Anda di halaman 1dari 2

NAMA : SIDIQ ARIYADI

NIM : 048009964

UPBJJ : UT SURAKARTA

TUGAS 2 SISTEM HUKUM INDONESIA

Pertanyaan :

1. Bukti bahwa kasus tersebut termasuk peristiwa hukum perdata internasional dengan
menunjukkan Titik Taut Primernya.

2. Berdasarkan fakta kasus di atas, tentukan titik taut sekunder dalam perkara tersebut.

JAWABAN 1

Titik Taut Primer, yaitu “Fakta-fakta di dalam sebuah perkara atau peristiwa hukum,
yang menunjukkan peristiwa hukum itu mengandung unsur- unsur asing dan karena itu,
peristiwa hukum yang dihadapi adalah peristiwa Hukum Perdata Internasional dan bukan
peristiwa hukum intern/domestik semata” (Bayu Seto Hardjowahono, 2013: 86).

Faktor-faktor yang menimbulkan isu HPI yaitu: 1) kewarganegaraan, 2) domisili (de


jure) atau tempat kediaman (de facto), dan 3) tempat kedudukan badan hukum (Ari Purwadi,
2016: 64). Dalam Kasus ini merupakan peristiwa hukum perdata internasional karena
melibatkan transaksi ekspor-impor antara dua negara berbeda, Vietnam (negara tempat badan
hukum eksportir berkedudukan) dan Indonesia (negara tempat badan hukum importir
berkedudukan). Titik taut primernya adalah terkait dengan perbedaan kedudukan badan
hukum eksportir dan importir di negara yang berbeda, yang merupakan aspek inti dalam
peristiwa hukum ini.

JAWABAN 2

Titik taut sekunder yaitu faktor-faktor atau sekumpulan fakta yang menentukan
hukum mana yang harus digunakan atau berlaku dalam suatu hubungan HPI. Dalam kasus ini
yang menjadi titik taut sekunder meliputi :
a. Tempat terletak benda (lex situs / lex rei sitae)

Tempat terletaknya benda atau objek transaksi, yaitu mesin kapal dan spare part
yang diekspor, adalah di Maluku, Indonesia, setelah barang dikirim ke P.T Bola
Balaship.

b. Tempat dilangsungkannya perbuatan hukum (lex loci actus)

Perjanjian ekspor-impor ditandatangani di Maluku, Indonesia. Oleh karena itu,


tempat dilangsungkannya perbuatan hukum tersebut adalah di Maluku.

c. Tempat ditandatanganinya kontrak (lex loci contractus)

Penandatanganan perjanjian ekspor impor dilakukan di Maluku. Ini menjadi titik


taut sekunder karena menunjukkan tempat terjadinya perjanjian dan mungkin
mempengaruhi yurisdiksi pengadilan yang menangani perselisihan

d. Tempat dilaksanakannya perjanjian (lex loci solutionis / lex loci executionis)

Barang (mesin kapal dan spare part) dikirim ke Maluku, Indonesia, yang merupakan
tempat dilaksanakannya perjanjian atau tempat di mana barang-barang tersebut
harus diterima.

Dalam konteks ini, terdapat konsistensi bahwa Maluku, Indonesia, adalah tempat yang
relevan dalam semua aspek yang terkait dengan perjanjian ekspor-impor ini, baik tempat
terletaknya benda, tempat dilangsungkannya perbuatan hukum, tempat ditandatanganinya
kontrak, maupun tempat dilaksanakannya perjanjian.

Anda mungkin juga menyukai