Anda di halaman 1dari 1

Lisan, merupakan salah satu pemberian Allah SWT yang besar, karena lisan kita dapat

mengenali berbagai hal didunia ini. Lisan memang memberikan manfaat yang banyak bagi
manusia. karena lisan juga manusia bisa mendapatkan malapetaka yang sangat besar bila
manusia itu tidak bisa menjaga lisannya dengan baik.

Menjaga lisan amat penting, bahkan dianjurkan diam jika tidak mampu mengucap yang baik,
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau
diam”. (H.R. Bukhari).

Betapa besarnya dampak buruk akibat dari salah ucap, maka tidak berlebihan pribahasa
menyebutkan “lidah lebih tajam dari pada pedang”. Lidah sekalipun tidak bertulang, namun
bisa memanggal leher seseorang. Lisan adalah karunia yang Allah berikan, menjaganya
adalah kewajiban sebagai rasa syukur atas pemberian Allah dengan mengucap yang baik,
mengajak berbuat baik, dan tidak mengumbar aib sesamanya sehingga lisan menjadi tali
penyambung antara satu dan yang lain.

Di bulan Ramadhan ini, diwajibkan bagi orang yang berpuasa bukan sekadar menahan lapar
dan haus, melainkan lebih dari itu yakni juga menjaga lisan dari ucapan kotor. Menjaga lisan
ini adalah pekerjaan yang berat dan sulit, karena lisan ini kecil tapi hasilnya sangat luar biasa.

Al-Qur’an dan Sunnah memberi perhatian besar berkaitan dengan masalah menjaga lisan.
Dan diantara rusaknya puasa kita ini adalah juga gara-gara lisan. Dimana orang tidak mampu
menjaga lisan yang buruk, tidak mampu menjaga omongan yang buruk, sehingga puasanya
tidak bermakna dan tidak mendapatkan pahala sama sekali. Rasulullah SAW bersabda:
“Orang yang tidak menjauhi perkataan dusta dan mengamalkan dusta, maka tak ada hajat
bagi Allah untuk menilai ibadah puasanya, meskipun ia bersusah payah menjauhi makanan
dan minuman” (HR. Bukhari)

maka rugilah meraka yang berpuasa selama satu hari penuh, tetapi hanya karena tidak dapat
menjaga lisannya untuk tidak berkata buruk/atau kotor. Dia kehilangan pahalanya berpuasa,
Padahal puasa ini memiliki keutamaan yang sangat besar. Yang mana ketika umat muslim
menjalankanya maka amalnya akan dilipatgandakan oleh Allah SWT.

sejatinya perintah untuk berkata baik dan meninggalkan ucapan kotor tak hanya berlaku
ketika seseorang tengah menjalankan puasa.Dalam hal ini, puasa menjadi satu momentum
untuk membiasakan diri berkata dan berbuat baik. Karenanya diharapkan setelah usainya
Ramadhan, terbentuklah ketakwaan yang semakin mendekatkan umat Islam kepada Allah
SWT.

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al Baqarah 183)

Derajat takwa tentu tidak akan mudah diraih. Dimulai dari membiasakan berbicara baik,
maka akan berpengaruh pada perilaku dan tindakan. Ini juga yang disebut dengan akhlakul
karimah. Upaya membangun karakter baik melalui ucapan yang baik pula.

Anda mungkin juga menyukai