Jln Ki Ratu Penghulu Karang Sari Baturaja Kabupaten OKU, Sumatera Selatan
*E-mail: rijalulfikri2511@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki arahan untuk menganalisis keragaan saluran pemasaran bawang merah di
Desa Sidomulyo Kecamatan Belitang Kabupaten OKU Timur, menganalisis efisiensi saluran
pemasaran bawang merah di Desa Sidomulyo Kecamatan Belitang Kabupaten OKU Timur dilihat
dari margin pemasaran dan farmer’s share. Data diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner.
Hasil penelitian ini menunjukkan Peragaan pada tataniaga bawang merah terdapat 3 pola system
tata niaga. Pola 1 terdapat 3 lembaga yaitu tengkulak, pedagang besar dan pengecer, pola ke II,
tengkulak dan pedagang pengecer. Kemudian pola ke III tanpa lembaga pemasaran yakni petani
langsung ke konsumen, 2 pola tataniaga yang efisien adalah pola system tataniaga III yaitu pola
system tanpa lembaga pemasaran, dimana petani menjual langsung ke konsumen.
ABSTRACT
This study has directions for analyzing the performance of the red onion marketing channel in
Sidomulyo Village, Belitang District, OKU Timur Regency, analyzing the efficiency of the shallot
marketing channel in Sidomulyo Village, Belitang District, OKU East Regency in terms of marketing
margins and farmer's share. Data obtained by distributing questionnaires. The results of this study
indicate that in the trading system of shallots there are 3 patterns of trading system. Pattern 1 has 3
institutions, namely middlemen, wholesalers and retailers, pattern II, middlemen and retailers. Then
the third pattern is without marketing institutions, namely farmers directly to consumers, 2 efficient
trading system patterns are the third trading system pattern, namely the system pattern without
marketing institutions, where farmers sell directly to consumers.
1786
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 10, Nomor 3, September 2023 : 1786-1799
1787
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 10, Nomor 3, September 2023 : 1786-1799
merah yang ada selama ini dinilai dan Sistem pemasaran yang belum efisien
belum dapat mensejahterakan petani tersebut menyebabkan harga bawang
produsen. Kemudian Wacana (2017) merah di tingkat konsumen relatif lebih
menyatakan bahwa sistem dan pola saluran mahal jika dibandingkan dengan harga
pemasaran, fungsi lembaga pemasaran bawang merah di tingkat petani.
serta struktur, dan perilaku pasar dalam Berdasarkan latar belakang diatas
kegiatan tata niaga komoditas bawang maka penulis tertarik untuk melakukan
merah dan efisiensi saluran pemasaran rencana penelitian dengan judul “Analisis
masing-masing lembaga pemasaran yang Tata Niaga Bawang Merah di Desa
berada di Kelurahan Brebes sesuai dengan Sidomulyo Kecamatan Belitang Kabupaten
peran dan kebutuhannya. Sukriyanto OKU Timur”
(2018) mendeskripsikan tentang bentuk
saluran pemasaran, besarnya margin METODE PENELITIAN
pemasaran, bagian harga yang diterima Penelitian dilaksanakan di Sidomulyo
oleh petani dan efisiensi pemasaran Kecamatan Belitang Kabupaten OKU
komoditi bawang merah. Pemasaran Timur. Penentuan lokasi dilakukan secara
bawang merah di Desa Sidomulyo yang sengaja (Purposive) dengan pertimbangan
tidak efektif berdampak pada keuntungan bahwa di Desa Sidomulyo merupakan desa
yang diperoleh lembaga pemasaran yang produksi bawang merah paling besar.
maupun petani akan semakin kecil karena Pengumpulan data di lokasi ini
banyak biaya yang harus dikeluarkan dilaksanakan pada bulan Desember 2022
dalam memasarkan bawang merah hingga mulai pada awal persiapan untuk
sampai ke tangan konsumen. Saluran pengumpulan data hingga tahap
pemasaran juga menentukan marjin penyusunan jurnal. Jenis laporan ini
keuntungan yang diterima oleh para petani, bersifat kuantitatif. Metode pengolahan
Semakin panjang alur pemasaran semakin data ini bertujuan untuk menjawab
banyak lembaga pemasaran yang rumusan masalah. Untuk menjawab
menikmati marjin keuntungan. Harga yang rumusan masalah di atas maka di gunakan
terjadi di tingkat konsumen akhir selama pengolahan data sebagai berikut:
ini dinilai belum seimbang jika 1. Secara sistematis untuk menghitung
dibandingkan dengan margin pemasaran biaya pemasaran dapat menggunakan
yang diterima oleh pedagang perantara. rumus sebagai berikut :
1788
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 10, Nomor 3, September 2023 : 1786-1799
Hb = Harga beli bawang merah antara biaya pemasaran dan harga eceran
1789
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 10, Nomor 3, September 2023 : 1786-1799
1790
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 10, Nomor 3, September 2023 : 1786-1799
1791
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 10, Nomor 3, September 2023 : 1786-1799
1792
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 10, Nomor 3, September 2023 : 1786-1799
1793
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 10, Nomor 3, September 2023 : 1786-1799
1794
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 10, Nomor 3, September 2023 : 1786-1799
rantai II sebesar Rp.30.833,- /kg dan rantai tiga rantai pemasaran bawang merah.
III sebesar Rp. 24`555,-.. Harga jual yang Rantai I melibatkan tengkulak, pedagang
lebih tinggi akan menutupi biaya besar, pedagang pengecer dan konsume.
pemasaran yang lebih besar, sehingga Harga beli dan harga jual serta marjin
keuntungan yang diperoleh baik di masing pemasaran dari setiap lembaga pemasaran
– masing lembaga maupun secara total pada rantai pemasaran I dapat dilihat pada
menjadi besar. di bawah.
Rantai tataniaga III, pemasaran pada Tabel 4. Margin Pemasaran Bawang
rantai ini lebih kecil biaya pemasarannya merah pada rantai 1 di Desa
yakni rata-rata sebesar Rp. 24.555,-. Sidomulyo Kecamatan Belitang
Bahkan pada rantai pemasaran ini tidak Kabupaten OKU Timur.
memakai biaya lain kecuali biaya beli. Hal No Lembaga Harga Harga Margin
Pemasaran Beli (Rp) Jual (%)
ini dikarenakan Hubungan yang terjadi (Rp)
1 Petani - 17200
diantara petani dengan konsumen secara 2 Tengkulak 17200 22200 77,47
langsung dikarenakan adanya motif social, 3 Pedagang 22200 26400 84,09
Besar
seperti keluarga ataupun tetangga. 4 Pedagang 26400 31400 84,07
Pengecer
Biasanya Pemasaran pada rantai ini 5 Konsumen 31400 -
untungnya tidak terlalu besar akan tetapi
kelebihanya adalah konsumen mengambil Berdasarkan Tabel 4 diatas , rantai
langsung dan membawa kendaraan sendiri tataniaga I bawang merah dapat dilihat
ke petani. Biasanya konsumen membeli marjin pemasaran pedagang pengecer lebih
dengan jumlah yang tidak begitu banyak. besar dari pada marjin pemasaran
tengkulak dan pedangang besar. Hal ini
Margin Tataniaga Bawang Merah di dikarenakan pedagang pengecer
Kecamatan Jayapura Kabupaten OKU merupakan tangan tiga dari rantai saluran
Timur pemasan, sehingga harga untuk bawang
perkilo naik di setiap lembaga pemasaran.
Menurut Sukamto (2014), margin Hal ini sesuai dengan teori salura
tataniaga adalah harga ditingkat petani dan pemasaran jika tataniaga semakin panjang
harga ditingkat lembaga pemasaran. maka marginnya semakin besar oleh
Berdasarkan hasil penelitian di Desa karena itu harga ditingkat konsumen akan
Sidomulyo Kecamatan Belitang terdapat semakin mahal. Perbedaan ini menurut
1795
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 10, Nomor 3, September 2023 : 1786-1799
besar dan Pedagang pengecer pada rantai bahwa pada rantai tataniaga II diperoleh
pemasaran II adalah pedagang besar dan marjin pemasaran pedagang besar sebesar
pedagang pengecer yang ada di rantai 74,99,- . Marjin pemasaran pada rantai II
tataniaga I disajikan pada Tabel 5 sebagai berbeda dikarenakan pada rantai kedua ini
Tabel 5. Margin Tataniaga Bawang yang berkurang terutama untuk harga beli
Merah Pada Rantai II di Desa dan biaya transportasi. Tabel 13, diatas
1796
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 10, Nomor 3, September 2023 : 1786-1799
yang diharapkan oleh masing masing- merah di tingkat petani disebabkan karena
masing lembaga pemasaran. petani menjual secara borongan dan tidak
Efisiensi Pemasaran Bawang Merah lagi disortir sedangkan ditingkat pedagang
Tabel 7. Nilai Efesiensi Tataniaga pengecer bawang merah dilakukan
Bawang Merah di Desa sortiran yang baik dan kemasan yang
Sidomulyo Kecamatan Belitang menarik sehingga dapat menarik
Kabupaten OKU Timur. konsumen. Menurut gemilang (2016),
Saluran Rata-rata Nilai Efesiensi bahwa rendahnya harga jual petani
Pemasaran Biaya Produk (%)
Pemasaran Dipasarkan dikarenakan mereka menjual secara curah
(Rp) (Rp)
I 152.000 31400 48% dan tidak memberikan nilai tambah yang
1797
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 10, Nomor 3, September 2023 : 1786-1799
1798
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 10, Nomor 3, September 2023 : 1786-1799
1799