Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERUBAHAN SOSIAL DAN KOMUNIKASI ANTAR


MASYARAKAT

Diajukan untuk memenuhi tugas perkuliahan Ilmu Sosial Budaya Dasar

Yang dibina oleh Ulil Amri Tanjung, SE, MM

Disusun oleh kelompok 4 :

1. Agnes Monika (230101039)


2. Delia Hasiska (230101047)
3. Helmailia Putri (230101053)
4. Muhammad Ravil (230101060)
5. Reva Anna Tasya (230101065)
6. Zaharatul Fauzi (230101076)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES PIALA SAKTI PARIAMAN


2023

KATA PENGANTAR

Dengan penuh kehormatan, makalah ini disusun sebagai hasil dari


perjalanan penelitian yang menarik namun penuh tantangan tentang hubungan
antara perubahan sosial, komunikasi masyarakat, dan perilaku kesehatan. Tujuan
utama makalah ini adalah untuk menjelaskan dan menggali dampak perubahan
dinamika sosial serta cara komunikasi dalam memengaruhi keputusan kesehatan
masyarakat.

Proses penyusunan makalah ini melibatkan banyak dukungan dari


berbagai pihak. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
yang memberikan arahan, panduan, dan dorongan serta teman-teman sejawat
yang memberikan diskusi dan semangat dalam menjelajahi aspek yang kompleks
ini.

Tidak lupa, bantuan dari sumber daya literatur, artikel, serta riset yang
menjadi landasan penting dalam membangun gagasan dan argumen dalam
makalah ini. Harapannya, makalah ini dapat memberikan sudut pandang baru
dalam memahami bagaimana perubahan sosial dan cara komunikasi
memengaruhi cara kita menjaga kesehatan.

Saya sangat terbuka terhadap masukan dan saran konstruktif untuk


perbaikan di masa mendatang. Semoga makalah ini memberikan wawasan yang
bermanfaat bagi para pembaca serta dapat memicu eksplorasi lebih lanjut terkait
topik yang penting ini. Terima kasih atas perhatian dan dukungan yang diberikan.

Pariaman, 29 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Keterkaitan Antara Sistem Sosial dan Perilaku Kesehatan


B. Peran Sistem Pelayanan Kesehatan dalam Perilaku Kesehatan
C. Inovasi IPTEK Kesehatan dan Perilaku Kesehatan
D. Analisis Perbandingan Perilaku Kesehatan dalam Berbagai Kelompok Sosial
Masyarakat
E. Tantangan dan Peluang untuk Meningkatkan Perilaku Kesehatan dalam
Berbagai Kelompok Sosial

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan kemajuan teknologi dan penetrasi media sosial, informasi
tentang kesehatan menjadi lebih mudah diakses dan disebarluaskan.
Masyarakat modern memiliki akses yang lebih luas terhadap informasi
kesehatan, namun terkadang terkena dampak dari informasi yang beragam,
sering kali kontradiktif, dan terkadang tidak terverifikasi.

Selain itu, perubahan dalam komunikasi antar masyarakat juga


memengaruhi persepsi dan perilaku kesehatan. Pengaruh dari lingkungan
sosial, kelompok sebaya, dan opini publik melalui platform komunikasi yang
beragam memainkan peran penting dalam membentuk perilaku kesehatan
individu. Misalnya, tren gaya hidup yang dipromosikan melalui media sosial,
dukungan dari komunitas daring untuk jenis diet atau olahraga tertentu, dan
peran positif atau negatif yang dimainkan selebriti atau influencer dalam
memengaruhi keputusan kesehatan individu.

Mengidentifikasi bagaimana perubahan sosial, termasuk faktor-faktor


komunikasi, memengaruhi kesadaran kesehatan, keputusan, dan perilaku
individu sangat penting dalam memahami tantangan dan peluang dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat. Eksplorasi mengenai bagaimana
informasi dan interaksi antar masyarakat dapat menjadi faktor penentu dalam
perilaku kesehatan, serta penekanan pada pentingnya edukasi yang tepat dan
sumber informasi yang dapat dipercaya, merupakan bagian integral dari topik
ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja peran sistem pelayanan kesehatan dalam perilaku kesehatan?
2. Bagaimana dampak dari IPTEK kesehatan terhadap perilaku
kesehatan?
3. Bagaimana upaya untuk meningkatkan perilaku kesehatan dalam
berbagai kelompok sosial?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja peran dari sistem pelayanan kesehatan
dalam perilaku kesehatan.
2. Untuk mengetahui dampak dari IPTEK kesehatan terhadap perilaku
kesehatan.
3. Untuk mengetahui dan mengaplikasikan upaya untuk meningkatkan
perilaku kesehatan dalam berbagai kelompok sosial.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keterkaitan Antara Sistem Sosial dan Perilaku Kesehatan


1. Pengaruh Norma dan Nilai Sosial
Norma, nilai, dan budaya dalam suatu masyarakat sangat
memengaruhi keputusan kesehatan individu melalui beberapa
mekanisme:
1) Norma Sosial. Norma-norma yang ada dalam masyarakat
dapat menciptakan ekspektasi terkait perilaku kesehatan.
Misalnya, jika merokok dianggap tidak pantas dalam suatu
masyarakat, individu cenderung menghindari perilaku
tersebut.
2) Nilai Individu. Nilai-nilai yang dianut oleh individu
memengaruhi cara individu menilai kesehatan. Misalnya,
individu yang sangat mengutamakan kebugaran fisik
mungkin lebih cenderung menjalani gaya hidup sehat dan
rajin berolahraga.
3) Budaya. Budaya suatu masyarakat, dengan kepercayaan,
tradisi, dan praktik kesehatannya, berperan penting dalam
pemahaman tentang kesehatan. Misalnya, dalam budaya
tertentu, terapi alternatif mungkin lebih diutamakan
daripada pengobatan konvensional.

2. Pengaruh Kelompok Sosial


Faktor sosial seperti keluarga, teman sebaya, dan
komunitas memiliki dampak yang signifikan pada perilaku
kesehatan individu melalui beberapa cara:
1) Keluarga. Mereka bisa menjadi sumber informasi,
dukungan, dan contoh perilaku sehat. Kebiasaan makan,
gaya hidup aktif, dan pengetahuan kesehatan sering
dipengaruhi oleh praktik keluarga.
2) Teman Sebaya. Misalnya, jika teman-teman mendukung
gaya hidup sehat atau olahraga, individu cenderung ikut
serta. Sebaliknya, tekanan untuk mengonsumsi alkohol,
merokok, atau perilaku tidak sehat lainnya juga dapat
memengaruhi pilihan individu.
3) Komunitas. Fasilitas kesehatan yang tersedia, promosi
kesehatan oleh pemerintah atau organisasi lokal, serta
akses terhadap informasi kesehatan, semuanya dapat
memengaruhi keputusan individu terkait kesehatan.

3. Kesehatan Mental dan Emosional


Faktor sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap
kesehatan mental seseorang, seperti:
1) Dukungan Sosial: Dukungan sosial, baik dari keluarga,
teman, maupun komunitas, memiliki peran penting dalam
kesehatan mental. Dukungan emosional dan praktis dari
orang-orang di sekitar dapat membantu individu
menghadapi stres, merasa didukung, serta meningkatkan
rasa harga diri dan kesejahteraan secara keseluruhan.
2) Isolasi Sosial: Sebaliknya, isolasi sosial atau kurangnya
dukungan dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan
mental seperti depresi, kecemasan, dan stres. Rasa terasing
dan kesepian dapat memengaruhi kesehatan mental
seseorang.
Dukungan sosial memiliki peran penting dalam
mendorong perilaku kesehatan yang positif, seperti:
1) Mengurangi Stres. Dukungan sosial dapat membantu
mengurangi tingkat stres, yang jika dibiarkan dapat
berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik.
2) Mendorong Perilaku Sehat: Dukungan dari orang-orang di
sekitar dapat memberikan dorongan positif untuk
melakukan kebiasaan hidup sehat.

B. Peran Sistem Pelayanan Kesehatan dalam Perilaku Kesehatan


1. Akses dan Keterjangkauan Layanan Kesehatan
Akses yang adil dan keterjangkauan layanan kesehatan
memiliki dampak signifikan terhadap keputusan kesehatan
individu dalam berbagai kelompok sosial, seperti:
1) Kelompok Sosial Ekonomi Rendah: Keterbatasan finansial
bisa menjadi hambatan dalam mendapatkan perawatan
kesehatan yang diperlukan, memaksa mereka untuk
membuat pilihan kesehatan tertentu yang didasarkan pada
ketersediaan layanan yang terjangkau.
2) Kelompok Etnis atau Minoritas: Kelompok etnis atau
minoritas kadang-kadang mengalami ketidaksetaraan akses
ke layanan kesehatan karena berbagai faktor seperti
diskriminasi, kurangnya pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan mereka, atau akses terhadap informasi yang
memadai.
3) Wilayah Geografis Tertentu: Individu yang tinggal di
daerah terpencil atau daerah dengan akses terbatas
terhadap fasilitas kesehatan mungkin juga terpengaruh
dalam keputusan kesehatan mereka. Jarak, transportasi,
dan ketersediaan sumber daya kesehatan lokal bisa
membatasi opsi yang mereka pilih.
2. Kualitas Layanan Kesehatan
Kualitas layanan kesehatan memiliki dampak besar pada
kepercayaan dan kepatuhan individu terhadap saran dan perawatan
medis. Berikut uraiannya:
1) Kepercayaan. Kualitas layanan kesehatan yang baik,
termasuk interaksi yang baik antara pasien dan penyedia
layanan kesehatan, kejelasan informasi, waktu tunggu
yang wajar, dan hasil yang memuaskan, dapat memperkuat
kepercayaan individu terhadap sistem kesehatan. Jika
individu merasa didengar, dihormati, dan mendapatkan
perawatan yang sesuai, kepercayaan mereka terhadap
layanan kesehatan dan rekomendasi medis pun meningkat.
2) Kepatuhan: Pasien cenderung lebih patuh terhadap
pengobatan yang diresepkan atau rencana perawatan yang
direkomendasikan jika mereka merasa yakin akan
efektivitas dan keamanannya. Jika layanan kesehatan
memberikan informasi yang jelas, bermanfaat, dan terukur,
pasien lebih mungkin untuk mengikuti arahan perawatan
dengan lebih disiplin.

C. Inovasi IPTEK Kesehatan dan Perilaku Kesehatan


1. Telemedicine dan Kesehatan Jarak Jauh
Teknologi telah memengaruhi cara individu mencari
informasi, diagnosis, dan perawatan medis, bahkan dalam
kelompok sosial yang memiliki akses terbatas. Berikut adalah
beberapa dampaknya:
1) Akses Informasi. Ini memungkinkan mereka untuk
mencari informasi tentang penyakit, gejala, dan opsi
perawatan, bahkan dari daerah terpencil atau kelompok
sosial yang terbatas aksesnya. Platform kesehatan online
dan sumber daya digital dapat memberikan pengetahuan
dasar yang sangat diperlukan.
2) Telemedicine. Teknologi memungkinkan layanan
kesehatan jarak jauh seperti telemedicine, yang
memungkinkan konsultasi dokter melalui panggilan video
atau pesan teks. Ini membantu individu yang sulit
mengakses fasilitas kesehatan fisik untuk mendapatkan
nasihat medis.
3) Aplikasi Kesehatan. Aplikasi kesehatan dapat memberikan
informasi, pelacakan kesehatan, pengingat obat, dan
program latihan bagi individu, bahkan dalam kelompok
sosial dengan akses terbatas. Meskipun akses internet
mungkin terbatas, teknologi seluler telah menjangkau area
yang sebelumnya sulit dijangkau.

2. Aplikasi Kesehatan dan Monitoring Mandiri


Aplikasi kesehatan, perangkat monitoring, dan teknologi
yang dapat dipakai (wearable technology) memiliki dampak besar
pada kesadaran dan tindakan kesehatan individu sebagai berikut:
1) Kesadaran Kesehatan. Misalnya, aplikasi kesehatan yang
memantau pola tidur, aktivitas fisik, atau asupan nutrisi
dapat membantu individu memahami lebih baik tentang
gaya hidup dan dampaknya pada kesehatan mereka.
2) Motivasi dan Pengingat. Misalnya, perangkat pemantauan
detak jantung atau langkah harian pada smartwatch dapat
memberikan insentif untuk tetap aktif.
3) Kendali dan Keterlibatan. Mereka dapat melacak progres,
mengukur performa, dan membuat keputusan yang lebih
baik berdasarkan data yang diberikan.
4) Pencegahan dan Pemantauan Penyakit. Contohnya,
perangkat yang memantau gula darah bagi penderita
diabetes, atau perangkat yang memantau tekanan darah
bagi mereka yang memiliki risiko penyakit kardiovaskular.
D. Analisis Perbandingan Perilaku Kesehatan dalam Berbagai Kelompok
Sosial Masyarakat
1. Perbedaan Antar Generasi
Perilaku kesehatan cenderung bervariasi di antara generasi
masyarakat yang berbeda karena perbedaan dalam nilai,
pendidikan, pengalaman hidup, dan persepsi terhadap kesehatan.
Berikut beberapa perbedaan yang bisa terjadi:
1) Pola Makan dan Gaya Hidup. Generasi yang lebih tua
mungkin lebih cenderung menjaga pola makan tradisional,
sementara generasi yang lebih muda cenderung lebih
terbuka terhadap tren diet baru atau gaya hidup sehat.
2) Penggunaan Teknologi Kesehatan. Generasi yang lebih
muda cenderung lebih akrab dengan teknologi kesehatan
seperti aplikasi, wearable devices, atau telemedicine,
sementara generasi yang lebih tua mungkin perlu
menyesuaikan diri dengan penggunaan teknologi ini.
3) Persepsi tentang Kesehatan Mental. Generasi yang lebih
muda mungkin lebih terbuka dalam membicarakan dan
mencari bantuan terkait kesehatan mental, sementara
generasi yang lebih tua mungkin memiliki stigma yang
lebih kuat terkait masalah kesehatan mental.
4) Penggunaan Layanan Kesehatan. Generasi yang lebih tua
mungkin lebih terbiasa dengan kunjungan rutin ke dokter,
sementara generasi yang lebih muda mungkin lebih
mengandalkan sumber informasi online atau layanan
kesehatan jarak jauh.
2. Perbedaan Berdasarkan Latar Belakang Ekonomi dan Sosial
Latar belakang ekonomi, pendidikan, dan akses terhadap
layanan kesehatan memiliki dampak besar terhadap keputusan
kesehatan individu:
1) Latar Belakang Ekonomi. Mereka yang memiliki akses
terbatas terhadap sumber daya finansial mungkin lebih
cenderung menunda kunjungan ke dokter atau membatasi
akses terhadap perawatan yang memerlukan biaya besar.
2) Pendidikan. Orang dengan pendidikan yang lebih tinggi
cenderung memiliki pengetahuan kesehatan yang lebih
luas, mampu memahami informasi kesehatan dengan lebih
baik, dan mungkin lebih cenderung mencari perawatan
secara proaktif.
3) Akses terhadap Layanan Kesehatan. Mereka yang
memiliki akses terbatas ke layanan kesehatan mungkin
lebih cenderung untuk menggunakan alternatif yang
tersedia atau bahkan menunda atau mengabaikan
perawatan jika akses terhadap layanan kesehatan terbatas.

E. Tantangan dan Peluang untuk Meningkatkan Perilaku Kesehatan dalam


Berbagai Kelompok Sosial
1. Tantangan Akses dan Ketimpangan Kesehatan
Kesenjangan akses terhadap layanan kesehatan merupakan
isu yang memengaruhi kesehatan masyarakat. Untuk
mengatasinya, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
1) Meningkatkan akses fisik terhadap layanan kesehatan
dengan memperluas jangkauan layanan kesehatan,
terutama ke daerah yang terpencil atau sulit dijangkau.
2) Memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat
untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya perawatan
kesehatan dan pencegahan penyakit.
3) Menggunakan teknologi, seperti telemedicine, untuk
memberikan layanan kesehatan jarak jauh kepada mereka
yang sulit mengakses layanan kesehatan tradisional.
4) Meningkatkan infrastruktur kesehatan dengan membangun
lebih banyak fasilitas kesehatan di daerah yang
membutuhkan, serta memperluas akses terhadap sumber
daya kesehatan.
5) Melalui kebijakan dan program-program pemerintah yang
dirancang untuk mengatasi kesenjangan akses terhadap
layanan kesehatan.
6) Kolaborasi dengan kelompok masyarakat lokal, lembaga
nirlaba, dan sukarelawan untuk memberikan layanan
kesehatan yang lebih terjangkau dan lebih terfokus.

2. Edukasi Kesehatan yang Dapat Diakses Secara Luas


Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kesadaran kesehatan dan literasi kesehatan di
berbagai kelompok sosial, yaitu sebagai berikut:
1) Mengintegrasikan pelajaran kesehatan ke dalam kurikulum
sekolah sebagai bagian dari pendidikan formal. Ini bisa
meliputi pembelajaran tentang gizi, olahraga, kesehatan
mental, dan aspek kesehatan lainnya.
2) Melakukan kampanye penyuluhan yang disesuaikan
dengan kebutuhan kelompok tertentu. Dapat dilakukan
melalui seminar, lokakarya, brosur, dan papan informasi di
lokasi yang mudah diakses oleh masyarakat.
3) Menggunakan media sosial, situs web, dan aplikasi
kesehatan untuk menyebarkan informasi kesehatan yang
akurat dan mudah dipahami. Ini bisa berupa infografis,
artikel, atau video pendek yang menjangkau berbagai
kelompok usia.
4) Melibatkan komunitas lokal dalam program-program
kesehatan. Ini dapat melibatkan acara-acara komunitas,
penggalangan dana, atau kegiatan yang berfokus pada
kesehatan untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan
masyarakat.
5) Menyediakan program pelatihan dan bimbingan kepada
kelompok tertentu tentang keterampilan hidup sehat,
manajemen stres, atau keterampilan pengambilan
keputusan yang terkait dengan kesehatan.
6) Melakukan kemitraan dengan lembaga kesehatan lokal
untuk memberikan layanan edukasi kesehatan secara
langsung kepada masyarakat.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Eksplorasi yang mendalam terhadap kompleksitas hubungan antara
perubahan sosial, dinamika komunikasi, dan perilaku kesehatan dalam
berbagai kelompok masyarakat menyoroti peran penting faktor-faktor ini
dalam membentuk keputusan kesehatan individu. Melalui analisis terhadap
perubahan norma, nilai budaya, serta pengaruh sistem pelayanan kesehatan
dan teknologi, terlihat bahwa pemahaman tentang faktor-faktor ini sangat
vital dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pilihan kesehatan yang
baik.
Pentingnya inklusi, kesetaraan akses terhadap layanan kesehatan, dan
upaya meningkatkan edukasi kesehatan untuk berbagai kelompok sosial
menjadi sorotan utama dalam upaya merumuskan strategi yang lebih
responsif dan inklusif.

B. Saran
Berdasarkan temuan yang diuraikan, beberapa saran menjadi fokus
perhatian untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara menyeluruh:
1. Mendesain program edukasi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan
dan konteks berbagai kelompok sosial, menjangkau mereka secara
merata.
2. Mendorong kebijakan yang mendukung akses yang merata terhadap
layanan kesehatan bagi semua lapisan masyarakat.
3. Mendorong pengembangan teknologi kesehatan yang tidak hanya
canggih tetapi juga mudah diakses oleh berbagai kelompok sosial.
4. Menggalakkan kerjasama lintas sektor dan riset lanjutan untuk
memperdalam pemahaman tentang dampak perubahan sosial dan
teknologi terhadap perilaku kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, A., & Rahayu, B. (2018). “Pengaruh Struktur Sosial terhadap Kesehatan
Masyarakat: Studi Kasus di Jawa Barat.” Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia,
5(2), 30-45.
Wibowo, D., & Siregar, R. (2020). “Akses Layanan Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan Masyarakat di Daerah Pedesaan.” Jurnal Kesehatan Nusantara, 7(1), 50-
65.

Fitri, L., & Santoso, A. (2019). “Pemanfaatan Teknologi Kesehatan untuk


Meningkatkan Perilaku Hidup Sehat: Studi Kasus di Jakarta.” Jurnal Kesehatan
Masyarakat Digital, 4(3), 110-125.

Kusumo, E., & Hartono, B. (2017). “Inovasi Teknologi Kesehatan dan Perubahan
Perilaku Kesehatan di Masyarakat Urban.” Jurnal Kesehatan Teknologi Informasi,
6(4), 180-195.

Anda mungkin juga menyukai