Anda di halaman 1dari 21

FIELD WORK

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Leadership
Dosen Pengampu: Asep Firmansyah, M.Pd.

Disusun Oleh:
Karunia nahar nurshofia 2101016029
Muslikatul Markhamah 2101016053

PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENULUHAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berarti kerja lapangan dalam istilah di Indonesia, kata field work adalah proses mengamati
dan mengumpulkan data tentang orang, budaya dan lingkungan alam.

Berdasarkan definisi dari sumber Situs National Geographic Society, kerja lapangan atau
field work merupakan suatu aktivitas yang dilakukan di alam liar lingkungan sehari-hari
daripada di lingkungan semi-terkontrol di laboratorium atau ruang kelas.

Hal ini memungkinkan peneliti mengumpulkan data tentang tempat dinamis, orang, dan
spesies di sekitar mereka. Kerja lapangan memungkinkan siswa, mahasiswa dan peneliti untuk
memeriksa cara teori ilmiah berinteraksi dengan kehidupan nyata (real life)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari field work?
2. Bagaimana strategi dalam field work?
3. Bagaimana cara menganalisis tokoh kepemimpinan beserta studi kasus?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi field work

2. Untuk mengetahui jenis-jenis dan strategi dalam field work


3. Untuk mengetahui bagaimana cara menganalisis tokoh kepemimpinan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pekerjaan Lapangan


Pekerjaan Lapangan (field work) merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan

secara sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara tujuan mengenai entitas

operasi. Istilah“proses yang sitematis” istilah tersebut juga memiliki makna bahwa auditor

akhirnya akan menerapkan persyaratan profesional dalam melakukan audit. Yang

dimaksud dengan “persyaratan profesional”..Objektifitas nyata dari perilaku mental yang

tidak memihak, dicapai tanpa memunculkan perasaan, prasangka, pendapat, dan

kepentingan, serta tekanan dari pihak-pihak esksternal. Semua bahan bukti harus dianggap

meragukan hingga keraguan tersebut dapat dihilangkan melalui verifikasi yang tidak

memihak. Jadi, pikiran seperti ini tidak menerima bukti sesuai apa yang terlihat

dipermukaan ;tetapi mencari hal-hal yang ada di balik asersi dan angka-angka guna

menemukan kebenaran.Auditor internal menguji semua sersi dengan baik dengan pikiran

tidak begitu saja percaya dan abadi.Untuk memberikan opini profesional, auditor internal

harus mengumpulkan bahan bukti yang tujuan.

Ketidakpastian ini, juga skeptisme ini penting, tapi harus digunakan secara bijak.

Jika auditor terus ragu pada hal auditor lain yang wajar dan berhati-hati bisa yakin dengan

bahan bukti yang dikumpulkan, maka skeptisme tidak lagi produktif karena sama sekali

tidak mau menerima bukti sehingga bisa menghasilkan hal yang tidak bermanfaat.Tujuan

pekerjaan lapangan adalah untuk membantu menyampaikan keyakinan dengan

melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada di program audit, sehingga tujuan audit

3
yang ingin dicapai. Pekerjaan lapangan merupakan pengumpulan bahan bukti untuk

pengukuran dan evaluasi. Mereka harus memahami bahwa mereka:

1. Tidak dapat memberikan keyakinan dengan mengaudit operasi secara sempit.

2. Tidak dapat mengamati sebuah proses dan seenaknya memutuskan apakah proses

tersebut baik atau buruk.

3. Harus memperhatikan operasi tersebut dalam bentuk unit-unit pengukuran dan standar.

B. Pembuatan Strategi Untuk Melaksanakan Field Work


Tahap persiapan untuk melakukan pekerjaan lapangan dilakukan pada Saat
pengawasan pendahuluan telah terselesaikan dan program audit telah disiapkan.
Bagian-bagi sebuah dari rencana strategis mencakup:

1) Kebutuhan pegawai - merencanakan jumlah dan kualifikaya staf yang


akan melakukan audit.
2) Kebutuhan sumber daya dari luar (sumber dari luar,sumber dari mitra, penggunaan
ahli, peminjaman staf, dan misalnya). – menidentifikasi kebutuhan sumber daya
dari luar jika audit dilakukan padahal yang bersifat khusus dimana tidak adanya
staf yang memiliki pengetahuan khusus tersebut.
3) Pengorganisasian staf mengaudit – mengidentifikasi apakah rencana berbentuk
ramping (dengan lapisan pengawasan yang terbatas) atau gemuk (banyak
lapisan pengawasan) tergantung pada kompleksitas kerja dan rentang kontrol yang
dibutuhkan
4) Wewenang dan tanggung jawab - mencakup alur berwenang yang tentang
dan secara khusus menggambarkan mengizinkan yang didelegasikan ke setiap garis
dan staf dalam waktu audit.
5) Struktur pekerjaan lapangan - urutan-urutan program mengaudit direncanakan.
Aktivitasyang berurutan saling berhubungan untuk meyakinkan bahwa terdapat
susunan alur kerja
6) Estimasi waktu harus mencakup kebutuhan waktu untuk aspek bertujuan
inistratif misalnya penghubung antar kelompok dan dalam kelompok,

4
kebutuhan waktu untuk kegiatan non operasi dan pendokumentasian serta
penulisan draf laporan audit berisi hasil-hasil pekerja sebuah lapangan.
7) Metode pekerjaan lapangan - Ada enam metode, yaitu: pengamatan,
konfirmasi,Verifikasi, investigasi, analisis, dan evaluasiya.
8) Metode pendokumentasian - melibatkan pengumpulan bahan bukti dan penyiapan
kertas kerja. Bagian ini membutuhkan antisipasi hasil-hasil metode pekerjaan
lapangan dan juga penggunaan akhir dari audit.
9) Penyiapan laporan - Laporan harus dirancang dengan mempertimbangkan pembaca
dan pengguna. Perimbangan kemampuan dan menanggapi pembaca haruslah
menjadi Perhatian utama dalam rencana dan isinya.

C. Analisis Tokoh Kepemimpinan


1. Ir. H. Joko Widodo
a. Biografi
Ir. H. Joko Widodo, atau yang lebih akrab disapa Jokowi adalah presiden
Indonesia yang mulai menjabat sejak 20 oktober 2014. Sejak menjadi walikota
Surakarta (Solo) pemilik nama lengkap Joko Widodo ini semakin tenar. Kemudian ia
menjadi Gubernur DKI Jakarta, dan akhirnya menjadi Presiden Republik Indonesia.
Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep adalah ketiga
anaknya. Ia menikah dengan Iriana pada 24 Desember 1986 di Solo. Jan Ethes
Srinarendra dan La Lembah Manah, dari anak pertama mereka, dan Sedah Mirah
Nasution, dari anak kedua, adalah cucunya.
Pendidikan formalnya dimulai ketika ia mendaftar di SD Negeri 112 Tirtoyoso
Solo. Ia menyelesaikan sekolahnya di SMP Negeri 1 Surakarta setelah lulus dari
sekolah dasar. Ia menyelesaikan studinya di SMA Negeri 6 Surakarta setelah lulus dari
sekolah menengah pertama. Kemudian ia melanjutkan ke Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta untuk belajar Kehutanan di Fakultas Kehutanan. Jokowi tumbuh dalam
keluarga berpenghasilan rendah dan harus pindah beberapa kali setelah diusir dari
rumahnya Di masa kecilnya, Jokowi memiliki kehidupan yang sangat sulit dan penuh
tekanan pada masa kecilnya.
Jokowi sudah bekerja sebagai kuli angkut, pedagang, dan tukang ojek berbayar
sejak duduk di bangku sekolah dasar. Dia melakukan ini semata-mata untuk memenuhi

5
kebutuhan hidup dan untuk makan sehari-hari. Jokowi pun tahu sakitnya diusir dari
kecil, rumahnya sudah tiga kali diusir. Jokowi bekerja di perusahaan pamannya, CV
Roda Jati Solo, sebelum memulai perusahaannya sendiri. Setelah mendapatkan
keahlian dan pengalaman yang berharga, Jokowi memutuskan untuk memulai
bisnisnya sendiri, terutama furnitur kayu, pada tahun 1988, dengan membentuk
perusahaan bernama CV. Gibran Rakabuming, anak pertama Rakabu, menjadi
inspirasinya. Menurut pelajaran hidup dari kisah Jokowi, kita harus menjaga rasa
tanggung jawab dan disiplin untuk mencapai tujuan kita.1
b. Analisis Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia ke-7
periode 2014-2019 bersama Jusuf Kalla dan periode 2019-2024 bersama Ma’aruf Amin
dalam kedua periode itu hampir mempunyai kesamaan dari segi gaya kepemimpinan
Jokowi. Sosok Joko Widodo ditandai sebagai sosok pemimpin yang merakyat hingga
terkenal dengan slogan “Blusukan” yang mana itu sebagai ciri pemimpin yang dekat
dengan rakyatnya. Berbagai cara kepemimpinan yang dilakukan oleh Jokowi
diantaranya mendengar, berempati, kesadaran, pengarahan, keefektifan, mengambil
risiko, berjiwa melayani, mengobati/menyembuhkan, berinovasi dan persuasi/bujukan
yang meyakinkan.
Dilihat dari cara Jokowi memimpin tersebut dapat dikatakan Jokowi memiliki
gaya kepemimpinan yaitu Transformastional Leadership. Gaya kepemimpinan
Jokowi terinspirasi dari tokoh wayang yaitu Puntadewa, salah satu tokoh pewayangan
ini sangat di idolakan oleh jokowi karena wataknya yang jujur, gemar memberi, sabar
dalam menerima keadaan, mencintai sesamanya, mendahulukan sikap adil dan tegas
tanpa keraguan dalam bersikap. Jokowi sedikit banyak memang mencerminkan
Puntadewa. Ciri kepemimpinan transformasional terlihat dari sikap Jokowi yang selalu
menginspirasi bawahannya untuk mengesampingkan dahulu hal – hal pribadi demi
kebaikan negara serta menginspirasi bawahannya maupun masyarakat untuk bekerja
keras guna mencapai tujuan bersama yaitu Indonesia maju, hal lain terkait mengubah

1
Nisrina Prili Aisyah, ‘Analisis Gaya Kepemimpinan Joko Widodo’, Researchgate.Net, June, 2022, 0–12
<https://www.researchgate.net/profile/Nisrina-Prili-
Aisyah/publication/361490191_ANALISIS_GAYA_KEPEMIMPINAN_JOKO_WIDODO/links/62b46e7f89e4f1160c95a0
14/ANALISIS-GAYA-KEPEMIMPINAN-JOKO-WIDODO.pdf>.

6
kesadaran pengikut untuk melihat masalah lama dengan yang langkah pemikiran yang
baru.
Transformasional ini gaya dimana menguatkan dirinya dengan menguatkan
sekelilingnya. Serta ciri kepemimpinan yang dipengaruhi moral menekan pada
pelayanan publik dan mendorong hubungan baik menjadi pendengar maupun
kenyamanan dalam membangun komunitas, tim dan rekan kerja. Terlihat dari sikap
Jokowi yang menjadi pendenger aktif ditengah kebutuhan masyarakat dan ditengah tim
dan rekan kerja serta Jokowi selalu ikut berempati pada masyarakat yang sedang
mengalami bencana. Dari dua gaya kepemimpinan itu saling melengkapi yang mana
dapat bekerja lebih efektif untuk tujuan negara, dimana pemimpin dapat memotivasi
dan menggerakan perubahan di lingkungan kerja serta memiliki pola yang jelas dalam
tujuan pemerintah. Jokowi merupakan pemimpin yang mendukung rakyat,
transparansi, mengikuti kehendak rakyat dari belakang dan hanya untuk pelaksanaan
dan perannya dirinya berada di depan. Dalam kepemipinannya Jokowi sedang
menerapkan apa yang namanya efisiensi anggaran, hal ini bertujuan membentuk
pejabat publik yang tidak mendapat fasilitas berlebih dan menuntut pejabat beretos
kerja tinggi.2
c. Kekuatan dan Kelemahan Kepemimpinan Jokowi
Kekuatan:
• Gaya kepemimpinan transformational, mendorong perubahan dan inspirasi bagi
bawahannya.
• Pelayanan, empati, dan keterbukaan terhadap rakyat membuka peluang kemajuan.
• Pembangunan infrastruktur dan pos lintas batas negara (PLBN) berhasil dan diakui
masyarakat.
• Tingkat kepuasan masyarakat terhadap Jokowi pernah mencapai diatas 50%.
Kelemahan:
• Tidak begitu tegas dalam penegakan hukum.
• Penegakan hukum semakin melemah saat pandemi Covid-19.

2
Raffi Wahyu, ‘Analisis Kepemimpinan Transformasional Presiden Joko Widodo Dalam Konteks Organisasi
Modern’, Raffi Wahyu Kusuma, S Benny Pasaribu, Ph.D, 2023
<https://www.academia.edu/104488414/ANALISIS_KEPEMIMPINAN_TRANSFORMASIONAL_PRESIDEN_JOKO_WID
ODO_DALAM_KONTEKS_ORGANISASI_MODERN>.

7
• Belum memenuhi janji menuntaskan kasus HAM, menurunkan kemiskinan, dan
angka korupsi.
• Kurangnya peran Civil Society dalam perumusan kebijakan dan penanganan
Covid-19.
• Ketergantungan pada birokrasi sipil dan militer melemahkan kebijakan selama
Covid-19.
2. Susilo Bambang Yudoyono
a) Biografi
Jend. TNI (Purn.) Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (lahir di Tremas, Arjosari,
Pacitan, Jawa Timur, Indonesia, 9 September 1949;) adalah Presiden Indonesia ke-6
yang menjabat sejak 20 Oktober 2004. Beliau, bersama Wakil Presiden Muhammad
Jusuf Kalla, terpilih dalam Pemilu Presiden 2004. Beliau berhasil melanjutkan
pemerintahannya untuk periode kedua dengan kembali memenangkan Pemilu Presiden
2009, kali ini bersama Wakil Presiden Boediono. Sehingga, sejak era reformasi dimulai,
Susilo Bambang Yudhoyono merupakan Presiden Indonesia pertama yang
menyelesaikan masa kepresidenan selama 5 tahun dan berhasil terpilih kembali untuk
periode kedua. Yudhoyono yang dipanggil "Sus" oleh orang tuanya dan populer dengan
panggilan "SBY", melewatkan sebagian masa kecil dan remajanya di Pacitan. Beliau
merupakan seorang pensiunan militer. Selama di militer beliau lebih dikenal sebagai
Bambang Yudhoyono. Karier militernya terhenti ketika beliau diangkat Presiden
Abdurrahman Wahid sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada tahun 1999 dan
tampil sebagai salah seorang pendiri Partai Demokrat.
Pangkat terakhir Susilo Bambang Yudhoyono adalah Jenderal TNI sebelum
pensiun pada 25 September 2000. Pada Pemilu Presiden 2004, keunggulan suaranya
dari Presiden Megawati Soekarnoputri membuatnya menjadi presiden pertama yang
terpilih melalui pemilihan langsung oleh rakyat Indonesia. Hal ini dimungkinkan setelah
melalui amandemen UUD 1945. Dalam kehidupan pribadinya, Beliau menikah dengan
Kristiani Herrawati yang merupakan anak perempuan ketiga Jenderal (Purn) Sarwo Edhi
Wibowo (alm), kom andan RPKAD (kiniKopassus) yang turut membantu menumpas
Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun1965.

8
b) Gaya Kepemimpinan
Di depan para peserta Indonesia Future Leaders Forum di Jakarta, Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono berbicara soal kepemimpinan. Bukan hanya
kepemimpinan dalam arti teoritis yang disampaikan Presiden, tetapi juga praktik
keseharian yang eliau jalankan sepanjang tujuh tahun pemerintahannya. Presiden
mengakui bahwa kepemimpinan yang beliau jalankan bukan gaya kepemimpinan yang
bisa dipakai oleh pemimpin yang lain. Setiap pemimpin pasti memiliki gaya
kepemimpinannya sendiri dan itu sangat tergantung dari situasi dan tantangan yang
dihadapi.
Gaya kepemimpinan yang beliau jalankan sekarang, menurut Presiden
merupakan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan era demokrasi. Presiden bahkan
menegaskan, kalau dirinya cenderung untuk mengalah, cenderung memilih melakukan
berkompromi dan membuat konsensus, karena beliau tidak ingin kepemimpinan yang
dijalankan menjadi otoriter.
Penjelasan SBY itu merupakan jawaban atas pertanyaan banyak pihak yang
menilai Presiden sering ragu-ragu. Banyak pihak yang diakui Presiden sendiri sering
akhirnya merasa gemas, karena banyak keputusan yang lamban untuk diambil.
• SBY dalam Tipe Militeristik
SBY bergaya pemimpin yang bertipe militeristik. Hal ini disebabkan karena yang
mempengaruhi corak kepemimpinan seseorang bisa berupa pendidikan dan
pengalaman. Dari segi pendidikan dan pengalaman inilah yang mengindikasikan bahwa
SBY memiliki gaya militeristik karena SBY merupakan lulusan AKABRI terbaik dan
mengabdi sebagai perwira TNI selama 27 tahun, serta meraih pangkat Jendral TNI tahun
2000. Meskipun cukup lama di dunia militer, SBY juga berkembang dalam pendidikan
sipil seperti memperoleh Master in Management dari Webster University, Amerika
Serikat tahun 1991. Lanjutan studinya berlangsung di Institut Pertanian Bogor, dan di
2004 meraih Doktor Ekonomi Pertanian. Pada 2005, beliau memperoleh anugerah dua
Doctor Honoris Causa, masing-masing dari almamaternya Webster University untuk
ilmu hukum, dan dari Thammasat University di Thailand ilmu politik. Serta SBY
dikenal aktif dalam berbagai organisasi masyarakat sipil. Beliau pernah menjabat
sebagai Co-Chairman of the Governing Board of the Partnership for the Governance

9
Reform, suatu upaya bersama Indonesia dan organisasi-organisasi internasional untuk
meningkatkan tata kepemerintahan di Indonesia.
Meskipun SBY telah lama menyesuaikan diri dengan kepemimpinan sipil yang
egaliter dan demokratis tetapi budaya militer sebagai dasar pembentukan karakter
kepemimpinan SBY tidak bisa hilang begitu saja. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa
contoh kasus gaya kepemimpinan militeristik SBY yang masih melekat, seperti
beberapa kali memarahi menterinya didepan umum, memarahi para bupati dan walikota
seluruh Indonesia yang tidur “takalok ” ketika SBY sedang berpidato. Selain itu gaya
militeristik SBY tergambar dari tindakan-tindakannya SBY dalam pelaksanaan
administrasi negara yang formalitas dan kaku. Ini merupakan salah satu karakteristik
dari gaya kepemimpinan militeriktik yaitu segala sesuatu bersifat formal. Terlihat dari
pelaksanaan pemerintahan SBY yang berjalan dengan prinsip bahwa segala sesuatunya
sesuai dengan peraturan artinya setiap pikiran baru harus bersabar untuk menunggu
sampai peraturannya berubah dulu, terobosan menjadi barang langka.
• SBY dalam Tipe Karismatik
Karisma adalah hal yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin. Semua pemimpin
sebenarnya dengan gampang bisa mempunyai karisma, tergantung caranya memimpin.
Buat saya, Pak SBY adalah orang yang berkarisma. Kharismanya bukan hanya tebar
pesona atau main yoyo tapi benar-benar diperhitungkan matang. SBY jelas memiliki
kharisma yang berkarakter. Karakter seorang pemimpin masa depan yang mampu
memimpin rakyatnya dengan baik.
Karisma beliau bukan hanya tebar pesona seperti apa yang pernah disampaikan lawan
politiknya. Karisma yang ada dalam diri beliau adalah karisma yang telah menyatu
karena memiliki kepribadian yang unggul. Unggul dalam segala bidang. Baik bidang
ideologi, politik, ekonomi, budaya, sosial, ataupun pendidikan.
• SBY dalam Tipe Demokratis
Kepemimpinan SBY juga masuk dalam tipe demokratik mungkin disebabkan
karena tuntutan reformasi, situasi dan kondisi saat ini yang semakin liberal. Dimana tipe
pemimpin dengan gaya ini dalam mengambil keputusan selalu mengajak beberapa
perwakilan bawahan, namun keputusan tetap berada di tangannya. Selain itu pemimpin
yang demokratis berusaha mendengar berbagai pendapat, menghimpun dan

10
menganalisa pendapat-pendapat tersebut untuk kemudian mengambil keputusan yang
tepat. Tidak jarang hal ini menimbulkan persepsi bahwa SBY seorang yang lambat
dalam mengambil keputusan dan tidak jarang mengurangi tingkat determinasi dalam
mengambil keputusan. Pemimpin ini kadang tidak kokoh ketika melaksanakan
keputusan karena beliau kadang goyah memperoleh begitu banyak masukan dalam
proses implementasi kebijakan.
Secara teoritis pemimpin tipe ini bisa menerima kritik, kritik dibalas pula dengan
kontra kritik. Bukan menjadi rahasia lagi bila seringkali kita melihat dan mendengar
bagaimana SBY melakukan kontra kritik terhadap orang-orang yang mengkritiknya.
SBY percaya bahwa kebenaran hanya bisa diperoleh dari wacana publik yang
melibatkan sebanyak mungkin elemen masyarakat. Selain itu tipe pemimpin ini dalam
mengambil keputusan berorientasi pada orang, apresiasi tinggi pada staf dan sumbangan
pemikiran dari manapun.
Kesimpulannya adalah bahwa setiap pemimpin tentu mengharapkan sesuatu yang
terbaik untuk masyarakat, bangsa dan negaranya. Begitupun dengan SBY yang
mempunyai tipe kepemimpinan yang lebih dari satu dan tidak hanya seperti yang sudah
saya jelaskan diatas tetapi lebih dari itu, seperti tipe supportif, partisifatif, instrumental
dan yang lainnya, kesemuanya itu disesuaikan dengan situasi, dan perkembangan zaman
yang ada. Intinya setiap pemimpin selalu mengharapkan agar wilayah yang dipimpinnya
tersebut dapat tercipta suasana yang aman, tentram dan damai sesuai dengan tujuan
bersama.
c) Model Kepemimpinan SBY
Setiap manusia yang dilahirkan di muka bumi pasti akan menjadi pemimpin
(leader), secara sederhana manusia adalah pemimpin pada dirinya sendiri. Bagaimana
cara merawat tubuh supaya sehat, bagaimana cara agar fikiran menjadi tenang,
bagaimana supaya mendapatkan banyak teman, bagaimanapula untuk mengatasi
masalah dan lain sebagainya. Pertanyaan ini merupakan salah satu potret sederhana dari
kepemiminan (leadership). Menjadi seorang pemimpin bisa berawal dari menjadi
pemimpin diri sendiri, keluarga, organisasi, komunitas, sekolah, dan pemerintahan
(ekskutif, legislatif dan yudikatif ). Menurut Kartini Kartono (1994:33) pemimpin
adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan

11
dan kelebihan disatu bidanya, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain
untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau
beberapa tujuan. Seorang pemimpin harus mempunyai kelebihan (skill) dan target untuk
mencapai suatu tujuan, setiap orang yang menjadi pemimpin mempunyai kelebihan
yang berbeda-beda dalam mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama
melakukan aktivitas-aktivitas dan mencapai target yang ingin dicapainya.
• Harus Bisa !
Dalam bukunya A. Bakir Ihsan dan Zaenal A. Budiyono “Pemimpin Dipuji dan
Dicaci“ ditulis bahwa pada saat pertengan 2006. Presiden SBY berencana mengunjungi
distrik Yahukimo yang terisolasi di Papua. Beratnya medan membuat daerah ini sulit
berhubungan dengan dunia luar. Presiden dijadwalkan ke Yahukimo untuk memotivasi
rakyat setempat pascabencana, sekaligus mensyukuri panen raya di sana. Namun, tak
mudah mencapain daerah tersebut. Saat itu, cuaca tidak mendukung dan peluang lebih
buruk bisa datang. Presiden memerintahkan stafnya untuk melakukan langkah-langkah
yang diperlukan agar bisa sampai ke lokasi. Sembari menunggu membaiknya cuaca,
akhirnya “celah cuaca membaik” itu datang juga, walaupun diperkirakan hanya
berlangsung beberapa saat. Berbekal Bismillah dan niat baik untuk mengunjungi rakyat
yang sudah menanti, Presiden memutuskan untuk Go! walaupun saat itu sebagian besar
saran yang masuk mengingatkan akan bahaya perjalanan dengan Helicopter yang akan
terbang redah menyisir bukit. Namun, Presiden SBY tak menyerah. Dengan niat yang
baik dan berserah, semua harus bisa dilaksanakan, demi menemui rakyat Yahukimo
yang membutuhkan dorongan, singkat cerita, perjalanan ekstrem itu dimulai dan
kembali dengan selamat. Dino P Djalal, mantan Juru Bicara luar negeri yang ikut
rombongan tersebut, mengatakan perjalanan ke Yahukimo sebagai “dear devil” yang
mengerikan. Namun uniknya sepanjang perjalanan yang guncangan tersebut, Presiden
SBY tampak tenang. Keyakinan seperti itulah yang menjadi modal awal SBY dalam
setiap mejalankan amanah rakyat Indonesia, sesuai dengan kaidah Arab “(man jadda
wajada) barang siapa yang bersugguh-sungguh, maka akan mendapatkan hasil”.
• Tegas
Sebagian kecil masyarakat menilai dalam pemerintahan SBY tidak tegas dan
lamban dalam mengatasi masalah di Indonesia, padahal sejatinya SBY adalah sosok

12
yang tegas dan peduli. Contohnya ketika pembekalan konsolidasi pemerintah dengan
bupati dan ketua DPRD kabupaten se-Indonesia di Lemhanas, 2008. Saat melihat ada
salah satu peserta yang mengantuk, Presiden langsung menghentikan pidatonya. “kalau
mengantuk keluar saja ... seharusnya Anda merasa berdosa pada rakyat. Sebagai
pemimpin, Anda punya tanggung jawab dan mengemban amanah rakyat. Saat kita
bicarakan masalah rakyat, kok malah tidur“.3
3. Nabi Muhammad SAW
a. Karakteristik Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
Sebagai pemimpin teladan yang menjadi model ideal pemimpin, Rasulullah
SAW dikaruniai empat karakteristik khusus, yaitu: shiddiq, amanah, tablig, dan
fathanah. Shiddiq berarti jujur dalam perkataan dan perbuatan, amanah berarti dapat
dipercaya dalam menjaga tanggung jawab. Tablig berarti menyampaikan segala
macam kebaikan kepada rakyatnya. Fathanah berarti cerdas dalam mengelola
masyarakat. Adapun karakteristik kepemimpinan Rasulullah SAW adalah sebagai
berikut:
• Karakter Shidiq
Kata shidiq berasal dari bahasa Arab, yaitu shadaqa yang artinya benar, nyata,
berkata benar. Rasulullah tidak pernah berbohong, selalu mengatakan kebenaran
meskipun menghadapi ancaman. Beliau memperlakukan orang lain dengan adil dan
jujur. Antara kata dan perbuatan selalu konsisten. Dalam perjalanan dakwahnya,
Rasulullah banyak mengalami tantangan ancaman, tuduhan, bahkan teror dari
masyarakat. Tantangan yang dialami mengarah pada keragu-raguan hingga penolakan
dari masyarakat.
Pada masanya, Rasulullah banyak menerima tantangan ketika berdakwah
membawa kebenaran. Tantangan tersebut berupa keragu-raguan bahkan penolakan
dari orang-orang di sekitar Rasulullah sendiri. Serangan dalam bentuk fisik juga
pernah dialami Rasulullah maupun pengikutnya dalam menyampaikan wahyu Allah.
Segala jenis teror dan ancaman juga tidak luput dari beliau alami, hingga pada
akhirnya Rasulullah harus hijrah dari Mekkah ke Madinah. Meskipun menghadapi

3
Andi Rizal Sani, ‘Analisis Tokoh-Tokoh Kepemimpinan’ (academia.edu, 2017), p. 36
<https://www.academia.edu/35028892/Analisis_Tokoh_tokoh_Kepemimpinan_docx>.

13
tantangan yang berat, beliau tetap tangguh dan berani melawan kemungkaran yang
terjadi. Dari pengertian dan kisah tersebut, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri sifat
shidiq adalah jujur, konsisten, tangguh, pemberani, dan teguh pendirian.
Dengan meneladani Rasulullah yang memiliki sifat shiddiq, diharapkan
seorang pemimpin memiliki karakter tangguh dalam berperilaku baik. Sifat tangguh
bagi seorang pemimpin adalah orang yang tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan
sekitarnya. Wujud lain dari sifat shidiq adalah teguh pendirian, tentu saja yang
dimaksud di sini adalah pendirian yang positif. Sifat shiddiq bagi seorang pemimpin
adalah seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan yang mengedepankan integritas
moral (akhlak), satu kata dan perbuatan, kejujuran, sikap, dan perilaku etis. Sifat jujur
merupakan nilai-nilai transendental yang mencintai dan mengacu kepada kebenaran
yang datangnya dari Allah SWT dalam berpikir, bersikap, dan bertindak. Perilaku
pemimpin yang shiddiq (shadiqun) selalu mendasarkan pada kebenaran dari
keyakinannya, jujur, dan tulus, adil, serta menghormati kebenaran yang diyakini pihak
lain yang mungkin berbeda dengan keyakinannya, bukan merasa diri atau pihaknya
paling benar.
Sifat Nabi Muhammad SAW yang jujur termasuk dalam kategori komponen
idealized influence (pengaruh ideal kepemimpinan). Pengaruh sifat jujur tersebut
menjadikan Nabi Muhammad memiliki karisma sehingga menumbuhkan rasa hormat
dan percaya diri bagi orang yang dipimpinnya. Tanpa disadari, kepemimpinan mampu
meresap ke berbagai nuansa kehidupan melalui celah-celah yang tanpa disadari oleh
manusia karena karisma yang membuat orang terkagum-kagum.
• Karakter Amanah
Amanah dapat diartikan sebagai dapat dipercaya dan bertanggung jawab.
Diantara bukti Nabi Muhammad bersifat amanah adalah menyebarluaskan risalah
yang dipercayakan kepada beliau oleh Allah SWT. Disepakatinya Nabi sebagai
peletak Hajar Aswad di sisi Ka‟bah oleh para pemuka kabilah Arab, diantaranya
karena sifat amanah tersebut.
Karakter yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin, sebagaimana
karakter yang dimiliki Rasul, adalah sifat dapat dipercaya atau bertanggung jawab.
Beliau jauh sebelum menjadi Rasul pun sudah diberi gelar al-Amin (yang dapat

14
dipercaya). Sifat amanah inilah yang dapat mengangkat posisi Nabi di atas pemimpin
umat atau Nabi-Nabi terdahulu. Pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang benar-
benar bertanggung jawab pada amanah, tugas, dan kepercayaan yang diberikan Allah
SWT.
Amanah bagi seorang pemimpin, termasuk pemimpin pendidikan, bisa
diimplementasikan dalam dua bentuk perilaku, yaitu ucapan dan perbuatan dalam
berorganisasi dan di luar organisasi. Amanah dalam ucapan berarti ucapan pemimpin
itu benar, bisa dipercaya, tidak bohong, mengandung kebenaran, tidak mengandung
kebohongan. Amanah dalam perbuatan berarti perilaku pemimpin itu benar sesuai
dengan aturan main dan konstitusi yang ada. Pemimpin amanah adalah orang yang
ucapannya benar dan bisa dipercaya, tidak mengandung kebohongan. Seorang
pemimpin yang amanah ketika berbicara pasti akan mengatakan sesuai fakta bukan
asumsi yang tidak ada dasarnya. Karena berdasarkan fakta, ucapan pemimpin yang
amanah akan menentramkan anggotanya, tidak akan meresahkan publik, dan tidak
menimbulkan fitnah. Pemimpin yang amanah memegang teguh kebenaran dan
idealisme yang diyakininya. Pemimpin yang amanah akan menepati janji yang
diucapkannya. Jabatan bagi seorang pemimpin yang amanah bukanlah sebuah warisan
yang turun temurun yang terus dipertahankan tanpa memperdulikan aturan dan
konstitusi yang ada. Pemimpin yang amanah memandang sebuah jabatan adalah
amanah dari Allah yang akan dipertangggungjawabkan kepada Allah.
• Karakter Tabligh
Tabligh berasal dari kata balagha yang berarti sampai, maksudnya
menyampaikan informasi seperti adanya. Nabi Muhammad adalah seorang penyampai
risalah Tuhan. Dimulai saat wahyu pertama turun pada tanggal 17 Ramadhan.
Rasulullah menyampaikan pesan kepada umatnya dengan diawali perintah dari Allah,
dan beliau tidak berbicara kecuali sesuai wahyu dari Allah. Nabi Muhammad
mendapatkan gelar khusus dari Allah, yaitu mundhir (pemberi peringatan). Predikat
mudhir yang disandang menuntut beliau untuk menguasai informasi agar dapat
memimpin umatnya serta bertugas untuk menyampaikan risalah kepada manusia.
Tabligh dalam kepemimpinan juga bermakna open management, serta ber-amar
ma’ruf nahi mungkar (mengajak melakukan kebaikan dan menjauhi larangan).

15
Perilaku pemimpin tabligh adalah berani menyatakan kebenaran dan bersedia
mengakui kekeliruan.
• Karakter Fathonah
Fathonah memiliki arti cerdas. Cerdas yang ada dalam diri Nabi Muhammad
tidak hanya pandai, tetapi juga cerdas yang dibangun dari ketakwaan kepada Allah
dan memiliki keterampilan yang teruji. Kecerdasan Rasulullah lebih dari kondisi
beliau yang tidak bisa menulis dan membaca, tetapi pemecahan permasalahan pelik
dapat diselesaikan. Cerdas tidak hanya menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan
prestasi akademis saja, karena nyatanya Rasulullah adalah orang yang buta huruf,
namun kecerdasan juga berkaitan dengan life-skill dan soft-skill yang tercermin dari
perilaku dalam kehidupan. Kecerdasan seseorang bisa terlihat dari cara dia
memperlakukan orang lain, cara menjaga harta yang dimiliki, dan cara bersikap untuk
menghadapi masalah. Sifat fathonah Rasulullah bisa dipelajari dari cara beliau
menyelesaikan berbagai masalah.
Nabi Muhammad yang mendapat karunia dari Allah dengan memiliki
kecakapan dan kecerdasan yang luar biasa menjadikan bekal untuk kesuksesan
kepemimpinan. Dalam kepemimpinan, beliau adalah tokoh yang patut menjadi
panutan karena menjadi pemimpin yang cerdas yang akan mampu memberi petunjuk,
nasihat, bimbingan, pendapat, dan pandangan bagi manusia lainnya.
Perilaku pemimpin yang fathonah tercermin pada etos kerja dan kinerja
pemimpin yang memiliki skill yang teruji dan terampil. Seorang pemimpin yang
cerdas harus pandai mengontrol emosi agar tetap stabil. Pemimpin tersebut harus
sanggup menyelesaikan permasalahan dengan cepat, tepat, dan bijaksana.
Implementasinya adalah pemimpin yang cerdas harus memahami akar permasalahan
yang dihadapi dan tindakan yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi permasalahan
tersebut tanpa menimbulkan permasalahan lain.4
b. Tipe Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dalam Konteks Pendidikan

4
Khotimatul Azizah, ‘Analisis Karakter Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW Dalam Bidang Pendidikan’, Ash-
Shuffah: Jurnal Penelitian Mahasiswa, 1.1 (2022), 1–15 <http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/Ash-
Shuffah/article/view/454>.

16
Gaya kepemimpinan Nabi Muhammad SAW yaitu kepemimpinan
transformasional, bisa dianggap sebagai model ideal dalam pendidikan berdasarkan
prinsip-prinsip kepemimpinan yang baik, terutama jika dilihat dari perspektif teori
kepemimpinan transformasional yang dianggap sebagai pendekatan terkini. Teori ini
menggambarkan seorang pemimpin yang mampu mempengaruhi atau mengarahkan
bawahannya dengan cara yang efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Dalam konteks pendidikan, karakteristik publik Nabi Muhammad SAW dapat
dikategorikan ke dalam berbagai komponen kepemimpinan transformasional.
• Nabi Muhammad SAW memberikan keteladanan dari dirinya sendiri, mampu
menularkan nilai-nilai moral, dan memiliki etika yang tinggi, yang termasuk dalam
kategori komponen pengaruh ideal kepemimpinan. Hal ini berarti perilaku
pemimpin harus menjadi teladan bagi bawahannya, yang akan menghasilkan
penghormatan dan kepercayaan dari mereka.
• Nabi Muhammad SAW juga dikenal memberikan pujian atau motivasi kepada
bawahannya, yang termasuk dalam komponen motivasi yang inspirasional. Dengan
sifat ini, pemimpin dapat meningkatkan kepercayaan diri dan menginspirasi
individu dalam lingkungan pendidikan untuk menjadi pemimpin atas diri mereka
sendiri.
• Nabi Muhammad SAW selalu mempraktikkan musyawarah dalam memecahkan
masalah, yang termasuk dalam kategori komponen stimulasi intelektual. Dalam
proses musyawarah, semua anggota dapat memberikan kontribusi dan ide, sehingga
solusi yang dihasilkan merupakan hasil dari kolaborasi yang melibatkan semua
pihak.
• Nabi Muhammad SAW dekat dengan umat dan berkomunikasi dengan efektif,
yang termasuk dalam kategori komponen pertimbangan yang didasarkan pada
individu. Perilaku ini meliputi pendekatan emosional kepada anggota,
pendelegasian wewenang, pembinaan, bimbingan, dan komunikasi dua arah yang
efektif.
Selain itu, sifat personal Nabi Muhammad SAW juga dapat dikategorikan ke dalam
dua komponen kepemimpinan transformasional. Pertama, sifat jujur, amanah, tabligh,
kharismatik, keyakinan diri yang kuat, komitmen tinggi, tekun, dan pekerja keras serta

17
militan, yang termasuk dalam komponen pengaruh ideal kepemimpinan. Sifat-sifat ini
dapat menumbuhkan rasa hormat dan percaya diri bagi bawahan. Kedua, sifat cerdas atau
fathonah Nabi Muhammad SAW, yang termasuk dalam komponen stimulasi intelektual.
Kemampuan ini dibutuhkan untuk memecahkan masalah dengan baik dan menghasilkan
inovasi yang kreatif.
Secara keseluruhan, dengan memenuhi komponen-komponen kepemimpinan
transformasional, tipe kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dapat dianggap sebagai tipe
kepemimpinan yang dapat diaplikasikan secara efektif dalam dunia pendidikan.5

5
Resti Nur Anisa Muhammad Nur’ain, Nadia Rapinah, Nor Syifa, ‘Kepemimpinan Rasulullah SAW’, Edu-Leadership,
3.1 (2023), 10.

18
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Field work dalam kepemimpinan melibatkan pengembangan pemimpin yang mampu
beroperasi secara efektif di lapangan atau di lingkungan kerja yang dinamis dan berubah-ubah.
Hal ini melibatkan pemahaman mendalam tentang tantangan, peluang, dan dinamika yang terlibat
dalam mengelola tim atau organisasi di lapangan.

Pentingnya latar belakang ini terletak pada kemampuan pemimpin untuk:

1. Memahami Realitas Lapangan: Pemimpin yang berpengalaman di lapangan memiliki


pemahaman yang lebih dalam tentang kondisi nyata yang dihadapi oleh tim atau organisasi
mereka. Mereka dapat mengidentifikasi hambatan, potensi, dan solusi yang sesuai dengan konteks
lapangan.

2. Mengambil Keputusan Berbasis Data: Melalui pengalaman di lapangan, seorang pemimpin


dapat mengumpulkan data langsung dari sumbernya dan menggunakan informasi ini untuk
membuat keputusan yang lebih tepat. Mereka memiliki wawasan langsung tentang bagaimana
keputusan tersebut akan berdampak pada kinerja dan hasil di lapangan.

3. Mengembangkan Keterampilan Komunikasi dan Kolaborasi: Interaksi langsung dengan


tim dan pemangku kepentingan di lapangan membantu pemimpin dalam mengembangkan
keterampilan komunikasi yang efektif dan membangun hubungan kerja yang solid. Mereka belajar
cara bekerja secara kolaboratif dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama.

4. Beradaptasi dengan Perubahan: Lingkungan lapangan seringkali berubah dengan cepat,


dan pemimpin yang berpengalaman di lapangan terbiasa beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Mereka memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk merespons situasi yang dinamis tanpa
kehilangan fokus pada tujuan jangka panjang.

5. Menginspirasi dan Memotivasi Tim: Pemimpin yang terlibat langsung di lapangan


memiliki kesempatan untuk membangun hubungan yang kuat dengan tim mereka. Mereka dapat
menginspirasi dan memotivasi anggota tim dengan menjadi teladan yang tangguh dan memiliki
pemahaman yang mendalam tentang tantangan yang dihadapi oleh tim.

19
field work dalam kepemimpinan adalah kunci untuk menghasilkan pemimpin yang tangguh,
adaptif, dan mampu mengarahkan tim atau organisasi mereka menuju kesuksesan dalam
lingkungan kerja yang dinamis

20
REFERENSI
Aisyah, Nisrina Prili, ‘Analisis Gaya Kepemimpinan Joko Widodo’, Researchgate.Net, June,
2022, 0–12 <https://www.researchgate.net/profile/Nisrina-Prili-
Aisyah/publication/361490191_ANALISIS_GAYA_KEPEMIMPINAN_JOKO_WIDODO/
links/62b46e7f89e4f1160c95a014/ANALISIS-GAYA-KEPEMIMPINAN-JOKO-
WIDODO.pdf>

Azizah, Khotimatul, ‘Analisis Karakter Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW Dalam Bidang
Pendidikan’, Ash-Shuffah: Jurnal Penelitian Mahasiswa, 1.1 (2022), 1–15
<http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/Ash-Shuffah/article/view/454>

Muhammad Nur’ain, Nadia Rapinah, Nor Syifa, Resti Nur Anisa, ‘Kepemimpinan Rasulullah
SAW’, Edu-Leadership, 3.1 (2023), 10

Sani, Andi Rizal, ‘Analisis Tokoh-Tokoh Kepemimpinan’ (academia.edu, 2017), p. 36


<https://www.academia.edu/35028892/Analisis_Tokoh_tokoh_Kepemimpinan_docx>

Wahyu, Raffi, ‘Analisis Kepemimpinan Transformasional Presiden Joko Widodo Dalam Konteks
Organisasi Modern’, Raffi Wahyu Kusuma, S Benny Pasaribu, Ph.D, 2023
<https://www.academia.edu/104488414/ANALISIS_KEPEMIMPINAN_TRANSFORMAS
IONAL_PRESIDEN_JOKO_WIDODO_DALAM_KONTEKS_ORGANISASI_MODERN
>

21

Anda mungkin juga menyukai