Anda di halaman 1dari 4

MARKAS BESAR TNI ANGKATAN DARAT

SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

PRODUK PERORANGAN PENDIDIKAN


REGULER LXIV SESKOAD TA 2024

PENGAMPU : DEPARTEMEN OLAH YUDHA

MATA KULIAH : KECABANGAN MATRA DARAT

BAHAN KULIAH : KECABANGAN INFANTERI

Bandung, Februari 2024


2

SEKOLAH STAF DAN KOMANDO TNI AD


DEPARTEMEN OLAH YUDHA

TEMA

PERAN DAN TRANSFORMASI KECABANGAN INFANTERI DI ERA REVOLUSI


INDUSTRI5.0

RANGKUMAN

Revolusi Industri 5.0 adalah konsep yang mengacu pada peningkatan otomatisasi
dan digitalisasi dalam industri dengan menggabungkan teknologi canggih seperti Artificial
Intelligence (AI) , Internet of Things (IoT), dan robotika dengan keahlian manusia. Konsep
ini bertujuan untuk menciptakan sistem produksi yang lebih efisien, adaptif terhadap
perubahan teknologi, dan berkelanjutan. Revolusi Industri 5.0 diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas, kualitas, dan keamanan, menciptakan peluang baru, serta
mengurangi dampak lingkungan yang negatif.

Pada saat ini, dunia sedang dihadapkan pada serangkaian konflik yang kompleks,
seperti konflik antara Ukraina dan Rusia, Palestina dan Israel, serta Armenia dan
Azerbaijan. Yang membedakan konflik ini dari konflik masa lalu adalah kehadiran
Revolusi Industri 5.0, yang mengubah cara pertempuran. Di era ini, teknologi memiliki
peran besar dalam dinamika konflik, dengan penggunaan drone dan kendaraan tanpa
awak yang mengubah strategi dan taktik militer.

Doktrin Kartika Eka Paksi (KEP) dari TNI AD yang mengatur bahwa Infanteri
sebagai salah satu Fungsi Teknis Militer Umum, bertanggung jawab atas intelijen
pertempuran, manuver, tembakan, dan pertempuran darat langsung. Dalam Revolusi
Industri 5.0, kecabangan infanteri mengalami transformasi signifikan untuk memanfaatkan
kemajuan teknologi. Contohnya, penggunaan drone di Ukraina memungkinkan
pengintaian dan pemetaan posisi musuh tanpa mengirimkan pasukan langsung ke
wilayah berbahaya.

Revolusi Industri 5.0 membawa perubahan fundamental dalam cara kita hidup,
bekerja, dan berinteraksi. Dalam konteks operasi militer, perubahan ini memiliki implikasi
yang signifikan. Kecerdasan Buatan (AI) dan analitik data menjadi inti dari banyak inovasi
teknologi militer, memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cerdas dalam situasi
3

pertempuran, pengelolaan logistik, dan perencanaan strategis. Internet of Things (IoT)


meningkatkan konektivitas antarplatform dilingkungan TNI AD, memungkinkan pertukaran
data real-time yang meningkatkan pengawasan dan koordinasi di medan perang.
Penggunaan robot, kendaraan otonom, dan teknologi wearable semakin memainkan
peran penting dalam operasi militer, meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko bagi
prajurit TNI AD. Namun, keamanan informasi dan pertahanan siber menjadi tantangan
besar dalam era ini. Adopsi teknologi baru dan adaptasi terhadap perubahan ini menjadi
kunci bagi negara-negara yang ingin mempertahankan keunggulan militer.

Peran tradisional infanteri dalam pertahanan nasional pada era modern sering
kali melibatkan tugas-tugas seperti pertempuran di darat, pengamanan di perbatasan atau
di kewilayahan, serta pemeliharaan perdamaian. dihadapkan dengan perkembangan
teknologi dan dinamika konflik modern, kecabangan infanteri memiliki beberapa tantangan
baru. Tantangan tersebut antara lain meliputi kemajuan teknologi militer meliputi
kecanggihan persenjataan, kendaraan tempur, dan drone atau persenjataan nirawak yang
memerlukan adaptasi strategi dan taktik infanteri tradisional yang masih membutuhkan
Analisa dan perintah manual dari manusia. Selain itu, pada konflik modern cenderung
melibatkan perang asimetris, di mana kecabangan infanteri harus mampu beroperasi
dalam lingkungan yang berbeda-beda, termasuk perkotaan, hutan, dan daerah terpencil.

Transformasi kecabangan infanteri di era Revolusi Industri 5.0 dengan persenjataan


serba modern, digital seperti peluru kendali berpandu ,jaringan sistem tempur dan pesawat tempur
generasi ke-5, dukungan kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT) juga sangat berperan
dalam meningkatkan ketepatan sasaran dan keberhasilan memenangkan pertempuran. Pemanfaatan
kecerdasan buatan di ranah TNI AD khususnya dikecabangan Infanteri meliputi kemampuan
observasi, orientasi, keputusan, dan tindakan yang diperlukan untuk menetralkan aksi lawan atau
menjalankan aksi ofensif, juga mampu mengenali citra dan mendeteksi objek melebihi kemampuan
manusia serta meningkatkan kualitas intelijen dengan memproses data dalam jumlah besar, selain
itu, AI dapat digunakan untuk menghasilkan informasi palsu untuk mengelabui lawan, menemukan
dan memperbaiki kerentanan sistem, menyerang kerentanan siber lawan, serta meningkatkan
efektivitas operasi yang berdampak pada pengurangan biaya secara keseluruhan. Dengan demikian,
pemanfaatan teknologi AI dan IoT dalam transformasi kecabangan infanteri menjadi faktor kunci
dalam meningkatkan kemampuan militer dan keberhasilan dalam pertempuran.

Kecabangan Infanteri menghadapi tuntutan untuk meningkatkan kesiapan


tempur dan beradaptasi dengan lingkungan pertempuran modern. Langkah-langkah yang
diambil termasuk peningkatan pelatihan bagi prajurit dalam penggunaan teknologi
4

canggih seperti senjata modern, peralatan komunikasi, dan sistem AI, IoT, dan robotika.
Mereka juga perlu melakukan penyesuaian dalam taktik dan strategi pertempuran, belajar
beroperasi di lingkungan yang berbeda-beda, serta memperkuat koordinasi antar
kecabangan dan dengan markas pusat/komando melalui sistem komunikasi yang
canggih. Selain itu, infanteri terus mengembangkan doktrin dan kebijakan baru yang
relevan dengan perubahan teknologi dan dinamika konflik modern, dengan tujuan tetap
efektif dalam mendukung pertahanan nasional dan menjaga keamanan negara.

Referensi

1) Keputusan Menteri pertahanan Nomor Kep/631/M/VI/2022 tanggal 3 Juni 2022 tentang


Doktrin pertahanan negara.

2) Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1024/XII/2020 tanggal 21 Desember 2020


tentang Doktrin TNI AD Kartika Eka Paksi.

3)https://www.lemhannas.go.id/images/2023/Materi_KUP/
2903_Seminar_Nasional_Pasis_Seskoau.pdf diakses pada tanggal 28 Februari pukul
21.30 wib

4 https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/09/08/potensi-dual-use-disrupsi-teknologi-
dalam-mewujudkan-industri-pertahanan-yang-maju-kuat-mandiri-dan-berdaya-saing.html
diakses pada tanggal 28 Februari pukul 22.00 wib

Anda mungkin juga menyukai