Anda di halaman 1dari 3

PENTINGNYA MENJAGA LISAN KETIKA BERPUASA

Assalamu'alaikum wa rohmatullahi wa barakatuhu.

Innalhamdalillah wa sholatu wa shalamu 'alaa rosulillah wa 'alaa aalihi wa shahbihi wama


walaah wa laa haula wa laa quwwata illaa billah, amma ba'du.

Para pemirsa yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta'ala,.

Masalah menjaga lisan, ini pekerjaan yang sangat berat, sangat sulit, karena lisan ini
barangnya kecil tetapi hasilnya bisa sangat luar biasa. Allah memberikan kita lisan dan dua
bibir yang dengan lisan ini masyaAllah, dengan manfaat yang sangat besar. Adanya para
pendakwah, para guru, para ulama, yang dengan lisannya menyampaikan al-haq, sehingga
kita mengenal kebenaran melalui mereka. Akan tetapi jika lisan tidak terkendali, maka justru
lisan ini akan menjadi malapetaka besar.

Sehingga orang terjerumus dalam perbuatan syirik, terjerumus dalam perbuatan


kekafiran, kemunafikan, bid’ah dan maksiat. Itu semuanya adalah gara-gara lisan. Yang mana
lisan menyihir manusia hingga mereka mulai tenggelam dalam berbagai macam perbuatan.

Agama kita Islam, ajaran Al-Quran, dan Sunnah sangat menaruh perhatian besar
dengan masalah menjaga lisan. Dan di antara rusaknya puasa kita ini adalah juga gara-gara
lisan.

Orang yang tidak mampu menjaga lisan yang buruk, tidak mampu menjaga omongan
yang buruk, sehingga puasanya tidak bermakna dan tidak mendapatkan pahala sama sekali.

Bukankah kita telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau


mengatakan:

"Berapa banyak orang mereka berpuasa dan dia tidak mendapatkan bagian puasanya
kecuali hanya lapar dan haus." (HR. Thabrani)

Padahal, puasa ini adalah amalan yang istimewa. Pahalanya sangat luar biasa.

Tapi, kok sampai ada orang yang berpuasa ternyata tidak mendapatkan apa-apa
kecuali lapar dan haus. Apa sebabnya?

Sebabnya adalah kata Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam:

"Barangsiapa yang dia dengan puasanya, dia tidak meninggalkan perkataan dusta,
perkataan buruk, perkataan jelek, dan perbuatan-perbuatan kejelekan, Allah tidak
membutuhkan dalam hal dia meninggalkan makan dan minum."

Ini adalah hakikat puasa yang diajarkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Khususnya di bulan Ramadhan saat kita sedang menunaikan ibadah puasa,
sebagaimana sabda beliau:

"Barangsiapa salah satu di antara kalian di pagi hari dalam kondisi berpuasa, maka jangan
berkata jorok dan jangan bersikap bodoh. Kalau ada seseorang yang menghardiknya atau
menghinanya maka katakan kepadanya, sesungguhnya saya sedang puasa, sesungguhnya
saya sedang puasa." (HR. Muslim)

Dusta, kebatilan, perbuatan lagwu, di luar Ramadhan wajib kita tinggalkan. Tapi di
bulan Ramadhan, penekanannya lebih lagi.

Jadikan diri kita lebih berwibawa dan tenang di waktu puasa, dengan banyak diam
dan banyak meninggalkan dosa.

Oleh karena itulah mudah-mudahan Allah memudahkan kita di bulan Ramadhan


dengan menjaga lisan kita.

Karena inilah faktor yang bisa menjadikan puasa kita rusak akibat tidak meninggalkan
perbuatan yang sia-sia dan haram, berkaitan dengan lidah dan lisan kita.

Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Anda mungkin juga menyukai