-benar ada dalam kendali
komandonya kalau bukan sudah dipengaruhi oleh condong secara politis kepada PKI yakni
pada dasarnya adalah soekarnois sebenarnya Tidaklah terlalu ke yakni pada dasarnya adalah
soekarnois sebenarnya tidak terlalu mereka keberatan dengan orientasi sejumlah perwira pada
Soekarno yakni tidak begitu menyenangi gaya akrobatik sejumlah koleganya yang tembak
langsung ke Soekarno untuk masalah-masalah Yang mereka keberatan dengan orientasi
sejumlah perwira pada Soekarno yakni tidak begitu menyenangi gaya akrobatik sejumlah
koleganya yang tembak langsung ke Soekarno untuk masalah-masalah yang tembak ke
Soekarno untuk masalah-masalah yang semestinya ditangani melalui Yani berdasarkan
kewenangannya selaku Panglima Angkatan Darat. Pengangkatan Sarwo Edi Wibowo oleh
gletnan Jenderal Ahmad Yani menjadi pemimpin RPKAD ternyata menjadi semacam suatu
Rahmat terselubung sebagaimana yang terjadi saat Oktober di tahun 1965 Kolonel Sarwo Edi
ternyata menjadi pemain bintang dalam menghadapi peristiwa Gerakan 30 September 1965
suatu ketidakmuran bagi PKI dan Aidit seakan Ia memiliki sesuatu misi yang keras tatkala
memilih Sarwo tapi malah nyanyiannya sendiri adalah salah satu jendral yang menjadi
korban pembunuhan dan penculikan 30S PKI pada zaman Malam 30 September menuju 1
Oktober 1965 pengangkatan kolonial sebagai pelaksana harian komandan RPKAD oleh
Letnan Jenderal Ahmad Yani belakangan mendapat pengakuan baru dari Jenderal Soeharto
tatkala menduduki posisi selaku menteri Panglima ad sesudah berlangsungnya peristiwa
berdarah itu kolonial adalah bagian anak panah yang muncul dari balik tabir blessing in
disguise dalam satu momentum sejarah bagi Jenderal Soeharto.
Bab 2
Dibawah selimut bendera Revolusi
Tahun 1965, setidaknya hingga sembilan bulan pertama, dalam fakta empris menjadi masa
puncak kekuasaan otoriterisme sipil Soekarno. Sebelum secara ironis, dalam suatu anti
klimaks tercipta tanda patahan kekuasaan pada 3 bulan terakhir tahun itu. Kekuasaan otoriter
Soekarno ini bermula dan tercipta setelah Dekrit tahun 1959 yang tak terlepas pula dari
dukungan kuat militer Indonesia, terutama melalui peranan Jenderal Abdul Harris Nasution,
sehingga pusat kekuasaan politik dan negara kala itu sebenarnya ada pada 'segitiga samasisi'
Soekarno-PKI-Angkatan Darat. (Lihat, Bagian Kesatu). Namun dalam perjalanan proses dari
waktu ke waktu hingga setidaknya pada dua tahun terakhir, 1964 sampai September 1965,
posisi Angkatan Darat dalam segitiga kekuasaan itu menunjukkan kecenderungan melemah.
Satu dan lain sebab, adalah makin kuatnya penetrasi pengaruh PKI dan 'campur tangan'
Soekarno dalam tubuh Angkatan Darat, sekaligus karena makin kuatnya sinergi politik antara
Soekarno dengan PKI sebagai 'daya rusak' dari arah luar. Selain dari Soekarno dan PKI, sejak
lama suatu pengaruh dari luar melalui persentuhan lunak' sebenarnya telah pula memasuki
tubuh militer Indonesia, berupa pertemuan jalan pikiran antara tokoh-tokoh PSI dengan
sejumlah perwira tentara. Kelompok inilah yang kemudian kerap. dicirikan sebagai kelompok
perwira intelektual dan tak jarang ada yang menyebutnya sebagai tentara PSI.
Selain faktor eksternal, terdapat pula kondisi objektif internal di kalangan perwira Angkatan
Darat sendiri, berupa perbedaan nuansa dalam sikap dan pandangan antara kelompok Ahmad
Yani dengan kelompok Abdul Harris Nasution. Meskipun memiliki kesamaan, yakni sama-
sama anti komunis, kedua tokoh utama kelompok itu, memiliki hubungan pribadi yang
kompleks satu dengan yang lainnya dan berhasil ditempatkan oleh Soekarno ke dalam
hubungan dengan konteks persaingan. Kedua kelompok utama itu juga memiliki perbedaan
historis dan sumber, serta satu perbedaan lain yang berkaitan dengan sikap terhadap
Soekarno. Bagi Nasution, Soekarno adalah bukan sepenuhnya kawan strategis, meskipun
untuk kepentingan taktis ia bisa saja beriring bersama Soekarno dalam jangka waktu tertentu.
Yani sementara itu, sejak mula dikategorikan sebagai Soekarnois, dengan demikian dalam
batas tertentu mestinya dapat dikatakan masuk pada kategori jajaran strategis Soekarno.
Namun, bila menyangkut hubungan dengan PKI, Yani tidak memiliki pikiran taktis yang
sejajar dengan Soekarno. Nasution mengakui terjadinya kerenggangan-dan menggunakan
istilah kortsluiting untuk itu - antara dirinya dengan Yani terutama pada tahun 1963-1964.
Hal yang sama terjadi dalam hubungannya denganSoekarno, yang telah menciptakan situasi
keterkucilan baginya dan Staf Angkatan Bersenjata secara keseluruhan. Beberapa usaha
sejumlah perwira Angkatan Darat untuk merekatkan kembali hubungan Yani dengan
Nasution, tak pernah berhasil. Hubungan Nasution dan Yani berlangsung demikian, sebelum
kemudian terjadi suatu perobahan 'situasi' di awal tahun1965 yang membawa mereka berdua
kepada keharusan berjalan sejajar,seiring sejalan.Dalam pergulatan kekuasaan, sepanjang
lima atau enam tahun itu, PKI dan organisasi-organisasi pendukungnya setapak demi setapak
berhasil menempati posisi kokoh di sisi Soekarno dan mewarnai dengan kuat- untuk tidak
menyebutnya mendominasi - kehidupan politik Indonesia. Setengah perjalanan, tanda
keunggulan PKI telah cukup jelas terlihat dalam peta politik. Hingga pertengahan tahun 1965,
PKI mengungguli kekuatan politik lainnya dalam pergulatan kekuasaan dengan sikap
ofensifnya yang mengalir bagaikan air bah yang tak kunjung surut. Bahkan PKI berhasil
menciptakan suatu tingkat suasana psikologis berupa ketakutan' kelompok politik lain untuk
dikenakan 'stigma' komunisto phobia, kontra revolusi, anti Nasakom, antek Nekolim (Neo
Kolonialisme) dan aneka tudingan 'mengerikan' lainnya, seperti kapitalis birokrat, setan kota,
setan desa dan sebagainya. Sementara dari sekitar Soekarno sendiri dengan mudah meluncur
tudingan 'mendongkel' Pemimpin Besar Revolusi bila ada yang bersikap sedikit kritis atau
berbeda.
Ini semua tak terlepas dari makin menguatnya pola paternalisme yang dari waktu ke waktu
membawa Soekarno menuju posisi puncak piramida kekuasaan, kepada siapa semua pihak
harus menunjukkan kesetiaan jika tak mau tersisih dari lingkaran kekuasaan. Soekarno pun
makin terciptakan sebagai 'bapak' yang tak mungkin salah dan merupakan sumber segala
kebenaran' dalam kehidupan politik dan kehidupan bernegara. Ia adalah 'Penyambung Lidah
Rakyat' yang paling mengetahui keinginan rakyat, lebih dari siapa pun. Dan PKI lah yang
paling berhasil mengelola dan menunggangi seluruh kondisi objektif yang ada itu, dan
memanfaatkan situasi psikologis Soekarno, lengkap dengan pemenuhan obsesi dan hasrat
romantika revolusioner sang pemimpin yang sedang berjalan menempuh fase usia 60-an
tahun itu. "Karena sangat tertarik pada simbolisme revolusi dan menggemari tamzil serta
retorika Marxis, Soekarno dan PKI tampaknya berbicara dalam bahasa yang sama", tulis John
Maxwell.Nasakom, ia tidak progresip. Siapa anti Nasakom, ia sebenarnya adalah
memincangkan revolusi, meninggalkan revolusi. Siapa anti Nasakom, ia tidak penuh
revolusioner, ia bahkan adalah historis kontra revolusioner".Pada masa itu, tak ada lagi 'azab'
dunia yang lebih berat selain dari dituduh kontra revolusioner. Kendati para tokoh partai
Islam menaruh harapan kepada Angkatan Darat yang resisten terhadap PKI, mereka tak
berani menunjukkan sikap cukup 'berharga', jangankan berupa dukungan, menunjukkan
kedekatan sekecil apapun, mereka takut. Pengecualian hanya berlaku bagi sejumlah tokoh eks
Masjumi yang kala itu berstatus partai dan mungkin terlarang seperti juga eks PSI yang
bersikap anti PKI - sedikit tokoh Islam lainnya seperti misalnya Subchan Zaenuri Erfan,
seorang tokoh muda NU. Subchan menurut kesaksian Harry Tjan yang dekat dengannya
karena memiliki sikap anti komunis yang sama, adalah tokoh yang tak segan-segan secara
terbuka menunjukkan sikap dan kecamannya terhadap komunis di Indonesia, setidaknya pada
tahun 1964-1965. Dalam suatu forum internasional di Kairo, Konferensi Asia Afrika untuk
kerja sama ekonomi, Subchan ZE menegaskan Indonesia adalah negara Pancasila, tidak
menganut faham Marxis-Leninis, dan menjalankan politik bebas aktif. Seorang tokoh NU
lainnya, Imron Rosjadi, sempat pula di belakang layer mencoba mendorong AD untuk segera
bertindak keras 'mengakhiri' PKI. Tapi secara umum, barulah pada pasca Peristiwa 30
September 1965, tatkala mulai terbaca perubahan angin politik, partai-partai peserta Nasakom
ini dengan 'bersemangat' dan menggebu-gebu mendekati dan coba merapatkan barisan
dengan Angkatan Darat, sebagian besar dengan Mayjen Soeharto dan sebagian dengan
Jenderal Nasution. Tentu saja, sikap-sikap lunak dan kompromistis semasa Nasakom, bukan
hanya milik partai-partai ideologi Islam, melainkan juga diidap sejumlah tokoh dari partai
Nasakom lainnya. Harry Tjan menuturkan bahwa menjelang tengah malam, 28 September
1965, hanya dua hari sebelum peristiwa pembunuhan enam jenderal dan satu perwira muda,
bersama tokoh Partai Katolik IJ Kasimo ia menemui Frans Seda yang waktu itu adalah Ketua
Umum Partai Katolik sekaligus Menteri Perkebunan. Kepada Frans "Hal itu tidak betul".
Bahwa AURI melatih Pemuda Rakyat dan yang lain- Seda, Harry melaporkan "akan terjadi
coup oleh PKI". Frans menjawab, lainnya, itu "adalah pembagian tugas" yang sudah diatur
oleh Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.
Pada Suatu Wilayah Abu-abu
Selain para pembuat selebaran, di Bandung waktu itu memang terdapat sejumlah aktivis
'bawah tanah' yang beberapa di antaranya sempat menjadi buronan BPI atau intelejen polisi
atau intel militer yang bekerja untuk dan 'setia' kepada Soekarno. Tetapi adalah menarik,
bahwa sekelompok perwira Angkatan Darat yang anti PKI juga diduga menyusun atau
setidaknya membantu sejumlah jaringan bawah tanah yang anti PKI dan tak jarang sekaligus
juga anti Soekarno kala itu. Namun bukan suatu hal yang mudah untuk membaca peta dan
jalinan pergerakan politik dan aktivisme bawah tanah ketika itu, karena terdapatnya sejumlah
wilayah abu-abu yang tidak selalu gampang diterjemahkan. Dalam wilayah abu-abu itu
bekerja aktivis idealis non partisan yang lebih mendasarkan diri pada bentuk gerakan moral
dengan konsep kebebasan dan demokrasi. Namun pada dimensi ruang dan waktu yang sama,
bekerja pula kelompok 'partisan' atau kelompok. Sewaktu PSI dinyatakan terlarang oleh
Soekarno, gerakan bawah tanah menjadi pilihan para tokoh dan kader partai. Gerak membina,
yang sudah biasa dilakukan sejak awal, menjadi lebih penting. Bergerak secara ilegal,
merupakan hal biasa bagi beberapa tokoh yang kemudian hari bergabung dengan PSI, dan
sudah dilakukan di zaman kolonial Belanda maupun masa pendudukan Jepang.
Pembinaan dan bimbingan di kalangan intelektual dilakukan oleh tokoh-tokoh seperti
Profesor Sarbini Soemawinata dan Soedjatmoko seorang cendekiawan otodidak.
"Soedjatmoko dan teman- temannya berusaha membimbing kehidupan intelektual", dengan
cara 'mengumpulkan' orang-orang dari golongan intelektual dari pusat-pusat perguruan tinggi
"dalam arti seluas-luasnya", termasuk dari perguruan tinggi Islam dan Kristen. Pembinaan
kalangan intelektual yang dilakukan PSI, harus diakui cukup berhasil, bahkan ada yang
menganggap amat berhasil. Keberhasilan penggalangan kaum intelektual itu bahkan hampir-
hampir menjadi mitos, sehingga setiap ciri dan perilaku intelektualitas senantiasa dikaitkan
dengan PSI. Sejumlah perwira intelektual, dikaitkan dengan PSI dan memang beberapa di
antaranya merupakan kenyataan. Namun tak jarang, seorang perwira yang memperlihatkan
tingkat intelektualitas tertentu, ikut dianggap Perwira PSI, meskipun ia samasekali tak punya
hubungan apapun dengan partai terlarang itu. Aktivitas pembinaan lainnya dilakukan pula
antara lain oleh Saroso Moerdianto. Beberapa nama lain dari barisan PSI ini adalah Djohan
Sjahruzah, Soedarpoyang bergerak di dunia usaha dan Rosihan Anwar yang aktif di bidang
jurnalistik. Nama lain, yang mobile bergerak di daerah-daerah adalah Soemarno.
Soedjatmoko adalah ipar Sjahrir, Djohan adalah keponakan Sjahrir, sedang Soedarpo adalah
adik Soebadio. Kedekatan Soedjatmoko dan Soemarno misalnya dengan kalangan militer,
cukup signifikan. Beberapa nama perwira yang yang disebutkan punya kedekatan dengan
Angkatan Darat, yakni Mayjen Harjono Mas Tirtodarmo dan Mayjen orang-orang PSI ini
antara lain, perwira-perwira teras di Markas Besar Suwondo Parman. Juga, Komandan
Seskoad Mayjen Soewarto. Soedjatmoko pun kerap berhubungan dengan teman lamanya, Dr.
Soebandrio yang seorang dokter medikal. Agaknya, PSI telah berpikir jauh ke depan. selama
beberapa tahun sampai 1966. Soe Hok-gie adalah aktivis yang memiliki banyak persamaan
jalan pikiran dengan Rahman, namun memiliki langgam gerakan yang berbeda. Tatkala
banyak orang, termasuk di kalangan generasi muda, menempatkan Soekarno sebagai sosok
yang mengagumkan, Soe Hok-gie telah sampai pada fase pandangan kritis terhadap
Soekarno, meskipun pandangannya itu lebih banyak tertuang dalam catatan hariannya dan
belum terpublikasikan padamwaktu itu. Namun selain mencatat, Soe Hok-gie cukup banyak
mengutarakan pandangan-pandangan kritisnya, termasuk mengenai Soekarno, dalam
berbagai kesempatan dengan rekan-rekannya sesame aktivis, maupun kepada sejumlah tokoh
gerakan asimilasi di LPKB (Lembaga Pembina Kesatuan Bangsa). LPKB ini merupakan
'rival' Baperki yang dalam permasalahan etnis Cina di Indonesia menganut paham integrasi
atau multikulturalisme, bahwa komunitas Cina mengintegrasikan diri dalam masyarakat
Indonesia tanpa meninggalkan jati diri etnisnya, yang mereka sebut ke-Tionghoa-an".
Pada Suatu Wilayah Merah
Adalah menarik bahwa dalam kurun waktu Nasakom, PKI yang menempatkan perjuangan
kelas sebagai kegiatan politik ideologisnya, boleh dikatakan tak pernah menyentuh wilayah
persoalan kesenjangan sosial yang terkait dengan kelompok etnis Cina. Hubungan PKI di
bawah Aidit dengan Cina Komunis - Aidit dianggap sebagai kelompok sayap Peking – dan
keberadaan Baperki sebagai organisasi yang berkiblat kiri, dapat menjelaskan mengapa PKI
relatif menjauhi masalah kesenjangan sosial unsur pragmatis dalam hal ini. dan ekonomi
yang terkait dengan etnis Cina di Indonesia. Terdapat pula Secara umum, sumber dana untuk
segala kegiatan politik PKI tak banyak disinggung. Ini berbeda dengan kelompok jenderal
yang memegang kendali Angkatan Darat yang berhadapan dalam pertarungan politik dan
kekuasaan dengan PKI. Sumber dana 'non budgetair' para jenderal saat itu senantiasa
dikaitkan dengan perilaku korupsi, terutama karena posisi sejumlah jenderal atau perwira
tentara dalam berbagai badan usaha milik negara, yang sebagian adalah bekas perusahaan
Belanda yang dinasionalisir pada tahun 1957. Termasuk di sini adalah Pertamin dan Permina
yang kemudian hari dilebur menjadi Pertamina, dan diserahkan penanganannya kepada
seorang dokter yang juga adalah perwira Angkatan Darat, Ibnu Sutowo, yang berpangkat
kolonel kemudian naik ke jenjang jenderal.
Beberapa posisi penting di bawahnya umumnya juga dipegang kalangan tentara. Konsesi di
perusahaan perminyakan ini diberikan sebagai bagian dari semacam deal politik maupun
saling pengertian-yang mungkin saja tak pernah diucapkan dengan cara yang betul-betul terus
terang - antara Soekarno dengan pihak militer di bawah Mayor Jenderal Nasution sebelum
Dekrit 1959. Berbeda dengan Angkatan Darat, sumber dana politik PKI sedikit lebih
terselubung dan nyaris tak terbuktikan karena tak ada pihak yang betul- betul memiliki bukti-
bukti hitam putih aliran dana PKI. Sumber dana utama PKI di masa-masa awal sebelum
Pemilihan Umum 1955 adalah dari gerakan dan jaringan komunis internasional. Selanjutnya,
sumber dana itu bergeser yang mulanya terutama datang dari Moskow untuk selanjutnya
lebih banyakmberasal dari Peking, tatkala Aidit secara kasat mata membawa PKI lebih
berkiblat ke Peking. Namun Moskow tak pernah sepenuhnya menghentikan bantuan
keuangan, karena pemimpin blok Timur itu masih tetap mengalirkan dana ke kelompok PKI
sayap Moskow yang masih eksis sebagai faksi 'urutan kedua' di tubuh partai tersebut.
Apalagi, di balik yang terlihat, Menurut Muhammad Achadi - Menteri Transmigrasi dan
Koperasi pada ada gambaran bahwa Aidit tidak pernah betul-betul meninggalkan Moskow
Kabinet Soekarno - hingga dekat-dekat saat terjadinya Peristiwa 30 September 1965, Aidit
tetap menjalin hubungan dengan Moskow.
Bab 3
Konspirasi Dan Pertumpahanj Darah

1. PKI dan angkatan darat di wilayah konspirasi.

Meskipun soal penemuan dan sebuah dokumen yang mengandung rencana 4 tahun pki tahun 1945 di
tengahi oleh soekarno dan untuk itu lahir deklarasi bogor, posisi tertuduh yang diletakkan kepada
pki tidak telah berakhir begitu saja. Terlepas dari apakah memang dokumen itu benar adanya seperti
yang diungkapkan khairul saleh atau apakah itu dokumen yang diperlukan seperti sanggahan adit bagi
kalangan politik terutama yang mereka yang anti pki ada konsekuensi objektif dari isi dokumen itu
dengan situasi faktual yang bisa terbaca dari sepak terjang politik, sehari-hari pki pada masa itu dan
waktu-waktu berikutnya. Pki menempatkan angkatan darat sebagai lawan politik terutama karena
kekuatan anti komunis yang paling utama memang ada diantara kalangan pa perwira militer, tetapi
siapakah tokoh tokoh utama sendainya di tubuh militer khususnya angkatan darat, yang dimasuki oleh
pki. Pada periode 1945 terutama yang paling dimusuhin jelas adalah jenderal nasution, tokoh ini pada
tahun-tahun terakhir menjelang 1969, sekaligus juga menjadi musuh utama presiden soekarno, meski
nasution adalah pendukung utama soekarno, mengeluarkan dekrit 5 juli 1959, lawan pki yang lain
adalah para pemimpin angkatan darat, letnan jenderal ahmad yani dan kawan-kawan, yang mau yang
memang anti komunis sejak awal berdasarkan faktor historis angkatan darat terutama sejak peristiwa
madiun september 1948. Kala itu PKI telah menanamkan semacam dalil bahwa pancasila itu sama
dengan nasacom maka anti nasacom sama dengan air berarti pancasila sampai pada dua bulan ,setelah
seminar tentara jenderal ahmad yani semakin terdorong lagi ke belakang bermula dengan pemerintah
presiden soekarno ,sewaktu melantik suncitobejojudoharjo sebagai menteri panglima angkatan
kepolisian yang baru menggantikan jodonoisekusumo agar semua angkatan dalam ABRI,
berpegangan teguh kepada nasakom,

Dibandingkan dengan tahun 1963 misalnya pki tahun 1946 terkesan jauh lebih kokoh dan
bagai kalangan politik lain termasuk para perwira partai yang menakutkan. PKI yang gencar
memancarkan politiknya melalui pernyataan-pernyataan yang keras dan bilamana perlu disertai
gerakan fisik berupa demonstrasi demonstrasi, lebih tepatnya aksi-aksi sepihak yang massal dan
manusia, ketua umum ali sastromijojo jojo dalam hal kerap terpesona gak tersisih dari sisi suka ada
beberapa sikapnya yang berbeda dengan sang pemilik partai. adanya kelompok-kelompok
kepentingan bahkan di partai yang kecil seperti ipk terdapat klik klik yang tidak padu antara mereka
yang merapat ke soekarno untuk kepentingan teknis, dengan mereka yang dianggap tetap setia sebagai
garis nasution partai purba sebelum dibubarkan juga mengalami perpecahan t,etapi khairul saleh tetapi
survei karena kedekatannya dengan soekarno secara pribadi dan suatu waktu bisa dijadikan tokoh
pengembang terhadap tokoh-tokoh lainnya di kabinet termasuk pada tahap aidid angkatan
darat ,mungkin adalah angkatan yang paling penuh dengan mampu yani sebagai elite kepemimpinan
angkatan darat

2. Dalam persilangan informasi

tujuh hari terakhir bulan september 1965 sebelahnya terisi dengan hal-hal yang tak
menyenangkan makanan awan panas menggantung di langit jakarta banyak tokoh dalam kekuasaan
negara dan politik merasakan suasana tidak enak itu mereka mengetahui banyak hal berbagai yang
berdasarkan sejumlah informasi yang sebenarnya sudah mereka terima jauh hari sebelumnya dan
dalam keadaan demikian punya banyak hal yang baik yang bisa dan perlu dilakukan bila pengetahuan
sesuatu untuk keselamatan negara namun justru tidak dilakukan untuk sebagian seakan naluri dan
kemampuan analisis aku sedang untuk sebagai lainnya yang tumpul adalah hati nurani dan lebih suka
menunggu demi kepentingan tertentu sebagian besar rakyat yang kalah itu telah sangat menderita
dalam mimpi dan ekonomi oleh kenaikan harga-harga kebutuhan sehari-hari yang unsur ke atas karna
inflasi yang tak terkendali takkan mungkin punya waktu untuk memahami situasi sementara itu pada
waktu yang bersamaan sebagai rakyat lainnya pada sister mobilisasi oleh para pemimpinnya dalam
gerakan-gerakan revolusioner untuk menekan lawan sedang pada sisi lain adalah mereka yang
mendalam tekanan kuat penganiayaan politik tersebut, menteri panglima angkatan darat letnan
jenderal ahmad yani rasa 28 september 1994 menyempatkan diri memberikan ceramah sebenarnya
lebih berupa suatu briefing di hadapan ibu-ibu anggota persib persatuan istri tentara .bersamaan
dengan itu kaum kirim melontarkan pernyataan-pernyataan aktif dengan suatu pengibaran tentang ibu
pertiwi , ceramah letnan jenderal ahmad yani semarang yang dimaksud untuk meningkatkan
kewaspadaan di kalangan keluarga tentara. secara umum ternyata juga menimbulkan kecemasan
tertentu di kalangan para istri perwira .

Terlepas dari is usual kesehatan soekarno jalinan jenderal ahmad yani yang memperkirakan
bahwa soekarno belakangan boleh menjadi kurang menyenangkan dirinya, karena penolakan terhadap
hide angkatan kelima yang lintasikan sebagai persenjataan kaum buruh dan tani. merasa masih akan
bisa meyakinkan soekarno bahwa ia tetap loyal pada sang pemain terbesar hal ini terbukti kemudian
ketiga kamis malam 30 september 1156, erhasarah saragni menelpon dan menyampaikan suatu
laporan untuk unik pada dirinya. Seketika melapor kepada ahmad yani beberapa jam kemudian pada
hari kamis 30 september selain yang baik kan pertemuan nya dengan sadisman tiga hari sebelumnya
sugan di juga nyampai kan pembicaraan dengan sekarang kepada pagi tujuannya subandi berita
bertemu langsung dengan apanya nih tapi tidak berhasil ke ramayana ada di acara luar markas besar
angkatan darat laporan itu hanya bertelepon, itupun pada mulanya telepon subandi hanya ditampung
oleh ajudan karena yani sedang menerima tamu mayjen basuki rahma,t di kalangan kolega dan atasan
subandi. Beberapa waktu sebelumnya dalam suatu pertemuan langsung dengan sugan diani juga
sempat nyampai kan dengan nada serius lebih tepatnya menyampaikan kejanggalan tentang adanya
perwira perwira angkatan darat yang mencinta l kan dirinya ke mana-mana termasuk ke partai-partai
politik seperti pki misalnya karena ambisi pribadi .termasuk yang mengincar hijab peningkatan darat
dalam bahasa jawa yani nyampai kan juga pagar sugandi yang jangan seperti beberapa perwira yang
kebetulan bisa dekat ke panglima tertinggi. Dalam rangka pertarungan kekuasaan seputar soekarno
kalau itu posisi pimpinan angkatan darat meong merupakan salah ron incaran baik berdasarkan
strategi politik maupun perkawinan kepentingan politik ambisi pribadiu. Namun di samping nama
suatu sampai september 1965 itu beredar pula sejumlah nama yang disebut-sebut sebagai calon kuat
untuk menjadi menteri panglima angkatan darat terutama karena kedekatan secara pribadi dan
langsung dengan soekarno ataupun karena dukungan kekuatan politik aktual,

Dalam pertumbuhan menyimpulkan bahwa soeharto berbeda ,dengan pertemuan lama tidak lagi
terbuka menyatukan pengen tujuan dengan demikian tak lagi bergabung secara nyata dengan gerakan-
gerakan dilakukan brigadir jenderal subarjo, faktanya sudah terjadi kontak khusus dengan dua
batalyon yang akan mendukung gerakan internal angkatan darat yang di datang ke jakarta berdasarkan
radiograkma para kostrad. Satu titik lemah lainnya mengenai suatu jelas adalah saat batalyon 0530
dan batalyon 454 yang bisa dikatakan dengan soeharto jatuh kepada latif 3 batteri ,didatangkan dari
jawa timur jawa tengah dan jawa barat ke ibukota. di akhir september dengan alasan ikut deli 5
oktober dilakukan berdasarkan pemerintahan soeharto.

Letnan jenderal ahmad yani pada tanggal 30 september 1969 menuju tanjung priok, bersama mayor
jenderal suprapto iring-iringan mobilnya yang didahului oleh jer dari cpm kepolisian militer
setempat .berpapasan dengan mobil jenderal abdul haris nasution yang baru saja berlatih golf di
rawamangun ,nasution melihat mereka karena mobilnya yang tanpa pengawal terdesak ke pinggir dan
terhenti untuk memberi jalan .

pagi itu sebagai kepala staf koti, ahmad yani memberikan piagam kepada sejumlah nahkoda kapal
sipil pertama dari pelni pelayaran nasional indonesia

3. kita seorang perwira intel dan seorang mayor revolusioner


Pada hari yang sama tanggal 29 sep pagi menteri kata udara laksamana madya umar dhani terhadap
presiden soekarno kepada soekarno ia menolak melaporkan adanya sejumlah pasukan yang
didatangkan dari daerah ke jakarta kesatuan-kesatuan itu berasal dari jawa tengah dan jawa barat atas
permintaan panglima. kontrak dengan laporan mardani, laporan tentang pentingnya situasi kepala
kepresidenan laksamana omar dani sendiri di hari-hari terakhir bulan september terkesan tidak
mengetahui gambaran situasi dengan jelas panglima angkatan udara, ini sudah tahu mengenai
beberapa harus saya kira telah mendengar sejumlah rumor terkait dewan jenderal yang motor pada
hari mendengarkan sejumlah rumor terkait jenderal tetapi pada dampaknya masih perlu mencari tahu
lebih banyak untuk mendapat gambaran lengkap perkembangan terakhir tentang apa yang akan terjadi
, sekitar jam 10.00 pagi 30 september 1169 .kolonel udara heru atmojo menerima 2 perwira tinggi
akumando kwondo ,komandan pangkalan udara iswahyudi medium dan komodo sujono inspektur
jenderal MBAU yang datang ke ruangannya kedua perwira itu menginformasikan tentang peningkatan
aksi-aksi demonstrasi masa pki, heruedmodo menyempatkan kembali ke rumahnya selama 1 jam di
cipinang, cempedak, untuk makan siang dan baru bergerak kembalipukul 18. 00,1 jam kemudian pada
jam 19.00 barulah bertemu mayor sujono untuk meminta mempertemukan dengan subarjo laksamana
madya, ahmadyani sendiri waktu itu menganggap banyak perwira yang tidak benar di tubuh angkatan
darat dalam korteks sikap berlawanan dengan soekarno,

4. soekarno aidit dan jenderal nasution

Pertemuan langsung soekarno dengan nasution terakhir adalah pertengahan september 1969 alat
presiden menangkan do gerakan bintang maha putra kepada dipandu tentara aidit istana negara tak
ada hal yang istimewa dalam pertumbuhan sepintas dalam keramaian suasana ucapan kalau itu di
antara keduanya ke daddy saat itu dalam benak soekarno dan nasution pada terekam dengan konotasi
tertentu karena nama nasution tercatat dalam laporan sebagai salah satu anggota dewan jenderal
soekarno bukan apa tujuan sebagai otak di belakang segala sesuatu yang terkait dengan dewan
jenderal hanya beberapa hari sebelumnya 13 september 1965 juga di istana kepresidenan soekarno
men menyerang jadwal nasution meskipun tanpa menyebut nama dalam pembukaan pertemuan
gubernur se-indonesia soekarno kembali mengulangi tentang adanya kenaikan anak-anak revolusi
yang tidak setia pada induknya yani berbaris and jenderal brengsek yang semua orang tahu terutama
itu ditujukan kepada nasution jendral nasution yang pada bulan september itu banyak menjadi bulan-
bulan and serangan kelompok politik kirim maupun soekarno lebih banyak berdiam diri di dalam arti
tidak banyak mengeluarkan pernyataan-pernyataan menanggapi serangan serangan yang ditujukan
pada dirinya bahkan serangan tentangmu keterlibatan industri dalam suatu konstitusi bisnis yang
memanfaatkan konsekuensi suami juga didiamkan oleh nasution.

Pada saat itu soekarno menugaskan kepada berigadir saefudin untuk menyelidiki lebih lanjut
siapa-siapa saja gender yang tidak bisa ikut serta dalam jaringan kerjanya pada waktu itu juga
presiden soekarno sudah mencetuskan keinginannya untuk melaksanakan perubahan lapisan-lapisan
angkatan darat, dengan gusar soekarno mempertanyakan apa maksud gerakan seminar angkatan darat
di bandung dan menyimpulkan adanya bahaya dapatkan sejumlah doktrin, menghadapi banyak
bahaya tersebut soekarno menafsirkan bawa kesimpulan dan doktrin para jenderal itu tak lain
bertujuan untuk mematahkan proses jakarta packing yang telah dilontarkan nya menurut nasution dan
presiden soekarno sering marah-marah dalam menyebut nama jenderal diantara yang terkait dengan
isu dewan jenderal atau jenderal jenderal yang tidak loya,l ketika brigadiri sudirjo menghadapi lagi,
26 september kembali soekarno mengatakan telah memerintahkan brigadir dan brigadir sunaryo untuk
mengambil tindakan dan memerintahkan sudiro membantu saya percaya kepada korps kepolisian
militer ujar soekarno.

5. akhir darah mengalir

Brigjen sudiro yang dalam kedudukannya selaku komandan cops militer kelihatan dan diharapkan
menjadi ujung tombak pelaksanaan yang juga belum jelas bagaimana cara dan bentuknya sama sekali
belum menunjukkan kesiapan apakah pendidikan itu nantinya berupa penanganan oleh kepolisian
bully terlalu diperdebatkan kepada soekarno. Ada kesan pemerintah menindak yang berulang-ulang
disampaikan soekarno di tahun 1965 itu memang tidak ditindaklanjuti atau bahkan mungkin memang
tidak untuk betul-betul dilaksanakan jadi pemerintahan untuk bertindak kepada tiga brigadir jenderal
itu berfungsi seakan-akan sekedar believing yang diharapkan kepada sampai ke telinga para jenderal
lain. Rapat pertama biru kursus pki dengan letnan kolonel secara serius dimulai dilaksanakan 6
september 1965 di jakarta. perwira angkatan udara mayor sujono komandan pasukan pertahanan
panglima halim perdanakusuma mendapat uraian dari zaman bus jaman mengenai situasi terakhir dan
negara serta adanya sejumlah jenderal yang tergabung dalam dewan jenderal yang seakan mengambil
alih kekuasaan dari tangan presiden soekarno. Sampai pada pertemuan ke-4 di rumah kolonel latif
konfirmasikan dengan jelas pasukan pasukan mana yang bisa diikutsertakan dalam gerakan , pasukan
yang bisa diharapkan yang seluruhnya menurut perhitungan dikenal kolonel untung hampir setara
dengan 1 divisi, disebutkan kekuatan yang akan dikerahkan pergi dari batalyon 05.30 dari divisi
brawijaya diponegoro.

Bab 4

Mahasiswa dan Para Jenderal Komandan RPKAD Resimen Para Komando Angkatan Darat
Kolonel Sarwo Edhie Wibowo, pagi hari pukul 05.30 Jumat 1 Oktober 1965, dibangunkan
dari tidurnya oleh isterinya, karena kedatangan dua perwira yang mengaku membawa berita
penting yang bersifat amat darurat. Masih mengenakan piyama dan mata agak kemerahan
karena tidur agak larut pada malam Jumat itu, komandan pasukan khusus itu keluar kamar
menuju ke ruang tamu menemui dua orang tamu di pagi hari itu. Kolonel Sarwo Edhie yang
mempunyai kedekatan pribadi dengan Letnan Jenderal Ahmad Yani segera mengenali kedua
perwira itu sebagai ajudan Panglima Angkatan Darat. Mereka adalah Mayor Subardi dan
Mayor Sudarto. Keduanya, betul-betul membawa berita penting, bahwa atasan mereka pada
dinihari itu, tak lebih dari dua jam yang lalu, didatangi sepasukan bersenjata yang belum
jelas, kecuali bahwa di antaranya berseragam Tjakrabirawa, lalu ditembak dan tubuhnya
dibawa pergi dengan truk entah ke mana. Dengan keterangan ringkas dari kedua perwira itu,
Kolonel Sarwo Edhie secara cepat menyimpulkan bahwa Letnan Jenderal Ahmad Yani lebih
dan sekedar 'dalam bahaya' dan menganalisa bahwa apa yang terjadi dengan atasannya itu ada
hubungannya dengan PKI. Dari Letnan Jenderal Ahmad Yani sendiri sejak beberapa waktu
sebelumnya ia mendapat gambaran tentang sikap bermusuhan PKI terhadap Angkatan Darat
yang dibarengi rangkaian sepak terjang yang agresif. Dan meskipun Sarwo pagi itu belum
punya petunjuk apa pun tentang keterkaitan PKI, ia mengambil kesimpulan ke arah itu dan
justru itulah yang pagi itu mendorongnya untuk mengambil tindakan. Dalam Labirin Oktober
1965 Mayor Jenderal Soeharto, sepanjang yang dituturkannya sendiri dalam tobiografinya,
terbangun pukul 04.30 dinihari Jumat 1 Oktober 1965, karena kedatangan produser TVRI,
Hamid Gruno, yang baru melakukan shooting film. "Ia memberi tahu bahwa ia mendengar
tembakan di beberapa tempat. Saya belum berpikir panjang waktu itu. Setengah jam
kemudian tetangga kami, Mashuri, datang memberi tahu bahwa tadi ia mendengar banyak
tembakan. Mulailah saya berpikir agak panjang", tutur Soeharto. "Setengah jam kemudian
datanglah Broto Kusmardjo, menyampaikan kabar yang mengagetkan, mengenai penculikan
atas beberapa Pati Angkatan Darat Soeharto menuturkan lebih jauh apa yang kemudian
dialami dan dilakukannya pagi itu. "Pukul 6 pagi, Letnan Kolonel Sadjiman, atas perintah
pak Umar Wirahadikusumah melaporkan, bahwa di sekitar Monas dan Istana banyak pasukan
yang tidak dikenalnya". Sebaliknya, kepada Kolonel itu, Soeharto sempat memberitahukan
bahwa ia sudah mendengar tentang adanya penculikan terhadap Jenderal Abdul Harris
Nasution dan Letnan Jenderal Ahmad Yani serta beberapa perwira tinggi lainnya. Faktanya,
Soeharto memang lebih tahu dari mereka yang melapor pagi itu. Termasuk mengenai adanya
pasukan 'tidak dikenal' di sekitar Monas dan Istana. Dalam rangkaian peristiwa 30
September, semua nama tersebut - Soekarno, Aidit, Soepardjo. Latief, Ahmad Yani,
Soeprapto, Soeharto dan AH Nasution bertemu limbali, bersama dalam satu peristiwa, akan
tetapi dalam posisi-posisi dan situasi yang berbeda. Mahasiswa dalam Peran "Pihak Ketiga"
Jenderal Soeharto mendasarkan strategi kekuasaannya dengan dukungan militer yang anti
Soekarno di Jawa Barat. Mereka ini tidak ingin bertindak langsung dan terbuka sebab dapat
mengakibatkan timbulnya pertempuran antar pasukan yang anti dan pro Soekarno.
Kemungkinan meledaknya konflik bersenjata yang terkait pula dengan rangkaian
pembunuhan terhadap kelompok komunis di bulan-bulan terakhir tahun 1965- akan dapat
melahirkan suatu perang saudara. Itu sebabnya dianggap lebih baik bila pihak ketiga, dalam
hal ini pemuda mahasiswa, sajalah yang menjalankan kampanye anti Soekarno dan
menyiapkan opini masyarakat tentang perlunya perubahan politik. Untuk sebagian apa yang
digambarkan Francois Raillon ini, yang meletakkan posisi mahasiswa sebagai 'pihak ketiga'
dalam proses perubahan yang sedang terjadi, tampaknya sesuai dengan apa yang memang
terjadi kemudian. Untuk itu perlu secara urut mengikuti jejak rekam langkah kelompok
generasi muda ini, khususnya kelompok mahasiswa, dalam proses perubahan politik yang
terjadi kemudian. Catatan tampaknya harus dimulai dari Bandung, karena secara faktual
benturan fisik pertama dengan kelompok komunis setelah Peristiwa 30 September 1965 yang
melibatkan mahasiswa, terjadi di Bandung pada 5 Oktober 1965. Sebelumnya, secara dini,
masih pada 1 Oktober 1965 sejumlah aktivis mahasiswa Bandung telah mengeluarkan
pernyataan menolak Dewan Revolusi. Berikutnya, di Jakarta, 6 Oktober, kelompok
mahasiswa Islam melakukan demonstrasi menuntut Soekarno untuk membubarkan PKI. Tapi
penyerbuan fisik kepada beberapa kantor PKI dan organisasi-organisasi payungnya baru
terjadi beberapa waktu kemudian. Selain itu ada appel massa di Taman Sunda Kelapa 4
Oktober dan di Taman Surapati Jakarta 8 Oktober 1965. Sekali Lagi Fase Berdarah Dalam
malapetaka sosiologis yang terjadi, gelombang pembalasan yang paling parah di Pulau Jawa
dialami oleh massa PKI di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Jawa Tengah, dan juga di
Yogya, para pelakunya justru terutama dari organisasi-organisasi massa yang terkait dengan
PNI, meskipun di tingkat nasional, PKI dan PNI merupakan partner dalam struktur politik
Nasakom. Dalam aksi pembalasan terhadap kelompok komunis di Jawa Tengah ini, yang
menjadi tulang punggung utama adalah Pemuda Marhaenis, dan mendapat bantuan dari
pemuda-pemuda Islam seperti dari Barisan Ansor Serbaguna. Sementara itu di Jawa Timur,
dalam konflik massa komunis versus kelompok non komunis, kekuatan utama non komunis
adalah massa NU, terutama dari Banser, yang di beberapa tempat seperti Banyuwangi
didukung oleh Pemuda Marhaenis. Antara Konsolidasi dan Akrobat Politik Dalam bulan
Oktober 1965, hanya selang beberapa hari setelah Peristiwa Gerakan 30 September, beberapa
organisasi mahasiswa antara lain HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), PMKRI (Perhimpunan
Mahasiswa Katolik Republik Indonesia), Somal (Sekretariat Organisasi Mahasiswa Lokal),
dan PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) mendesak agar PPMI (Perserikatan
Perhimpunan Mahasiswa Indonesia) yang merupakan wadah yang menghimpun organisasi
mahasiswa ekstra universiter di masa Orde Lama Soekarno-yang didominasi oleh organisasi-
organisasi seperti CGMI (Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia), GMNI Asu (Gerakan
Mahasiswa Nasional Indonesia, yang pro PNI Ali Surachman), Perhimi (Perhimpunan
Mahasiswa Indonesia) dan Germindo (Gerakan Mahasiswa Indonesia) untuk segera
mengadakan kongres. Desakan para mahasiswa 'garis seberang' itu ditolak oleh GMNI yang
dipimpin oleh Bambang Kusnohadi dan organisasi mahasiswa ideologi kiri lainnya, dengan
alasan masih menunggu solusi politik dari Presiden Soekarno pasca Peristiwa 30 September
1965. Beberapa organisasi pengusul kongres akhirnya mengultimatum akan
menyelenggarakan sendiri kongres bilamana pimpinan PPMI tidak mau melaksanakan
kongres tersebut. Mendapat ultimatum, pimpinan PPMI melaporkan hal tersebut kepada
Menteri PTIP (Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan) Dr. Sjarif Thajeb, dengan
menambahkan bumbu. insinuasi bahwa Somal merencanakan membuat huru-hara dalam
kongres pada saat kongres itu berlangsung. Pada awalnya Sjarif Thajeb percaya kepada
insinuasi ini, lalu memanggil pimpinan Somal dan meminta mereka memaksakan kongres.
Setelah menerima penjelasan dari Somal, Sjarif Thajeb lalu menyarankan pertemuan antara
seluruh organisasi mahasiswa, pada 25 Oktober 1965 di kediamannya.

Essai Bergambar
Mulut buaya dan mulut harimau
Resin Soekarno adalah suatu kekuasaan otoriter sipil yang untuk sebagian ditopang unsur
militer, berakhir dengan titik awal kejatuhan di lubang buaya melalui peristiwa 30 September
1965 sedangkan penggantinya adalah rezim Soeharto, suatu kekuasaan otoriter militer yang.
Awal kekuasaannya melalui pengorbanan kemarahan yang kemudian menjadi dukungan
kongsi pil atas penemuan jenazah 6 jenderal dan satu perwira pertama di lubang buaya itu.
Tetapi kejatuhan kedua rezim mempunyai persamaan yakni kekayaan gerakan-gerakan yang
melibatkan kekuatan generasi muda terutama kelompok mahasiswa.
Semula, hanya gerakan 30 September 1965 yang dipimpin letnan kolonel untung seorang
komandan batalyon pasukan pengawal presiden jakrabirawa bersama sejam kamaruzzaman
yang dikaitkan namanya dengan lubang buaya. Tetapi pada saat berikutnya nama Soekarno
dan Laksamana udara Omar Dani juga dilibatkan, karena Soekarno datang ke Halim
Perdanakusuma menjelang tengah hari 1 Oktober dan adalah kebetulan bahwa lubang buaya
di pondok gede terletak tak jauh dari pangkalan angkatan udara itu.
Setelah pembersihan di Jakarta, berukuran berdarah terjadi di berbagai penjuru tanah air
dalam pola lebih dulu membantai, atau dibantai, terutama di Jawa tengah Jawa Timur dan
Bali titik di Jawa tengah masa PKI memilih untuk mendahului daripada didahului. Tetapi di
tempat lain, didahului dan menjadi sasaran pembasmian yang berdarah-darah mencapai
angka korban jutaan titik sebagai partai, PKI sudah patah dan hancur. 1 babak dalam
pertarungan yang darurat berakar dalam sejarah kekuasaan Indonesia sejak awal
kemerdekaan dan bahkan telah bermula jauh sebelumnya telah selesai.
Hitam putih di wilayah abu-abu
Babak kedua lalu dimulai titik antara Soekarno dengan kelompok jenderal yang dipimpin
Soeharto. Pertarungan berlangsung bagaikan dalam lakson pewayangan berlangsung di
wilayah yang abu-abu dengan sejumlah orang dengan peran dan sikap yang juga abu-abu.
Kelompok mahasiswa yang kemudian terlibat di tengah kancah pertarungan kekuasaan babak
kedua ini, setelah turut serta dalam gerakan anti komunis di bagian yang tak berdarah pada
babak pertama, menampilkan sikap hitam putih, dan karenanya kerap luput mengenai peran
abu-abu yang berlangsung di sekitar mereka, seperti yang misalnya dijalankan oleh sejumlah
besar jenderal dan politisi sipil TV Maka tak jarang demonstrasi demonstrasi mahasiswa yang
pada akhirnya menuju istana Soekarno harus berhadapan dengan bayones tentara yang kerap
kali tadinya disangka kawan seiring.
Hanya sedikit sebenarnya yang berada di wilayah sikap Hitam putih seperti kelompok
mahasiswa di kalangan tentara maupun politisi sipil. Mahasiswa sebagai korban kekerasan
tentara berkali-kali mahasiswa menjadi korban kekerasan tentara baik oleh pasukan pengawal
Soekarno maupun kesatuan-kesatuan yang disangka adalah partner: korban jiwa dalam dua
peristiwa berdarah, di tahun 1966 mahasiswa UI Arif Rahman Hakim dan mahasiswa
wartawan harian kami Zainal zaksi. Bilangan tahun yang ringkas mereka telah disisihkan
demi kepentingan kekuasaan.
Ofensif karikatur
Selain dengan gerakan ekstra parlementer di jalan, para mahasiswa juga menggunakan media
pers sebagai alat perjuangan mereka itu ini terutama setelah kelahiran surat perintah 11 Maret
dari presiden Soekarno kepada mengayon jenderal Soeharto. Tetapi setelah itu, terdapat dua
matahari dalam kekuasaan titik mahasiswa memilih untuk mengakhiri kekuasaan Soekarno
yang dianggap otoriter dan telah menjadi satu kediktatoran. Akan menjadi apa Soeharto
nantinya tak terlalu terpikirkan bahkan banyak harapan yang diletakkan kepadanya.
Mingguan mahasiswa Indonesia ama terkemuka dalam kampanye menjatuhkan Soekarno dan
menjadi media kaum intelektual dalam melahirkan konsep-konsep awal orde baru. Namun
ada tragis bahwa konsep dan penamaan orde baru ini dalam perjalanan waktu berubah di
tangan Soeharto dan lingkaran jenderalnya yang berkecenderungan otoriter. Sehingga
beberapa tahun kemudian selangkah demi selangkah makin tak dikenali lagi, bahkan oleh
para pencetus konsepnya sendiri, yakni sejumlah kaum intelektual dan sekelompok kecil
jenderal idealis.
Setelah menyuruh Soekarno karikatur karikatur tersebut sesuai perjalanan waktu dan situasi
beralih menyoroti perilaku korupsi, akses perilaku tentara dalam kekuasaan hingga pada
perilaku politis sipil yang tak kalah buruknya.
Jas merah Soekarno. Dalam peringatan proklamasi 17 Agustus 1966 presiden Soekarno
menyampaikan pidato "jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah "yang diringkas
mahasiswa menjadi jas merah titik warna merah pada saat itu selalu dikonotasikan dengan
komunis.
Pertanggungjawaban soal lubang buaya salah satu pertanggungjawaban yang diinginkan
kesatuan aksi khususnya para mahasiswa yaitu tuntutan MPRS mengenai keterlibatan
Soekarno dalam tragedi lubang buaya dan agar Soekarno diajukan ke depan mahluk untuk
menemukan kebenaran peristiwa.
Berlomba mengklaim diri orde baru titik tatkala penamaan orde baru muncul dan berada di
atas angin, tak beda dengan yang terjadi di masa Soekarno saat semua orang berlomba
menyatakan setia kepada revolusi dan berdiri di belakang pemimpin besar revolusi maka
orang juga berlomba mengklaim diri Orde baru, nyatanya Orde baru kemudian menjadi milik
begitu banyak orang, sebagai milik bersama, untuk kemudian dirusak bersama-sama pula
selama 32 tahun. Sampai akhirnya datang era reformasi dan kembali terjadi harus baru,
berlomba untuk menyebut diri reformis dan memetik hasilnya.
Godaan kursi pemilihan umum titik bukannya sama sekali tidak ikut memikirkan nasib rakyat
dan gerakan menghadapi gestapu, tetapi kekuatan-kekuatan politik yang berada dalam font
Pancasila bagaimanapun lebih mengutamakan kepentingan masing-masing titik begitu ada
godaan janji pemilihan umum yang dilontarkan presiden Soekarno Iman pun goyah dan
konsentrasi buyar lalu alih fokus pada ancang-ancang untuk memperebutkan kursi pemilu
yang semula direncanakan berlangsung tahun 1968.
Apa beda orde lama dengan orde baru? Namanya beda, bungkusnya pun beda titik tetapi
isinya kok sama? Bahan baku, sama.
Ramalan tentang pahlawan kesiangan titik sebelum sidang istimewa MPRS mahasiswa
terlibat gerakan menjatuhkan Soekarno. Banyak pihak yang maju mundur titik tetapi,
karikatur yang dibuat Januari 1967 ini sebelum si MPRS mencabut mandat dari Soekarno
telah meramalkan suatu proses munculnya pahlawan kesiangan yang tiba-tiba lebih
bersemangat daripada mahasiswa setelah tanda-tanda kejatuhan Soekarno sudah sangat jelas
titik terjadi perlombaan melakukan dorongan terakhir.
Akhir dari seorang pemimpin besar titik karikatur yang dibuat bulan Maret 1967 ini,
menjelang sidang istimewa MPRS, menggambarkan nasib akhir yang akan menimpa diri
Soekarno. Sebuah kursi yang sunyi dan benda-benda yang pernah dipakai sebagai atribut
kekuasaan, kacamata yang semestinya adalah lambang kecerdasan intelektual seorang
pemimpin, pisau berdarah dan buku manipol yang bertebaran di lantai.
Berakhir pula dualisme. Keputusan sidang istimewa MPRS 1967 yang mencabut pandai
kekuasaan dari Soekarno lalu menetapkan Soeharto sebagai pejabat presiden sekaligus
mengakhiri pula dualisme dalam pemerintahan yang dijalankan suatu presidium hasil
kompromi dengan Soekarno beserta segala dilemanya seperti yang digambarkan t Soekanto
dalam karikaturnya di tahun 1966 bulan September.
Akhir suatu tawar-menawar kekuasaan titik dengan pesaingnya si MPR RI tahun 1967
berakhirlah suatu tawaran menawar politik dan kekuasaan antara Soekarno dan Soeharto.
Dalam tawar-menawati itu, setiap kali tersebut Soekarno menawarkan pola kompromi
berukuran nasional akhirnya mengeluarkan pengumuman presiden 20 Februari 1967 tentang
penyerahan kekuasaan kepada Soeharto. Suatu penyelesaian bahwa tangan 20 hari sebelum si
MPRS yang menuai banyak kecaman.
Mahasiswa juga manusia. Apakah mahasiswa pergerakan tahun 1966 sepenuhnya adalah
perjuangan moral yang serba idealistis? 3 karikatur atau coretan tisutanto di tahun 1966 dan 2
lainnya yang dibuat Ganjar Sakri tahun 1968 menunjukkan bahwa "mahasiswa juga manusia
punya rasa punya hati” dan punya hasrat hasrat pribadi yang tak luput dari kekhilafan
kekhilafan sehingga sempat juga jadi sasaran sindiran dan kritikan. Ada yang sensitif
terhadap kritikan dan ada juga yang bandel
Soal batas waktu titik setelah tentara berkuasa bersama Soeharto terjadi sejumlah perubahan
sikap kalangan penguasa yang kadang-kadang sama sekali tak masuk akal. Rambut gondrong
dimusuhi titik penguasa misalnya pernah memberi batas waktu sampai 31 Januari 1968 untuk
mode rambut gondrong. Muncul karikatur hari jadi suwadi dengan pertanyaan kapan batas
waktu para koruptor untuk mengakhiri korupsinya.
Dualisme baru. Soeharto boleh marah atas tudingan Buyung nasyid Nasution. Tapi kasat
mata terlihat sejumlah gejala korupsi yang akan menghambat Siti karikatur t. Sutanto
menunjukkan dualisme baru sebagai penghambat: copet vs noncopet.
Bahasa komunikasi militer sipil. Kesulitan lain terjadi dalam interaksi dan dialog politik
pasca Soekarno. Militer cenderung menggunakan bahasa otoriter dan kekuasaan titik
sedangkan politisi sipil menggunakan bahasa kecap.
Sejarah politik kontemporer Indonesia pada akhirnya menunjukkan betapa analogi mulut
buaya dan macan pada garis besarnya tidaklah keliru. Bahkan hingga sejauh ini, Indonesia
berpengalaman dengan perulangan perulangan sejarah berupa situasi lepas dari satu
pemangsa dan jatuh ke pemangsa lainnya. Lepas dari cengkraman 1 rezim buruh, namun
kemudian masuk lagi ke cengkraman rezim lain dan tak kalah buruknya. Sekedar nasi
Malang? Tentu ada sebabnya, yang mungkin terutama berasal dari dalam tubuh dan
mentalitas bangsa ini sendiri, dan kesalahan dalam mengapresiasi nilai-nilai budaya tradisi
dan agama.
Bab 5
3 jenderal yang berperan dalam pusaran peristiwa lahirnya surat perintah 11 Maret 1966
Supersemar muncul dalam proses perubahan kekuasaan dari latar belakang situasi yang khas
dan dengan cara yang khas pula. Melalui celah peluang yang juga kas dalam suatu wilayah
yang abu-abu. Mereka berasal dari latar belakang berbeda jalan pikiran dan karakter yang
berbeda pula yang pertama adalah Mayor jenderal Basuki Rahmat dari divisi Brawijaya Jawa
Timur dan menjadi panglimanya saat itu titik berikutnya, yang kedua, brigadir jenderal
Muhammad Yusuf, dari divisi Hasanuddin Sulawesi Selatan dan pernah menjadi panglima
Kodam daerah kelahirannya itu sebelum menjabat sebagai menteri perindustrian ringan titik
terakhir yang ketiga brigadir jenderal Amir Mahmud, kelahiran Jawa barat dan ketika itu
menjadi panglima Kodam jaya.
Namun dalam suatu kebetulan sejarah baik kelompok mahasiswa 1966 maupun kelompok 3
jenderal, sama-sama menjalankan pada signifikan dalam proses perubahan kekuasaan di
tahun 1966 itu, melalui dua momentum penting. Mahasiswa berperan dalam pendudukan
awal dalam nuansa motivasi dan tujuan-tujuan yang idealistik, sedang 3 jendral berperan
dalam titik awal suatu pengalihan kekuasaan yang amat praktis. Hanya bedanya, kelompok
mahasiswa pergerakan 1966 bekerja dalam suatu pola sikap yang lebih hitam putih terhadap
Soekarno dan Soeharto sedangkan 3 jendral Supersemar berada di wilayah sikap yang abu-
abu terhadap kedua tokoh kekuasaan faktual di tahun 1966 yang bergerak itu titik tetapi pada
masa-masa menjelang sidang istimewa MPRS 1967, Muhammad Yusuf melakukan juga
persentuhan dengan sejumlah eksponen mahasiswa pergerakan 1966 terutama kelompok-
kelompok asal Sulawesi Selatan yang sedang kuliah di Jakarta dan Bandung titik justru
meminta mereka untuk meninggalkan jalur ekstra parlementer dan memilih jalur
konstitusional melalui dukungan kepada proses politik di MPRS. Brigadir jenderal
Muhammad Yusuf memberi arah untuk mendukung Soeharto, namun hendaknya terhadap
Soekarno diberikan jalan mundur yang terhormati sebenarnya, semasa menjadi panglima
Kodam Hasanuddin Jusuf beberapa kali melakukan juga komunikasi dengan para mahasiswa
universitas Hasanuddin, khususnya bila ada insiden yang melibatkan mahasiswa. Biasanya ia
memarahi mahasiswa dengan bahasa campuran Indonesia Belanda "Juli semua sudah
dewasa.....
Kisah 3 jenderal
Brigadir jenderal Muhammad Josep Amir pada bulan-bulan terakhir menjelang peristiwa 30
September 1965, sebenarnya berada dalam hubungan terbaiknya dengan presiden Soekarno.
Pada bulan Juni tahun 1965 ia dipanggil oleh Soekarno ke Jakarta dan diminta menjadi
menteri perindustrian ringan dalam rangka peningkatan departemen perindustrian menjadi
kompartemen perindustrian rakyat. Sebagai menteri koordinator adalah dokter aji Saleh.
Sebenarnya tak ada alasan objektif objektif bagi Soekarno untuk mengangkat seorang
jenderal perang seperti Jusuf untuk menjadi menteri perindustrian apabila didasarkan kepada
kompetensi keahlian teknis. Tetapi memang semasa menjadi panglima Kodam Hasanuddin,
Jusuf menunjukkan perhatian memadai terhadap pembangunan perindu strian di wilayahnya
di wilayahnya. Meskipun demikian tak boleh tidak, alasan pengangkatan Jusuf adalah lebih
karena kebutuhan Soekarno untuk menarik para jenderal potensial ke dalam barisan
pendukungnya titik dalam kabinet dwikora 1 27 Agustus 1964 sampai 28 Maret 1966
terdapat setidaknya 9 orang menteri berlatar belakang militer termasuk general AH Nasution
dan Brigjen Muhammad Jusuf.
Ketika Soeharto diangkat menjadi panglima Mandala 25 Januari 1962 sudah dengan pangkat
Mayor jenderal per 1 Januari tahun itu juga brigadir jenderal Jusuf adalah panglima Kodam
Hasanuddin titik pada bulan yang sama Soeharto juga diangkat sebagai deputi wilayah
Indonesia Timur menggantikan mayjen Ahmad Yani titik meskipun sama-sama
berkedudukan di Makassar Soeharto dan Jusuf tidak banyak memiliki ketertarikan hubungan
kerja langsung. Persentuhan yang bermakna antara Soeharto dan Jusuf terjadi 4 hari setelah
peristiwa 30 September sepulangnya Jusuf dari peking. Jusuf pada akhirnya September 1965
termasuk dalam delegasi besar Indonesia yang menghadiri perayaan 1 Oktober di packing
dan ketika terjadi peristiwa di Jakarta pada satu oktober, berbeda dengan umumnya anggota
rombongan termasuk wakil dan 3 Khairul Saleh yang memperoleh informasi versi
pemerintah peking Jusuf mendapat pula versi kedua.
Ada sejumlah panglima Kodam yang memiliki akses langsung dengan Soekarno sebagai
pengganti ABRI suatu situasi yang memang diciptakan oleh Soekarno sendiri titik sementara
yang lainnya, hanya bisa bertemu dengan Sang presiden bila dibawa menghadap oleh men
pangat Ahmad Yani titik ada beberapa diantaranya, yang meskipun punya akses langsung
dengan Soekarno tetap menjalankan tata krama untuk melapor kepada yakni sebelum atau
sesudahnya. Tetapi ada juga yang sama sekali melangkahi Yani seperti juga yang dilakukan
oleh sejumlah jenderal senior.
Pintu menuju kekuasaan baru
Butir-butir yang terkandung dalam surat perintah 11 Maret 1966 dari Soekarno kepada
Soeharto untuk sebagian adalah butir-butir karet yang bisa serba tafsir, bagi baik bagi
Soekarno maupun bagi Soeharto. Akhirnya siapa yang lebih memiliki kekuatan akan menang
dan penafsiran, bilamana Soekarno masih memiliki kekuatan lebih, maka Soeharto sebagai
pemegang surat perintah tersebut akan menjadi alat keamanan belaka bagi Soekarno. Dan
pada waktunya pasti akan dicabut. Tetapi faktanya, saat itu kekuatan Soekarno sedang
mengalami erosi meski belum gugur sama sekali.
Situasi terberat yang dihadapi Soekarno kala itu adalah bahwa ia sebenarnya mulai tersisih
setidaknya berkemungkinan untuk itu dari arus utama opini dan pengharapan rakyat yang
telah melangkah ke tahap pemikiran suatu perubahan dan tinggal memiliki sisa-sisa
penghormatan berdasarkan paternalisme dari sebagian rakyat. Kaum milik Jakarta yang pada
hakekatnya banyak menyerap referensi pemikiran dan biaya kehidupan barat yang modern
misalnya, di bawah permukaan sejak lama telah merasa terganggu kebebasannya oleh
Soekarno yang melakukan serba pembatasan. Mulai dari pelanggaran film-film barat dan
barat jenis baru sampai kepada permusuhan terhadap musik yang disebut sebagai Inggris dan
Koes bersaudara pada musik-musik dinamis itu memikat hati kaum muda terutama dari
kalangan elit yang sebenarnya lebih nyaman dan terbiasa dengan hal-hal yang berbau barat.
Soekarno juga merampas kebebasan pilihan cara berpakaian dan bersikap, dengan intervensi
untuk mengatur soal pakaian dan cara bersikap lainnya yang harus sesuai dengan kepribadian
nasional. Sementara itu perlahan namun pasti, kalangan rakyat di lapisan akar rumput, mulai
jenuh akan kemelaratan ekonomi yang berkepanjangan dan mengalami pengikisan rasa
percaya kepada pemerintah Soekarno kendati masih mendua karena masih terdapat sisa rasa
pemujaan mereka terhadap Soekarno.
Sebenarnya, cukup banyak mahasiswa Jakarta yang sejenak sempat menganggap perjuangan
mereka selesai dan kemenangannya telah tercapai tatkala Soeharto dan tentara tampak makin
berperan dalam kekuasaan negara mendampingi Soekarno. Kala itu tak jarang terdapat
kenaikan dalam memandang kekuasaan titik bagi beberapa orang cita-cita tertinggi dalam
kekuasaan adalah bagaimana bisa turut serta bersama Soekarno selaku bagian dari kekuasaan
titik menggantikan Soekarno yang telah diangkat sebagai presiden seumur hidup, hanyalah
semacam hasrat dan cinta terpendam tak berani diutarakan dan ditunjukkan dan hanya
dihayalkan seraya menunggu kematian datang menjemput Sang pemimpin. Ketiga pada 18
Maret tak kurang dari 16 materi kabinet dwikora yang disempurnakan ditangkap dengan
menggunakan istilah diamankan atas perintah Soeharto berdasarkan kewenangan selaku
pemegang surat perintah 11 Maret, itu dianggap hanya sebagai bagian dari pembersih
kekuasaan dari sisa-sisa bahaya pengaruh kiri.
Sementara itu di Bandung terdapat sejumlah pemancar radio yang didirikan dan dikelola oleh
para mahasiswa. Ada radio ITB yang dikelola para mahasiswa ITB. Ada pula radio marah
yang amat terkenal pada masa-masa pergerakan mahasiswa di tahun 1966 dan berfungsi
sebagai penghibur sekaligus pemberi spirit bagi pergerak mahasiswa. Radio marah didirikan
dan diasok oleh kelompok mahasiswa seperti Muhammad Hidayat Bawono, Atang juwarsa,
harkat Somantri dan kawan-kawan. Beberapa perwira Siliwangi, termasuk mayjen HR
dharsono, kerap kali ikut melakukan siaran dengan menggunakan nama samaran bank
kalong. Radio itu sampai sekarang masih eksis.
Babak terakhir bersama mitos
Setelah benturan 19 Agustus 1966 di Bandung dan insiden 3 Oktober 1966 di depan istana
presiden, masih tercatat serangkaian benturan antara mahasiswa dan pelajar yang
menghendaki di akhirnya kekuasaan Soekarno dengan para pendukung Soekarno. Seperti
misalnya yang terjadi di Yogya 20 November 1966 berupa penyerangan sejumlah anggota
pemuda Mark heines terhadap beberapa mahasiswa anggota kami di bajiro. Tanpa
softbandrio lagi di sampingnya, Soekarno akhirnya lebih banyak menoleh kepada PNI yang
merupakan sumber dukungan tradisionalnya. Bila sebelumnya September 1965 Soekarno
lebih sering berkonsentrasi dengan tokoh-tokoh PKI dan sejumlah jenderal yang loyal
kepadanya kini ia lebih banyak bertemu dengan tokoh-tokoh PNI. Beberapa kali di tahun
1966 Soekarno mengundang Isnaini untuk makan-makan di istana dan ngobrol berjam-jam
lamanya. Tidak terlalu jelas apa yang dicapai Soekarno dengan Isnaini, dan terbawa kemana
akhirnya PNI dengan pendekatan pendekatan intensif yang dilakukan Soekarno. Selain itu
berkali-kali pada berbagai kesempatan, Soekarno mencoba menggandeng masa PNI.
Selain pendekatan baru terhadap TNI, Soekarno juga mencoba memainkan perimbangan baru
antara panglima angkatan yang baru dengan Soeharto yang telah menjadi menteri panglima
angkatan darat, sepanjang bagian kedua tahun 1966 serta mencoba mengandalkan sejumlah
panglima Koda meskipun tentunya ia mengetahui bahwa sejumlah panglima Kodam minus
HR dharsono dari Siliwangi berada di wilayah abu-abu antara dirinya dan Soeharto. Dalam
kabinet Ampera pun, sebenarnya masih terdapat sejumlah tokoh abu-abu yakni tokoh-tokoh
hasil kompromi antara Soeharto dan Soekarno.
Bab 6
PADA AKHIRNYA memang harus diakui bahwa corak warna yang dominan dalam sejarah
Indonesia dari abad ke abad, adalah merah, karena darah. Lumuran darah tak mengenal
pengecualian dalam pilihan waktu kehadiran, tak terkecuali dalam masa Indonesia merdeka
dalam sejarah Indonesia modern. Tercatat bahwa dalam dua puluh tahun pertama Indonesia
merdeka saja, telah terjadi setidaknya delapan pemberontakan berskala cukup besar,
dilakukan oleh kelompok-kelompok berdasarkan alasan ideologi politik, ideologi agama,
chauvinisme dan berbagai dasar kesetiaan sempit lainnya, atau perpaduan yang kompleks dan
rumit dari seluruh faktor disintegrasi tersebut. Deretan pemberontakan dalam dua dasawarsa
pertama itu, terdiri dari satu pemberontakan komunis di Madiun 1948, empat pemberontakan
DI-TII di empat daerah — Jawa Barat, Aceh, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan - dan
pemberontakan RMS di Maluku, ditambah pemberontakan PRRI di Sumatera dan Permesta
di Sulawesi Utara. Artinya, satu pemberontakan dalam setiap dua setengah tahun. Dalam
kurun waktu yang sama telah terjadi pula tak kurang sepuluh pemberontakan maupun insiden
berdarah dalam skala lebih kecil, ditambah sepuluh benturan berdarah diantara sesama
bangsa sendiri dan upaya pemisahan diri yang kesemuanya terkait dengan provokasi Belanda.
Menghitung secara keseluruhan, ada 28 peristiwa, yang berarti ada satu atau dua peristiwa
per tahun, sehingga mencipta suatu deretan perlukaan panjang bagi bangsa ini. Belum lagi
bila dimasukkan catatan mengenai rangkaian peristiwa berdarah karena kerusuhan etnis - ras
maupun suku — yang terjadi dari waktu ke waktu.
Sungguh suatu keadaan yang meletihkan.
TITIK SILANG JALAN KEKUASAAN TAHUN 1966
Dan, tepat pada tahun kedua puluh Indonesia Merdeka, terjadi lagi satu
peristiwa berdarah, Peristiwa 30 September 1965, dilancarkan oleh Gerakan 30 September,
yang terutama terkait dengan sejumlah tokoh Partai Komunis Indonesia dan perwira tentara.
Namun, pada hakekatnya, peristiwa yang merupakan puncak dari suatu rangkaian
pertarungan politik yang panjang itu melibatkan begitu banyak kelompok kekuatan politik
sipil ideologis dan 'kekuatan politik' angkatan bersenjata. Melibatkan demikian banyak tokoh
dengan kepentingannya masing-masing yang tak lain bermuara pada pemenuhan hasrat
kekuasaan, sebagai petarung-petarung dalam perebutan kekuasaan politik dan kekuasaan
negara. Siapa yang benar, siapa yang salah, menjadi masalah sejarah yang berkepanjangan.
Berlaku adagium, sang pemenang akan berkesempatan mengukir versi kebenaran sejarah
lebih dulu, namun pada saat sang pemenang surut karena waktu, maupun kalah dalam
pertarungan kekuasaan berikutnya, mereka yang kalah di masa lampau memperoleh
momentum untuk bisa menciptakan pembenaran baru berdasarkan subjektivitasnya sendiri.
Judgement dari generasi baru, pada waktunya mungkin akan lebih bermakna, sepanjang
mereka berkesempatan mendapat dan menggali informasi jujur dan objektif tanpa prasangka
apa pun. Tanpa dendam karena pertalian darah dengan para korban. Atau, pada posisi
sebaliknya, tidak terjebak mempertahankan versi kebenaran para pemenang awal karena
pertalian darah dan pertalian kepentingan yang diwariskan.
Terlepas dari apa pun penyebabnya dan siapa pelakunya, peristiwa berdarah yang terjadi
lebih dari 40 tahun silam itu, bagaimanapun juga
merupakan lembaran hitam dalam sejarah Indonesia merdeka. Melihat kualitas peristiwanya,
dikaitkan dengan tujuan peristiwa yang menjadi bagian dari pertarungan kekuasaan — yang
untuknya diperlukan pembunuhan dengan cara keji terhadap enam jenderal, seorang perwira
pertama dan seorang bintara polisi di Jakarta dan dua perwira menengah di Jawa Tengah -
bahkan mungkin dapat dinyatakan sebagai lembaran paling hitam sejarah Indonesia hingga
sejauh ini. Apalagi, setelah pembunuhan keji itu terjadi, menyusul pula rentetan pembunuhan
massal — siapa pun korbannya dan
siapa pun pelaksananya atas nama apa pun — terhadap sejumlah orang yang mencapai
ratusan bahkan mungkin sejuta lebih.
B.Buku Kedua
Bab 1
peristiwa sekitar Proklamasi Kemerdekaan upaya mempersiapkan kemerdekaan peristiwa
seputar proklamasi kebijakan pemerintah perkembangan situasi politik dan kenegaraan
Indonesia pada awal kemerdekaan sampai tahun 1950
upaya mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan pembentukan badan penyelidikan
usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Badan pertama yang dibentuk BPUPKI atau
Dokuritsu Junbi Cosakai dibentuk oleh Jepang pada 1 Maret 1945 dengan tujuan menyelidiki
hal-hal penting mengenai tata pemerintahan Indonesia . beranggotakan 60 orang sebagai
ketua ialah Mr Radjiman wedyoningrat, wakil ketua R.P Suroso dan kebangsaan Jepang atau
ichibingase. Kekalahan Jepang dari Perang Pasifik dijatuhkannya bom atom oleh sekutu di
Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Jepang semakin kalah
jelas pada tanggal 15 Agustus 1945 dini hari berita disiarkan dari radio di Jakarta oleh para
pemuda termasuk orang-orang Menteng Raya 31 seperti Chairul Saleh, Abu Bakar Lubis,
wikana dan lainnya. Proses penyusunan dasar negara dan undang-undang dasar negara ,
BPUPKI bersidang dari tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 membahas dasar negara
Indonesia yang diusulkan oleh M.Yamin, Soepomo, Soekarno di mana perbedaannya M.
Yamin 29 Mei 1945 menggagas peri kebangsaan , perikemanusiaan , peri keutuhan, peri
kerakyatan dan kesejahteraan rakyat sedangkan Soepomo 31 Mei 1945 menggagas persatuan,
kekeluargaan ,keseimbangan lahir dan batin ,musyawarah dan keadilan rakyat, sementara
Soekarno 1 Juni 1945 menggagas kebangsaan Indonesia , internasionalisme atau
perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi, Kesejahteraan Sosial dan Ketuhanan Yang Maha
Esa serta Piagam Jakarta menggagas Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. BPUPKI mengadakan sidang
dibentuk Panitia Sembilan diketuai oleh Insinyur Soekarno, anggotanya Moh.Hatta, Abdul
Kahar Muzakir, M.Yamin, Ahmad Subarjo, A.A Maramis, Wahid Hasyim, Haji Agus Salim
dan abikusno tjokrosujoso . Piagam Jakarta hasil dari panitia sembilan atau Panitia kecil atau
Panitia Perancang UUD diketahui Insinyur Soekarno beserta anggota-anggotanya perang
dunia juga mempengaruhi percepatan kemerdekaan Indonesia. di mana Jepang telah kalah
pada sekutu tanggal 14 Agustus 1945 Indonesia dalam keadaan "vakum of power"
kekosongan kekuasaan Jepang yang telah menyerah berarti tidak mempunyai hak pemerintah
Indonesia sementara sekutu tidak datang sehingga terjadilah kekosongan kekuasaan tersebut
sementara sekutu tidak datang sehingga terjadi kekosongan kekuasaan tersebut sehingga
dimanfaatkan bagi bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan. Peristiwa
supersemar proklamasi 17 Agustus 1945, Latar belakang menjelang proklamasi kemerdekaan
,ketegangan antara golongan muda dan golongan tua , golongan tua berpendapat proklamasi
dengan ketentuan pemerintah Jepang sedangkan Golongan muda berpendapat proklamasi
harus dilahirkan dengan kekuatan sendiri lepas sama sekali dari pemerintahan Jepang
Sehingga pertentangan ini memuncak dengan peristiwa yang disebut peristiwa
Rengasdengklok. tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada sekutu informasi
diterima dari radio oleh Sutan Syahrir mendesak kepada Soekarno Hatta segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia kedua tokoh tetap bersikeras membicarakan
dengan PPKI akan bersidang pada 16 Agustus 1945. Golongan muda mengadakan rapat di
gedung lembaga bakteriologi di penggagasan Timur oleh Khairul Saleh dengan sejumlah
tokoh muda yaitu Syahrir, wikono, armansyah, subadio, Darwis, Adam Malik dan Singgih
dengan menuntut kepada golongan tua agar segera menyatakan proklamasi kemerdekaan
Indonesia sehingga mengutus wikana dan Darwis yang dikawal shodanco Singgih
menghadap Soekarno dan Hatta tetapi usaha mereka gagal Golongan muda mengadakan rapat
lagi sekitar pukul 24.00 di Jalan Cikini 71 guna mengamankan Soekarno Hatta ke
Rengasdengklok tujuannya agar mereka terbebas dari pengaruh Jepang dan golongan tua
Rengasdengklok dipilih sebab tempat itu aman dan terletak di Jalan Raya Antara Jakarta dan
Cirebon gerakan tentara Jepang dari Jakarta maupun Bandung. membawa Soekarno Hatta ke
Rengasdengklok adalah soekarni dan Yusuf Kunto , pembicaraan pribadi antara Soekarno
dan Singgih Soekarno bersedia melaksanakan proklamasi segera setelah kembali ke Jakarta
sementara Jakarta para kaum muda diwakili wikana berunding dengan Ahmad Subarjo dari
golongan tua mereka sepakat bahwa proklamasi mereka Republik Indonesia harus dilakukan
di Jakarta di mana Laksamana Maeda akan menjamin keselamatan mereka. Kronologi
proklamasi kemerdekaan. Kesepakatan bersama antara golongan tua dan muda kemudian
Yusuf Kunto, Ahmad Subarjo memberi jaminan kepada kaum muda proklamasi akan
dilakukan selambat-lambatnya tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta pukul 23.00 WIB
Soekarno Hatta beserta rombongan akan mengadakan rapat di hotel desk indes tetapi sudah
larut malam mereka menuju ke rumah Laksamana Maeda di jalan wikodori atau sekarang
Jalan Imam Bonjol nomor 1. naskah ditulis oleh Soekarno dibantu oleh Muhammad Hatta
dan Ahmad Subarjo Rumusan teks proklamasi disaksikan oleh Musi, Soekarno dan soediro
bagian pertama proklamasi merupakan saran Ahmad Soebardjo sedangkan bagian kedua buah
pikiran Muhammad Hatta Insinyur Soekarno menyarankan naskah Proklamasi mereka
tandatangani bersama-sama selaku wakil bangsa Indonesia dan diperkuat juga oleh
Muhammad Hatta mengusulkan agar teks proklamasi meniru Declaration of
independence.menjadi "Tempo", kata wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi atas
nama bangsa Indonesia rumusan di Jakarta 17-8-05 menjadi DJakarta hari 17 Boelan 8
tahoen 05". Diketik oleh Sayuti Melik ditandatangani oleh Soekarno dan Moh Hatta dan teks
proklamasi menjadi otentik bukti kalau Proklamasi Indonesia diadakan serba spontan, Tiang
Bendera terbuat dari bambu disiapkan oleh Sudiro, mikrofon dan pengeras suara oleh wilopo
sedangkan bendera merah putih dijahit oleh Ibu Fatmawati pukul 10.00 WIB teks proklamasi
dibacakan Soekarno didampingi Moh Hatta dilakukan di kediaman Soekarno di jalan
penggagasan Timur Nomor 56 sekarang Jalan Proklamasi Jakarta pengibar bendera merah
putih dilakukan oleh Latief hendraningrat dan Suhud sedangkan pembawa bendera adalah
S.K Trimurti dan diakhiri dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya Karya W.R Supratman.
Penyebarluasan berita proklamasi kemerdekaan, Penyebarluasan berita proklamasi
kemerdekaan melalui radio dan memperbanyak teks proklamasi di mana tanggal 17 Agustus
pagi teks proklamasi telah sampai ke tangan waidan B. Palenewen kepala bagian radio dari
kantor domei, Masyarakat menyambut proklamasi dengan berpawai keliling Jakarta
dipelopori oleh komite Van Aksi Menteng 31. Kebijakan pemerintah Indonesia pada awal
kemerdekaan : Pengesahan dan penetapan UUD, pemilihan dan pengangkatan presiden dan
wakil presiden, pembentukan Komite Nasional Indonesia. Perkembangan situasi politik dan
kenegaraan Indonesia di awal kemerdekaan, Kebijakan pemerintah Indonesia sampai tahun
1950, bidang ekonomi dan keuangan. Panglima sekutu mengumumkan berlakunya uang
NICA Netherland in this Civil administration pada daerah-daerah menjadi daerah
pendudukan pasukan sekutu sebagai pengganti uang pemerintahan pendudukan Jepang sejak
akhir tahun 1945 RI berusaha mengeluarkan uang sendiri dengan menggerakkan alih-alihnya
uang Jepang digantikan oleh uang ORI pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan uang
kertas sendiri yang dinamakan uang Republik Indonesia melalui UU No 17 tahun 1946
tentang uang Republik Indonesia. Dalam bidang birokrasi Soekarno dan Moh Hatta sebagai
presiden dan wakil presiden Soekarno dan Moh Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
Pembagian wilayah Republik Indonesia menjadi 8 provinsi yang dipimpin oleh seorang
Gubernur dan pembentukan komite nasional 16 Oktober 1945 mengeluarkan Keputusan
Presiden Nomor 10 memberikan kekuasaan dan wewenang legislatif kepada KNIP untuk ikut
serta menetapkan garis-garis besar haluan negara .
Bab 2
Setelah munculnya Maklumat Pemerintah No. X tanggal 3 Nopember 1945 yang menyatakan
tentang pembentukan partai-partai politik untuk menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia
merupakan sebuah negara demokrasi, maka di Indonesia mulai muncul partai politik dalam
jumlah yang sangat bayak Partai-partai politik yang muncul dan berkembang di wilayah
Indonesia pada awal kemerdekaannya memiliki beragam ideologi, di antaranya ideologi yang
bersifat nasional, keagamaan, sosialisme nasionalisme komunisme atau ideologi lainnya

Terkadang terdapat partai politik yang memiliki kesamaan ideologi,dan dapat mengadakan
koalisi di antara partai-partai politik itu. Dalam menghadapi perkembangan kekuasaan
Belanda di Indonesia, berbagai cara dilakukan oleh partas-partai politik yang ada pada masa
itu
Setelah Proklamasi kemerdekaan indonesia 17 Agustus 1945, maka secara resmi bangsa
Indonesia telah mendeka dan terbebas dari segala bentuk penindasan serta penjajahan bangsa
asing
Pemerintah Belanda masih tetap ingin menguasai wilayah Indonesia
Namun ka in kedatangan pasukan Belanda ke wilayah Indonesia
bersama-sama dengan pasukan Sekutu-Inggris pasukan Sekutu Brigadir Jenderal A. W.S.
Mallaby berhasil ditawan oleh para pemuda Indonesia.
Melihat kenyataan seperti itu, Komandan pasukan Sekutu menghubungi Presiden Soekarno
untuk mendamaikan perselisihan antara bangsa Indonesia dengan pasukan Sekutu-Inggris di
Surabaya. Perdamaian berhasil dicapai dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak. Tetapi
setelah Bung Kamo, Bung Hatta dan Amir Syarifuddin berserta Hawthorn kembali ke
Jakarta, ternyata pertempuran itu tidak dapat dielakkan lagi dan menyebabkan terbunuhnya
Brigadir Jenderal A. W.S. Mallaby
Dengan kehancuran itu, pasukan Inggris mendatangkan bala bantuan dani Divisi V dipimpin
Mayor Jenderal Mansergh dengan 24.000 orang anak buahnya mendarat di Surabaya. semua
pemimpin bangsa Indonesia dan semua pihak di kota Surabaya harus datang selambat-
lambatnya tanggal 10 Nopember 1945 pukul 06.00 pagi, pada tempat yang telah ditentukan
dan membawa bendera Merah Putih dengan diletakkan di atas tanah pada jarak seratus meter
dan tempat berdiri, lalu mengangkut tangan tanda menyerah."
Ultimatum itu ternyata tidak ditaati. Maka pada tanggal 10 Nopember 1945 terjadi
pertempuran yang sangat dahsyat. Peristiwa 10 Nopember ini diperingati setiap tahun sebagai
Hari Pahlawan oleh bangsa indonesia.
2. Pertempuran Ambarawa - Magelang
Pertempuran di Ambarawa terjadi pada tanggal 20 Nopember 1945 dan berakhir pada tanggal
15 Desember 1945. pertempuran itu terjadi antara pasukan TKR bersama rakyat Indonesia
melawan pasukan Sekutu-Inggris. Ambarawa merupakan sebuah kota yang terletak diantara
Semarang - Magelang dan Semarang - Solo. Mereka mengadakan perundingan gencatan
senjata dan memperoleh kata sepakat yang dituangkan dalam 12 pasal. Naskan persetujuan
itu diantaranya berisi itu mendapat sambutan yang luar biasa dari merekaj. Di samping TKR,
terbentuk juga badan-badan perjuangan yang sejak tanggal 15 Oktober 1945 menjadi Pemuda
Republik Indonesia Sumatera Timur dan kemudian berganti nama menjadi Pesindo.
Sementara itu, tanpa adanya satu komando mustahil dapat melakukan serangan yang efektif
terhadap kedudukan-kedudukan pasukan Inggris. Maka pada tanggal 10 Agustus 1946,
diselenggarakan suatu pertemuan di Tebing Tinggi di antara para komando pasukan yang
berjuang di Medan Area. Pertemputan itu memutuskan dibentuknya satu komando yang
bernama Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area. Komando resimen itu terdiri atas
empat sektor dan, dan tiap sektor dibagi atas empat subsektor. Tiap-tiap sektor itu
berkekuatan satu batalyon. Markas Komando Resimen berkedudukan di Sudi Mengerti,
Trepes. Di bawah komando itulah mereka meneruskan perjuangan di Medan Area.
4. Bandung Lautan Api
Pasukan Sekutu Inggris mulai memasuki kota Bandung sejak pertengahan bulan Oktober
1945. Seperti halnya di kota-kota lain, di Bandung pun pasukan Sekutu-Inggris dan NICA
melakukan teror terhadap rakyat, sehingga terjadi pertempuran-pertempuran. Menjelang
bulan November 1945, pasukan NICA semakin merajalela di Bandung.
Sementara itu benteng NICA di Dayeuh Kolot, Bandung Selatan di kepung oleh para pejuang
Bandung sebagai taktik untuk menghancurkan daerah itu. Kemudian muncul pemuda
bernama Muhamad Toha yang berjibaku untuk menghancurkan gudang mesiu milik NICA
itu hancur dan Toha gugur dalam menunaikan tugas untuk negara dan bangsanya. Peristiwa
itu difilmkan dengan judul Toha Pahlawan Bandung Selatan.
Peristiwa pembumihangusan kota Bandung diabadikan dalam lagu Halo
halo Bandung oleh komponis Ismail Marzuki. Lagu itu menyatakan bahwa
Bandung sebagai sebuah kota yang telah membuktikan kepahlawanan para7. Pemberontakan
PKI Madiun

Tahun 1948 Akibat Persetujuan Renville, Kabinet Amir Syarifuddin jatuh karena dianggap
terlalu menguntungkan Belanda. Persetujuan Renville tidak menjamin secara tegas
kedudukan dan kelangsungan hidup Republik Indonesia. Posisi Republik Indonesia
bertamabah sulit, wilayah Republik Indonesia juga dikurangi lagi sehingga menjadi semakin
bertambah sempit. Ditambah lagi dengan adanya blokade-blokade ekonomi yang dilancarkan
secara ketat oleh pihak Belanda. Maka pada tanggal 23 Januari 1948 Amir Syarifuddin
menyerahkan mandatnya kepada Presiden Republik Indonesia

Kabinet Hatta, sekalipun mendapat serangan dari kaum Komunis, tetap melaksanakan
program organisasi dan rasionalisasi. Tujuannya adalah untuk penghematan, perang terhadap
inflasi, penyederhanaan dan penerbitan organisasi angkatan perang. Diharapkan dengan
adanya program rekonstruksi dan rasionalisasi, organisasi angkatan perang akan menjadi
efektif dan efisien sesuai dengan tuntutan Cara yang ditempuh antara lain:
a Melepaskan para prajurit dengan sukarela untuk meninggalkan
ketentaraan dan kembali kepada pekerjaan semula. b. Mengambil 100 ribu orang laskar dari
masyarakat dan menyerahkan penampungan kepada Kementerian Pembangunan dan Pemuda
Puncak gerakan yang dilakukan oleh PKI pada tanggal 18 September 1948 yaitu dengan
pernyataan tokoh-tokoh PKI tentang berdirinya Sovyet Republik Indonesia. Tindakan itu
secara nyata ingin merobohkan Republik Indonesia hasil Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945 yang berdasarkan Pancasila untuk diganti dengan dasar komunis. Gerakan PKI
ini terjadi pada saat bangsa Indonesia sedang bergulat mempertahankan kelangsungan
kehidupan bangsa dan negara dan tekanan kaum kolonialis Belanda yang masih tetap ingin
menguasai Indonesia. Para pemberontak.
Bab 3
Pelaksanaan demokrasi liberal pada rakyatnya secara yuridis formal adalah wajar, sebab
sesuai dengan konstitusi yang berlaku saat itu undang-undang dasar sementara 1950 yang
bernafaskan semangat liberal. Kurun waktu tentara tahun 1950 sampai dengan tahun 1959
bukan masalahnya partai-partai politik dari pemerintah republik Indonesia. Kawin-kawinan
yang pernah berkuasa setelah penyerahan kedaulatan dari tangan Belanda adalah sebagai
berikut kabinet Natsir yang memiliki program pokok seperti mengingatkan usaha keamanan
dan ketentraman rakyat, konsolidasi dan menyempurnakan pemerintahan, menyempurnakan
organisasi angkatan perang, mengembangkan dan memperkuat ekonomi kerakyatan, serta
memperjuangkan penyelesaian masa irian barat. Yang kedua yakni kabinet Sukiman 27 April
1951 sampai 3 April 1952 masa kabinet Sukiman terjadi ketidakstabilan karena disebabkan
oleh faktor hubungannya dengan militer yang kurang baik terutama terlihat dari sikap
pemerintah dalam menghadapi pemberontakan dari Jawa barat, Jawa tengah, Sulawesi
Selatan dan lainnya. Kabinet wilopo 3 April 1952 sampai 3 Juni 1953 kabinet ini merupakan
kabinet yang mendapat dukungan dari partai PNI, Masyumi, dan PSI. Masalah yang cukup
berat dihadapi pada kabinet wilopo adalah menyangkut masalah angkatan darat yang dikenal
dengan peristiwa 17 Oktober 1952. Latar belakang peristiwa ini terkait dengan masalah
ekonomi, gaya berorganisasi dan profesionalisasi tentara dan campur tangan parlemen atas
pemerintahan militer. Selalunya kabinet Baharudin Harahap 12 Agustus 1955 sampai 3 Maret
1956. Baharudin Harahap berasal dari partai Masyumi yang menonjol dari kabinet ini adalah
penyelenggaraan pemilihan umum untuk pertama kalinya bagi bangsa Indonesia. Yang
berlangsung pada tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR dan tanggal 15
Desember 1955 untuk memilih anggota konstitute. Kabinet Ali Sastroamidjojo 2 20 Maret
1956 sampai 14 Maret 1957. Kabinet baru ini dibentuk merupakan kabinet koalisi antara PNI
Masyumi dan NU. Program pokok dari kabinet ini adalah pemekaran KMB, perjuangan
mengembalikan irian barat ke pangkuan republik Indonesia, pemulihan keamanan dan
ketertiban pembangunan ekonomi keuangan industri perhubungan pendidikan dan pertanian.
Melaksanakan keputusan konferensi Asia Afrika. Kabinet karya 9 April 1957 sampai 10 Juli
1959. Karya resmi dilantik pada tanggal 9 April 1957 adalah suatu negara yang sangat
memprihatinkan. Karya merupakan sebuah sistem kabinet atau kabinet kerja yang tidak
berdasarkan atas dukungan dari parlemen kemak kondisi negara dalam keadaan darurat tetapi
lebih berdasarkan keahlian.
Jika diperhatikan dengan baik, terdapat empat faktor yang menyebabkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia persentase dan yakni yang pertama seperti keamanan dalam negara yang
tidak menguntungkan berhubung banyaknya pemberontakan dan gerakan separatisme di
berbagai daerah di wilayah Indonesia, yang kedua adanya instabilitas di bidang politik,
kabinet terlalu sering berganti sehingga menyebabkan program-program kabinet yang telah
dirancang tidak dapat dilaksanakan sementara program baru dimulai dirancang, yang ketiga
kita hanya mengandalkan satu jenis ekspor terutama hasil bumi yakni pertanian dan
perkebunan sehingga apabila pemerintah ekspor sektor itu berkurangan akan memukul
perekonomian Indonesia, yang keempat sebagai negara yang baru berdiri kita belum memiliki
pengalaman untuk menata ekonomi secara baik. Kehidupan ekonomi Indonesia hingga tahun
1959 belum berhasil dengan baik, pertentangan yang dihadapinya cukup berat namun bukan
berarti bahwa pemerintah waktu itu tidak berupaya sama sekali segala usaha pernah dicoba
yakni seperti benteng Syahrudin, melakukan upaya ekspor, memberikan kredit kepada
pengusaha-pengusaha Indonesia juga membentuk badan perencanaan pembangunan yang
bertugas merancang pembangunan jangka panjang.
Sebagai tindak lanjut dari dekrit presiden 5 Juli 1959 yaitu kembali ke undang-undang
1945 adalah penetapan kehidupan politik sesuai dengan ketentuan-ketentuan demokrasi
terpimpin. Di samping pembentukan kabinet kerja juga dibentuk lembaga-lembaga negara
seperti MPRS DPR,dan front nasional. Sejak 17 Agustus 1950 ditugaskan sistem pemerintah
demokrasi berdasarkan undang-undang dasar sementara. Demokrasi yang dilaksanakan
adalah demokrasi liberal yang menganut banyak partai dan melaksanakan sistem
pemerintahan parlementer. Kenyataan yang muncul adalah terjadinya pergantian pemerintah
yang harus menerus sehingga perjuangan mengisi kemerdekaan terbengkalai. Dengan
kegagalan konstituante mengambil suatu keputusan maka sebagai anggotanya menyatakan
tidak akan menghadiri sidang konsistensi lagi sementara itu sejak tanggal 3 Juni 1959
konstituante memasuki masa reses yang ternyata mempengaruhi yang paling terakhir. Atas
dukungan banyak partai dan abri serta seluruh Indonesia presiden sebagai penguasa
pemerintah pusat mengeluarkan dekrit tanggal 5 Juli 1959 yang isi pokoknya sebagai berikut
yang pertama menetapkan pembukaan konstan, menetapkan berlakunya kembali undang-
undang 1945 sebagai undang-undang negara republik Indonesia dan tidak berlakunya
undang-undang dasar sementara 1950, yang ketiga pembentukan MPRS dan dprs dalam
waktu singkat-singkatnya.dewan perwakilan rakyat menurut undang-undang 1945 memiliki
kedudukan kuat dan tidak dapat dibubarkan oleh presiden, ternyata DPR hasil pemilihan
umum tahun 195 yang telah ditetapkan berkedudukan sebagai DPR menurut undang-undang
1945 dibubarkan oleh presiden diganti dengan DPR GR MPR merupakan lembaga tertinggi
negara presiden bertanggung jawab kepada lembaga itu. Kepemimpinan MPRS diberikan
kedudukan sebagai menteri. Bahkan pidato presiden tanggal 17 Agustus 1959 yaitu berjudul
penemu kembali revolusi kita yang menyatakan sebagai modifikasi politik republik Indonesia
oleh MPRS dan dengan begitu mudah ditetapkan sebagai garis-garis besar haluan negara
melalui ketetapan MPRS November tahun 1960 dengan demikian tampak dengan jelas
besarnya kekuasaan presiden.
Semenjak saat diucapkannya dekrit presiden 5 Juli 1959 sedang kan ekonomi bangsa
Indonesia dan kondisi keuangan pemerintah sangat suram hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor seperti kekacauan politik, salah urusan terhadap urusan perusahaan asing yang telah
diambil alih, pemberontakan PRRI. Usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mengelola persatuan ekonomi ternyata mengalami kegagalan kegagalan itu disebabkan oleh
karena masalah ekonomi yang kurang stabil, banyak peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah bertentangan dengan peraturan-peraturan yang lainnya. Untuk merencanakan
pembangunan ekonomi nasional di bawah kabinet karya maka pada tahun 1958 dikeluarkan
undang-undang mengenai pembentukan dewan perancangan nasional. Bapernas mempunyai
tugas yakni menyusun rencana jangka panjang dan rencana tahunan baik nasional maupun
daerah, mengawasi dan menilai pelaksanaan pembangunan dan menyiapkan serta menilai
menderita untuk MPRS. Sejak tahun 1961 Indonesia secara terus-terus membiayai
kekurangan neraca pembayarannya dari cadangan emas dan devisa.Ekonomi Indonesia
bersifat agresif karena kurang lebih 8% penduduk Indonesia hidup dari dan berkecampur
dalam bidang pertanian. Dengan demikian terdapat kesan bahwa kebijakan perdagangan dan
berkelanjutan luar negeri yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan RRC selama
kurang lebih 3 tahun telah membawa negara Indonesia ke dalam lingkungan pengaruh politik
RRC sampai pada. Komunisnya pada peristiwa gerakan 3 g 30 September 1965 yang dituding
dilakukan oleh kaum komunis.
Usaha membebaskan irian barat mulai jalan diplomasi setelah dimulai sejak kabinet
pertama dalam negara kesatuan republik Indonesia yakni tahun 1950. Usaha itu secara terus-
menerus tercantum di dalam program kerja pada setiap kabinet yang memerintah. Dalam
bidang perekonomian pemerintah republik Indonesia melaksanakan konfrontasi terhadap
segala aktivitas perekonomian Belanda. Pada tanggal 19 Desember 1961 presiden Soekarno
mengeluarkan satu perintah dalam rangka memperjuangkan pembebasan irian barat perintah
itu kemudian dikenal dengan sebutan tri komando rakyat atau Trikora yang isinya sebagai
berikut ini gagalkan pembentukan negara republik kemungkinan kolonial Belanda, kibarkan
sang merah putih di irian barat, dan bersihlah untuk mobilisasi umum pertanian kemerdekaan
dan kesatuan tanah air Indonesia. Rasionalisasi dari perintah Trikora adalah membentuk
komando operasi militer yang diberi nama komando Mandala pembiasaan pembebasan irian
barat. Tugas dari komando ini yakni merencanakan dan mempersiapkan dan
menyelenggarakan operasi-operasi militer dengan tujuan pengambilan wilayah provinsi irian
barat ke dalam wilayah kekuasaan republik Indonesia dan mengembangkan situasi wilayah
irian barat sesuai dengan taraf perjuangan diplomasi dan dalam waktu yang singkat agar
wilayah irian barat dapat diciptakan secara de facto wilayah-wilayah yang bebas atas
kehidupan unsur-unsur kekuasaan pemerintah daerah republik Indonesia.
Sebagai bagian dari perjanjian new York sebuah akhir tahun 1999 Indonesia wajib
menyelenggarakan penentuan pendapat rakyat atau Pepera di wilayah irian barat. Opera itu
berhasil dilakukan oleh awal tahun 1999 oleh pemerintah republik Indonesia. Bilang orang
putra itu dilakukan melalui tiga tahapan yakni tahap pertama dimulai pada tanggal 24 Maret
1969 pada tahap ini dilakukan konsiliasi dengan dewan kabupaten di kota Jayapura kenaikan
tata cara penyelenggaraan peperal dan yang kedua diadakan pemilihan dewan musyawarah
yang berakhir pada bulan Juni 1969 dan tahap ketiga dilaksanakan pemerintah berakhir pada
tanggal 4 Agustus 1969 di Jayapura.
Bab 4
Tragedi Nasional Dan Gejolak Daerah

1. pemberontakan prri atau pemerintahan revolusioner republik indonesia

-Tragedi nasional dan gejala daerah

Pemberontakan prri muncul dari situasi tentang antara pemerintahan pusat dengan daerah
tentang kondisi tertentu mengenai masalah otonomi dan perimbangan anggaran pusat daerah
pulsa mengatasi pemberontakan prri pemerintah melaksanakan beberapa organisasi antara
lain :
a. operasi tegas

b. operasi 17 agustus

c. Operasi saatmamarga

d. operasi sadar dipimpin

2. pemberontakan permesta atau piagam perjuangan semesta pemberontakan permesta


diawali dengan pembentukan dewan mannguni, pada tanggal 2 maret 1957.

3. persaingan ideologi di kalangan partai,:

1. kabinet natsir

2. kabinet sukiman

3. kabinet we love

4 .kabid analisa suami joyo1

5. kabinet fahrudin harahap

6. karmina ali sastro mejoyo

7 kabinet djuanda

4. pemberontakan dii atau tii

A. pemberontakan DII di jawa barat pada tanggal 7 agustus 1949 padasuka remaja maridjan
karu suwaryo. memproklamasikan berdirinya negara islam indonesia atau nii kelompok ini
menerangkan dirinya gerakan dalam islam mereka membentuk tentara kita menuju dengan
anggota yang tadi dari laskar hatimu lah dan sabilah berapa ini kemudian dikenal sebagai
singkatan Di atau Ti.

B. Pemberontakan di/tii di Jawa Tengah -tujuan berdirinya negara Islam di Indonesia

- gerakan ini tersebar di daerah seperti tanggal dan Brebes dipimpin oleh Amir Fatah.

- DII dan di Kebumen dikenal dengan nama angkatan umat Islam

- Untuk menumpas gerakan diidentii Jawa Tengah pemerintah membentuk pasukan khusus
yang diberi nama banteng ryders dengan bantuan rakyat

C. pemberontakan di dan TII di Sulawesi Selatan


Muncul gerakan di/tii pimpinan Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan disebabkan karena
hasrat Kahar Muzakkar yang kuat untuk menempatkan kelas keras karena rakyat di Sulawesi
Selatan ke dalam lingkungan Angkatan perang Republik Indonesia Serikat. Gerakan Kahar
Muzakar itu Mengalami berbagai kesulitan tetapi berkat kerugian dan pasukan-pasukan TNI
akhirnya pada bulan Februari 1969 Kahar Muzakar berhasil ditembak mati oleh satuan-satuan
pasukan TNI dengan demikian pemberontakan dipimpin itu berakhir pada tahun 1952 Kahar
Muzakar memproklamasikan berdirinya NII

D. pemberontakan Ibnu Hajar di Kalimantan

Di daerah Kalimantan Selatan juga muncul pemberontakan di bawah pimpinan Ibnu Hajar
mereka menempatkan gerakan dengan sebutan kesatuan rakyat yang tertindas atau KJRT.

E . pemberontakan di dan TII di Aceh gerakan dari Aceh dipimpin oleh Daud barureh Daud
barureh adalah gubernur militer pada masa perang kemerdekaan setelah perang kemerdekaan
berakhir dan negara Indonesia kembali ke dalam bentuk negara kesatuan Republik Indonesia
tahun 1945 di Aceh yang sebelumnya menjadi Daerah Istimewa diturunkan statusnya
menjadi daerah keresidenan di bawah Provinsi Sumatera Utara

5. Pergolakan politik daerah dan ketegangan antar kekuatan politik.

a Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil atau APRA gerakan ini didalangi oleh kaum
kolonialis Belanda yang berusaha mengamankan kepentingan ekonominya di Indonesia
munculnya gerakan ini didasari adanya kepercayaan rakyat akan datangnya seorang Ratu
Adil yang akan membawa mereka ke suasana yang aman dan tentram serta memerintah
dengan adil dan bijaksana.

b. pemberontakan Andi Azis pemberontakan ini terjadi di daerah Sulawesi Selatan di bawah
pimpinan Kapten Andi Azis latar belakang terjadinya pemberontakan ini adalah karena sikap
Andi Azis yang menolak masuknya pasukan apris dari unsur TNI ke Sulawesi Selatan.

c. gerakan republik maluku selatan atau rms

Gerakan republik maluku selatan ini dipelopori oleh mister dokter christian robert stevenson
mungkin mantan jaksa agung negara indonesia timur semoga tidak jujur terhadap bentuknya
negara kesatuan republik indonesia bahkan ia sendiri tidak setuju terhadap penggabungan
daerah-daerah negara indonesia timur kedalam kekuasaan republik indonesia. Gerakan rms
berhasil diatasi sehingga keamanan di wilayah maluku tengah pulih kembali.
d. gerakan pemerintah revolusi udah republik indonesia atau perjuangan rakyat semesta atau
prri atau permesta Pada tanggal 12 februari 1958 kasidahan nasution mengeluarkan
pemerintahan untuk membentuk komando daerah militer sumatera tengah . Dan pada 12
februari nasution mengeluarkan pemerintah untuk membukukan pemandu daerah militer
sumatera tengah dan selanjutnya dimanfaatkan langsung dibawa ke mandu daerah military
sumatera tengah dan pada 15 februari ahmad husein memproklamasikan berdirinya
pemerintahan revolusi dari republik indonesia pada syarifuddin perwari negara sebagai
perdana menteri nya.

B. peristiwa gerakan 30 september 1965 atau PKI

1. sebab sebab munculnya gerakan 30 september 1165 setelah pki merasa cukup buat
dirumuskan isu bahwa pimpinan tni angkatan darat membentuk dewan jenderal yang
akan memberlakukan kudeta terhadap rencana soekarno pada saat peringatan hari ulang
tahun ABRI pada tanggal 5 oktober 1965.

2. gerakan 30 september 1965 atau g30s setelah mengetahui keadaan presiden soekarno
seperti sdn adit langsung mengambil suatu keputusan untuk memulai gerakan . Pada
waktu bersamaan gerakan 30 sep mencoba untuk mengadakan perebutan kekuasaan di
yogyakarta solo wonogiri dan semarang kedua perwira tni angkatan darat dibunuh oleh
perkumpulan pencuri di tunggangan yang terletak di sebelah utara kota jakarta

3. penumpasan gerakan 30 september 1965 langkah-langkah yang pertama dilakukan


adalah moneta disaksikan pasukan yang berada di sekitar medan merdeka yang
dimanfaatkan atau dipergunakan untuk kaum gerakan 30 september pasukan tersebut
berasal dari anggota pasukan batalyon 50 tiga atau brawijaya dan anggota pasukan
batalyon lima empat lima dengan anggota pasukan batalyon paling panjang di buru-buru
berhasil ditarik mundur sekitar pukul 17.00, kemudian presiden soekarno meninggalkan
halim perdanakusuma menduduki tanah bogor sedangkan masukkan air bkd yang
dibentuk oleh pasukan batalyon 238 jangan bergerak menuju sasaran juga didatangkan
bantuan kekuatan pasukan sebanyak 3 kopi tempur kavaleri berganti yang langsung
didampingi oleh komandan kesehatan kavaleri.

5. penumpasan gerakan 30 september 1965 di jawa tengah dan di jogjakarta

Setelah gerakan 30 september 1165 bergerak di jakarta pada tanggal 1 oktober 1965
gerakan itu juga memulai aksinya di daerah jawa tengah munculnya gerakan 30
september 1665 di jawa tengah diawali dengan siaran prri semarang melalui ready
semarang itu assistant jam 07.00 diponegoro mainkan dukungannya terhadap gerakan 30
september di daerah tingkat satu jawa tengah.

C. ada beberapa pendapat tentang peristiwa gerakan 30 september 1 brigadir jenderal porn
syahrini sudiro ketika meletusnya gerakan 30 september hermansyah ren video berpangkat
letnan kolonel dan sebagai pembantu utama daendels jenderal ahmad yani dan jabatannya
adalah sistem kastaf cooti menurut herman saran sudiro

D. dampak sosial politik peristiwa gerakan 30 september terhadap masyarakat indonesia.

situasi darurat anggak menyedihkan kehidupan ideologi nasional sebelum mapan sementara
itu kondisi politik juga belum stabil karena seringnya terjadi konflik antara partai politik
demokrasi terpimpin justru mengarah ke sistem pemerintahan diktator sunter itu keadaan
ekonomi politik dan keamanan semakin bertambah kacau harga barang-barang semakin baik
dan inovasi tangga tinggi bahkan melebihi 600% setahun untuk mengatasinya pada era tahun
165 pemerintah mengadakan dievaluasi rupiah lama menjadi rupiah baru dari 1000 menjadi
rp 100 uang baru, kebijakan lain dalam melakukan harga bahan bakar menjadi 4 seri dipaksa,
tahun 1966 pendidikan bahan bakar itu menyebabkan harga naik secara tidak
terkendali ,meresahkan terjadi dimana-mana.

Bab 5
A. Proses transisi (1996-1967)
Setelah peristiwa gerakan 30 september 1965, muncul berbagai upaya untuk melakukan
perbaikan politiknya dalam negeri. Masalah-masalah national yang meminta perhatian
selamat tahun tahun terakhir dari masa transisi adalah sebagai berikut: a. Berusaha
memperkuat pelaksanaan sistem konstitusional, menegakkan hukum dan menumbuhkan
kehidupan demokrasi yang sehat sebagai syarat untuk mewujudkan stabilitas politik, b.
Melaksanakan pembangunan Lima Tahun yang pertama sebagai usaha untuk memberi isi
kepada kemerdekaan, c. Tetap waspada dan sekaligus memberantas sia-sia kekuatan laten
PKI.
2. Peralihan kekuasaan dari presiden Soekarno kepada jenderal Soeharto
Setelah melalui serangkaian pertemuan, maka pada tanggal 23 Februari 1967 di istana Negara
Jakarta dengan disaksikan oleh ketua presidium kabinet Ampera dan para menteri,
presiden/mandataris MRS/Panglima tertinggi angkatan bersenjata republik indonesia dengan
resmi telah menyerahkan kekuasaan pemerintah kepada pengembangan ketetapan
MPRS/1966 jendral soeharto.
A. Ciri pokok kebijakan-kebijakan pemerintahan orde baru
1. Latar belakang lahirnya orde baru
Setelah gerakan 30 september 1965 berhasil di tumpah dan berbagai bukti-bukti yang berhasil
dikumpulkan mengarah pada PKI, akhirnya ditarik kesimpulan pki dituding sebagai dalang di
belakang gerakan itu. Hal ini menimbulkan kemarahan rakyat kepada PKI. Kemarin rakyat
itu diikuti dengan berbagai demonstrasi demonstrasi yang semakin bertambah gencar
menuntut pembubaran pki beserta organisasi masanya, (ormasnya) dan tokoh-tokoh nya
harus diadili.
2. Perkembangan kekuasaan orde baru
Dengan surat perintah 11 maret 1966 (Supersemar) soeharto mengatasi keadaan yang serba
tidak menentu dan sulit dikendalikan itu, lahirnya tiga kelompok di DPRD yaitu: 1)
Kelompok Demokrasi Pembangunan yang terdiri dari partai-partai PNI, Parkindo, Katolik,
IPKI, serta Murba, 2) Kelompok Persatuan Pembangunan yang terdiri dari partai-partai NU,
Partai Muslimin Indonesia, PSSII dan Perti, 3) Sedangkan kelompok organisasi profesi
seperti organisasi buruh, organisasi pemuda, organisasi tani dan nelayan, organisasi seniman
dan lain-lain tergabung dalam kelompok Golongan Karya.
3. Kebijakan Pemerintah Orde Baru
Telah berakhir memulihkan kondisi politik bangsa indonesia, langkah selanjutnya ditempuh
oleh pemerintah adalah melaksanakan pembangunan nasional. Pembangunan nasional yang
diupayakan pada zaman orde baru direalisasikan melalui pembangunan jangka pendek dan
pembangunan jangka panjang.
B. Menguatnya peran negara pada masa orde baru dan dampaknya terhadap didepan sosial
politik.
1. Latar belakang
Sejak orde baru berkuasa, telah banyak perubahan yang dicapai oleh bangsa indonesia
melalui tahap-tahap pembangunan di sekolah bidang. Pembentukan kabinet baru ini dinamai
kabinet ampera. Kabinet ampera dibebani tugas untuk menciptakan stabilitas politik dan
ekonomi sebagai persyaratan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Tugas itulah yang
kemudian dikenal dengan sebutan dwi dharma kabinet ampera.
2. Revolusi Hijau
Revolusi hijau adalah revolusi produksi biji-bijian dari hasil penemuan-penemuan ilmiah
berupa benih unggul baru dari berbagai varietas gandum, padi dan jagung yang membuat
hasil panen komoditas tersebut meningkat negara-negara berkembang.
3. Perkembangan revolusi jadi indonesia
Perkembangan revolusi hijau yang semakin bertambah pesat, juga berpengaruh terhadap
masyarakat indonesia. Oleh karena itu pertanian menjadi sektor yang sangat penting dalam
upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi indonesia.
4. Perkembangan industrialisasi
a. Industri pertanian
Bentuk-bentuk industri pertanian yang lebih lengkap meliputi hal-hal sebagai berikut: industri
pengolahan hasil tanaman pangan, industri pengolahan hasil perkebunan, industri pengolahan
hasil perikanan, industri pengolahan hasil hutan, industri pupuk, industri pestisida, industri
mesin dan peralatan pertanian.
b. Industri nonpertanian
Dalam perkembangannya di indonesia, berbagai macam industri non pertanian the didirikan
untuk dapat menghasilkan dan meningkatkan produksinya. Misalnya pabrik semen didirikan
di berbagai kota di Indonesia.
5. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
Sistem informasi dan komunikasi, perkembangan media komunikasi massa di indonesia,
sistem komunikasi satelit domestik (SKSD) palapa, radio, televisi.
6. Perubahan Sosial-ekonomi masyarakat indonesia
Kehidupan sosial ekonomi masyarakat indonesia relatif telah mengalami perubahan dan
kemajuan, baik jika dilihat dari struktur distribusi tingkat pendapatan rata-rata maupun sistem
kelembagaan pada sektor publik dan swasta
Bab 6
1. Krisis Politik
Demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan semestinya akan menimbulkan permasalahan
politik. Salah satunya adalah ketidakpercayaan terhadap pemerintahan. Ketidakpercayaan
itulah yang menimbulkan munculnya gerakan reformasi. Kaum reformis yang dipelopori oleh
kalangan mahasiswa yang didukung para dosen serta para rektornya mengajukan tuntutan
untuk mengganti presiden, reshuffle kabinet, dan menggelar Sidang Istimewa MPR dan
melaksanakan pemilu secepatnya.
2. Krisis Hukum
Pelaksanaan hukum pada masa pemerintahan Orde Baru terdapat banyak ketidakadilan.
Bahkan hukum sering dijadikan sebagai alat pembenaran atas tindakan dan kebijakan
pemerintah atau sering terjadi rekayasa dalam proses peradilan, apabila peradilan itu
menyangkut diri penguasa, keluarga kerabat atau para pejabat negara. Sejak munculnya
gerakan reformasi yang dimotori oleh kalangan mahasiswa, masalah hukum juga menjadi
salah satu tuntutannya. Refromasi hukum hendaknya dipercepat untuk dilakukan, karena
merupakan suatu tuntutan agar siap menyongsong era keterbukaan ekonomi dan globalisasi.
3. Krisis Ekonomi
Krisis moneter yang melanda negara-negara di Asia Tenggara sejak Bulan Juli 1996, juga
mempengaruhi perekonomian Indonesia. Ekonomi Indonesia ternyata tidak mampu untuk
menghadapi krisis global tersebut.
4. Krisis Kepercayaan
Krisis multidimensi yang melanda bangsa Indonesia telah mengurangi kepercayaan
masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden Suharto. Berbagai aksi damai dilakukan para
mahasiswa dan masyarakat. — Demonstrasi yang dilakukan oleh para mahasiswa itu semakin
bertambah gencar setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos
angkutan pada tanggal 4 Mei 1998.
G. Kronologi jatuhnya Pemerintah Orde Baru
Reformasi merupakan suatu perubahan tatanan perikehidupan lama dengan tatanan
perikehidupan yang baru dan secara hukum menuju ke arah perbaikan. Pada awal Bulan
Maret 1998 melalui Sidang Umum MPR, Soeharto terpilih kembali menjadi Presiden RI,
serta melaksanakan pelantikan Kabinet Menjadi VII. Namun kondisi bangsa dan negara pada
saat itu semakin tidak kunjung membaik. Perekonomian mengalami kemerosotan dan
masalah sosial semakin menumpuk. Kondisi dan situasi seperti ini mengundang keprihatinan
rakyat.

Memasuki Bulan Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai daerah mulai bergerak menggelar
demonstrasi dan aksi keprihatinan yang menuntut turunnya harga sembako, penghapusan
KKN, dan turunnya Suharto dari kursi Presiden RI.j. Kondisi Sosiai dan Ekonomi
Masyarakat Pasca Reformasi Sejak krisis ekonomi dan krisis multidimensi menimpa bangsa
Indonesia, banyak perusahaan swasta menutup usahanya serta memberhentikan para
pegawainya. Dalam dimensi lain, harga-harga kebutuhan pokok sehari-hari merangkak naik
mengikuti inflasi yang cukup tinggi di Indonesia. Kondisi kontradiktif demikian,
mengakibatkan kehidupan masyarakat Indonesia tersudutkan dan merasakan sulitnya hidup
pada masa itu. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat, pemerintah
melihat lima sektor kebijakan yang harus digarap, yaitu:
1. Perluasan lapangan kerja secara terus menerus melalui investasi dalam dan luar negeri
seefisien mungkin.
2. Penyediaan barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari untuk memenuhi permintaan
pada harga yang terjangkau.
3. Penyediaan fasilitas umum seperti rumah, air minum, listrik, bahan bakar,
komunikasi, angkutan dengan harga yang terjangkau.
4. Penyediaan ruang sekolah, guru, dan buku-buku untuk pendidikan umum dengan
harga terjangkau.
5. Penyediaan klinik, dokter dan obat-obatan untuk kesehatan umum dengan harga yang
terjangkau pula.
BAB III
PEMBAHASAN
A.Kelebihan buku
-kedua buku ini memiliki cover sampul yang menarik sehingga membuat minat baca
-penulisan kedua buku sangat jelas dan tidak membuat pembaca bingung
-pembahasan kedua buku ini sangat beraturan sehingga pembaca mengerti alurnya
-pada buku yang pertama terdapat gambar
B.Kekurangan buku
-buku kedua terlalu monoton dan kurang terdapat banyak gambar sehingga ada beberapa bab
yang kurang menarik untuk di baca
-identitas dari buku pertama kurang lengkap
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari pembahasan kelebihan dan kelemahan yang dijelaskan atau dipaparkan diatas, yaitu
buku Utama yang dimana buku utama yang memiliki kelebihan masing-masing baik dari segi
penulisan, tata bahasa, dan juga materinya.
B.Saran
Untuk kedepannya atau selanjutnya kelemahan-kelemahan atau pun keleebihan-kelebihan
setiap buku ini yang perlu diperbaiki supaya lebih baik dan dimanfaatkan atau digunakan
oleh pembaca sebagai referensi dalam penelitian-penelitian ataupun untuk kegunaan dan
menjadi suatu pedoman bagi kita.

Anda mungkin juga menyukai