Anda di halaman 1dari 2

SAMBUTAN BUPATI ACEH SINGKIL

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas Rahmat dan Karunia-
Nya sehingga kita mendapat kenikmatan dan berada dalam keadaan sehat wa Afiat
Sebagaimana dimaklumi bersama bahwa ketahanan pangan merupakan suatu kondisi terpenuhinya
pangan bagi masyarakat yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun
mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan keyakinan,
agama dan budaya masyarakat untuk hidup sehar, aktif dan produksi secara berkelanjutan. Oleh
karena itu, ketahanan pangan akan mudah terwujud, apabila antara pemerintah pusat, provinsi dan
kabupaten/kota serta masyarakat bersama-sama berkomitmen, konsisten dan bersinergi untuk
mewujudkan ketahanan pangan. Kemampuan untuk menghasilkan pangan dan terwujudnya
ketahanan pangan, bukan kondisi yang bersifat statis, melainkan bersifat dinamis. Artinya, bahwa
keberhasilan pencapaian produksi pangan, belum sepenuhnya menjamin tercapainya ketahanan
pangan.
Hal ini mengingat pangan tersebut, belum tentu sepenuhnya dapat diakses dan dijangkau oleh seluruh
kelompok masyarakat. Pada era globalisasi yang serba terbuka seperti sekarang ini, pengaruh
perkembangan global sangat berpotensi menentukan status ketahanan pangan. Beberapa pengaruh
global yang perlu mendapat perhartian yang merupakan tantangan dan hambatan dalam upaya
mewujudkan ketahanan pangan ke depan, diantaranya adalah :
1. Adanya pengaruh perubahan iklim global, diantaranya mengakibatkan munculya berbagai
bencana alam seperti kekerungan, kebakaran sehingga mengancam terhadap keberhasilan
peningkatan produksi bahan pangan
2. Adanya kelangkaan dan kompetisi pemanfaatan sumbedaya alam, diantaranya mengakibatkan
terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian, sehingga lahan-lahan produktif untuk
melakukan usaha tani/komoditas pangan semakin berkurang.
3. Adanya pengaruh globalisasi perdagangan internasional, diantaranya akan berpengaruh
terjadinya geolak pasar dunia akan secara cepat mengakibatkan terjadinya gejolak harga pasar
nasional/domestic, yang tentunya dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat.
Berbagai tantangan dalam pembangunan ketahanan pangan tersebut, juga terus dihantui dengan
penambahan jumlah penduduk dengan angka cukup tinggi, baik di Kabupaten Aceh Singkil maupun
secara nasional, yang tentunya memerlukan pemenuhan bahan pangan yang cukup berkualitas
dengan harga yang terjangkau daya beli masyarakat. Beberapa bentuk implementasi program dalam
rangka tantangan pembangunan ketahanan pangan, termasuk diantaranya antisipasi untuk penangan
terjadinya kerawanan pangan transien akibat terjadinya bencana maupun kerawanan kronis akibat
struktur masyarakat yang miskin dan kondisi infrastruktur desa yang buruk.

i
Undang-undang No. 18 Tahun 2012 tentangn Pangan Pasal 114 dan Peraturan Pemerintah No. 17
Tahun 2015 tentangan Ketahanan Pangan dan Gizi Pasal 75 mengamanatkan Pemerintah dan
Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangan berkewajiban mambangun, menyusun dan
mengembangkan Sistem Indormasi Pangan dan Gizi yang terintegrasi, yang daoat digunakan untuk
perencanaan, pemantauan dan evaluasi, stabilitasi pasokan dan harga pangan dan gizi. Informasi
tentangn kethanan dan kerentanna pangan penting untuk memberikan informasi kepada para
pengambil keputusan dalam pembuatan program dan kebijakan, baik di tingkat pusat maupun tingkat
local, untuk lebih memprioritaskan intervensi dan program berdasarkan kebutuhan dan potensi
dampak kerawanan pangan yang tinggi. Informasi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai salah satu
instrument untuk mengelola krisis pangan dalam rangka upaya perlindungan/penghindaran dari krisis
pangan baik jangka pendek, menengah maupun panjang.
Dalam rangka menyediakan informasi ketahanan pangan yang akurat dan komprehensid maka
disusunlah Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan sebagai salah satu instrument yang dapat
digunakan untuk monitoring ketahanan pangan wilayah. Sebagai tindak lanjur penyusunan FSVA
Nasional dan FSVA Provinsi dengan sampai tingkat kecamatan makan disusun pula FSVA Kabupaten
Aceh SIngkil dengan analisis sampai tingkat desa.
Dengan demikian, permasalahan pangan dapat didektesi secara cepat berdasarkan cakupan
wilayahnya. Untuk mengakomodir perkembangan situasi ketahanan pangan dan pemekaran wilayah
desa, maka dilakukan pemutakhiran FSVA Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2023. Pada hari ini saya
nyatakan Penerbitan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Kabupaten Aceh SIngkil Tahun 2023
sebagai sarana informasi bagi para pengambil keputusan untuk secara cepat dalam mengidentifikasi
daerah yang lebih rentan pangan, sehingga program dari berbagai sector seperti pelayanan jasa,
pembangunan manusia dan infrastruktur yang berkaitan dengan ketahanan pangan, dapat
memberikan dampak yang lebih baik terhadap kehidupan serta ketahanan pangan dan gizi masyarakat
di tingkat desa.
Saya pesankan kepada seluruh perangkat desa pemerintah Kabupaten Aceh Singkil untuk dapat
memanfaatkan PETA ini dalam perencanaan pemantapan ketahanan pangan yang sekaligus
menurunkan kerentann pangan.
Demikian beberapa hal yang perlu saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini, semoga segala
upaya yang kita lakukan mendapatkan Ridho Allah Subhanahu Wata’ala. Terima atas perhartiannya.

Ditetapkan di Aceh Singkil


Pada Tanggal

Pj. Bupati Aceh Singkil

AZMI
ii

Anda mungkin juga menyukai