Anda di halaman 1dari 53

PROPOSAL

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG CARA MENCUCI


TANGAN YANG BENAR PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI
SD NEGERI GUNUNG SEKAR 4 SAMPANG

Disusun Oleh :

RIZMA AISYAH RAMADHANI AZIS

19153010028

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2023
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG CARA MENCUCI
TANGAN YANG BENAR PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI
SD NEGERI GUNUNG SEKAR 4 SAMPANG

PROPOSAL

Diajukan sebagai salah satu syarat


Mendapatkan gelar Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb)
Pada Program DIV Kebidanan STIKES Ngudia Husada Madura

Oleh :

RIZMA AISYAH RAMADHANI AZIS


NIM. 19153010028

PROGRAM STUDI DIPLOMA VI KEBIDANAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2023

ii
HALAMAN PERNYATAAN

Saya menyatakan sesungguhnya bahwa proposal dengan judul :

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG CARA MENCUCI


TANGAN YANG BENAR PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI
SD NEGERI GUNUNG SEKAR 4 SAMPANG

Dibuat untuk melengkapi sebagai persyaratan menjadi Sarjana terapan kebidanan

pada Program DIV Kebidanan STIKes Ngudia Husada Madura, sejauh yang saya

ketahui bukanlah merupakan tiruan atau duplikasi proposal yang sudah

diduplikasikan atau pernah dipakai untuk mendapat gelar DIV dilingkungan

Program Studi DIV Kebidanan STIKes Ngudia Husada Madura maupun perguruan

tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian sumber informasi dicantumkan

sebagaimana mestinya.

Pernyataan ini saya buat penuh tanggung jawab dan saya menerima konsekuensi

apapun sesuai aturan yang berlaku apabila dikemudian hari diketahui pernyataan

ini tidak benar.

Bangkalan, 04 April 2023

Rizma Aisyah Ramadhani Azis

NIM. 19153010028

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal dengan judul :

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG CARA MENCUCI TANGAN


YANG BENAR PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI
GUNUNG SEKAR 4 SAMPANG

Dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Terapan

Kebidanan pada Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKes Ngudia Husada

Madura. Proposal ini telah diperiksa, dikonsulkan dan siap untuk diujikan pada

sidang Proposal pada Tanggal 04 April 2023 dan dinyatakan memenuhi syarat sah

sebagai Proposal pada Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKes Ngudia

Husada Madura.

Bangkalan, 04 April 2023

Pembimbing

Nor Indah Handayani, S.Tr.Keb., M. Keb


NIDN. 0713039006

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal dengan judul :

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG CARA MENCUCI


TANGAN YANG BENAR PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI
SD NEGERI GUNUNG SEKAR 4 SAMPANG

Dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Terapan

Kebidanan pada Program Studi DIV Kebidanan STIKes Ngudia Husada Madura.

Proposal ini telah diseminarkan pada Tanggal 2023 dihadapan tim penguji

Proposal Program Studi DIV Kebidanan STIKes Ngudia Husada Madura

Bangkalan, dan telah diperbaiki sesuai dengan saran dan masukan yang diberikan

selama seminar.

Bangkalan, 2023

Tim Penguji

Ketua : (.......................)

Anggota 1 : (.......................)

Anggota 2 : Nor Indah Handayani.,S.Tr.Keb.,M.Keb (.......................)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Diploma IV Kebidanan
STIKes Ngudia Husada Madura

Nor Indah Handayani.,S.Tr.Keb.,M. Keb


NIDN. 0713039006

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala

rahmat, karunia, maghfiroh dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal ini sebagai salah satu persyaratan untuk

menyelesaikan tugas Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKes

Ngudia Husada Madura.

Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan sehingga penulis

tetap semangat dalam menyelesaikan Proposal. Dalam menyelesaikan

proposal, penulis sadar bahwa proposal ini tidak akan selesai tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga dan setinggi-tingginnya

kepada yang terhormat:

1. Dr. Mustofa Haris, S. Kp., M. Kes, selaku ketua Yayasan Ngudia


Husada
2. Dr. Fitriah, S. Kep., Ns., M.Pd., M.Kep., selaku pembina
yayasan STIKes Ngudia Husada Madura.
3. Dr. M. Hasinuddin, M. Kep selaku ketua STIKes Ngudia Husada
Madura.
4. Lelly aprilia vidayati S.SiT.,M.Kes Selaku ketua Program Studi
Diploma IVKebidanan STIKes Ngudia Husada Madura

5. Nor Indah Handayani.,S.Tr.Keb.,M.Keb Selaku pembimbing saya


yang telah sabar membimbing dan memberikan semangat untuk
menyelesaikan Proposal ini.
6. Bapak dan ibu dosen serta seluruh staf STIKes Ngudia Husada

vi
Madura yang telah membantu dalam menyelesaikan Proposal ini.
7. Kepala sekolah Ninik Suhartini, S.Pd beserta jajarannya yang telah
berkenan membantu saya menyelesaikan proposal ini dengan baik.
8. Untuk Ayah cinta pertama dalam hidupku dan Mama tercinta
terima kasih atas kasih sayang dan doa-doa yang selalu terlantur di
bibir manismu setelah sujudmu.
9. Untuk Adikku Hikmal Abadi Isnani Azis terima kasih karena
kamulah yang menjadi motivasi terbesar kedua untuk terus
semangat menyelesaikan tugas-tugas hingga titik ini.
10. Untuk sahabatku LILY SQUAD yang selalu menyemangati saya
untuk terus berjuang.
11. Terima kasih untuk orang baik yang telah membuat saya bisa
melewati segala kegundahan hingga membuat saya menjadi lebih
tangguh.
12. Dan terimakasih untuk diri saya sendiri.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh


dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang sifatnya membangun sangat diharapkan
penulis dalam perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca
umumnya.

Bangkalan, 2023
Penulis

Rizma Aisyah Ramadhani Azis


NIM. 19153010028

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PROPOSAL ........................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................. 5
1.2 Identifikasi Penyebab Masalah ......................................................... 6
1.3 Batasan Masalah ............................................................................. 7
1.4 Rumusan Masalah ............................................................................. 7
1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
1.6 Manfaat penelitian ........................................................................... 7
1.7 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 11
2.1.Konsep Dasar ................................................................................... 11
2.1.1 Pengertian Pengetahuan ............................................................. 11
2.1.2 Tingkat Pengetahuan .................................................................. 12
2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan .................................................. 13
2.1.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ................... 15
2.1.5 Pengukuran Pengetahuan ............................................................ 17
2.1.6 Konsep Dasar Mencuci Tangan .................................................. 17
2.2 Kerangka Konseptual........................................................................ 22

BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................. 24


3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 24
3.2 Identifikasi Variabel ......................................................................... 24
3.3 Definisi Operasional ......................................................................... 24
3.4 Total Sampling.................................................................................. 25
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 26
3.6 Alat Pengumpulan data Data …………………………….……….. 26
3.7 Validitas dan Reabilitas ................................................................... 26
3.8 Etika Penelitian ................................................................................. 26
3.9 Cara Pengumpulan Data .................................................................. 29
3.10 Pengolahan Data ............................................................................. 30
3.11 Analisa Data................................................................................... 31
3.12 Kerangka Kerja ............................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 33

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Identifikasi Masalah .................................................................... 6


Gambar 2.1 Langkah Mencuci Tangan ............................................................ 19
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ......................................................................... 22
Gambar 3.2 Kerangka Kerja ............................................................................ 32

ix
DAFTAR TABEL

1.7 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 8


3.1 Definisi operasional ................................................................................... 24

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Ijin Permohonan Studi Pendahuluan ................................. 8


Lampiran 2 : Surat Balasan Studi Pendahuluan ............................................... 24
Lampiran 3 : Surat Permohonan Menjadi Responden ..................................... 8
Lampiran 4 : Surat Pernyataan Menjadi Responden ........................................ 24
Lampiran 5 : Kuesioner .................................................................................... 8
Lampiran 6 : Lembar Konsultasi ..................................................................... 24

xi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mencuci tangan merupakan salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun atau

handscrub. Perilaku CTPS (Cuci tangan pakai sabun) yang baik dapat

mencegah kejadian diare dan ISPA yang rentan dialami oleh anak-anak

khususnya anak usia sekolah. Mencuci tangan adalah teknik dasar yang

paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan penyakit infeksi.

Mencuci tangan merupakan proses pembuangan kotoran dan debu dari

kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Sehingga penting untuk

mengajarkan anak sejak dini mengenai CTPS (Cuci tangan pakai sabun)

yang baik dan benar. Salah satu bentuk perilaku hidup bersih dan sehat,

yaitu dengan membiasakan diri mencuci tangan dengan menggunakan

sabun. Program kesehatan ini disebut dengan CTPS (Cuci Tangan Pakai

Sabun). Selain cara mencuci tangan, waktu mencuci tangan juga harus

diperhatikan, menurut Depkes (2009), lima waktu yang tepat mencuci

tangan pakai sabun adalah sebelum makan, setelah bermain, sesudah ke WC

atau buang air besar, sesudah menceboki bayi/anak, dan sebelum memasak

atau menyiapkan makanan (Esse Puji Pawenrusi, 2018)

Tujuan cuci tangan adalah untuk menghilangkan kotoran dan debu

dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme. Mengajarkan

anak mencuci tangan pakai sabun sangatlah penting sebab

1
2

tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang rentan karena berisiko

menyebarkan berbagai jenis bakteri yang tidak terlihat dengan mata

telanjang. Mencuci tangan dengan sabun dapat diartikan sebagai keinginan

seseorang untuk membersihkan kulit tangan memakai air dan sabun dari

kuman dan kotoran supaya dapat mencegah penyakit seperti diare dan

kecacingan pada anak (Esse Puji Pawenrusi, 2018)

Menurut laporan UNICEF, Indonesia berhasil meningkatkan

cakupan layanan kebersihan dasar mencuci tangan sebesar 10% pada 2015

hingga 2020. Angka tersebut menempatkan Indonesia di urutan keempat

dari 33 negara yang disurvei oleh UNICEF. UNICEF dan Kementerian

Kesehatan, diketahui praktik cuci tangan sudah naik ke rata-rata 60%

populasi. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas,2018) digambarkan

terdapat <50% yang sudah bisa mencuci tangan secara benar sesuai

langkah – langkah dan di lingkungan sekolah memperoleh capaian yang

terendah yakni sebesar 43%. Apalagi saat pandemi seperti ini, cuci tangan

seharusnya menjadi salah satu poin penting bagi tindakan pencegahan

penyebaran covid -19 (lestari, rina et al., 2022).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SDN Gunung

Sekar 4 Sampang pada bulan Januari 2023 dengan metode kuesioner

tentang pengetahuan cara mencuci tangan yang benar di dapatkan hasil

bahwa dari 20 siswa, di kelas tiga 5 diantaranya kurang memiliki

pengetahuan cuci tangan dengan benar. Sedangkan untuk di kelas 4

terdapat 23 siswa, 8 diantaranya yang kurang memiliki pengetahuan cuci

tangan dengan benar. Dan di kelas 5 dari 25 siswa 5 diantaranya kurang


3

memiliki pengetahuan cuci tangan yang benar. Untuk kelas 6 dari 21

siswa, 3 diantaranya kurang memiliki pengetahuan tentang cuci tangan

dengan benar.Sehingga sering mengabaikan dan malas mencuci tangan

dengan benar agar terhindar dari segala penyakit.

Faktor-faktor yang menjadi penyebab kurangnya pengetahuan anak

tentang CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) dapat disebabkan oleh beberapa

faktor, yaitu: kurang adanya KIE (Komunikasi dan Edukasi) tentang

mencuci tangan, kurangnya pengenalan dari keluarga tentang pengetahuan

CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun), lingkungan yang pengetahuannya

masih minim tentang CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) . Selain beberapa

faktor yang sudah disebutkan diatas, kurangnya pengetahuan tentang

CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) juga dapat disebabkan oleh kurangnya

media pembelajaran yang digunakan ketika memberikan edukasi (lestari,

rina et al., 2022).

Tingkat pengetahuan menjadi salah satu faktor penting untuk

mendukung perilaku cuci tangan yang benar. Penelitian yang dilakukan

Kartika, dkk pada anak sekolah di Kota Semarang menunjukkan bahwa

ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang cuci tangan

pakai sabun dan perilaku cuci tangan pakai sabun. Mereka yang memiliki

pengetahuan baik lebih banyak yang melakukan cuci tangan secara benar

(Nasir et al., 2020).

Dampak yang dapat terjadi karena kebiasaan cuci tangan yang

kurang baik pada anak itu ada beberapa macam, yaitu: mudah timbulnya

kontaminasi patogen pada makanan seperti Norovirus dan Salmonella


4

yang bisa berakibat kematian) dan juga menurut penelitian Audria Octa

Anggraini Widi Lestari (2019) juga menyatakan bahwa malas mencuci

tangan dengan sabun dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan

berupa penyakit menular seperti diare. Bahkan tidak mencuci tangan juga

dapat menimbulkan penyakit pneumonia yang menyerang organ paru –

paru, demam berdarah, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), cacingan,

infeksi, cacar air, campak, dan gondong. Dampak yang ditimbulkan akibat

tidak mencuci tangan dengan baik dan benar tersebut harus dicegah agar

tidak terjadi perluasan dampak bagi Kesehatan (lestari, rina et al., 2022).

Salah satu cara untuk melakukan cuci tangan dengan benar pada

anak sekolah dasar yakni peran tenaga kesehatan sangat penting untuk

memberikan edukasi tentang bagaimana mencuci tangan yang benar

menggunakan sabun dan air mengalir. Dengan adanya edukasi tentang

mencuci tangan yang benar di sekolah membuat masyarakat sekolah

khususnya siswa-siswi sekolah dapat menjaga dan meningkatkan

kesehatan diri sendiri dan melindungi diri dari penyakit dan lingkungan

yang tidak kondusif untuk hidup sehat. Pelaksanaan mencuci tangan yang

benar di sekolah menjadi tanggung jawab semua pihak yang memfasilitasi

terselenggaranya kegiatan. Walaupun kegiatan edukasi dan praktik tentang

CTPS lebih bersifat demostrasi, tetapi diharapkan dapat menjadi suatu

pemicu untuk meningkatkan kesadaran para siswa tentang pentingnya

CTPS serta menjadikannya kebiasaan sehari-hari (Nasir et al., 2020).


5

1.2 Identifikasi Masalah

Faktor Penyebab yang


mempengaruhi
pengetahuan : Kurangnya pengetahuan
mencuci tangan yang
1. Usia benar
2. Jenis kelamin
3. Pendidikan
4. Sumber Informasi
5. Pengalaman

Gambar 1.2 Identifikasi Masalah

1.2.1 Faktor yang mempengaruhi mencuci tangan yang benar di sekolah dasar :

a. Usia

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahrkan sampai

berulang tahun. semakin cukup umur, tingkat matang dan kekuatan

seseorang akan lebih mumpuni dalam berfikir dan bekerja. Dari segi

kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih tua dapat dipercaya

dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini merupakan

bukti pengalaman dan kematangan (Hendrawan, 2020)

b. Jenis kelamin

Jenis kelamin merupakan tanda biologis yang membedakan manusia

berdasarkan kelompok laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin

menjadi acuan seseorang dalam berperilaku dan berpenampilan sesuai

dengan jenis kelaminnya (Notoatmodjo, 2011).

c. Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin banyak

pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya, pendidikan yang rendah akan


6

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang

baru diperkenalkan (Nursalam, 2011).

d. Sumber Informasi

Informasi dapat memberikan pengaruh terhadap pengetahuan

seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah,

jika mendapatkan informasi yang tepat dan baik dari berbagai media

misalnya Televisi, radio, sosial media atau surat kabar maka hal itu

dapat meningkatkan pengetahuannya (Notoatmodjo, 2011).

e. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang

dihadapi di masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang terus

dikembangkan akan memberikan pengetahuan dan keterampilan

profesional, serta dapat mengembangkan kemampuan dalam

mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan

menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata

dalam bidang kerjanya (Budiman & Riyanto, 2014).

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya pembahasan, maka penulis membatasi masalah

pada Pengetahuan mencuci tangan yang benar pada anak sekolah dasar

SDN Gunung Sekar 4 Sampang.


7

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana

gambaran pengetahuan tentang mencuci tangan yang benar pada siswa

SDN Gunung Sekar 4 Sampang.

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Umum

Mengidentifikasi penerapan bagaimana gambaran anak sekolah

dasar tentang Cuci Tangan Yang Benar Di SDN Gunung Sekar 4

Kecamatan Sampang Tahun 2022.

1.5.2 Tujuan Khusus

Mengidentifikasi tingkat pengetahuan bagaimana penerapan cuci

tangan yang benar pada anak sekolah dasar di SDN Gunung Sekar 4

Sampang.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoristis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah ilmu pengetahuan

tentang mencuci tangan yang benar pada anak sekolah dasar.

1.6.2 Manfaat Praktis

Sebagai masukan dan dapat dijadikan pedoman dalam mencuci tangan

yang benar pada anak sekolah dasar.


8

1.7 Penelitian Terdahulu

No Judul Penulis dan Variabel Desain Hasil


Penelitian tahun penelitian
penelitian
1 Gambaran Marzuki & putri 1. Pengetahuan kuantitatif Berdasarkan
pengetahuan dkk, 2022 PHBS cross penelitian
terhadap 2. Mencuci sectional Pengetahuan
perilaku hidup tangan (PHBS) anak di
bersih dan SDN 106830
sehat (PHBS) adalah cukup.
mencuci Sebagian besar
tangan anak di anak - anak
SD Negeri SDN 106830
106830 mengetahui apa
yang dimaksud
dengan PHBS,
sedangkan untuk
langkah-langkah
mencuci tangan
banyak yang
belum
mengetahui.

2 Ganbaran Delvia 1. Pengetahuan Deskriptif Menunjukkan


pengetahuan Pramiswari cuci tangan bahwa hampir
cuci tangan Raditia dan yang benar. seluruh siswa 30
yang benar Yanik Purwanti, 2. Usia anak (82%) memiliki
pada anak usia 2022 pengetahuan
sekolah di Mts yang baik
tentang cuci
tangan yang
benar dan
sebagian kecil
siswa 7 (18%)
memiliki
pengetahuan
yang cukup. Ini
di sebabkan
karena masih
kurangnya
pengetahuan
tentang cuci
tangan yang
benar pada anak
usia sekolah di
Mts. Nahdlatul
Ulama’
9

3 Perilaku Prodi d3 1. Perilaku Deskriptif Hasil pretest


hidup bersih Keperawatan, hidup Wawancara menunjukkan
sehat cuci Sekolah 2. Cuci bahwa hanya 42
tangan pakai Tinggi tangan (tiga puluh) orang
sabun di sd Kesehatan pakai anak yang dapat
negeri Notokusumo sabun menjawab seluruh
gunting Yogyakarta pertanyaan
gilangharjo 2022 dengan benar.
pandak Mayoritas anak-
Bantul anak belum
yogyakarta mengetahui dan
memahami a)
pengertian cuci
tangan, b)
manfaat cuci
tangan c) cara
cuci tangan, d)
dan dampak
negative bila tidak
cuci tangan. Hasil
posttest
menunjukkan
bahwa 89
(delapan puluh
sembilan) orang
anak dapat
menjawab seluruh
pertanyaan
dengan benar,
mereka
memahami
tentang cuci
tangan
4 Pengetahuan Nuniek, 2015 1. Penget Deskriptif Hasil penelitian
mencuci ahuan pengetahuan
tangan 2. Mencu penunggu pasien
penunggu ci tentang cuci
pasien tangan tangan lotion
menggunakan antiseptic di ruang
lotion bangsal perawatan
antiseptic kelas III RSUD
Kraton Kabupaten
Pekalongan
didapat 156
responden.
Pengukuran
pengetahuan
menggunakan
kuesioner dengan
jumlah 18
pernyataan.
Berdasarkan hasil
penelitian masing-
masing sebanyak
20 responden
berpengetahuan
baik, 108
responden
10

berpengetahuan
cukup, dan 28
responden
berpengetahuan
kurang

5 Pengaruh Ahmad & 1. Pengar Eksperiment pengaruh


Pendidikan nikmak dkk, uh al pendidikan
Kesehatan 2018 Pendid kesehatan cuci
Cuci Tangan ikan tangan dengan
Melalui 2. CTPS metode cerita
Metode bergambar
Cerita terhadap
Bergambar keterampilan cuci
Terhadap tangan pakai
Keterampilan sabun pada anak
Cuci Tangan pra sekolah di
Pakai Sabun sekolah alam
Pada Anak hijau daun kota
Usia 5-6 Kediri tahun 2018
Tahun yaitu semakin
meningkat.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Menurut Donsu (2017) dan Notoatmodjo (2014) dalam skripsi Afnis

(2018), pengetahuan merupakan suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui

proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu.

Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku

terbuka (open behavior). Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu yang

terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap dan peraba. Pada waktu

penginderaan, untuk menghasilkan pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan seseorang

sebagian besar diperoleh melalui indra penglihatan dan indra pendengaran.

Pengetahuan memiliki hubungan yang sangat erat dengan pendidikan

formal. Dengan pendidikan yang tinggi, diharapkan seseorang memiliki

pengetahuan yang semakin luas. Akan tetapi, seseorang yang berpendidikan

rendah bukan berarti berpengetahuan rendah. Peningkatan pengetahuan tidak

hanya diperoleh dari pendidikan formal saja, tetapi juga dapat diperoleh dari

pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek

mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini

akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek

11
12

yang diketahui, maka 8 akan menimbulkan sikap yang lebih positif terhadap

objek tertentu (Notoatmodjo, 2014).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014) pengetahuan yang dicakup dalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu adalah mengingat kembali suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Tahu dapat diartikan karena keberhasilannya dalam

mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini

adalah kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau

keterangan yang berhasil dihimpun atau dikenali (recall of facts).

b. Memahami (comprehension)

Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan tentang suatu

objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar. Pemahaman dapat diartikan karena telah dicapainya pengertian

(understanding) tentang hal yang sudah dikenali.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real). Aplikasi dapat

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan rumus, metode, hukum-hukum,

prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisa (analysis)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan atau menjelaskan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di


13

dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu dengan yang

lainnya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian di

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis

merupakan suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasiformulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkaskan, dan dapat menyesuaikan terhadap

suatu teori atau rumusanrumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Kholid (2012) cara yang dapat digunakan untuk memperoleh

pengetahuan di bagi menjadi 2 cara, yaitu :

1. Cara tradisional atau non ilmiah

Cara tradisional atau non ilmiah ini digunakan untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan sebelum ditemukan metode ilmiah secara

sistematik 10 dan logis. Cara memperoleh pengetahuan dengan cara

tradisional atau nonilmiah yaitu:


14

a. Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini sudah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah dilakukan

dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan

masalah, apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, maka akan

dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini masih

gagal, maka dicoba kemungkinan selanjutnya sampai kemungkinan

tersebut berhasil.

b. Cara kekuasaan atau otoritas

Prinsip dari cara ini adalah dengan menerima pendapat dari orang yang

memiliki aktivitas tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan

kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris maupun berdasarkan

penalarannya sendiri. Hal ini disebabkan karena menerima dan

menganggap semua pendapat itu benar.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk

memperoleh pengetahuan. Dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapi pada masa yang lalu. Tidak semua pengalaman pribadi dapat

membuat seseorang untuk menarik kesimpulan, tetapi juga diperlukan

pemikiran yang kritis dan logis.

d. Melalui jalan pikiran

Dalam memperoleh pengetahuan, manusia menggunakan jalan

pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. Induksi adalah


15

proses pembuatan kesimpulan melalui pernyataan-pernyataan khusus

pada umum. Sedangkan, deduksi adalah proses pembuatan kesimpulan

dari pernyataan umum ke khusus.

2. Cara modern atau ilmiah Dalam memperoleh pengetahuan secara lebih

sistematik, logis dan ilmiah. Dalam mengambil suatu kesimpulan, maka

dilakukan observasi langsung dan membuat pencatatan terhadap semua

fakta yang berhubungan dengan objek penelitian.

2.1.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Terdapat beberapa faktor – faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan

antara lain :

1. Usia

Semakin bertambahnya usia maka akan semakin berkembang pula pola

pikir dan daya tangkapnya. Sehingga, pengetahuan yang didapat juga

akan semakin membaik dan bertambah (Budiman & Riyanto, 2014).

2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan tanda biologis yang membedakan manusia

berdasarkan kelompok laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin menjadi

acuan seseorang dalam berperilaku dan berpenampilan sesuai dengan

jenis kelaminnya (Notoatmodjo, 2011).

3. Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin banyak

pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya, pendidikan yang rendah akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang

baru diperkenalkan (Nursalam, 2011).


16

4. Sumber Informasi

Informasi dapat memberikan pengaruh terhadap pengetahuan

seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah, jika

mendapatkan informasi yang tepat dan baik dari berbagai media

misalnya Televisi, radio, sosial media atau surat kabar maka hal itu

dapat meningkatkan pengetahuannya (Notoatmodjo, 2011).

5. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang

dihadapi di masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang terus

dikembangkan akan memberikan pengetahuan dan keterampilan

profesional, serta dapat mengembangkan kemampuan dalam

mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan

menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam

bidang kerjanya (Budiman & Riyanto, 2014).

6. Lingkungan

Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke

dalam setiap individu. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal

balik ataupun tidak, yang akan direspons sebagai pengetahuan oleh

setiap individu. Dengan lingkungan yang baik maka pengetahuan yang

didapatkan akan baik. Sebaliknya, jika lingkungan kurang baik maka

pengetahuan yang didapat akan kurang baik. Jika seseorang berada di

sekitar orang yang berpendidikan maka pengetahuan yang dimiliki


17

seseorang akan berbeda dengan orang yang berada di sekitar orang

pengangguran dan tidak berpendidikan (Budiman & Riyanto, 2014).

7. Sosial, Budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilaksanakan tanpa pertimbangan baik

ataupun buruk akan menambah pengetahuan meskipun tidak

melaksanakannya. Status ekonomi seseorang akan menentukan

ketersediaan fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga

status sosial, budaya dan ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang (Budiman & Riyanto, 2014)

2.1.5 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner

pada tiap responden dengan materi pengetahuan sesuai topik yang akan diukur.

Dengan ketentuan dalam mengerjakan yaitu jika benar maka bernilai 1 dan jika

salah maka bernilai 0. Menurut Arikunto (2010) presentase nilai dapat diukur

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

a) 7 – 10 : Kategori baik

b) 5–6 : Kategori cukup

c) <5 : kategori kurang

2.1.6 Konsep Dasar Mencuci Tangan.

a. Definisi mencuci tangan

Mencuci tangan merupakan salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun atau

handscrub oleh karna itu manusia supaya menjadi bersih dan sehat dengan

cara memutuskan mata rantai kuman. Cuci tangan adalah kegiatan


18

membersihkan kotoran yang melekat pada kulit dengan memakai sabun

dan air yang mengalir atau cairan antiseptic (Raditia & Purwanti, 2021).

Mencuci tangan adalah proses yang mekanik melepaskan kotoran dan

debris dari kulit tangan (Kementrian Kesehatan RI, 2011).

b. Langkah-langkah cuci tangan

Langkah-langkah cuci terdiri dari 6 langkah, yakni :

1. Basahi kedua tangan dari telapak tangan sampai pertengahan lengan

dengan air bersih yang mengalir

2. Tuangkan sabun secukupnya dan oleskan ke kedua tangan kamu hingga

menutupi seluruh permukaan tangan

3. Gosok kedua telapak dan punggung tangan secara pergantian. Jangan

lupa gosok juga jari-jari tangan dan sela-sela jari sampai bersih. Lalu,

bersihkan juga bagian bawah kuku. Bersihkan kedua ibu jari tangan

dengan cara menggenggam dan memutar ibu jari secara bergantian.

4. Gosok tangan setidaknya selama 20 detik atau sama dengan

menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun” dari awal sampai akhir

sebanyak dua kali.

5. Bilas tangan dengan baik di bawah air bersih yang mengalir.

6. Keringkan tangan dengan menggunakan handuk bersih atau di bawah

hand dryer (Kemenkes RI, 2020)


19

Gambar 2.1 Langkah cuci tangan

(sumber : kemenkes RI)

c. Tujuan cuci tangan

Tujuan mencuci tangan adalah menghilangkan mikroorganisme sementara

yang mungkin ditularkan. Mencuci tangan dapat mencegah menularnya

penyakit yang ditularkan melalui tangan seperti diare, infeksi saluran

pernafasan atas, difteri, cacingan, demam tifoid, infeksi kulit, infeksi mata,

dan lainnya. (Nurul Azizah, dkk 2015)

d. Manfaat cuci tangan

Mencuci tangan merupakan perilaku sehat yang telah terbukti secara ilmiah

dapat mencegah penyebaran penyakit menular seperti diare, Infekai Saluran


20

Pernafasan Atas (ISPA) dan flu burung, bahkan disarankan untuk mencegah

penularan influenza

d. Gambaran pengetahuan tentang mencuci tangan

Hasil penelitian (Fajriah,2015) tentang Pengetahuan mencuci tangan

penunggu pasien menggunakan lation antiseptik pengetahuan penunggu

pasien tentang cuci tangan lotion antiseptic di ruang bangsal perawatan

kelas III RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan didapat 156 responden.

Pengukuran pengetahuan menggunakan kuesioner dengan jumlah 18

pernyataan. Berdasarkan hasil penelitian masing-masing sebanyak 20

responden berpengetahuan baik, 108 responden berpengetahuan cukup, dan

28 responden berpengetahuan kurang. Pengetahuan merupakan hasil

pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui

indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan

sendirinya, pada waktu pengindraan sampai 560 menghasilkan pengetahuan

tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap

objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra

pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata) (Notoadmodjo 2005).

Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu

aspek positif dan aspek negatif, kedua aspek ini yang akan menentukan

sikap seseorang. Semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui,

maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. Salah

satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang

diperoleh dari pengalaman sendiri (Wawan & Dewi 2010). Berdasarkan

hasil penelitian (Maulana,2009) Upaya untuk meningkatkan pengetahuan


21

dengan memberikan kesadaran melalui kegiatan yang disebut pendidikan

kesehatan atau penyuluhan kesehatan. Sehingga dengan pengetahuannya

akan menimbulkan sikap dan akhirnya menyebabkan individu atau

kelompok akan berperilaku yang didasarkan pada kesadaran dan kemauan

individu yang bersangkutan (Fajriyah, 2015).

Menurut Sonata Saragih (2019) menunjukan bahwa tingkat

pengetahuan siswa atau siswi sebelum diberikan pendidikan kesehatan

tentang cuci tangan keseluruhan pada kategori Baik = 57,9%, Cukup

=26,3%, Kurang =15,8%, Pengetahuan cuci tangan siswa atau siswi kelas V

sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang cuci tangan mayoritas

kategori baik menjadi 33 orang (86,8%) (Saragih, 2021)

Menurut Ernida,Diah Navianti, Hanna deritaL damanik (2020)

menunjukan bahwa pengetahuan baik terhadap cuci tangan pakai sabun

yaitu sebanyak 56 responden (77,8%), lebih tinggi persentasenya

dibandingkan dengan responden yang mempunyai pengetahuan kurang baik

yaitu sebanyak 16 responden ( 22,2%).Hasil dari 72 responden sebanyak 57

responden ( 79,1 %) dengan sikap positif dan sebanyak 15 responden ( 20,9

%) dengan sikap negatif terhadap cuci tangan pakai sabun.Hasil dari 72

responden sebanyak 53 responden (73,6%) dengan tindakan baik dan

sebanyak 19 responden (26,4 %) dengan tindakan buruk terhadap cuci

tangan pakai sabun(Ernida et al., 2021)


22

2.2 Kerangka Konseptual

Faktor Penyebab
kurangnya
pengetahuan :
Usia Pengetahuan
Jenis Kelamin
Pendidikan
Sumber informasi
Pengalaman
Lingkungan
Proses Pengindraan
- Pendengaran
- Penglihatan

Intensitas Perhatian

Persepsi terhadap objek

Sikap dan Perilaku

Tindakan cuci tangan

Gambar 2.1
Kerangka Konsep Gambaran pengetahuan tentang cara cuci tangan
yang benar pada anak sekolah dasar

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti


23

Berdasarkan kerangka konseptual dapat diketahui bahwa banyak faktor

penyebab kurangnya pengetahuan seperti pada usia, jenis kelamin, Pendidikan,

sumber informasi, pengalaman, dan lingkungan. Dari faktor tersebut dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang. Pengetahuan di dapatkan melalui proses

penginderaan seperti pada indra penglihatan dan pendengaran.Peneliti

menggunakan faktor pengetahuan untuk mengukur tindakan mencuci tangan

terhadap anak SD. Faktor pengetahuan mempengaruhi intensitas perhatian, yang

mana intensitas pengetahuan mempengaruhi persepsi terhadap objek, dari persepsi

manusia juga mempengaruhi sikap ,perilaku dan tindakan, termasuk tindakan

mencuci tangan.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan salah satu bagian yang menjadi fokus

dalam melakukan penelitian (Hidayat et al., 2020).Dalam penelitian ini desain

yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini digunakan

untuk menggambarkan atau memotret masalah kesehatan serta yang terkait

dengan kesehatan sekelompok penduduk atau orang yang tinggal dalam

komunitas tertentu.

3.2 Identifikasi Variabel

Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki

anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh

kelompok yang lain (Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini yaitu

gambaran pengetahuan tentang cara cuci tangan yang benar pada anak sekolah

dasar.

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan

Definisi operasional juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran

atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta

pengembangan instrumen (alat ukur), (Hendrawan, 2020)

24
25

Definisi
Variabel Operasional Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Pengetahuan
1. Pengetahuan (knowledge)
adalah hasil tahu
yang terjadi setelah
1. Baik
seseorang
Kuesioner Nominal 2. Cukup
melakukan
3. Kurang
penginderaan
terhadap suatu
objek tertentu

3.4 Total Sampling

3.4.1 Populasi

Populasi penelitian atau universe adalah keseluruhan objek

penelitian atau objek yang diteliti (Notoadmojo, 2017).Pada penelitian ini

populasinya adalah anak sekolah dasar kelas 3 sampai kelas 6 pada bulan

Januari 2023 di SDN Gunung Sekar Sampang, Kecamatan Tambelangan,

Kabupaten Sampang. Adapun jumlah populasinya adalah 89 Responden

anak sekolah dasar.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian

kebidanan, kriteria inklusi dan eksklusi, dimana kriteria tersebut

menentukan dapat dan tidaknya sampel yang tersebut digunakan (Hidayat

et al., 2020). Pada penelitian ini sampel yang diambil penelitian adalah 89

Responden anak sekolah dasar di SDN Gunung Sekar Sampang,

Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang.


26

3.4.4 Tekhnik Sampling

Tekhnik sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari

populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2011). Tekhnik yang

digunakan adalah Total Sampling.

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut:

a) Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili

dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel

(Notoatmodjo, 2010)

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Dalam keadaan sehat fisik

2) Bersedia menjadi responden

3) Bisa baca tulis

b) Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat

mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Kriteria eksklusi penelitian ini adalah anak yang tidak

kooperatif

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Januari 2023 sampai dengan selesai

di SDN gunung sekar 4 sampang


27

3.6 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner, kuesioner

tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga responden bisa mengisinya

dengan baik (Hidayat et al., 2020).Alat pengumpulan data menggunakan

kuersioner

3.7 Validitas dan Reabilitas

3.7.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur benar –

benar mengukur apa yang diukur, uji validitas ini dilakukan dengan

menggunakan SPPS.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur sesuatu

kursioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu

kursioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. (Ghozali,

2012)

3.8 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti berusaha untuk

memperhatikan etika yang harus dipatuhi dalam pelaksanaanya agar hak

responden dapat terlindungi, mengingat penelitian agar berhubungan

langsung dengan manusia. Oleh karena itu peneliti sebelumnya melakukan

penelitian terlebih dahulu mengajukan ethical clearance kepada pihak yang

terlibat lansung maupun tidak langsung dalam penelitian agar tidak terjadi

pelanggaran hak – hak otonomi manusia yang kebetulan menjadi subjek


28

penelitian. Penelitian ini dimulai dengan melakukan berbagai prosedur yang

berhubungan dengan etika penelitian meliputi :

3.8.1 Nilai Sosial

Suatu penelitian dapat diterima secara etis apabila berdasarkan

pada metode ilmiah yang valid. Dengan kata lain, justifikasi etis melakukan

penelitian yang mengikutsertakan manusia adalah adanya nilai sosial,

memiliki kewajiban moral untuk memastikan semua penelitian dilakukan

dengan cara menjunjung tinggi hak asasi manusia, menghormati,

melindungi dan adil terhadap subjek dan masyarakat dimana penelitian

tersebut dilakukan.

3.8.2 Nilai Ilmiah

Suatu penelitian dapat diterima secara etis apabila berdasarkan

pada metode ilmiah yang valid. Dengan kata lain,justifikasi etis melakukan

penelitian yang mengikutsertakan manusia adalah adanya nilai ilmiah.

Parameter ilmiah mengacu pada kemampuan peneliti untuk menghasilkan

informasi yang valid dan handal, sesuai dengan


29

tujuan yang dinyatakan dalam protokol dasar untuk penelitian

selanjutnya dan data yang relevan untuk mengambil keputusan klinis,

kesehatan, dan kebijakan sosial atau alokasi sumber daya. Intinya

adalah bahwa berbagai hal yang berkaitan dengan “desain ilmiah”

yang menghasilkan informasi yang bermakna, bukan justru

sebaliknya.

3.8.3 Pemerataan Beban dan Manfaat

Penelitian dapat diterima secara etik bila resiko telah diminimalisir

(baik dengan mencegah potensi – potensi merugikan dan meminimalisir

dampak negatif yang mungkin terjadi ) dan manfaat sumber penelitian

harus lebih besar dibanding resiko. Selain itu juga memastikan bahwa

manfaat dan beban didistribusi merata, tidak ada status atau tingkat

kelompok dikenakan resiko atau beban lebih berat

3.8.4 Potensi Manfaat dan Resiko

Hampir setiap penelitian yang mengikutsertakan subjek manusia

akan memberi beberapa “konsekuensi” misal resiko seperti

ketidaknyamanan, pengorbanan waktu atau biaya. Beberapa manfaat yang

sesuai nampaknya di perlukan untuk membenarkan hal itu demi

keseimbangan. Oleh sebaba itu penting membedakan berbagai jenis

manfat hasil penelitian dan berbagai makna moral dari segi subjek.

3.8.5 Bujukan (Inducement)

Dalam penelitian harus dihindari adanya kecurigaan atau klaim

adanya “eksploitasi” dan pentingnya aspek moral pada klaim tersebut.


30

Klaim berkaitan dengan spek manfaat dan bahaya (benefit and harm ) ,

kerentanan (vulnerability) dan persetujuan (consent).

3.8.6 Privasi dan Kerahasiaan

Kerahasiaan adalah menghormati usaha penyedia informasi tentang

bagaimana informasi yang akan digunakan atau diungkapkan. Dengan

demikian, kewajiban untuk menghormati kerahasiaan adalah berkaitan

dengan bagaimana seseorang menepati janji. Hal ini penting untuk dicatat

bahwa usaha untuk menjaga kerahasiaan tidak selalu secara eksplisit

diberikan.

3.8.7 Informed Consent

Membagikan lembar pengantar kursioner kepada subjek penelitian

yang bertujuan bahwa subjek mengetahui identitas peneliti, maksud dan

tujuan, serta manfaat dari penelitian. Subjek penelitian yang akan

dijadikan responden harus menandatangani lembar persetujuan (Informes

Consent), tetapi jika subjek tidak bersedia terlibat dalam penelitian maka

peneliti tidak boleh memaksakan karena subjek mempunyai hak untuk

tidak bersedia terlibat dalam penelitian.

3.9 Cara Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data pada penelitian sebagai berikut:

setelah peneliti mendapat surat rekomendasi dari institusi pendidikan

kemudian peneliti meminta ijin kepada Kepala sekolah Ninik Suhartini,

S.Pd untuk melakukan penelitian.

Peneliti selanjutnya melakukan penelitian dengan mengumpulkan

data sesuai yang akan diteliti. Jenis data yang dikumpulkan dari
31

penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh secara

langsung melalui kuesioner.

3.10 Pengolaan Data

3.10.1 Pemeriksaan Data / Editing

Skoring merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan computer.

Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya

dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi

dan arti suatu kode dari suatu variabel (Hidayat, 2008).

3.10.2 Pemeriksaan data / Skoring

Skoring merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan computer.

Biasanya dalama pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya

dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi

dan arti suatu kode dari suatu variabel (Hidayat, 2008).

a. Mencuci tangan yang baik

1. Skor 7 - 10 : Kategori baik

2. Skor 5 - 6 : Kategori cukup

3. Skor < 5 : kategori kurang

3.10.3 Pemberian kode (Coding)

Mengkode data adalah kegiatan mengklasifikasi data dan memberi

kode untuk masing-masing jawaban yang ada pada kuesioner


32

Pemberian simbol, tanda atau kode pada informasi yang telah

dikumpulkan untuk memudahkan pengolahan

Kode 1 = Baik

Kode 2 = Cukup

Kode 3 = Kurang

3.10.4 Tabulasi (Tabulating)

Tabulasi merupakan membuat tabel-tabel data, sesuai dengan

tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010)

3.10 Analisa Data

3.10.1 Analisa Deskriptif

Analisa univariat yang dilakukan pada tiap variabel dari hasil

penelitian. Pada umumnya analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan

presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012).


33

3.11 Kerangka kerja

Kerangka kerja adalah langkah-langkah yang akan dilakukan dalam

penelitian yang berbentuk kerangka atau alur penelitian (Hidayat, 2007).

Penulisan kerangka kerja disajikan alur penelitian mulai dari variabel hingga

hasil dan kesimpulan penelitian dengan bentuk skema.

Variabel : Pengetahuan

Populasi
Anak SDN Gunung sekar 4 sampang kelas 3,4,5 dan 6
populasinya sebanyak 89 orang

pengumpulan data kuesioner

Pengolahan data
Editing, Scoring, Coding, Tabulating

Analisa data

Univariat distribusi frekuensi

Hasil dan kesimpulan


34

DAFTAR PUSTAKA

Ernida, Novianti, D., & Damanik, H. D. L. (2021). Pengetahuan, Sikap Dan


Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa Di Sekolah Dasar
Knowledge, Attitude and Action of Washing Hands Using Soap for Students
At Elementary School. Jurnal Sanitasi Lingkungan), 1(1), 1–6.
https://doi.org/10.36086/salink.v1i1.658
Esse Puji Pawenrusi. (2018). Penyuluhan Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun
(Ctps) Di Kelurahan Sinrijala Rt 01/ Rw 02 Makassar. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Gerakan Aksi Sehat (GESIT), 1(1), 1–7.
https://doi.org/10.51171/b.v1i1.140
Fajriyah, N. N. (2015). Pengetahuan Mencuci Tangan Penunggu Pasien
Menggunakan Lotion Antiseptic. The 2nd University Research Coloquium,
557–562.
Hendrawan. (2020). Gambaran Tingkat Pengetahuan Nelayan tentang Kesehatan
dan Keselamatan Kerja. Jurnal Saintara, 5(1), 26–32.
Hidayat, E. I. F., Vivi Yandhari, I. A., & Alamsyah, T. P. (2020). Efektivitas
Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas V. Jurnal Ilmiah
Sekolah Dasar, 4(1), 106. https://doi.org/10.23887/jisd.v4i1.21103
lestari, rina, D., Wandi, & Asiyah, S. (2022). Rina Dwi Lestari, 2022. 9(2).
https://doi.org/10.29406/jjum.v9i2.4715
Nasir, N. M., Farah, W., Desilfa, R., Khaerudin, D., Safira, Y., & Virlian, V.
(2020). Edukasi Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa Sd Di
Tangerang Selatan. AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan
Kesehatan Masyarakat, 1(1), 45. https://doi.org/10.24853/assyifa.1.1.45-49
Notoadmojo. (2017). Kebersihan pribadi adalah salah satunya un. Nitro Pdf
Profesional, 14.
Raditia, D. P., & Purwanti, Y. (2021). Description of the Correct Hand Washing
Knowledge in School-Age Children in Elementary School. Academia Open,
6, 1–9. https://doi.org/10.21070/acopen.6.2022.1802
35

Saragih, A. (2021). Hubungan Personal Hygiene Dan Sanitasi Lingkungan


Dengan Kejadian Scabies Di Pondok Pesantren Modern Al - Kautsar
Simalungun. Frontiers in Neuroscience, 14(1), 1–13.
36

Lampiran 1. Surat Permohonan Studi Pendahuluan


37

Lampiran 2 : Surat Balasan Studi Pendahuluan


38

Lampiran 3 : Surat Permohonan Menjadi Responden

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Judul: : Gambaran Pengetahuan Tentang Cara Mencuci Tangan Yang Benar Pada
Anak Sekolah Dasar di Sd Negeri Gunung Sekar 4 Sampang

Kepada:
Yth. Responden
Di tempat

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,mahasiswa Program Studi D IV
Kebidanan STIKes Ngudia Husada Madura Bangkalan. Penelitian ini
dilaksananakn sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir
program Studi Diploma VI Kebidanan. Mengharap kesediaan ibu/keluarga
menjadi responden dalam penelitian ini dan membantu dalam pengisian format
pengumpulan data.Jawaban responden merupakan sumbangan yang sangat
berharga bagi kelangsungan penelitian ini. Peneliti menjamin kerahasian dan tidak
akan berakibat apapun pada responden.
Atas kesediaan responden dalam membantu kelancaran penelitian ini, saya
ucapkan terimakasih.

Bangkalan, 04 April 2023

Nama Peneliti

RIZMA AISYAH R.A


39

Lampiran 4 : Surat Persetujuan Menjadi Responden

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul : Gambaran Pengetahuan Tentang Cara Mencuci Tangan Yang Benar Pada
Anak Sekolah Dasar Di Sd Negeri Gunung Sekar 4 Sampang

Peneliti : Rizma Aisyah Ramadhani Azis

Pembimbing : Nor Indah Handayani, S.Tr.Keb.,M.keb

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk


berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKes Ngudia Husada Madura.
Sebelumnya saya telah diberi penjelasan tujuan penelitian dan saya telah
mengerti bahwa peneliti akan merahasiakan identitas, data maupun informasi
yang saya berikan, sehingga saya akan menjawab pertanyaaan yang diajukan
peneliti untuk mengisi format pengumpulan data.
Dengan demikian, maka saya bersedia menjadi responden dalam penelitian
ini.

Bangkalan, ……….. 2023

Partisipan Nama Peneliti

( ) (Rizma Aisyah R.A)


40

Lampiran 5 : Kursioner
KUESIONER

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG CARA MENCUCI

TANGAN YANG BENAR PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD

GUNUNG SEKAR 4 SAMPANG

A. Identitas Diri Responden :

1. Nama siswa : 3. Umur :

2. Jenis kelamin : 4. Kelas :

B. Pengetahuan tentang mencuci tangan

Berilah Tanda centang (√) pada salah satu pilihan yang kamu

anggap benar

No Pertanyaan YA TIDAK

Mencuci tangan adalah membesihkan tangan

1 dan jari – jari menggunakan air mengalir dan


sabun.

Mencuci tangan dengan bersih dapat mencegah


2
penyakit dan memutus penyebaran kuman.
Mengusapkan antiseptic (seperi antis, detol)

3 pada tangan dan jari merupakan bagian dari


cuci tangan.
Sebelum dan sesudah makan diperlukan
4
mencuci tangan pakai sabun.
Mencuci tangan pakai sabun diperlukan setelah
kita bermain / berolahraga.
5

Waktu yag tepat untuk mencuci tangan pakai


sabun adalh setelah buang sampah
6
41

7 Mencuci tangan pakai sabun diperlukan setelah


menyentuh hewa / unggas termasuk peliharaan.

8 Apabila tidak mencuci tangan pakai sabun


dapat menyebabkan diare (mencret)

9 Apabila tidak mencuci tangan pakai sabun


dapat menyebabkan cacingan

10 Setelah mencuci tangan kita perlu


mengeringkan tangan dengan kain lap kering /
tisu

Total

( Sumber : Ester Sibarani , 2016 )


42

Lampiran 6 : Lembar Konsultasi

Anda mungkin juga menyukai